1). Perencanaan ( Planning ) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2014 di kelas II dengan jumlah 22 siswa. 55 Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk ruangan kelas II yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa bersama , kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan menanyakan kehadiran siswa pada hari itu. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kantong bilangan, serta tahap-tahap yang akan dilakukan dimulai dengan memahami konsep nilai tempat dan nilai angka suatu bilangan, kemudian baru mengajarkan anak cara menempatkan bilangan sesuai dengan nilai tempatnya dengan media kantong bilangan. 2) Tindakan Siswa terlebih dahulu perlu memahami nilai tempat puluhan dan satuan dan nilai angka suatu bilangan. Nilai tempat bilangan 3 puluhan nilai angkanya 30, dan nilai tempat bilangan 9 satuan nilai angkanya 2. Kemudian guru membagikan kartu bertuliskan angka 1-9 kepada siswa. 56 Guru menjelaskan materi nilai tempat puluhan dan satuan dengan menggunakan media kantong bilangan Puluhan satuan 3 = 30 9 = 9 Kantong yang bentuknya besar bernilai paling besar, dan kantong yang bentuknya kecil bernilai paling kecil. Guru memandu siswa untuk maju secara acak dan memasukkan kartu angka yang sudah di bagikan ke dalam kantong bilangan puluhan atau satuan. Kemudian guru mengajarkan cara menulis bilangan dalam bentuk panjang. 39 = 30 + 9 dibaca tiga puluh sembilan. 3) Observasi Sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan metode bermain kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengeksplor pengetahuan siswa serta menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila ada hal yang kurang dipahami seperti siswa menanyakan “ apakah cara 57 menulis bilangan dalam bentuk panjang harus menggunakan tanda + ?”, selanjutnya guru menjelaskan jika suatu bilangan tidak diberi tanda + maka nilai angkanya akan berubah hasilnya. Contoh : Bilangan 39 maka dalam nilai tempat puluhan dan satuan menulis dalam bentuk panjangnya 30 + 9 = 39, jika ditulis 309 maka hasilnya akan menjadi ratusan. Karena nilai tempat bilangan menunjukkan kedudukan dari angka itu sendiri. Peneliti menanyakan kepada siswa mengenai metode bermain dengan media kantong bilangan yang telah dipelajari, seperti nilai tepat dan nilai angkanya suatu bilangan, cara menulis bilangan dalam bentuk panjang, dan cara siswa memasukkan kartu ke dalam kantong bilangan sesuai nilai tempatnya. Guru menyuruh siswa untuk menghitung atau mengerjakan soal nilai tempat puluhan dan satuan secara individu. Tingkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti setelah akhir pembelajaran, kemampuan siswa dalam materi nilai tempat puluhan dan satuan dijadikan peneliti sebagai sumber data utama. Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian: a) Lembar Pengamatan Siswa Mengamati aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung dengan metode bermain dengan media kantong bilangan, lembar pengamatan siswa ini bertujuan untuk 58 mengetahui keaktifan siswa mulai awal pembelajaran sampai akhir proses pembelajaran.Dengan rekapitulasi data sebagai berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Kriteria Rata-rata : 0, 0 – 1, 99 : Sangat Rendah (SR) 2, 0 – 3, 39 : Rendah (R) No Nama Siswa Jumlah Rata-rata Kriteria 1 A 81 6,75 K 2 B 85 7 K 3 C 79 6,6 K 4 D 79 6,6 K 5 E 78 6,5 K 6 F 75 6,25 K 7 G 76 6,3 K 8 H 81 6,75 K 9 I 80 6,7 K 10 J 81 6,75 K 11 K 78 6,5 K 12 L 80 6,7 K 13 M 81 6,75 K 14 N 85 7 K 15 O 87 7,25 K 16 P 79 6,6 K 17 Q 64 5,3 S 18 R 85 7 K 19 S 83 6,9 K 20 T 72 6 K 21 U 75 6,25 K 22 V 73 6,1 K Jumlah 144,55 Rata-rata 6,57 Kriteria K (Kuat) 59 4, 0 – 5, 99 : Sedang (S) 6, 0 – 7, 99 : Kuat (K) 8, 0 – 10, 0 : Sangat Kuat (SK) 60 b) Lembar Pengamatan Guru Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh observer atau guru kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan atau kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan guru dalam pembelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan : Tabel 4. 2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Kriteria Rata- rata : 0, 0 – 1, 99 : Sangat Rendah (SR) 2, 0 – 3, 39 : Rendah (R) 4, 0 – 5, 99 : Sedang (S) 6, 0 – 7, 99 :Kuat (K) NO Keterampilan/kemampuan guru dalam mengajar Jumlah Rata-rata Kriteria 1 Kemampuan guru dalam kegiatan awal pembelajaran 36 7,2 K 2 Kemampuan guru dalam kegiatan eksplorasi 16 8 SK 3 Kemampuan guru dalam kegiatan elaborasi 35 8,75 SK 4 Kemampuan guru dalam kegiatan konfirmasi 26 8,6 SK 5 Kemampuan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran 26 8,6 SK Jumlah 139 41,15 61 8, 0 – 10, 0 :Sangat kuat (SK) c) Nilai Hasil Belajar Mengamati nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan metode bermain dengan media kantong bilangan dengan melakukan penilaian. Tabel 4. 3 Hasil Tes Formatif Siklus I T No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Anisa 70 60 Belum tuntas 2 Ana 70 70 Tuntas 3 Anisa nur 70 60 Belum tuntas 4 Bintang 70 70 Tuntas 5 Dita 70 60 Belum tuntas 6 Faiz 70 50 Belum tuntas 7 Ilham 70 50 Belum tuntas 8 Lutfi 70 75 Tuntas 9 Lana 70 65 Belum tuntas 10 Lani 70 60 Belum tuntas 11 M. Abdul 70 55 Belum tuntas 12 M. Agung 70 55 Belum tuntas 13 Meisya 70 75 Tuntas 14 Nisa 70 80 Tuntas 15 Nurul 70 80 Tuntas 16 Nazwa 70 60 Belum tuntas 17 Oktavian 70 30 Belum tuntas 18 Raisarina 70 75 Tuntas 19 Satria 70 75 Tuntas 20 Saifudin 70 40 Belum tuntas 21 Yulianto 70 50 Belum tuntas 22 Zaki 70 50 Belum tuntas Jumlah 1345 62 Tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I belum menunjukkan peningkatan yang memuaskan. Nilai siklus I hanya 8 siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan. Rata-rata kelas yang didapat masih juga belum memuaskan yaitu hanya 61,13. Persentase ketuntasan dari penelitian siklus I dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 4) Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus I belum memuaskan karena baru 8 siswa dari 22 anak yang dinyatakan tuntas dengan nilai KKM yang ditentukan peneliti sebesar ≥70. Empat belas anak dinyatakan masih belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran nilai tempat puluhan dan ratusan. Penerapan metode bermain dengan media kantong bilangan pada mata pelajaran matematika siklus I masih kurang menarik bagi siswa. Hal ini dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 63 a) Perhatian siswa belum bisa sepenuhnya terfokus pada pembelajaran. b) Siswa belum bisa mengikuti pelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan dengan baik. c) Kemampuan siswa untuk memahami materi nilai tempat juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi. d) Guru lebih memahami kemampuan siswa secara individu. b. Siklus II 1) Perencanaan ( Planning ) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 di kelas II dengan jumlah 22 siswa. Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk ruangan kelas II yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa bersama , kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan menanyakan kehadiran siswa pada hari itu. Sebelum mempelajari nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan, guru terlebih dahulu mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan, mengingatkan nilai tempat ratusan puluhan dan satuan. 64 Guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. 2) Tindakan Siswa terlebih dahulu perlu memahami nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dan nilai angka suatu bilangan. Nilai tempat bilangan 2 ratusan nilai angkanya 200, 3 puluhan nilai angkanya 30, dan nilai tempat bilangan 9 satuan nilai angkanya 2. Kemudian guru membagikan kartu berbentuk segitiga bertuliskan angka 1-9 kepada siswa. Guru menjelaskan materi nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dengan menggunakan media kantong bilangan. 65 satuan satuan 2 = 200 3 = 30 9 = 9 Kantong yang bentuknya paling besar bernilai paling besar, kantong yang bentuknya tanggung bernilai tengah dan kantong yang bentuknya kecil bernilai paling kecil. Guru memandu siswa untuk maju secara acak dan memasukkan kartu angka yang sudah di bagikan ke dalam kantong bilangan puluhan atau satuan. Kemudian guru mengajarkan cara menulis bilangan dalam bentuk panjang. 239 = 200 + 30 + 9 dibaca dua ratus tiga puluh sembilan. 3 ) Observasi Sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan metode bermain kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengeksplor pengetahuan siswa serta menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila ada hal yang kurang dipahami seperti siswa menanyakan “ apakah cara menulis bilangan dalam bentuk panjang harus menggunakan tanda + 66 ?”, selanjutnya guru menjelaskan jika suatu bilangan tidak diberi tanda + maka nilai angkanya akan berubah hasilnya. Contoh : Bilangan 239 maka dalam nilai tempat puluhan dan satuan menulis dalam bentuk panjangnya 200 + 30 + 9 = 239, jika ditulis 200309 maka hasilnya akan menjadi ribuan. Karena nilai tempat bilangan menunjukkan kedudukan dari angka itu sendiri. Selanjutnya peneliti menanyakan kepada siswa mengenai metode bermain dengan media kantong bilangan yang telah dipelajari, seperti nilai tempat dan nilai angkanya suatu bilangan, cara menulis bilangan dalam bentuk panjang, dan cara siswa memasukkan kartu ke dalam kantong bilangan sesuai nilai tempatnya. Kemudian menyuruh siswa untuk menghitung atau mengerjakan soal nilai tempat ratusan puluhan dan satuan secara individu. Tingkkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti setelah akhir pembelajaran, kemampuan siswa dalam materi nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dijadikan peneliti sebagai sumber data utama. Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian: a) Lembar Pengamatan Siswa Mengamati aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung dengan metode bermain kantong bilangan, lembar pengamatan siswa ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan 67 siswa mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dengan rekapitulasi data sebagai berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Kriteria Rata-rata : Kriteria : 0, 0 – 1, 99 : Sangat Rendah (SR) 2, 0 – 3, 39 : Rendah (R) No Nama Siswa Jumlah Rata-rata Kriteria 1 A 91 7,5 K 2 B 95 7,9 K 3 C 89 7,4 K 4 D 82 6,8 K 5 E 79 6,5 K 6 F 84 7 K 7 G 78 6,5 K 8 H 89 7,4 K 9 I 83 6,9 K 10 J 83 6,9 K 11 K 78 6,5 K 12 L 79 6,5 K 13 M 93 7,75 K 14 N 91 7,5 K 15 O 93 7,75 K 16 P 83 6,9 K 17 Q 67 5,5 S 18 R 78 6,5 K 19 S 73 6 K 20 T 70 5,8 S 21 U 77 6,4 K 22 V 74 6,1 K Jumlah 149 Rata-rata 6,77 Kriteria K 68 4, 0 – 5, 99 : Sedang (S) 6, 0 – 7, 99 : Kuat (K) 8, 0 – 10, 0 : Sangat Kuat (SK) b) Lembar Pengamatan Guru Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh observer atau guru kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan atau kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan guru dalam pembelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan : Tabel 4. 5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II NO Keterampilan/kemampuan guru dalam mengajar Jumlah Rata-rata Kriteria 1 Kemampuan guru dalam kegiatan awal pembelajaran 43 8,2 SK 2 Kemampuan guru dalam kegiatan eksplorasi 17 8,5 SK 3 Kemampuan guru dalam kegiatan elaborasi 36 9 SK 4 Kemampuan guru dalam kegiatan konfirmasi 24 8 SK 5 Kemampuan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran 25 8,3 SK 69 Rata-rata 8,52 SK Kriteria Rata- rata : 0, 0 – 1, 99 : Sangat Rendah (SR) 2, 0 – 3, 39 : Rendah (R) 4, 0 – 5, 99 : Sedang (S) 6, 0 – 7, 99 : Kuat (K) 8, 0 – 10, 0 : Sangat kuat (SK) c) Nilai Hasil Belajar Mengamati nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan metode bermain dengan media kantong bilangan dengan melakukan penilaian. Tabel 4. 6 Hasil Tes Formatif Siklus II No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Anisa 70 70 Tuntas 2 Ana 70 80 Tuntas 3 Anisa nur 70 75 Tuntas 4 Bintang 70 80 Tuntas 5 Dita 70 70 Tuntas 6 Faiz 70 65 Belum tuntas 7 Ilham 70 70 Tuntas 8 Lutfi 70 85 Tuntas 9 Lana 70 70 Tuntas 10 Lani 70 70 Tuntas 11 M. Abdul 70 65 Belum tuntas 12 M. Agung 70 70 Tuntas 13 Meisya 70 85 Tuntas 14 Nisa 70 80 Tuntas 15 Nurul 70 90 Tuntas 16 Nazwa 70 70 Tuntas 17 Oktavian 70 30 Belum tuntas 18 Raisarina 70 100 Tuntas 19 Satria 70 100 Tuntas 20 Saifudin 70 55 Belum tuntas 21 Yulianto 70 65 Belum tuntas 22 Zaki 70 70 Tuntas 70 Tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang memuaskan. Dari nilai siklus II terdapat 17 siswa yang sudah mencapai KKM yang ditetapkan. Rata-rata kelas yang didapat sudah cukup baik, yaitu 73,40. Dari rekapitulasi hasil nilai yang diperoleh siswa dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini : Persentase ketuntasan dari penelitian siklus I dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 71 4) Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus II cukup memuaskan karena ada peningkatan yang semula hanya ada 8 siswa yang tuntas tetapi pada siklus II ini meningkat menjadi 17 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM yang ditentukan peneliti sebesar ≥70. Masih terdapat 5 anak dinyatakan masih belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran nilai tempat ratusan puluhan dan ratusan. Penerapan metode bermain dengan media kantong bilangan pada mata pelajaran matematika siklus II siswa sudah mulai senang dengan diterapkannya metode bermain kantong bilangan tersebut. Siswa mulai aktif bertanya dan menyenangi materi nilai tempat. Tetapi masih ada beberapa anak yang belum bisa fokus mengikuti pembelajaran nilai tempat ini. Hal ini dikarenakan siswa tersebut tidak suka dengan mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, peneliti dapat menemukan kelemahan dan kelebihan pembelajaran sebagai berikut: a) Terdapat sebagian siswa belum bisa sepenuhnya terfokus pada pembelajaran. b) Siswa sudah bisa mengikuti pelajaran matematika melalui metode bermain kantong bilangan dengan baik. 72 c) Kemampuan siswa untuk memahami materi nilai tempat sudah cukup baik,sehingga guru tidak perlu mengulang-ulang materi. d) Guru lebih memahami kemampuan siswa secara individu. b. Siklus III 1) Perencanaan ( Planning ) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2014 di kelas II dengan jumlah 22 siswa. Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk ruangan kelas II yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa bersama , kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan menanyakan kehadiran siswa pada hari itu. Sebelum mempelajari nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan, guru terlebih dahulu mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan, mengingatkan nilai tempat ratusan puluhan dan satuan. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. 2) Tindakan Siswa terlebih dahulu perlu memahami nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dan nilai angka suatu bilangan. 73 Nilai tempat bilangan 3 ratusan nilai angkanya 300, 3 puluhan nilai angkanya 30, dan nilai tempat bilangan 9 satuan nilai angkanya 2. Kemudian guru membagikan kartu berbentuk kotak bertuliskan angka 1-9 kepada siswa. Guru menjelaskan materi nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dengan menggunakan media kantong bilangan. Ratusan satuan satuan 3 = 300 3 = 30 9 = 9 Kantong yang bentuknya paling besar bernilai paling besar, kantong yang bentuknya tanggung bernilai tengah dan kantong yang 74 bentuknya kecil bernilai paling kecil. Guru memandu siswa untuk maju secara acak dan memasukkan kartu angka yang sudah di bagikan ke dalam kantong bilangan puluhan atau satuan. Kemudian guru mengajarkan cara menulis bilangan dalam bentuk panjang. 339 = 300 + 30 + 9 dibaca tiga ratus tiga puluh sembilan. 3 ) Observasi Sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan metode bermain dengan media kantong bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengeksplor pengetahuan siswa serta menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila ada hal yang kurang dipahami seperti siswa menanyakan “ apakah cara menulis bilangan dalam bentuk panjang harus menggunakan tanda + ?”, selanjutnya guru menjelaskan jika suatu bilangan tidak diberi tanda + maka nilai angkanya akan berubah hasilnya. Contoh : Bilangan 339 maka dalam nilai tempat puluhan dan satuan menulis dalam bentuk panjangnya 300 + 30 + 9 = 339, jika ditulis 300309 maka hasilnya akan menjadi ribuan. Karena nilai tempat bilangan menunjukkan kedudukan dari angka itu sendiri. 75 Peneliti menanyakan kepada siswa mengenai metode bermain dengan media kantong bilangan yang telah dipelajari, seperti nilai tempat dan nilai angkanya suatu bilangan, cara menulis bilangan dalam bentuk panjang, dan cara siswa memasukkan kartu ke dalam kantong bilangan sesuai nilai tempatnya. Kemudian menyuruh siswa untuk menghitung atau mengerjakan soal nilai tempat ratusan puluhan dan satuan secara individu. Tingkkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti setelah akhir pembelajaran, kemampuan siswa dalam materi nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dijadikan peneliti sebagai sumber data utama. Berikut instrumen yang digunakan dalam penelitian: a) Lembar Pengamatan Siswa Mengamati aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung dengan metode bermain kantong bilangan. bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dengan rekapitulasi data sebagai berikut: Tabel 4.7 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III No Nama Siswa Jumlah Rata-rata Kriteria 1 A 84 7 K 2 B 86 7,1 K 3 C 83 6,9 K 4 D 90 7,5 K 76 Kriteria Rata- rata : 0, 0 – 1, 99 : Sangat Rendah (SR) 2, 0 – 3, 39 : Rendah (R) 4, 0 – 5, 99 : Sedang (S) 6, 0 – 7, 99 : Kuat (K) 8, 0 – 10, 0 : Sangat Kuat (SK) b) Lembar Pengamatan Guru Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh observer atau guru kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan atau kemampuan guru 5 E 82 6,8 K 6 F 85 7 K 7 G 84 7 K 8 H 82 6,8 K 9 I 85 7 K 10 J 82 6,8 K 11 K 86 7,1 K 12 L 84 7 K 13 M 88 7,3 K 14 N 93 7,75 K 15 O 93 7,75 K 16 P 84 7 K 17 Q 68 5,6 S 18 R 90 7,5 K 19 S 79 6,5 K 20 T 71 5,9 S 21 U 82 6,8 K 22 V 80 6,6 K Jumlah 150,7 Rata-rata 6,85 Kriteria K 77 dalam mengajar mata pelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan guru dalam pembelajaran matematika melalui metode bermain dengan media kantong bilangan : Tabel 4. 8 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus III NO Keterampilan/kemampuan guru dalam mengajar Jumlah Rata-rata Kriteria 1 Kemampuan guru dalam kegiatan awal pembelajaran 43 8,6 SK 2 Kemampuan guru dalam kegiatan eksplorasi 19 9 SK 3 Kemampuan guru dalam kegiatan elaborasi 36 9 SK 4 Kemampuan guru dalam kegiatan konfirmasi 24 8 SK 5 Kemampuan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran 25 8,3 SK Jumlah 147 42,9 Rata-rata 8,64 SK Kriteria Rata- rata : 0, 0 – 1, 99 : Sangat Rendah (SR) 2, 0 – 3, 39 : Rendah (R) 4, 0 – 5, 99 : Sedang (S) 6, 0 – 7, 99 : Kuat (K) 8, 0 – 10, 0 : Sangat kuat (SK) 78 Sebagai umpan balik siswa terhadap proses pembelajaran nilai tempat melalui metode bermain dengan media kantong bilangan, dan berikut adalah data angket umpan balik yang diberikan pada kelas II. Tabel 4. 9 Angket Umpan Balik Pedoman penilaian : Kriteria : No Nama siswa Jml presentase Kriteria 1 A 8 80% SS 2 B 9 90% SS 3 C 10 100% SS 4 D 9 90% SS 5 E 8 80% SS 6 F 10 100% SS 7 G 10 100% SS 8 H 10 100% SS 9 I 9 90% SS 10 J 9 90% SS 11 K 9 90% SS 12 L 10 100% SS 13 M 9 90% SS 14 N 10 100% SS 15 O 9 90% SS 16 P 9 90% SS 17 Q 5 50% S 18 R 8 80% SS 19 S 9 90% SS 20 T 6 60% SS 21 U 7 70% SS 22 V 8 80% SS Jumlah I91 1910 Rata-rata 86 SS 79 P = Tidak Senang : ≤ 32% Keterangan : Senang : ≤ 33% - 66% P = Presentase Sangat Senang : ≤ 67% - 100% F = Frekuensi N = Jumlah butir pertanyaan d) Nilai Hasil Belajar Mengamati nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan metode bermain dengan media kantong bilangan dengan melakukan penilaian. Tabel 4. 10 Hasil Tes Formatif Siklus III No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Anisa 70 80 Tuntas 2 Ana 70 100 Tuntas 3 Anisa nur 70 80 Tuntas 4 Bintang 70 90 Tuntas 5 Dita 70 80 Tuntas 6 Faiz 70 70 Tuntas 7 Ilham 70 80 Tuntas 8 Lutfi 70 100 Tuntas 9 Lana 70 80 Tuntas 10 Lani 70 80 Tuntas 11 M. Abdul 70 80 Tuntas 12 M. Agung 70 80 Tuntas 13 Meisya 70 100 Tuntas 14 Nisa 70 90 Tuntas 15 Nurul 70 100 Tuntas 16 Nazwa 70 70 Tuntas 17 Oktavian 70 50 Belum tuntas 80 19 Satria 70 100 Tuntas 20 Saifudin 70 60 Belum tuntas 21 Yulianto 70 70 Tuntas 22 Zaki 70 70 Tuntas Jumlah 1810 Rata-rata 82,27 Tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus III sudah menunjukkan peningkatan yang sangat memuaskan. Siswa 80% sudah memahami materi nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan. Dari nilai siklus III hanya terdapat 2 siswa yang belum bisa mencapai KKM yang ditetapkan. Rata-rata kelas yang didapat sudah cukup baik, yaitu 82,27. Dari rekapitulasi hasil nilai yang diperoleh siswa dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini: Persentase ketuntasan dari penelitian siklus I dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 3) Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus III cukup memuaskan karena terdapat banyak peningkatan yang semula hanya ada 8 siswa yang 81 tuntas tetapi pada siklus III ini meningkat menjadi 20 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM yang ditentukan peneliti sebesar ≥70. Masih terdapat 2 siswa yang sama pada siklus II dinyatakan masih belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran nilai tempat ratusan puluhan dan ratusan. Keadaan 2 siswa tersebut di dalam kelas pun juga tidak bisa dengan serius mendengarkan penjelasan dari guru, di tambah lagi di dalam kelas selalu bermain ( gojeg/rame) sendiri. Siswa tersebut memang perlu bimbingan belajar khusus tentang mata pelajaran matematika.Untuk itu setelah penelitian ini selesai diharapkan guru bisa memberikan latihan-latihan soal dan menerangkan kembali materi yang belum dikuasai 2 siswa tersebut secara terus-menerus. Refleksi pada siklus III yaitu di dapatkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran matematika yaitu metode belajar sambil bermain kantong bilangan karena semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik. |