Mengapa perempuan tidak boleh menggunakan sabun pembersih kewanitaan?

Presi Jumat, 19 Maret 2021 | 21:30 WIB

Mengapa perempuan tidak boleh menggunakan sabun pembersih kewanitaan?

4 Kondisi Sabun Kewanitaan Boleh Dipakai untuk Membersihkan Miss V (Istock)

NOVA.id - Penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Tak sedikit perempuan yang memilih menggunakan sabun pembersih kewanitaan untuk menjaga kesahatan miss v.

Meski begitu, masih banyak yang bingung sebenarnya aman atau tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan dan seberapa sering kita boleh menggunakannya?

Baca Juga: Konsumsi Suplemen Ini untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi Perempuan

Dalam webinar Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Kamis (18/03), dokter spesialis kebinanan dan kandungan, dr. Anggia Melanie Lubis, Sp. OH punya jawabannya.

Pemaparan ini disampaikan dalam rangka memperingati International Women’s Day, di mana RS Bunda Group menyelenggarakan #PekanPerempuan yang berisi rangkaian kegiatan edukasi untuk Sahabat Bunda dan perempuan-perempuan hebat lainnya.

Dokter Anggia mengatakan miss v memiliki berbagai jenis flora normal yang bisa menjaga keseimbangan pH.

Baca Juga: Makin Percaya Diri Berkendara Bersama New Pajero Sport


Page 2


Page 3

Mengapa perempuan tidak boleh menggunakan sabun pembersih kewanitaan?

Istock

4 Kondisi Sabun Kewanitaan Boleh Dipakai untuk Membersihkan Miss V

NOVA.id - Penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Tak sedikit perempuan yang memilih menggunakan sabun pembersih kewanitaan untuk menjaga kesahatan miss v.

Meski begitu, masih banyak yang bingung sebenarnya aman atau tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan dan seberapa sering kita boleh menggunakannya?

Baca Juga: Konsumsi Suplemen Ini untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi Perempuan

Dalam webinar Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Kamis (18/03), dokter spesialis kebinanan dan kandungan, dr. Anggia Melanie Lubis, Sp. OH punya jawabannya.

Pemaparan ini disampaikan dalam rangka memperingati International Women’s Day, di mana RS Bunda Group menyelenggarakan #PekanPerempuan yang berisi rangkaian kegiatan edukasi untuk Sahabat Bunda dan perempuan-perempuan hebat lainnya.

Dokter Anggia mengatakan miss v memiliki berbagai jenis flora normal yang bisa menjaga keseimbangan pH.

Baca Juga: Makin Percaya Diri Berkendara Bersama New Pajero Sport

Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.

Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.

Sabun pembersih kewanitaan sering diandalkan untuk membersihkan sekaligus memberikan aroma wangi pada vagina. Padahal, hal ini justru berbahaya.

18 Sep 2019|Azelia Trifiana

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Sabun pembersih vagina dapat mengganggu keseimbangan pH dan berisiko menimbulkan iritasi

Tahukah Anda bahwa vagina bisa membersihkan dirinya sendiri? Ada mekanisme yang dilakukan vagina hingga membuat kadar keseimbangan pH-nya tetap terjaga. Itu sebabnya, sabun pembersih kewanitaan sebenarnya tidak disarankan untuk digunakan. Sebab, menggunakan produk ini bisa meningkatkan risiko terjadinya iritasi di area tersebut.Namun sebelum membahas seputar sabun kewanitaan atau pembersih vagina, ada baiknya meluruskan istilah yang kerap dipahami salah kaprah: antara vagina dan vulva.Sebenarnya, “vagina” adalah saluran terdiri dari otot di dalam tubuh perempuan. Panjangnya mulai dari serviks (leher rahim) hingga bagian depan vagina. Sementara bagian terluar yang kerap disebut “vagina” ini sebenarnya adalah “vulva”. Jadi, yang memang perlu dibersihkan adalah bagian “vulva”, bukan “vagina”.

Alasan sabun pembersih kewanitaan sebenarnya tidak perlu

Ada begitu banyak merek sabun pembersih kewanitaan atau sabun Miss V yang dijual di luar sana., misalnya yang mengandung daun sirih atau manjakani. Setiap dari sabun itu dikemas dengan menawarkan sederet manfaat bagi kesehatan vagina.Nyatanya, menggunakan sabun kewanitaan dalam bentuk apapun: sabun cair, sabun batang, gel, bahkan cairan, sebenarnya tidak disarankan. Ini alasannya:Ekosistem vagina yang semula bisa menjaga kebersihan dan keseimbangan pH-nya sendiri menjadi terganggu karena ada paparan bahan kimia. Ini menjadi pintu gerbang masuknya bakteri hingga jamur.Konsekuensinya, bisa terjadi infeksi bakteri, jamur, hingga iritasi lainnya. Wajar saja, mengingat vagina tidak lagi bisa menjaga kandungan pH dengan seimbang secara alami.Tak terhitung berapa produk sabun kewanitaan di luar sana yang mengklaim dapat menghilangkan bau tidak sedap dari area kewanitaan atau vagina seseorang. Biasanya produk semacam ini memiliki aroma yang cukup wangi bahkan bisa menyengat.Faktanya, vagina tidak memerlukan sabun kewanitaan semacam ini. Selama kadar pH vagina terjaga, tidak ada istilah vagina beraroma tidak sedap. Memang ada aroma khas dari vagina namun tidak dengan mudah tercium oleh orang lain yang berada dekat dengan Anda.Setiap orang memiliki aroma vagina yang berbeda-beda. Tidak ada vagina yang tidak mengeluarkan aroma apapun. Hal ini berkaitan dengan siklus menstruasi hingga diet yang Anda jalani.Ketika sedang menstruasi pun, sangat wajar jika ada aroma anyir seperti halnya darah manusia. Apabila tidak terasa nyaman, mungkin Anda bisa menjajal menggunakan menstrual cup sebagai pengganti pembalut sekali pakai.Selain lebih higienis, menstrual cup juga memastikan bagian terluar vagina tidak berlama-lama terpapar endapan darah menstruasi. Tentunya, mengurangi kemungkinan ada aroma tidak sedap dan kelembapan yang membuat tak nyaman.Area kewanitaan sensitif terhadap perubahan pH dan menggunakan sabun pembersih kewanitaan bisa memicu hal tersebut. Karena sifatnya yang sensitif, maka paparan bahan kimia yang ada di dalam sabun Miss V ini bisa menimbulkan iritasi pada area vulva dan vagina.Ketika terjadi iritasi atau bahkan infeksi, maka kondisi seperti kemerahan, gatal, dan timbulnya aroma tidak sedap dapat dirasakan.Tidaklah berlebihan menyebut bahwa vagina bisa bersih dengan sendirinya. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, vagina bisa menjaga kebersihan dan keseimbangan pH dengan cara mengeluarkan cairan vagina.Tak hanya itu, vagina juga menjadi rumah bagi banyak bakteri baik. Bakteri-bakteri ini pula yang berfungsi menjaga keseimbangan pH di vagina dengan sifat sedikit asam. Ketika pH vagina bersifat asam, maka bakteri tidak akan mudah menginfeksi.Sayangnya, mekanisme alami yang menakjubkan ini bisa saja terganggu dengan adanya intervensi dari luar. Salah satunya ketika seorang perempuan kerap memakai produk-produk sabun kewanitaan atau pembersih vagina.Baca Juga: Mengenal Macam-Macam Bentuk Vagina dan Cirinya Masing-Masing

Cara menjaga kesehatan dan kebersihan vagina yang tepat 

Sekarang mari berbicara tentang hal yang setiap hari tentu dilakukan setiap perempuan: membersihkan bagian terluar vagina. Jika penggunaan pembersih vagina justru mengganggu keseimbangan pH alami vagina, lalu bagaimana cara membersihkan yang tepat? Ini jawabannya:Bersihkan bagian terluar vagina (vulva) dengan air hangat tanpa sabun. Lebih jauh lagi, cara membersihkan bagian terluar vagina adalah dengan membuka dua bibir yang disebut “labia” dan bersihkan lipatannya dengan air. Tak hanya itu, area di antara vulva dan anus juga perlu dibilas dengan air hangat.Posisi terbaik untuk membersihkan vulva dan vagina adalah dari depan ke belakang. Artinya, yang perlu dibersihkan terlebih dahulu adalah bagian vulva, baru ke bagian anus. Hal ini penting untuk menghindari bakteri dari anus tersebar ke vagina yang bisa menyebabkan infeksi.Celana dalam merupakan permukaan yang akan menempel dengan bagian luar vagina dalam jangka waktu paling lama. Sehingga, Anda harus benar-benar memperhatikan jenis yang dipilih. Celana dalam yang paling baik dan minim risiko gangguan adalah yang terbuat dari bahan katun.Selain itu, jangan lupa untuk menggantinya minimal dua kali dalam sehari untuk mencegah kain terlalu lembap dan menjadi sarang tumbuhnya bakteri.Mencukur rambut kemaluan tentu tidak ada salahnya. Namun, Anda disarankan untuk tidak membabat habis rambut tersebut. Pasalnya, rambut kemaluan punya fungsi penting untuk kesehatan vagina dan sekitarnya, seperti mencegah bakteri masuk ke vagina dan mengurangi risiko iritasi di kulit vagina bagian luar.

Baca Juga

4 Cara Penanganan Atrofi Vagina yang Bisa Dilakukan di RumahIni Mitos dan Fakta Perubahan Badan Setelah Berhubungan SeksPenyebab Miss V Becek, Normalkah? Ini PenjelasannyaMelakukan langkah-langkah di atas akan membantu vagina dan vulva tetap bersih dan sehat, sehingga keinginan untuk menggunakan sabun pembersih kewanitaan bisa berkurang. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan vagina maupun organ reproduksi wanita lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

kesehatan organ intimvagina gatalorgan intim wanita

Healthline. https://www.healthline.com/health/how-to-clean-your-vagina#if-you-use-these-products
Diakses 11 September 2019
Mayo Clinic. https://mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/you-dont-need-fancy-products-for-good-feminine-hygiene
Diakses 11 September 2019
NHS. https://www.nhs.uk/live-well/sexual-health/keeping-your-vagina-clean-and-healthy/
Diakses 11 September 2019
Self. https://www.self.com/story/best-way-to-clean-vagina
Diakses 11 September 2019
Healthline. https://www.healthline.com/health/8-vagina-health-tips
Diakses pada 16 Maret 2021
Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-menjaga-kebersihan-alat-reproduksi
Diakses pada 16 Maret 2021

Skrotum bengkak disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari cedera hingga penyakit berbahaya seperti kanker. Bagaimana cara mengatasinya?

27 Feb 2021|Rhandy Verizarie

Penis bau bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari kebersihan yang tidak terjaga hingga penyakit tertentu. Bagaimana cara mengatasi bau pada penis?

10 Jan 2020|Dina Rahmawati

Ciri vagina sehat bisa dilihat dari berbagai sisi mulai dari bentuk hingga aroma. Mengenali ciri organ ini penting dilakukan sebagai salah satu bentuk kewaspadaan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit menular seksual.

15 Feb 2021|Nina Hertiwi Putri

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti

Dijawab Oleh dr. Lizsa Oktavyanti

Dijawab Oleh dr. Sarah Fajriah