Nama lain dari remaja madya ialah

Didalam Anggaran Dasar PMI pada Bab VII pasal 11 disebutkan : Organisaasi PMI mempunyai anggota yaitu :

1. Anggota Remaja.

2. Anggota Biasa.

3. Anggota Kehormatan.


1. ANGGOTA REMAJA.

    Wanita – Pria usia di bawah 18 tahun Warga NegaraIndonesia

    Mendaftarkan diri secara sukarela di sekolah masing-masing.

    Mendapat ijin atau persetujuan orang tua.


KEWAJIBAN :

    Mengikuti pendidikan dan latihan dasar Kepalangmerahan.

    Bersedia membantu tugas – tugas Kepalangmerahan dan tergabung dalam wadah / kegiatan Palang Merah Remaja.

    Menjaga nama baik organisasi serta mempererat persahabatan baik nasional maupun internasional.

    Mempertinggi ketrampilan dan kecakapan dalam tugas Kepalangmerahan.


HAK :

    Dapat menjadi Anggota Biasa PMI jika telah mencapai usia 18 tahun.

    Mendapat kesempatan pendidikan Kepalangmerahan.

    Ikut aktif dalam Palang Merah Remaja.

    Dapat mengikuti kegiatan – kegiatan sebagai Anggota Remaja baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri.


PALANG MERAH REMAJA

Palang Merah Remaja di bentuk oleh PMI pada bulan Maret 1950 yang merupakan perwujudan dari keputusan Liga Palang Merah ( League of the Red Cross and Red Crescent Societies ). Terbentuknya PMR di Indonesia ini dan juga PMR dibeberapa Palang Merah Nasional lainnya dilatarbelakangi oleh pecahnya Perang Dunia ke 1, dimana pada waktu itu Palang Merah Australia mengerahkan anak – anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Kepada mereka diberikan tugas ringan, seperti mengumpulkan pakaian bekas, majalah – majalah bekas dari dermawan, menggulung pembalut dan sebagainya. Anak – anak ini dihimpun dalam sebuah organisasi yang dinamakan “Palang Merah Remaja“, kemudian prakarsa ini diikuti oleh negara – negara lain.


Keanggotaan PMR dibagi dalam tiga tingkatan antara lain :

PMR MULA : Setingkat usia murid SD, 7 – 12 tahun, Badge warna HIJAU.

PMR MADYA : Setingkat usia murid SLTP, 13 – 16 tahun, Badge warna BIRU.

PMR WIRA : Setingkat usia murid SLTA, 17 – 21 tahun, Badge warna KUNING.

Walaupun PMR sesuai dengan tingkatnya, adakalanya diperbantukan pula dalam tugas – tugas Kepalangmerahan, seperti turut membantu memberikan pertolongan P3K, dan lain – lain, namun tugas kewajiban utama yang dibebankan kepada PMR adalah :


    Berbakti kepada masyarakat.

    Mempertinggi ketrampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.

    Mempererat persahabatan nasional dan internasional.


2. ANGGOTA BIASA PMI

    Wanita – Pria usia di atas 19 tahun Warga NegaraIndonesia

     Mendaftarkan diri secara sukarela atas nama pribadi.

    Mengetahui azas dan tujuan PMI dan bersedia mengikuti tata tertib organisasi PMI.


KEWAJIBAN :

    Membayar iuran anggota.

    Menyumbangkan pikiran, tenaga dan dana untuk menolong sesama yang menderita sesuai dengan kemampuan.

    Menjaga nama baik organisasi.

    Memajukan organisasi.


HAK :

    Hak suara dalam rapat organisasi.

    Hak memilih dan dipilih, menjadi Pengurus PMI.

    Mendapatkan informasi tentang organisasi.

    Mendapatkan kesempatan pendidikan dan latihan Kepalangmerahan.

    Ikut aktif dalam Korps Sukarela.

    Mendapatkan kesempatan begotongroyong, dan saling menolong antara anggota PMI.

    Menikmati kepuasan batin sebagai insan yang memperhatikan nasib sesama.


KETERANGAN :

    Anggota PMI adalah kekuatan inti organisasi.

    Anggota PMI adalah potensi sumberdaya dan dana organisasi.

    Anggota PMI pada suatu saat dapat menjadi Pengurus PMI dengan status keanggotaannya yang tetap.


ANGGOTA BIASA DIHARAPKAN AKTIF DALAM TSR MAUPUN KSR SESUAI DENGAN MINAT DAN KONDISINYA.

TSR (TENAGA SUKARELA), KSR (KORPS SUKARELA)

    Setiap anggota biasa perhimpunan PMI pada dasarnya adalah tenaga sukarela ( TSR ) yang menyumbangkan tenaga, waktu, pikiran dan dana, baik secara keseluruhan maupun bagian – bagiannya untuk tugas kemanusiaan.

    KSR adalah kesatuan atau unit didalam perhimpunan PMI yang beranggotakan pribadi anggota biasa perhimpunan PMI yang menyatakan diri menjadi KSR PMI.

    Fungsi TSR dan KSR :

    Fungsi TSR PMI adalah sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas kemanusiaan.

    Dalam menjalankan fungsinya, TSR PMI dan KSR PMI berstatus sebagai tenaga sukarela.

    Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi sukarelawan TSR PMI dan KSR PMI wajib mengikuti tata aturan dan ketentuan yang ditetapkan.


     4. Tugas operasional :

    Tugas TSR / KSR PMI adalah melaksanakan pertolongan / bantuan secara pribadi atau secara berkelompok yang terarah.

    Setiap KSR dapat bertugas membantu tugas KSR dalam bidang – bidang tertentu.


3. ANGGOTA KEHORMATAN PMI.

    Wanita – Pria tanpa batas usia.

    Telah berbuat jasa bagi PMI dan diusulkan oleh Pengurus untuk diangkat.

    Bersedia diangkat menjadi Anggota Kehormatan.


KEWAJIBAN :

    Menjaga nama baik organisasi.

    Memberi perhatian terhadap PMI.


HAK :

    Memilih dan dipilih menjadi Pengurus PMI.

    Mengikuti perkembangan organisasi.

    Ikut mengembangkan dan memajukan PMI dengan menyampaikan saran kepada Pengurus.


KETERANGAN :

    Anggota Kehormatan PMI merupakan tanda Penghargaan bagi seseorang karena jasa – jasanya dalam menyumbangkan pikiran, tenaga maupun dana yang luar biasa ( ekstra ordiner ).

    Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang dapat mengusulkan seseorang untuk diangkat menjadi Anggota Kehormatan dengan alasan yang sangat kuat.

    Pengurus Pusat mengeluarkan Surat Keputusan Pengangkatan “ Anggota

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Fase remaja adalah suatu hal yang pasti dilalui oleh setiap orang. Anak yang akan memasuki rentang usia remaja berarti ia akan memasuki masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa. 

Di fase rentang usia remaja ini anak akan mengalami banyak perubahan pada diri mereka. Perubahan tersebut meliputi perkembangan fisik, seksual, perilaku, kognitif, hingga emosional-sosial.

Melansir dari Association of Maternal & Child Health Programs, penelitian menyebutkan bahwa ada tiga fase remaja berdasarkan tahap perkembangan usia, yaitu fase remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir (dewasa muda).

Berbagai perubahan fisik, seksual, kognitif, sosial, dan emosional yang terjadi selama fase ini terkadang dapat menimbulkan kecemasan tersendiri, baik bagi anak maupun keluarganya.

Untuk itu, remaja dan orang tua perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi di setiap fase rentang usia remaja. Pasalnya, antara satu fase dengan fase yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan memahami setiap fase, maka dapat mendorong perkembangan masa remaja yang sehat.

Lantas, apa saja tiga fase remaja berdasarkan perkembangan tahap usianya?

Artikel Terkait: Hasil Penelitian : Remaja Masa Kini Lebih Baik Dari Remaja Masa Lalu

Tiga Fase Remaja

Berikut ini informasi mengenai tiga fase utama pada masa remaja berdasarkan tahap perkembangan usianya.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

1. Fase Remaja Awal (Usia 10-13 Tahun)

Masa remaja awal terjadi di antara usia 10-13 tahun. Selama tahap ini, anak-anak sering kali mulai tumbuh lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. Baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami pertumbuhan fisik yang signifikan dan minat seksual yang meningkat.

Mereka juga mulai memperhatikan perubahan tubuh lainnya, termasuk pertumbuhan rambut di bawah lengan dan di dekat alat kelamin, perkembangan payudara pada anak perempuan dan pembesaran testis pada anak laki-laki.

Pada anak perempuan, perubahan ini biasanya dimulai satu atau dua tahun lebih awal jika dibandingkan pada anak laki-laki. Bahkan, beberapa perubahan juga normal dialami sejak memasuki usia 8 tahun untuk perempuan dan 9 tahun untuk laki-laki.

Banyak remaja perempuan mulai menstruasi pada usia 12 tahun atau rata-rata 2 hingga 3 tahun setelah dimulainya perkembangan payudara.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Perubahan tubuh ini dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan kecemasan pada beberapa orang, terutama jika tidak tahu mana yang normal dan mana yang tidak. Beberapa anak mungkin juga mempertanyakan identitas gender mereka saat ini.

Secara kognitif, remaja pada tahap ini sudah mulai mengalami peningkatan minat intelektual. Mereka juga memiliki pemikiran yang konkrit, seperti mulai mencari kebenaran dari suatu hal, baik atau buruk, dan sebagainya. Selain itu, pada tahap ini para remaja juga mulai memusatkan pemikiran mereka pada diri sendiri (disebut egosentrisme).

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Sebagai bagian dari ini, praremaja dan remaja awal sering kali sadar diri tentang penampilan mereka dan merasa seolah-olah mereka selalu dinilai oleh teman sebayanya. Hal ini yang membuat kebanyakan anak remaja menganggap penting semua pemikiran dan penilaian orang tentang dirinya.

Selain itu, anak praremaja merasakan peningkatan kebutuhan akan privasi. Mereka mungkin mulai mencari cara untuk mandiri dari keluarga. Dalam proses ini, mereka tampak memberikan batasan atau bereaksi keras jika orang tua mereka terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan pribadi mereka.

2. Fase Remaja Pertengahan (Usia 14-17 Tahun)

Perubahan fisik dari pubertas berlanjut selama masa remaja pertengahan. Untuk anak laki-laki, perubahan suara akan mulai terjadi di mana suara akan terdengar lebih berat. Selain itu, jerawat juga terlihat mulai muncul di wajah. Sedangkan pada anak perempuan, kebanyakan sudah mulai mengalami menstruasi yang teratur di fase ini.

Di usia ini, banyak remaja juga mulai tertarik untuk menjalin hubungan yang lebih dari pertemanan dengan lawan jenisnya. Mereka mungkin mempertanyakan dan mengeksplorasi identitas seksual mereka yang bisa saja membuat stres jika mereka tidak mendapat dukungan dari teman sebaya, keluarga, atau komunitas.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Image: Freepik

Di tahap ini, kebanyakan remaja juga mulai cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarga karena lebih memilih bersama dengan teman-temannya. Perkembangan kognitif anak di fase remaja pertengahan ini juga semakin matang, tetapi cara berpikir mereka masih belum sematang pemikiran orang dewasa.

Remaja menengah lebih mampu berpikir abstrak dan mempertimbangkan “gambaran besar”, tetapi mereka mungkin masih kurang mampu menerapkannya pada saat itu. Misalnya, dalam situasi tertentu, anak-anak di masa remaja pertengahan mungkin mendapati diri mereka memikirkan hal-hal seperti:

“Selama ini aku cukup berhasil dalam pelajaran matematika dan aku benar-benar ingin menonton film yang satu ini sekarang, jadi rasanya melewatkan satu malam untuk tidak belajar bukan masalah, nih.”

3. Fase Remaja Akhir atau Dewasa Muda (Usia 18-24 Tahun)

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Image: Freepik

Memasuki fase remaja akhir, pada umumnya fisik telah berkembang secara maksimal. Selain itu, remaja akhir juga telah memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang jika dibandingkan dengan remaja menengah. Mereka juga menjadi lebih fokus pada masa depan serta mampu membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita mereka. Sebagai contoh:

“Aku suka banget drakor yang satu ini, tapi besok ada ujian fisika. Mendingan aku belajar aja, deh, untuk ujian besok.”

Dalam hal persahabatan, hubungan keluarga dan percintaan, remaja akhir biasanya akan lebih stabil. Mereka telah bisa menentukan dengan siapa meminta nasihat atau mendiskusikan topik tertentu secara dewasa.

Artikel Terkait: ‘Siapa Aku?’- Memahami Perkembangan Emosi Remaja

Bagaimana Orang Tua Membantu Anak Mengeksplor Masa Remajanya?

Sebagai orangtua, ada beberapa hal yang bisa Parents lakukan untuk mendukung dan membantu anak menjalani fase remajanya dengan baik, antara lain:

Pelajari tentang pubertas dan jelaskan apa yang akan terjadi. Yakinkan mereka bahwa perubahan fisik serta munculnya seksualitas adalah bagian dari perkembangan normal dan sehat. Berikan ruang untuk pertanyaan dan biarkan anak-anak bertanya senyaman mungkin. Parents juga bisa berkonsultasi dengan dokter anak jika diperlukan.

Dalam hal ini, Parents disarankan untuk bisa menjaga komunikasi terbuka dengan anak mengenai berbagai hal, termasuk hubungan pertemanan yang sehat, bagaimana menyikapi perasaan terhadap lawan jenis, bahaya seks bebas serta penggunaan narkoba, pendidikan, agama, dan sebagainya.

Parents bisa lebih mendiskusikan perilaku berisiko (seperti aktivitas seksual dan penggunaan narkoba) serta konsekuensinya. Pastikan memberikan contoh positif dari diri Parents sendiri. Ini dapat membantu remaja mempertimbangkan atau melatih mereka dalam mengambil keputusan dan mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupannya.

Parents boleh memberikan kebebasan dalam batas wajar terhadap anak, tetapi tetap dibarengi dengan rasa tanggung jawab dari diri anak sendiri. Selalu ingatkan anak bahwa Parents akan selalu ada untuk mereka kapan pun saat dibutuhkan.

Masa remaja bisa terasa seperti naik roller coaster. Dengan menjaga hubungan orangtua-anak yang positif dan saling menghormati selama periode ini, keluarga Anda dapat menikmati perjalanannya.

Artikel Terkait: Mengapa Remaja Suka Memberontak?

Demikian penjelasan tentang tiga fase remaja yang akan dilalui setiap anak dalam hidupnya. Masa remaja diibaratkan seperti roller coaster, ada masa naik dan turunnya. Untuk itu, menjaga hubungan yang positif antara orangtua dan anak akan membantu anak menikmati masa remaja yang sehat, serta akan berdampak baik untuk kehidupan anak di masa depan.

Source: Association of Maternal & Child Health Programs, American Academy of Pediatrics

Baca Juga:

Perlukah mengawasi akun media sosial remaja? Ini jawabannya

Parents, Ketahui Seputar Sexting yang Umum dilakukan oleh Remaja dan Cara Menyikapinya ini

Parents Kesulitan Menghadapi Anak Remaja? Lakukan 5 Tips Mudah Ini

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA