Mengapa di indonesia banyak pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air

Energi Air Terangi Jawa TengahSenin, 2 Maret 2015 | 15:01 WIB | Ferial

Mengapa di indonesia banyak pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air
EBTKE--Pemanfaatan sumber daya alam berupa air di Jawa Tengah sudah cukup besar. Banyak PLTA berkapasitas besar yang sudah dibangun di Jawa Tengah.

Salah satu contohnya adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Mrica yang ada di Kabupaten Banjarnegara dapat menghasilkan daya sebesar 180,93 megawatt (MW) yang cukup besar untuk memasok listrik di kawasan Jawa Tengah.

Ada juga PLTA Wadaslintang yang ada di Kabupaten Kebumen yang dapat memproduksi daya sebesar 16 MW dan PLTA Tulis yang memiliki 2 unit yang masing-masing unit memproduksi sekitar 12,40 MW. Serta masih banyak PLTA yang berkapasitas menengah yang ada di Jawa Tengah.

Menurut penelitian yang dilakukan Tim Casindo, Provinsi Jawa Tengah sendiri memiliki potensi energi air yang cukup besar. Potensi energi air tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) sebesar 28,9 MW yang tersebar di daerah seperti Banjarnegara, Banyumas, Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Kebumen, Wonosobo dan Temanggung.

Sedangkan untuk potensi PLTA yang dapat dikembangkan di Jawa Tengah sebesar 386,42 MW, yang terdapat pada sungai Serayu yang berpotensi menghasilkan daya 74,95MW, sungai Citanduy sebesar 47,49 MW, sungai Bogowonto 45,17 MW, sungai Telomoyo 40,98 MW dan sungai-sungai lainnya di daerah Jawa Tengah.

Kapasitas terpasang Pembangkit Interkoneksi di Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 5.779,97 MW, akan tetapi daya mampunya hanya sekitar 87,32 persen dari daya terpasang yaitu 5.046,86 MW.

Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Tengah saat ini masih dipasok dari PLTPB Dieng, PLTA Mrica, PLTU Cilacap, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Rembang maupun pusat pembangkit lainnya melalui Sistem Transimisi 500 kilovolt (kV) dan 150 kV, didukung pula oleh beberapa pusat pembangkit hydro (PLTA) dengan kapasitas kecil melalui saluran distribusi 20 kV.

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Tengah

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan pembangkit listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber energinya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM FX Sutijastoto mengatakan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang mampu dikembangkan dengan kapasitas besar saat ini di Indonesia adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) maupun pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Selain karena potensinya banyak, teknologinya juga relatif lebih sederhana sehingga tidak membutuhkan biaya investasi besar. 

"PLTA lebih murah, selain potensinya banyak dan teknologinya juga relatif sederhana," katanya kepada Bisnis, Minggu (7/7/2019).

Sepanjang periode 2017-2018, ada 74 kontrak EBT yang telah ditandatangani dengan kapasitas total 1.576  Dalam kontrak tersebut, PLTMH mendominasi dari sisi jumlah dan PLTA dari sisi kapasitas.

Penandatangan pembangkit minihidro mencapai 50 kontrak dengan kapasitas total 287,8 MW. Walaupun paling banyak kontraknya, porsi pembangkit minihidro yang ditandatangani tersebut hanya 18,3 persen dari total kapasitas. 

Untuk PLTA, jumlah kontrak yang ditandatangani hanya berjumlah lima. Namun, porsinya mencapai 1.104 MW atau 70,1 persen dari total kapasitas.

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, ada 36 pembangkit EBT yang akan beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada tahun ini. Sebagiannya besarnya juga didominasi pembangkit dengan sumber energi air. 

Setidaknya ada 28 proyek PLTA berkapasitas total 726 MW yang rencananya akan beroperasi pada 2019.

Selain PLTA, pembangkit lain yang akan COD tahun ini adalah satu pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berkapasitas 72 MW. Lima pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas total 35 MW juga rencananya akan beroperasi tahun ini. 

Proyek lain yang akan COD tahun ini adalah pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) dan satu pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) berkapasitas masing-masing 0,8 MW dan 3,5 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

Technopat #9 - Apa Itu PLTA ?

Friday, 19 November 2021

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Meski kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari, ternyata masih banyak orang yang belum mengetahui cara kerja PLTA. Seperti dikutip dari alterra.id, PLTA merupakan sumber pembangkit listrik yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air guna menghasilkan energi listrik.

Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan dari bendungan yang sengaja dibuat untuk menghasilkan listrik. Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang mampu menghasilkan listrik dengan jumlah besar, sehingga dapat mengaliri akses listrik ke rumah rumah dan jalanan untuk penduduk yang jauh dari pembangkit listrik perkotaan.

Apakah PLTA Ramah Lingkungan?

Seperti yang sudah diketahui, PLTA merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Ada beberapa komponen utama dari PLTA seperti bendungan, saluran pelimpah, gedung sentral, dan serandang hubung.

Meski begitu, pembangkit listrik tenaga air tak hanya terbatas pada air dari sebuah bendungan, namun juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Ada beberapa kelebihan dari pembangkit listrik tenaga air dibandingkan tenaga listrik lainnya, seperti mampu menyesuaikan dengan beban yang dibutuhkan, ramah lingkungkungan, dan tidak menyebabkan polusi.

Bagaimana Cara Kerja PLTA ?

Cara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Air menjadi sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu air yang ada di bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi listrik.

Setelah itu, cara kerja PLTA berikutnya akan diteruskan ke power suplay listrik dan akan disambungkan oleh kabel. Umumnya, kabel tersebut dibentangkan dan ditahan oleh sutet, lalu dibagi ke daerah atau diteruskan ke rumah penduduk. Selain itu, air yang sudah melewati turbin akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber kehidupan.

Apa Saja Bagian Bagian Komponen PLTA?

Ada beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa menghasilkan energi listrik, antara lain:

  • Bendungan

Salah satu komponen PLTA yang paling utama adalah bendungan. Komponen ini berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup dan stabil. Tak hanya itu, bendungan juga berperan untuk mengendalikan banjir.

  • Pipa

Pipa berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Adapun pipa pusat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm. Sementara itu, ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin.

  • Turbin

Fungsi turbin untuk mendorong dan memutar bolang-baling digantikan oleh air untuk memutar turbin. Langkah berikutnya, turbin akan mengkonversi energi potensial yang disebabkan gaya jatuh air menjadi kinetik. Tanpa turbin, cara kerja PLTA tidak akan efektif.

  • Generator

Generator merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga baling-baling turbin berputar, generator juga akan ikut berputar. Alat ini memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator, sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC.

  • Jalur Transmisi

Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke rumah-rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi, terlebih dahulu tegangannya di turunkan dengan transformatir step down.

Apa saja Kelebihan dari PLTA ?

PLTA sebagai pembangkit listrik yang mengandalkan potensi air mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Kelebihan PLTA adalah sebagai berikut:

  • Pembangkit listrik ini merupakan energi yang ramah lingkungan, bebas dari karbon emisi, dan tidak menyebabkan polusi yang berakibat efek rumah kaca. Pembangkit listrik ini memiliki gas emisi yang lebih kecil dari pembangkit listrik lainnya.
  • Kapasitas output yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air lebih besar dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Teknologi yang ada di Indonesia pun mampu dikuasai dengan baik untuk PLTA.
  • PLTA dapat menjadi objek destinasi wisata air. Bendungan yang digunakan untuk PLTA dapat juga digunakan sekaligus untuk sarana wisata dan edukasi. Potensi wisata waduk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Adanya PLTA mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Adakah Kekurangan dari PLTA ?

Di sisi lain, penggunaan PLTA juga mempunyai kekurangan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Kekurangan PLTA adalah sebagai berikut:

  • Pembangkit listrik ini membutuhkan investasi yang besar.
  • Lahan yang digunakan cukup luas untuk pusat listrik dengan kapasitas listrik yang besar.
  • Dengan adanya pembuatan bendungan air untuk PLTA, dapat mengakibatkan ekosistem sungai atau danau pada tempat tersebut terganggu.

PLTA Terbesar di Indonesia Saat Ini

  • Waduk Cirata, Jawa Barat

Bermuara di tiga kabupaten, yakni Cianjur, Purwakarta, dan Bandung barat yang merupakan salah satu pemanfaatan potensi tenaga air di sungai Citarum dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Jawa-Bali. Kemampuan daya hingga 1,008 Megawatt dengan kemampuan energi listrik rata-rata 1,428 Giga Watt Hour (GWH) per tahun.

  • Waduk Saguling, Jawa Barat

PLTA Saguling merupakan waduk buatan, di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan luas genangan 5,600 hektare dengan debit air mencapai 875 juta kubik. Saat ini mampu memenuhi kebutuhan listrik berkapasitas 700 MW, dan bisa ditingkatkan hingga 1,400 MW. Waduk Saguling juga dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, maupun industri agribisnis yang menjanjikan.

  • Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat

Tak hanya menjadi sebuah pembangkit air, Waduk Jatiluhur merupakan salah satu PLTA di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Meski digunakan sebagai salah satu tempat pariwisata, Waduk Jatiluhur merupakan bagian terpenting dalam memenuhi kebutuhan listrik di tanah priangan maupun Jabodetabek. Adapun, Waduk Jatiluhur berpotensi menghasilkan jumlah air sebanyak 12,9 miliar kubik dengan menghasilkan listrik 1,000 juta Kwh per tahun. Selain dijadikan sebagai tempat wisata, Waduk Jatiluhur juga dimanfaatkan sebagai sarana irigasi, kebutuhan air minum sekalipun menjadi pengendali banjir yang kerap terjadi.

Apa keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga air?

Kelebihan PLTA adalah sebagai berikut: Pembangkit listrik ini merupakan energi yang ramah lingkungan, bebas dari karbon emisi, dan tidak menyebabkan polusi yang berakibat efek rumah kaca. Pembangkit listrik ini memiliki gas emisi yang lebih kecil dari pembangkit listrik lainnya.

Mengapa pembangkit listrik tenaga air disebut teknologi yang ramah lingkungan?

Air ini merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak menghasilkan residu atau limbah berbahaya ke lingkungan. Berbeda dengan jenis pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti batubara untuk menghasilkan listrik.

Bagaimana sebuah waduk dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik?

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dihasilkan dari energi potensial air yang diubah menjadi energi mekanik oleh turbin dan energi tersebut yang selanjutnya diubah untuk menjadi energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan kecepatan air.