Kenapa anak bayi maunya digendong terus?

AKURAT.CO, Kita semua tahu bahwa mengurus anak menyebabkan orangtua merasa lelah, entah karena persoalan menyusui atau persoalan waktu tidur yang berubah, jauh lebih sedikit.

Apalagi, bayi yang ingin digendong terus sepanjang waktu, membuat rasa lelah yang dialami orangtua menjadi berlipat ganda, terutama bagi Bunda yang juga harus mengurusi kebersihan rumah dan keperluan suami.

Ini bukanlah sesuatu yang aneh, bagi kebanyakan bayi yang baru lahir. Keinginan untuk digendong adalah hal yang normal. 

baca juga:
  • Bayi Selalu Menangis Saat Tidak Digendong, Ini Cara Mengatasinya
  • Mengenal Tandem Nursing, Menyusui Bayi dan Balita Sekaligus
  • Bunda Wajib Tahu, Ini Deretan Makanan Terbaik Saat Bayi Diare

Dilansir dari laman The Asianparent Singapura, bayi membutuhkan cukup banyak kontak fisik selama beberapa bulan pertama kehidupan mereka. Bahkan, beberapa ahli menyebut fenomena ini sebagai "trimester keempat".

Fenomena "trimester keempat" adalah proses transisi dari rahim ke dunia yang sungguh menantang. Sebenarnya, Si Kecil tidak siap menghadapi dunia luar.

Sebab, selama sembilan bulan kehamilan, bayi tinggal di lingkungan yang nyaman, aman, gelap, hangat dan suhu yang stabil yakni sekitar 37 derajat Celcius di dalam rahum. Dia bahkan tak harus menyesuaikan diri dengan popok dan boks bayi.

Di dalam rahim, bayi menghabiskan sebagian besar waktunya dengan meringkuk dan tidur. Namun, sesudah lahir ke dunia, terjadi perubahan besar dan tiba-tiba, sehingga ia harus menyesuaikan diri dengan suara baru, orang baru, dan terus-menerus tidur dengan punggung yang lurus bahkan dia tidak lagi terhubung dengan Bunda secara langsug seperti ketika di dalam rahim.

Semua faktor ini membuatnya bayi cemas, gugup dan memaksanya waspada, terutama saat Bunda meletakannya di tempat tidur atau boks bayi untuk dibiarkan sendirian.

Oleh karena itu, Ayah dan Bunda bisa mendapati bayi ingin digendong terus sepanjang waktu. 

Dalam dunia medis, hal ini juga termasuk dalam separation anxiety atau gangguang kecemasan karena berpisah. Kecemasan ini normal bagi anak dari umur nol hingga balita. Jadi, Si Kecil tidak bermaksud membuat Ayah dan Bunda kelelahan hingga stres atau depresi, sebenarnya.

Seperti diketahui, kelelahan merupakan gejala dari suatu kondisi. Kelelahan bisa menjadi gejala depresi pasca persalinan atau depression postpartum. 

Menurut buku "What To Expect The First Year" yang ditulis oleh Arlene Eisenberg, dkk, sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang sangat kelelahan setelah 1 hingga 2 minggu melahirkan, dapat mengalami gejala depresi pasca persalinan.

Oleh karena itu, berikut ini beberapa tips yang dapat Ayah atau Bunda lakukan untuk mengatasi kelelahan pasca persalinan yang diakibatkan oleh sering menggendong anak, tetapi anak masih dalam keadaan nyaman.

Berolahraga

Olahraga teratur akan membuat tubuh Ayah dan Bunda lebih bugar. Cobalah untuk berjalan kaki sembari mendorong stroller Si Kecil di sekitar kompleks rumah selama 5-10 menit. Hal ini juga bermanfaat bagi Si Kecil untuk mengenal orang dengan suara baru sehingga tak takut bertemu orang asing.

Lalu, sesekali berhenti sebentar di suatu tempat, lalu ajak dia bermain 'ciluk ba', sambil Ayah atau Bunda melakukan squat di depan stroller anak.

Apabila usia anak sudah besar siekitar 8-10 bulan, ajak dia bercanda sambil melakukan gerakan yoga. Ayah dan Bunda bisa menggunakan beban berat Si Kecil untuk melakukan squat di rumah.  

Kebiasaan ini dapat meningkatkan kualitas tidur Ayah dan Bunda yang pada akhirnya juga membuat kalian tidak mudah lelah.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan (CDC) Amerika Serikat, olahraga ringan selama 150 menit per minggu dapat membuat suasana hati menjadi lebih bahagia, meningkatkan energi dan membuat jantung serta paru-paru lebih sehat.

Minum banyak cairan

Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik sangat penting untuk menjaga Ayah dan Bunda tetap berenergi selama seharian. Selain itu, tubuh yang terhidrasi juga dapat meningkatkan suasana hati.

Bahkan, mengonsumsi air yang cukup dapat mengontrol suhu tubuh, melumasi sendi, melindungi sumsum tulang belakang, serta membuang kotoran melalui keringat, urine dan juga feses.

Mintalah bantuan dari keluarga atau kerabat

Ayah dan Bunda juga dapat mencari bantuan dari kerabat atau teman untuk menyelesaikan tugas khusus, seperti pekerjaan rumah tangga dan memasak. Agar, Ayah dan Bunda juga bisa memanfaatkan waktu saat anak tertidur, untuk beristrahat. 

Jangan ragu untuk mengatakan tidak pada tamu yang ingin berkunjung

Setelah Si Kecil lahir, biasanya banyak kerabat dari Ayah dan Bunda yang ingin secara langsung menemuinya. Namun, Ayah dan Bunda tak perlu ragu untuk menolaknya. 

Ingatlah bahwa bagaimanapun juga, orangtua dan Si Kecil perlu waktu untuk beristirahat, alih-alih bertemu banyak orang.[]

Bagaimana cara agar bayi tidak digendong terus?

Mengutip Healthy Children, berikut cara-cara untuk mencegah agar bayi tidak ketergantungan untuk digendong..
Letakkan bayi di tempat tidur saat ia mulai mengantuk. ... .
2. Tunggu beberapa saat sebelum menggendongnya. ... .
3. Lakukan aktivitas menyenangkan di tempat tidur..

Wajarkah bayi minta gendong terus?

Dalam dunia medis, hal ini disebut separation anxiety. Itulah sebabnya mengapa ia selalu minta digendong. Ini merupakan kondisi yang wajar dalam tahap perkembangan di usia bayi sampai ia balita. Meski begitu, perlu membatasi kebiasaan anak yang minta digendong terus agar Anda tidak kelelahan saat mengasuh mereka.

Mengapa bayi ingin digendong terus?

Sementara bayi berusaha menyesuaikan diri dengan dunia baru di bulan-bulan pertama kehidupannya, ia akan merasa gugup ketika Parents meletakannya di tempat tidur atau boks bayi. Makanya Anda mendapati bayi ingin digendong terus sepanjang waktu.

Baikkah jika bayi terlalu sering digendong?

Ternyata, terlalu sering menggendong bayi berdampak kurang baik. "Kalau sering digendong, tidak ada keleluasaan bergerak. Akibatnya motorik kasar tidak berkembang. Kalau rewel diajak bermain saja," kata dokter spesialis anak dr Attila Dewanti SpA.