Orang mukmin dengan mukmin yang lain itu bagaikan bangunan yang saling

Antara seorang mukmin dan mukmin yang lainnya adalah bagaikan (C) satu bangunan yang saling menguatkan.

Sebab dalam hadis riwayat at-Tirmizi diterangkan: “Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama lainnya.

Sehingga jawabannya ada pada pilihan jawaban yang C.

Antara seorang mukmin dan mukmin yang lainnya adalah bagaikan ….

a. satu barisan yang rapi dan saling bekerja sama.

b. satu pakaian yang coraknya beragam.

c. satu bangunan yang saling menguatkan.

d. satu rangkaian tali yang saling menguatkan.

Penjelasan

  • Maksud soal: antara sesama mukmin itu bagai apa ?.
  • Kata kunci: seorang mukimin.
  • Jawabannya adalah C.

Belajar online kali ini, kata kuncinya ada pada seorang mukmin dengan mukmin lain, bagaikan apa. Berdasarkn hadis at Tirmizi bagaiakan satu bangunan yang saling menguatkan.

Hal ini disebutkan di dalam buku paket kelas 9 pada halaman 269:

Orang mukmin dengan mukmin yang lain itu bagaikan bangunan yang saling

Dengan demikian, jelas jawaban yang benar adalah C.

  • Sedangkan A, B dan D salah.

Satu barisan yang rapi, satu pakaian, satu tali salah, sebab berdasarkan hadi yang diriwayatkan at Tirmizi, sesama mukimin bukanlah bagai satu barisan, pakaian maupun tali. Sehingga jawaban A, B dan juga D salah.

Verifikasi

Antara seorang mukmin dan mukmin yang lainnya adalah bagaikan

(C) satu bangunan yang saling menguatkan, hal ini disebutkan dalam hadis at Tirmizi.

Orang mukmin dengan mukmin yang lain itu bagaikan bangunan yang saling

Jawaban diverifikasi BENAR 💯

3. Diamini Malaikat

Di dalam kitab shahih pula disebutkan:

"إِذَا دَعَا الْمُسْلِمُ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ: آمِينَ، وَلَكَ بِمِثْلِهِ"

Apabila seorang muslim berdoa untuk kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, maka malaikat mengamininya dan mendoakan, "Semoga engkau mendapat hal yang serupa.”

4. Ibarat Satu Tubuh

"مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهم وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَوَاصُلِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بالحُمَّى والسَّهَر"

Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat).

Di dalam hadis sahih disebutkan pula:

"الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا"

Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.

Lalu Rasulullah Saw. merangkumkan jari jemarinya.

قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَجَّاجِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا مُصْعَبُ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ قَالَ: سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ السَّاعِدِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الْمُؤْمِنَ مِنْ أَهْلِ الْإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ، يَأْلَمُ الْمُؤْمِنُ لِأَهْلِ الْإِيمَانِ، كَمَا يَأْلَمُ الْجَسَدُ لِمَا فِي الرَّأْسِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hajjaj, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Sabit, telah menceritakan kepadaku Abu Hazim yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi r.a. menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya orang mukmin dari kalangan ahli iman bila dimisalkan sama kedudukannya dengan kepala dari suatu tubuh; orang mukmin akan merasa sakit karena derita yang dialami oleh ahli iman, sebagaimana tubuh merasa sakit karena derita yang dialami oleh kepala.

5. Menolong Saudara Dicukupi Kebutuhannya oleh Allah

عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ سَالِمًا أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Salim mengabarkannya bahwa Abdullah bin Umar radliallahu anhuma mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari qiyamat". (HR. Bukhari) [No. 2442 Fathul Bari] Shahih.

Editor : Kastolani Marzuki

Bagikan Artikel:




Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw

SENIN, 8 MEI 2017

-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ، وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله، وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم، وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،

اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير

Yang kita hormati dan kita cintai guru-guru kita Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan semoga panjang umur dan di murahkan rezkinya, kemudian juga Habibanal Mahbub Al-Habib Muhammad Al-Bagir bin Alwi bin Yahya kita doakan mudah-mudahan panjang umur sehat wal afiyat, juga kepada Habib Ahmad Al-Idrus, guru kita Al-Habib Ahmad Al-Kaff kita doakan panjang umur dan sehat wal afiyat, juga kepada tamu kita yang malam ini telah sampai, hadir dan berkumpul di majelis mulia ini guru kita Syekh Soleh bin Abdul Qodir Al-Bahaini kita doakan panjang umur dan sehat wal afyat,  Ust. Abdussalam maupun para guru lainnya.

Alhamdulillah setelah kita bersyukur ke hadirat Allah sholawat dan salam kita haturkan untuk baginda Nabi besar Muhammad Saw. Lalu kemudian kita akan melanjutkan pelajaran kita dalam kitab Qutuful Falihin yang di karang oleh guru kita Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz semoga Allah panjangkan usianya, Allah sehatkan badannya, Allah kabulkan segala hajatnya dan senantiasa di kumpulkan oleh kita semua di dunia maupun akhirat Amin Ya Rabbal Alamin.

Kita baca Hadist yang ke 46

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

  1. عن أبي موسى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعضا) وشبك بين أصابعه. متفق عليه

Dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan” kemudian beliau menggeggamkan jari-jarinya(Muttafaqun Aleih)

Hadist ini adalah suatu hadist yang pertama yang berbicara tentang kehormatan orang muslim dan hal-hal yang wajib di pahami dan di agungkan setiap muslim yang satu kepada muslim lainnya. Kita lihat bahasa hadist yang pertama المؤمن للمؤمن orang  mukmin  yang satu dengan yang lainnya . Saya kepada anda, anda kepada saya, kita kepada tetangga kita yang muslim, ini di kasih suatu gambaran oleh baginda Rasul perumpamaan.

Perumpamaan disini  كالبنيان seperti bangunan. Bangunan yang terdiri isinya dari batu, pasir, tanah, semen, besi, atau apapun sehingga bisa menjadi bentuk bangunan. Ini kita di beri contoh oleh Rasul agar otak kita mudah menangkapnya. Muslim satu atau mukmin satu dengan yang lainnya seperti bangunan. Yang mana bangunan tadi kalau sudah kokoh sulit untuk di robohkan.

Gambaran ini saudara namanya gambaran yang terlihat oleh kasat mata kita, yang bisa di ketahui oleh nalar pikiran kita. Tapi yang di maksud Rasul muslim satu dengan lainnya bukan bangunan. Tapi yang di maksud hubungan antara kita dengan lainnya sesama muslim, orang yang beriman wajib saling mencintai, saling memberi, saling menasehati, saling mengagungkan.

Muslim atau Mukmin jikalau bersatu akan menjadi kuat seperti bangunan tadi. يشدّ بعضه بعضا satu dengan yang lainnya saling mengeratkan, saling mendukung, كالبنيان يشدّ بعضه بعضا sebagian yang lain mampu kepada sebagian yang lainnya yang tidak mampu. Sehingga Islam itu menjadi kuat. Bahkan di beri permisalan atau percontohan oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Dalam hadist yang sangat singkat ini ada 2 percontohan. Yang dua-dua nya percontohan hissi. Kalau tadi seperti bangunan,  pada ujung hadist ini yaitu Rasul memasukan jari-jarinya dari satu tangan ke jari-jari tangan yang sebelah kiri, ini percontohan juga. Kalau tadi bangunan satu permisalan, dalam hadist yang singkat ini Nabi beri contoh lagi.

Tapi intinya kita bisa menangkap arti dari saling menguatkan, saling memberi dan saling menolong. Sehingga dari hadist ini yang pertama kita bisa ambil percontohan dari Rasul bahwa orang mukmin satu kepada yang lainnya itu harus saling menolong, harus saling menguatkan, kita lihat sapu lidi, satu lidi itu ringan, ada sampah disini kita bersihin dengan satu lidi kira-kira bisa atau tidak? Dua tidak bisa, tiga tidak bisa, minimal harus kita kumpulin sepuluh, dua puluh, lima puluh, lalu kita ikat kita bisa membersihkan kotoran. Begitu juga orang mukmin kalau dia sendiri dia lemah. Makanya dari hadist ini kita bisa memahami, orang mukmin yang baik itu tidak boleh menganggap dirinya paling baik. Bergerak sendiri, baik dalam urusan dunia atau urusan agama. Kita berdagang urusan dunia saja harus ada partner. Saya dagang tempe keliling di hutan ada yang beli atau tidak? Saya dagang tempe di pasar ada yang beli atau tidak? Begitu juga saya mau mengaji di rumah buka kitab sendiri saja, kira-kira bisa mengerti atau tidak? Saya harus pergi ke Majelis Ta’lim, baru kita bisa memahami. Saling memberi, saling menolong, saling mendukung, saling menguatkan, seperti bangunan yang kokoh. Tidak mungkin bangunan itu menjadi kokoh kecuali kompak, antara pasir, air, semen dsb. Dan dari hadist ini juga bisa kita memahami bahwa tujuan dari pada hadist ini agar muslim satu dengan muslim lainnya saling menghormati, saling mencintai,

Kalau gambaran dari Rasul seperti bangunan dan mengeratkan jarinya. Allah sebut dalam Al-Qur’an

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Anda kalau pergi ke Amerika di sana ada orang muslim itu saudara anda. Orang Indonesia pergi ke Inggris ketemu orang muslim disana saudara. Orang Inggris, orang Yaman, orang manapun kalau dia beriman datang ke negeri kita dia saudara kita. Kita lihat bagaimana pergerakan dakwah begitu mudah. Sayyidil Habib Umar bisa datang ke negeri kita di sambut melebihi sambutan kita kepada Ibu Bapak kita. Beliau dari Indonesia pergi ke Thailand, dari Thailand pergi ke Malaysia, pergi ke Amerika, pergi ke Afrika semua menyambut. Itulah jati diri orang yang beriman semuanya bersaudara. Tidak ada masalah, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Medan, bahasa Sumatra, bahasa Kalimantan, bahasa Afrika, bahasa Asia  semuanya tidak ada masalah, yang terpenting kalian bersaudara ketika beriman kepada Allah Swt. Itu yang di maksud seperti bangunan kokoh.

Oleh karenanya ulama banyak mengatakan hubungan saudara sesama agama itu lebih utama dari hubungan darah. Sahabat ketika di usir oleh Ibu Bapaknya karena ketahuan beriman mereka tidak berkecil hati, tidak bersedih,  seorang Mus’ab bin Umair orang kaya raya anak kesayangan Bapak dan Ibunya ketika dia ini ketahuan beriman kepada Allah Swt, di usir dari rumahnya dan punya baju hanya yang menempel di badan. Tapi hatinya senang karena di sambut oleh orang-orang beriman. Dia punya saudara yang hubungannya lebih kuat dari pada kekeluargaan. Kita lihat para sahabat dari kampungnya di usir pindah ke Madinah, di sana di sambut. Makanya kita harus jaga hubugan persaudaraan di bawah bendera

لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّهِ

         Sampai Nabi memperingatkan jangan saling membenci, jangan saling tipu menipu, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara  الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ  Muslim itu bersaudara bagi muslim yang lainnya, Jangan menzaliminya dan jangan memasrahkannya (HR. Bukhori-Muslim)

Taqwa itu bukan di baju, bukan di wajah, bukan di kulit, bukan di bahasa, Taqwa itu di hati kata Nabi. Cukup kalau si fulan itu bukan orang baik dia berdosa ketika dia meremehkan saudaranya yang muslim.

Dulu Imam Abdurrahman bin Auf yang kalau kita buka sejarahnya beliau itu orang kaya, sampai ketika beliau berjuang bersama Rasul di kota Madinah itu di waktu pagi kata Sayyidatuna Aisyah berisik sekali, ternyata Abdurrahman bin Auf membawa 700 Onta dari Syam ke kota Madinah di beri untuk Rasulullah. Kalau memberi uang kepada Rasul karungan(banyak sekali). Waktu beliau meninggal dunia beliau menulis wasiat. Duit saya, emas saya, harta saya bagikan terutama keluarganya Rasulullah. Istri-istri nya Rasulullah.

Di Mekkah juga jadi orang kaya, ketika hijrah ke Madinah jatuh miskin tidak punya apa-apa hanya pakaian yang menempel di badan. Lalu Rasul mempersaudarakan orang-orang Anshor Madinah dengan kaum Muhajirin. Nabi tunjuk Saad bin Rabi’ Al-Anshory kamu bersaudara  dengan Abdurrahman bin Auf. Maka di bawa kerumahnya oleh Saad bin Rabi’. Wahai Abdurrahman kamu sekarang saudara saya, saya ini orang paling kaya di Madinah. Tapi hari ini, semua harta saya saya belah jadi dua, saya beri setengah buat engkau setengah buat saya. Kata Sa’ad bin Rabi’ dan saya mempunyai 2 istri, engkau lihat mana yang cocok, engkau sebut nanti saya ceraikan  saya beri untuk engkau. Akhirnya Abdurrahman bin Auf memulai dagang kembali dan menjadi orang kaya raya.

Jadi Muslim dan Mukmin satu dengan yang lainnya saling bersaudara, setiap orang yang cinta nya sesama mukmin semakin dahsyat ini pertanda imannya makin tebal. Ini bahasa Hadist  كالبنيان يشدّ بعضه بعضا orang mukmin itu seperti bangunan yang kokoh. Kompak, kuat dan bersatu. Artinya disini tidak memandang orang mukmin itu mau orang miskin, orang fakir, orang bodoh, tidak mengerti apapun tapi dia beriman kepada Allah semuanya bersaudara. Gambaran yang ke dua  Nabi Satukan tangan, ini tandanya kekuatan iman dan islam itu, kuatnya Islam itu ketika umat islam kompak. Ketika bersatu saling memberi bahkan dalam Al-Qur’an seperti bangunan yang berdiri kokoh. Mudah-mudahan Allah kuatkan tali persaudaraan kita.

Makanya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam Ratib itu kasih wiridan,

  1. Ashlahallahu umural-Muslimin, sharafallahu syarral-mu’dzin ( 3X )

(Semoga Allah memperbaiki urusan-urusan kaum Muslimin dan menjauhkan kejahatan kaum pengganggu)

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang dari zaman beliau sampai anaknya Habib Muhammad turun sampai anaknya Habib Abdurrahman setiap Minggu doannya sama. ( Ya Allah satukanlah hati orang-orang yang beriman dan perbaiki hubungan mereka dan berikan petunjuk kepada kami di jalan yang penuh keselamatan dan keluarkan kami dari jalan kegelapan menuju jalan yang penuh cahaya) mudah-mudahan Allah berikan cahaya itu kepada kita.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.