Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban terdapat dalam baris nomor

Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban terdapat dalam baris nomor

Ilustrasi mengetik. /Copyright unsplash.com

Bola.com, Jakarta - Kalimat majemuk bertingkat adalah jenis kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan antarklausa pembentuknya tidak setara, klausa yang satu merupakan bagian dari klausa lainnya.

Jadi, satu di antara unsur dalam kalimat majemuk bertingkat ada yang menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai anak kalimat.

Induk kalimat dapat berdiri sendiri dan merupakan inti dalam kalimat yang ingin dijelaskan. Sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan pendukung atau pelengkap dari inti kalimat.

Posisi induk kalimat tidak selalu harus berada di awal kalimat, bisa juga berada di belakang mengikuti anak kalimat. Hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat juga ditandai dengan adanya konjungsi.

Adapun konjungsi yang menghubungkan antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat antara lain: bahwa, ketika, sebelum, karena, asal, dan sebagainya

Berikut ini kumpulan contoh kalimat majemuk bertingkat yang perlu dipahami, seperti dilansir dari laman dosenpendidikan.co.id, Kamis (2/9/2021).

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu

1. Ayahku pulang dari Jakarta saat malam hari tiba.

2. Ibuku memintaku untuk cepat pulang sebelum hujan turun.

3. Hidupnya telah berubah secara dramatis sejak ia menjadi pengedar narkoba dan pecandu.

4. Dia sudah meninggalkan rumahnya sebelum fajar menyingsing.

5. Dia sering menangis ketika teringat ibunya yang tidak pernah pulang.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan

1. Warga bekerja sama membersihkan selokan dan halaman rumah agar nyamuk tidak berkembang biak.

2. Kakak menambahkan aksesoris di rambutnya agar terkesan lebih anggun.

3. Ibu membawakannya payung agar ia tidak kehujanan.

4. Ayah menambahkan gula ke kopinya supaya terasa lebih manis.

5. Ani mencuci tas sekolahnya supaya terlihat bersih.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat

1. Ayah ingin membeli mobil baru jika ayah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.

2. Kita akan mengalami kerugian besar apabila produk kita gagal di pasaran.

3. Ibu tidak semarah itu seandainya ia meminta maaf.

4. Tidak ada barang yang ketinggalan asalkan kau menyusunnya dengan teliti.

5. Semua pekerjaan itu selesai dalam sekejap asalkan semua orang bergotong royong mengerjakannya.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan perumpamaan/perbandingan

1. Berdiam diri lebih baik daripada bergosip membicarakan orang lain.

2. Setiap hari dua bersaudara itu bertengkar ibarat anjing dan kucing.

3. Ayu sangat mirip dengan ibunya seperti pinang dibelah dua.

4. Semangatnya menyala-nyala laksana kobaran api.

5. Sifat saudara kembar itu sangat berbeda bagaikan bumi dan langit.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan sebab akibat

1. Beberapa hari terakhir gelombang besar menghantam perahu nelayan sehingga mereka tidak berani melaut.

2. Kakak bermain games sampai larut malam sehingga kakak sering tertidur di kelas.

3. Ayu adalah anak tunggal di keluarganya, oleh karena itu ia sangat dimanja orangtuanya.

4. Lingkungan yang kotor menyebabkan terjangkitnya banyak penyakit, oleh karena itu kita harus menjaga kebersihan.

5. Banyak anak sekolah yang menjadi pecandu narkoba, oleh karena itu tugas kita semua untuk memeranginya

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan pertentangan/perlawanan

1. Setiap hari ia terlambat masuk sekolah padahal jarak rumahnya hanya sejengkal.

2. BMG meramalkan hari ini hujan lebat, kenyataannya sepanjang hari ini panas menyengat.

3. Polisi merupakan aparat pengayom bagi masyarakat, faktanya di lapangan beberapa oknum melakukan pemerasan.

4. Konglomerat itu hidup sederhana padahal ia bergelimpangan harta.

5. Pihak kelurahan itu mengatakan mengurus KTP cukup satu hari, kenyataannya sudah seminggu KTP-ku belum ada kabar beritanya.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara

1. Pencuri masuk ke rumah mewah itu dengan mengendap-ngendap.

2. Dinding kamarku kotor berantakan karena adik mencoretnya dengan crayon.

3. Menghadapi terjangan air laut, penduduk menahan tanggul dengan karung yang diisi pasir.

4. Pesta pernikahannya dirayakan dengan megah dan mewah.

5. Berjam-jam guru itu memeriksa hasil ulangan muridnya dengan teliti.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelas

1. Akbar Risuddin adalah bayi terbesar yang lahir di Sumut bahkan terbesar di Indonesia.

2. Kepala sekolah mengumumkan bahwa tahun ini seluruh siswa lulus ujian negara.

3. Surat edaran kelurahan memberitahukan bahwa minggu depan seluruh warga ikut kerja bakti di lingkungan masing-masing.

4. Ayah memberi kabar bahwa tahun depan ayah akan pensiun dini,

5. Pemuda itu mengatakan bahwa di perempatan lampu merah sana terjadi kecelakaan.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan atributif

1. Pemenang lomba matematika tingkat kabupaten minggu lalu adalah gadis yang memakai kacamata tebal itu.

2. Petani menyemaikan bibit unggul yang diberikan pemerintah bulan lalu.

3. Para orang tua sibuk merias anak-anaknya yang mengikuti karnaval batik tadi sore.

4. Orang yang mondar-mandir di depan rumah pak RT tadi sedang mencari alamat.

5. Pak satpam memarahi anak yang membuang sampah di depan pagar rumah itu.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan pengandaian

1. Hatinya sedih pilu seolah-olah di iris sebilah bambu.

2. Hidupnya hancur berantakan seolah-olah dunia sudah kiamat.

3. Anak kecil itu mengangguk-angguk seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan ibunya.

4. Setelah peristiwa kemarin itu, ia diam seribu bahasa seolah-olah tak terjadi apa pun.

5. Sejak kematian kedua orang tuanya, seakan-akan hidupnya telah terengut dari dunia ini.

  • Kalimat majemuk bertingkat hubungan konsesif

1. Malam itu ia tetap pergi, walaupun ibu sudah melarangnya.

2. Banyak pegguna jalan yang menyeberang sembarangan, meskipun sudah dibangun jembatan penyeberangan.

3. Orang tua itu tidak mau mengungsi biarpun badai sudah memporak porandakan tempat tinggalnya.

4. Ia tetap berjuang untuk sembuh, kendatipun dokter mengatakan sudah tidak ada harapan lagi.

5. Amir menganti kerugian pedagang itu sungguhpun ia tak tahu apa yang terjadi.

Sumber: Dosenpendidikan

Hai, Quipperian!

Adakah di antara kamu yang senang menulis? Menulis memang menyenangkan dan bermanfaat. Kamu dapat menyusun kata menjadi kalimat yang punya pesan tersendiri.

Saat menulis, kamu tentu tidak mau menggunakan kalimat yang membosankan seperti buatan anak kelas 1 SD. Agar menarik, terkadang kamu butuh membumbui kalimatmu dengan sentuhan kompleksitas dan mengubahnya menjadi kalimat majemuk.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang disusun dari dua atau lebih klausa yang terhubung dengan kata penghubung atau kata sambung. Di antara dua atau lebih klausa tersebut, ada satu yang berperan sebagai induk kalimat dengan inti informasi sementara yang lainnya menjadi anak kalimat dengan isi penunjang induk kalimat.

Namun, ada juga kondisi pada saat kalimat majemuk terdiri atas klausa-klausa dengan kedudukan yang dapat dikatakan sama atau sederajat. Bila begitu, kita tidak bisa menentukan induk kalimat ataupun anak kalimat pada kalimat tersebut.

Pada intinya, ada tiga ciri yang dimiliki oleh kalimat majemuk, yaitu:

  • Terdapat perluasan terhadap kalimat inti.
  • Perluasan ataupun penggabungan dalam kalimat turut menghasilkan pola kalimat baru.
  • Memiliki lebih dari satu subjek atau predikat.

Kali ini, Quipper Blog akan mengajakmu berkenalan dengan empat jenis kalimat majemuk di bawah ini:

1. Kalimat Majemuk Setara

Melihat dari namanya—‘setara’—apakah yang terlintas di benakmu, Quipperian? Setara berarti sejajar (sama tingginya dan sebagainya), sama tingkatnya (kedudukan dan sebagainya), sebanding, sepadan, dan seimbang.

Nah, kalimat majemuk setara adalah sebutan bagi kalimat majemuk dengan klausa-klausa penyusun yang berkedudukan setara alias sederajat. Hubungan di antara klausa-klausa tersebut bersifat koordinatif. Karena itu, setiap klausa dapat pula berdiri sendiri sebagai kalimat.

Kata sambung yang biasa digunakan ialah: dan, ketika, lalu, sebelum, sedangkan, setelah, dan lain-lain.

Kalimat majemuk setara juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, lho. Berikut penjelasan beserta dengan contohnya.

Adik sedang tidur. Kakak sedang mengerjakan tugas.

Adik sedang tidur ketika kakak sedang mengerjakan tugas.

Si sulung selalu bangun pagi. Si bungsu selalu bangun terlambat.

Si sulung selalu bangun pagi, sedangkan si bungsu selalu bangun terlambat.

Dilan memasak air. Dilan menyeduh kopi kesukaannya.

Dilan menyeduh kopi kesukaannya setelah memasak air.

2. Kalimat Majemuk Rapatan

Hmm, apa sih yang dimaksud dengan kata ‘rapatan’ di sini, Quipperian? Jangan-jangan, kamu malah mengingat sopir angkot yang menyuruh penumpangnya duduk rapat-rapat, lagi?

Tapi tidak sepenuhnya salah, lho. Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu tanpa menyebutkan kata-kata yang sama.

Dalam kalimat majemuk rapatan, klausa yang digabung dipisahkan dengan tanda baca koma (,). Kata sambung yang biasa digunakan ialah: dan, juga, serta, dan lain-lain.

Contoh:

Cecep membeli komik. Cecep membeli alat tulis. Cecep membeli kamus.
Cecep membeli komik, alat tulis, dan kamus.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat

Setelah mengetahui kalimat majemuk setara dengan klausa yang punya kedudukan sama, kini kamu akan mengenal lawannya—kalimat majemuk bertingkat.

Berbeda dengan kalimat majemuk setara, klausa-klausa dalam kalimat majemuk bertingkat memiliki kedudukan yang tidak sederajat. Jadi, kamu akan dapat menemukan induk kalimat dan anak kalimat di dalamnya.

Berbeda pula dengan kalimat majemuk setara dan rapatan dengan klausa-klausa yang dapat berdiri menjadi kalimat sendiri, klausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang berperan sebagai anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Bila berdiri sendiri, anak kalimat tidak akan memiliki arti.

Ada beberapa jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan kata sambungnya, yaitu:

(kata sambung: apabila, asalkan, jika, dan lain-lain)

Saya akan dengan senang hati membantumu jika kamu bersungguh-sungguh.

(kata sambung: agar, supaya, dan lain-lain)

Beni melancarkan rayuannya agar hati Milea luluh.

(kata sambung: karena, sehingga, dan lain-lain)

Ucup belum punya pacar karena tidak percaya diri.

(kata sambung: meskipun, walaupun, dan lain-lain)

Meskipun belum lulus sekolah, Dimas sudah harus mencari uang.

(kata sambung: daripada, ibarat, dan lain-lain)

Ijah lebih suka menonton film action daripada film romantis.

4. Kalimat Majemuk Campuran

Tipe terakhir ini adalah kalimat majemuk yang terdiri dari gabungan kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat.

Di dalam kalimat majemuk campuran, kamu akan menemukan beberapa kalimat tunggal. Karena terdiri atas gabungan yang cukup rumit, maka jangan heran kalau kamu akan menjumpai lebih dari satu kata sambung.

Contoh:

Bapak sedang tidur ketika saya pulang. Bapak masih tidur padahal sudah pukul 3 sore.
Bapak masih tidur ketika saya pulang, padahal sudah pukul 3 sore.

Wah, bagaimana, Quipperian? Siapkah kamu menjadikan kalimat dalam tulisanmu lebih kompleks dengan kalimat majemuk? Kalau kamu mau baca artikel menarik lainnya yang bisa menambah wawasanmu, langsung saja kunjungi Quipper Blog, ya!

Penulis: Evita