Sebutkan contoh penyakit menular yang dapat ditularkan oleh serangga

Halodoc, Jakarta –  Mengonsumsi berbagai daging hewan memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Misalnya, memenuhi kebutuhan asupan nutrisi mulai dari protein, lemak, vitamin, hingga karbohidrat. Selain dikonsumsi, hewan-hewan tertentu juga bisa dijadikan peliharaan yang punya banyak manfaat, sebab kegiatan ini bisa mengusir rasa sepi, stres, bahkan bisa meningkatkan kesehatan tubuh.

Meskipun begitu, ada kalanya hewan-hewan ini bisa menimbulkan sederet masalah bagi tubuh. Pasalnya, ada beberapa penyakit yang bisa ditularkan dari hewan. Nah, berikut penjelasannya:

1. Rabies

Kata ahli, penyakit ini disebabkan oleh virus lyssaviruses yang ditularkan ke manusia dari hewan yang telah terjangkit penyakit ini. Cara penularan penyakit ini bisa melalui air liur yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan. Enggak cuma itu, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui cakaran jika sebelumnya  hewan rabies tersebut menjilati kuku-kukunya. Selain itu, dalam beberapa kasus, ada juga seseorang yang terjangkit rabies karena luka ditubuhnya terjilat oleh hewan yang terinfeksi rabies.

Nah, ketika seseorang sudah terjangkit rabies, penyakit ini pun bisa menular dari manusia ke manusia. Namun, hingga saat ini yang terbukti adalah penularan melalui transplantasi atau pencangkokan organ.

Baca juga: Timnas Inggris Divaksin Rabies, Inilah yang Perlu Diketahui

Sama halnya dengan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, waktu virus rabies untuk berinkubasi sangat bervariasi. Namun, menurut ahli virus ini biasanya bisa berinkubasi antara dua minggu sampai tiga bulan.

Nah, setelah masuk ke dalam tubuh lewat gigitan hewan yang terinfeksi, virus ini akan berkembang biak di dalam tubuh yang diinanginya. Tahap berikutnya, virus akan menuju ujung saraf dan berlanjut ke saraf tulang belakang, hingga otak dengan pengembangbiakkan yang terjadi sangat cepat. Enggak berhenti sampai di situ, virus ini pun bisa menyebar ke paru-paru, ginjal, hati, kelenjar air liur, dan organ-organ lainnya.

2. Herpes B

Menurut para ahli penyakit menular mengatakan, virus herpes B ini bisa ditularkan melalui air liur dari kera atau monyet. Kamu harus waspada, sebab virus ini berpotensi mematikan. Kata ahli, herpes B bisa menyebabkan ensefalitis (perdangan otak) yang perkembangan penyakitnya sulit ditebak. Oleh sebab itu, diagnosis dan pengobatan yang cepat dan efektif adalah kunci utama dalam menangani kondisi ini.

Untungnya, menurut ahli dari Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee, AS, kasus herpes B yang ditularkan pada manusia ini masih cukup jarang.

3. Toksoplasma

Bukan cuma rabies saja, kata ahli kucing juga bisa menularkan penyakit toksoplasmosis. Menurut ahli di atas, toksoplasma dapat terpapar pada manusia jika mereka melakukan kontak dengan kotoran kucing yang terkontaminasi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.

Bagi kamu yang sedang mengandung, sebaik perlu berhati-hati terhadap penyakit ini. Pasalnya, para ahli sangat khawatir virus ini dapat menyebar dari ibu ke janin. Gawatnya, toksoplasma sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat menyebabkan keguguran, kecacatan pada bayi, bahkan kematian bayi dalam kandungan. Yang perlu diketahui, toksoplasma berat bisa menimbulkan kerusakan pada mata, otak, dan organ lainnya.

Baca juga: Bukan Tokso, Pelihara Anjing Waspada Compylobacter

4. Lyme

Penyakit yang satu ini merupakan kondisi berupa infeksi ganas yang menyerang sistem imun. Enggak cuma itu, penyakit lyme juga bisa menyebabkan ensefalitis, meningitis, dan kelumpuhan. Kata ahli, lyme disebabkan oleh gigitan kutu yang hidup pada hewan seperti burung, rusa, dan tikus.

Nah, karena gigitan dari kutu yang disertai ruam merah kecil di kulit tak terasa sakit, banyak orang tak menyadari bila telah tergigit kutu tersebut. Ruam ini bisa berkurang atau hilang dalam waktu 1-2 minggu dan kadang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi yang bengkak.

5. Salmonellosis

Penyakit yang ditularkan dari hewan ini enggak cuma menyerang manusia melalui kontaminasi wabah dan makan telur mentah saja. Salmonellosis juga bisa ditularkan melalui kotoran dengan hewan peliharaan yang telah terinfeksi.

Kata ahli, seseorang yang terserang salmonella biasanya akan mengalami diare, demam, dan kram perut dalam waktu 12 sampai 72 jam setelah terinfeksi. Lalu, hewan apa saja sih yang bisa menularkan penyakit ini? Kata para pakar, bebek, burung, anjing, ayam, kuda, kadal, ular, dan kura-kura bisa saja menularkan penyakit ini pada tubuh manusia.

Baca juga: 4 Tips Memelihara Hewan Peliharaan Untuk Anak

Nah, bagi kamu yang ingin tahu mengenai seputar penyakit di atas, bisa kok bertanya langsung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

KOMPAS.com – Kebanyakan orang mungkin sepakat jika lalat adalah hewan kotor pembawa penyakit.

Tetapi pada kenyatannya, masih ada saja orang yang tetap melahap makanan yang telah dihinggapi hewan tersebut dengan beragam alasan.

Padahal hal itu jelas berisiko menimbulkan bahaya kesehatan.

Baca juga: Sering Diare di Pagi Hari: Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati

Berikut ini beberapa bakteri yang sering dibawa oleh lalat dan patut untuk diwaspadai:

  • Salmonella typhosa
  • Spesies Salmonella yang lain
  • E. coli
  • Shigella dysenteriae

Melansir Buku Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas (2009) karya Dr. Budiman Chandra, diterangkan bahwa agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah bakteri enterik yang ditularkan oleh lalat rumah.

Ada beberapa jenis penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat rumah, di antaranya yakni:

1. Demam tifoid dan paratifoid

Demam tifoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. 

Penyakit ini memiliki gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.

2. Diare

Diare atau mencret merupakan kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar lebih
sering dari biasanya.

Baca juga: Sering Salah Penanganan, Ini 3 Cara Tepat Obati Diare pada Anak

3. Disentri

Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau lendir.

4. Kolera

Kolera adalah adalah penyakit diare akut akibat infeksi bakteri yang bernama Vibrio cholerae.

5. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung.

6. Amebiasis

Amebiasis adalah suatu infeksi usus besar dan infeksi hati yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica.

7. Infestasi helmintik

Infestasi helmintik dapat dimaknasi sebagai infeksi cacin pada tubuh manusia

8. Yaws

Frambusia, patek atau puru (bahasa Inggris: yaws) adalah suatu infeksi bakteri jangka panjang (kronis) yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi.

9. Poliommieltis

Polio, atau yang disebut juga dengan poliomyelitis adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik.

Baca juga: Bawang Merah Terbukti Ampuh Atasi Demam pada Anak, Ini Cara Kerjanya

10. Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva atau selaput bening yang menutupi bagian putih mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata

11. Trakoma

Trakoma adalah salah satu infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

Trakoma biasanya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dahulu, dengan gejala awal berupa iritasi dan gatal ringan

12. Antraks

Antraks adalah penyakit langka yang disebabkan oleh bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis.

Seseorang yang makan atau minum sesuatu yang mengandung antraks gastrointestinal mungkin akan mengalami gejala:

  • Demam
  • Pembengkakan di leher atau kelenjar dan nyeri saat menelan
  • Mual, kehilangan nafsu makan, dan muntah
  • Diare berdarah yang berat pada stadium lanjut
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Kemerahan pada wajah dan mata
  • Pingsan
  • Nyeri dan pembengkakan di perut

Kenapa lalat sulit ditangkap?

Mengingat bahayanya, beberapa dari Anda mungkin pernah kesal dan ingin membunuh setiap lalat yang lewat.

Namun, hal itu kadang tak berjalan sesuai harapan karena ternyata lalat sulit sekali ditepuk atau dipukul.

Baca juga: 7 Fakta Penting tentang Demam Berdarah (DBD)

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengenai kenapa hal itu bisa terjadi?

Melansir Buku Amazing You! Resep Rahasia Kehidupan Luar Biasa (2011) karya dr. Andhyka P. Sedyawan, dijelaskan bahwa lalat memiliki 100.000 sel otak aktif yang jauh lebih kompleks dari otak lebah.

Dengan otak itu, lalat nyatanya memiliki sistem yang cepat untuk mengantisipasi bahaya yang datang, termasuk bahaya tepukan yang berujung kematian.

Menghindari tepukan bagi lalat, bukanlah hal yang sulit. Saat terancam, otak lalat akan merespons dengan melakukan menuver yang supercepat.

Bahkan, maneuver tersebut dapat dilakukan lalat dengan melakukan ke arah yang berlawanan.

Dengan kata lain, lalat sulit dipukul karena mereka bisa bereaksi terhadap suatu gerakan 5 kali lebih cepat dari manusia.

Bulu senstif pada tubuh mereka mengirim langsung data ke sayap sehingga lalat bisa langsung mengambil respons cepat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.