Nilai-nilai apa yang dapat diambil dari kehidupan zaman purba

Nilai-nilai apa yang dapat diambil dari kehidupan zaman purba

Masa praaksara di Indonesia telah berakhir ratusan ribu tahun yang lalu. Dari masa praaksara, terdapat berbagai nilai budaya dan tradisi yang masih relevan dalam kehidupan masyarakat Indonesia hari ini. Nilai budaya dan tradisi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Nilai religius sudah tampak pada zaman praaksara, yaitu zaman Megalitikum. Pada zaman ini, manusia praaksara sudah mengenal sistem kepercayaan animisme dan dinamisme. Adanya sistem kepercayaan ini juga mengembangkan sebuah sikap saling menghargai antarpemeluk kepercayaan.
  2. Manusia praaksara memiliki pola hidup berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan berbagai tantangan alam. Budaya gotong royong ini terlihat dari cara mereka berburu dan meramu makanan. Sejak masa Paleolitikum, manusia praaksara sudah mengenal sistem pembagian kerja untuk lebih memudahkan pekerjaan. Budaya gotong royong ini yang masih digunakan hingga hari ini.
  3. Pada zaman praaksara juga berkembang nilai-nilai keadilan untuk kehidupan sehari-hari seperti laki-laki yang bertugas untuk berburu dan wanita yang mengatur kebutuhan rumah.
  4. Menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dengan jalan musyawarah. Sejak masa praaksara, telah berlangsung budaya musyawarah dengan tingkat yang sederhana dalam memilih pemimpin dan menyelesaikan berbagai masalah.
  5. Tradisi bercocok tanam dan tradisi bahari adalah dua tradisi yang sudah ada sejak zaman praaksara. Manusia praaksara banyak melakukan kegiatan bercocok tanam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, nenek moyang kita juga sudah mengenal sistem pelayaran untuk menangkap ikan ataupun hewan laut lainnya.

Jadi, nilai dan tradisi kehidupan manusia pada masa praaksara yang masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman ini adalah nilai religius, nilai gotong royong, nilai keadilan, nilai musyawarah, tradisi bercocok tanam, dan tradisi bahari. 

apakah hiu halal menurut imam syafi' imam malik imam hambali imam hanafijawab plis ​

apakah hiu halal menurut imam hambali​

Nama-Nama Raja yang Pernah Memerintah di Kerajaan Kabupaten Gunung Patuha?? Bajotz Menguasai Trisuaka - Sinergi Papers Buka Banten Kocok

Nama-Nama Raja yang Pernah Memerintah di Kerajaan Kabupaten Gunung Patuha?? - Sinergi Papers Buka Gambar bisa saja memiliki ha Banten Kocok

Sebutkan Urutan Nama Raja Majapahit?? Pertanyaan By Fajar Lazuardi Lazuardi Fajar LinkedIn Fajar Lazuardi

kenapa banyak penegetahuan yang berdasarkan instuisi di patahkan oleh empirisme dan rasionalisme?

kerajaan kutai martapura runtuh pada tahun?​

kondisi ekonomi peristiwa pembunuhan munir​

tuliskan 1 yang tidak diperbolehkan mengeluarkan zakat fitrah!​

Sebutkan alasan mengapa kamu tidak bisa mempertahankan hubungan kita?​

Nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia adalah suatu hal yang menjadi suri tauladan atau hikmah pada masa tersebut sebagai pelajaran untuk masa sekarang. Masa praaksara sendiri merupakan suatu periode dimana masyarakat belum mengenal kegiatan membaca dan menulis. Oleh karena itu, nilai dan norma diturunkan melalui lisan dan kebiasaan yang membentuk suatu budaya atau tradisi.

Untuk menemukan nilai yang dianut oleh sebuah masyarakat, kita bisa melihat beberapa aspek dalam berkehidup, contohnya dari aspek religius atau kepercayaan dan aspek sosial beserta kegiatan yang terjadi di dalamnya. Berikut nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia.

Nilai religius (kepercayaan)

Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia mempercayai bahwa hal-hal yang terjadi dalam kehidupan berkaitan dengan kekuatan ghaib (roh halus dan makhluk ghaib). Kekuatan ghaib ini pula yang menciptakan fenomena alam seperti petir, hujan badai, gerhana matahari dan gunung meletus. Agar terhindar dari malapetaka dan hal-hal buruk, masyarakat kemudian menyembah dan memuja roh halus dan para makhluk ghaib. Kepercayaan terhadap roh halus atau makhluk ghaib seperti ini disebut animisme.

Selain percaya pada roh halus, masyarakat praaksara juga percaya bahwa beberapa benda seperti kapak, pohon, dan mata tombak memiliki kekuatan ghaib sehingga harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda-benda memiliki kekuatan ghaib disebut dengan dinamisme.

Nilai gotong royong

Nilai gotong royong di Indonesia sudah berlangsung lama dari zaman dahulu kala. Masyarakat praaksara sudah hidup secara berkelompok. Maka dari itu, mereka hidup bergotong royong untuk mewujudkan tujuan bersama. Sebagai contoh, bangunan-bangunan peninggalan masa praaksara memiliki ukuran besar sehingga perlu bergotong royong untuk membangunnya.

Baca juga:  Hasil Kebudayaan Masa Praaksara Indonesia

Nilai musyawarah

Dalam hidup berkelompok, masyarakat praaksara juga telah menerapkan nilai musyawarah, yaitu menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Hal tersebut tercermin dari kegiatan pemilihan pemimpin atau sesepuh.

Setiap suku-suku selalu memiliki satu orang pemimpin di dalamnya. Pemimpin ini mengatur masyarakat dan memberi keputusan terhadap masalah bersama. Dengan demikian, apabila terdapat masalah atau perselisihan, mereka wajib melapor kepada sesepuh. Sesepuh akan mengumpulkan pihak bermasalah dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah.

Nilai keadilan

Adil bisa memiliki arti tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-wenang. Pada masa praaksara keadilan tercemin dari cara masyarakat dalam membagi tugas. Masyarakat membagi tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap orang memiliki hak dan kewajiban berbeda-beda.

Contohnya, laki-laki – yang umumnya memiliki kekuatan fisik lebih kuat dari pada wanita – banyak melakukan pekerjaan fisik berat seperti kuli, berburu, dan menjadi tentara. Sementara itu, perempuan memiliki ketelitian dan keuletan yang lebih baik sehingga banyak di antaranya menjadi penenun dan pengatur rumah tangga.

Tradisi bercocok tanam

Tradisi bercocok tanam berkaitan dengan mata pencaharian atau pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para ahli menemukan banyak alat-alat pertanian dari masa praaksara seperti beliung persegi (alat untuk mencangkul). Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat saat itu sudah memiliki kebiasaan untuk bertani.

Nilai-nilai apa yang dapat diambil dari kehidupan zaman purba
Beliung. sumber foto: regional.kompas.com

Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda langit. Dengan mengetahui posisi bintang, mereka bisa menentukan arah. Hal ini sangat penting dalam menentukan posisi pulau dan juga pelayaran. Saat berlayar mereka akan mengikuti posisi bintang sebagai arah berlayar.

Nilai-nilai apa yang dapat diambil dari kehidupan zaman purba
Perahu bercadik. sumber: artikelsiana.com

Dalam berlayar, masyarakat praaksara umumnya menggunakan perahu cadik yang memiliki bambu atau kayu di kanan-kirinya untuk mencegah perahu oleng. Perahu bercadik ini kemudian menjadi alat transportasi utama di sungai dan laut serta menjadi angkutan penting dalam penyebaran budaya dari satu pulau ke pulau lainnya.

Baca juga:  Contoh Hak dan Kewajiban dalam Aspek Kehidupan

Kesimpulan

  1. Apa pengeritian nilai budaya? Hal-hal atau tradisi dalam masyarakat yang menjadi suri tauladan.
  2. Apa ciri-ciri dari nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia?a). Masyarkat praaksara memiliki kepercayaan terhadap roh halus dan makhlus halus serta benda-benda yang memiliki kekuatan ghaib lainnya. Mereka menyembah kekuatan ghaib dan mengkeramatkan benda-benda berkekuatan ghaib.b). Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok. Mereka bergotong royong untuk mewujudkan tujuan bersama dan memilih sesepuh untuk memimpin dalam pemecahan masalah bersama.c). Masyarakat praaksara adil dalam berkehidupan. Contoh, memberikan tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian seseorang.d). Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat praaksara bercocok tanam atau bertani.

    e). Dalam penyebaran budaya dan memenuhi kebutuhan transportasi, masyarakat membuat perahu bercadik sebagai alat transportasi air yang utama.

  3. Apa perbedaan kepercayaan animisme dan dinamisme? Kepercayaan animisme bertumpu pada kekuatan makhluk ghaib yang mengakibatkan berbagai fenomena alam sedangkan kepercayaan dinamisme bertumpu pada benda yang berkekuatan ghaib.
  4. Apa contoh nilai musyawarah pada masa praaksara di Indonesia? Contohnya yaitu dengan pemilihan pemimpin atau sesepuh yang akan bertindak sebagai penengah/pengambil keputusan terhadap masalah bersama.