Jelaskan pandangan Kitab Suci tentang alam sebagai bagian kehidupan manusia

Nama : Irawati Napitupulu

NIM : 2201841753

Kelas : LD21

Melihat lingkungan berbicara tentang tempat tinggal kita. Tanpa disadari, lingkungan kita semakin menunjukkan kerusakan. Kita melihat dan mendengar sendiri bagaimana perubahan lingkungan terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita. Kerusakan bumi dan lingkungan ini bukan tanpa alasan, kita sendiri merasakan pemanasan bumi, banjir dan pencemaran udara, air dan tanah. Adanya kerusakan ini akan memberikan dampak negatif yang nyata bagi kehidupan manusia. Dengan adanya lingkungan yang tercemar dan rusak, hal ini menjadi ketidakadilan bagi ekologi. Dalam sejarah Kekristenan, yang terpenting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalankan amanat-Nya sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab.

Bagaimana orang Kristen memandang alam atau lingkungan? Alkitab sebagai sumber nilai dan moral Kristiani menjadi dasar untuk melihat dan menghargai alam. Memang, Alkitab mengajak orang untuk menunjukkan penghargaan yang besar terhadap ciptaan Tuhan yang lain, termasuk alam dan lingkungan. Perhatikan kajian teologis berikut ini:

  1. Setiap ciptaan adalah berharga, cerminan dari keagungan Tuhan (Mazmur 104).

Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa atas ciptaan-Nya (dalam kaitannya dengan lingkungan) terlihat dalam Mazmur 104. Bagian ini menggambarkan kekaguman pemazmur yang bersaksi sebagai Tuhan yang tidak hanya menciptakan tetapi tumbuh dan berkembang dan terus merawat ciptaan-Nya. Misalnya, ayat 13, 16, 18 dan 17 menggambarkan pohon-pohon yang dipelihara oleh Tuhan, semua ciptaan menunggu makanan dari Tuhan. Menariknya, bukan hanya manusia yang menunggu kasih dan berkah Tuhan, tetapi seluruh ciptaan (unsur lingkungan). Pentingnya kedudukan dan kekuasaan manusia dalam hubungannya dengan ciptaan lain juga tidak tampak di sini. Ini berarti bahwa baik manusia maupun ciptaan lainnya tunduk pada kemahakuasaan Tuhan.Ayat 30 secara khusus menyatakan, "Jika kamu mengirimkan rohmu, mereka diciptakan, dan kamu memperbaharui muka bumi." Kata "roh" adalah sering dikaitkan dengan unsur kehidupan atau dengan kehidupan itu sendiri. Artinya semua makhluk yang diciptakan di alam semesta ini menerima unsur kehidupan dari Tuhan.Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa bukan hanya manusia yang diberi kehidupan, tetapi juga makhluk-makhluk lain. Betapa berharganya semua ciptaan di mata Tuhan, Roh Tuhan terus bekerja dan memberi kehidupan.

  • Semua ciptaan (kosmos) akan diselamatkan melalui Kristus (Kolose 1:15-23).

Bagian ini mengungkapkan dimensi kosmologis yang terkait erat dengan keutamaan Kristus, khususnya karya penebusan, penebusan, dan penebusan-Nya atas semua ciptaan. Ayat 23 mengatakan Injil diberitakan ke seluruh dunia. Dunia diciptakan melalui Kristus, dan melalui Kristus Allah juga mengambil inisiatif untuk mendamaikan diri-Nya dengan ciptaan-Nya. Alam sekarang berada di bawah kendali-Nya dan oleh karena itu kosmos menjadi damai. Bagian ini juga menekankan makna universal peristiwa Kristus melalui penampakan dimensi kosmos-Nya dan pembicaraan keselamatan bagi seluruh dunia, termasuk seluruh ciptaan. Kristus membawa damai dan harmoni bagi semua ciptaan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Keselamatan Kristus juga dipahami sebagai keselamatan alam semesta, yang meliputi seluruh alam dan ciptaan. Keselamatan juga mencakup rekonsiliasi atau pemulihan hubungan yang rusak antara manusia dan ciptaan lainnya.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa baik manusia maupun seluruh ciptaan atau makhluk lainnya adalah entitas kosmis yang berakar nilai dan berpuncak pada Kristus.

Menghormati kajian teologis tersebut di atas, ia mengemukakan teologi kontekstual lingkungan sebagai berikut.

Teologi penciptaan menekankan pekerjaan Tuhan dalam memberikan kehidupan kepada semua penciptaan (Mazmur 104). Dalam hal ini, manusia dianggap sebagai bagian integral dari alam bersama dengan tumbuhan, hewan, dan ciptaan lainnya. Tanggung jawab manusia adalah bekerja bagi Tuhan untuk memelihara dan mengelola lingkungan, bukan untuk menguasainya, apalagi mengeksploitasinya. Teologi ini juga dirumuskan pada Earth Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992.

Kesadaran bahwa semua Ciptaan berharga di mata Tuhan, yang menuntun kita untuk membangun sikap solidaritas dengan alam. Kami memperlakukan lingkungan sebagai ciptaan serupa yang perlu dicintai, dilindungi, dihargai, dan dirawat. Kami mencintai dan merawat lingkungan dengan sentuhan cinta seperti pikiran Tuhan, kami membangun solidaritas baru dengan alam yang rusak.

https://misi.sabda.org/church_lingungan_live

  • Alam merupakan bagian dari hidup. Oleh karena itu, manusia tidak dapat dipisahkan dengan alam. Kita sadari bersama bahwa Tuhan menciptakan bumi dan isinya (alam) ini dari hari pertama sampai hari kelima pada akhirnya diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Sebab setelah bumi tertata dan tercipta dengan baik, pada hari keenam Allah menempatkan manusia di dalam bumi, alam ciptaan-Nya. Manusia dapat hidup karena Allah telah mempersiapkan alam dengan baik sebagai tempat hidup bagi manusia.
  • Manusia dan alam hidup secara berdampingan secara harmonis dan saling membutuhkan. Manusia membutuhkan alam dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestarian hidupnya. Seperti kita membutuhkan flora dan fauna untuk hidup. Berton-ton makanan telah kita santap yang semuanya mengambil bahan pokok dari tumbuhan dan hewan.
  • Bagi manusia, tumbuhan dan hewan dibutuhkan bukan hanya untuk bahan makanan, melainkan juga untuk hal-hal lainnya. Misalnya, tumbuhan membantu kita untuk bernapas, untuk membuat tempat tinggal, hasil karya seni, dan sebagainya. Sedangkan hewan yang kita pelihara dapat menjadi partner kerja mengolah tanah, bahkan dapat menjadi sumber protein hewani bagi kita. Perlakuan kita terhadap kelestarian lingkungan menentukan kesejahteraan hidup kita.
  • Namun demikian, pada kenyataannya saat ini banyak perilaku manusia yang justru dapat menimbulkan kerusakan alam lingkungan. Karena keegoisan dan keserakahan manusia, maka manusia berperilaku yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alam dan bahkan kehancuran alam lingkungan.
  • Dosa keserakahan Adam dan Hawa merupakan gambaran awal munculnya bencana atas alam semesta ini.
  • Berbagai contoh tindakan manusia yang dapat merusak keutuhan alam ciptaan atau lingkungan hidup, antara lain: 1) Penebangan hutan untuk industri perkayuan, penebangan pohon-pohon untuk perluasan lahan industri atau pemukiman secara tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan hutan menjadi gundul dan bukit menjadi tandus. Pada akhirnya menyebabkan bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan saat kemarau. 2) Ketidakpedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan tindakan membuang sampah di sembarang tempat, yang menyebabkan bau busuk dimana-mana serta menyebabkan saluran air (got) dan sungai menjadi tersumbat, yang pada akhirnya menyebabkan bencana banjir. 3) Tindakan pencemaran lingkungan sungai dengan membuang limbah berbahaya ke dalam sungai. Hal ini dapat menyebabkan tercemarnya air sungai sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi, bahkan bisa membahayakan kesehatan kita.

    4) Pemakaian obat-obatan untuk membasmi hama tanaman, dan asap pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang sedikit demi sedikit dapat meracuni kita dan seluruh alam lingkungan kita.

  • Dalam Kitab Kejadian 1: 1- 31 dikisahkan bagaimana Allah menciptakan alam ini dengan begitu indah adanya. Dalam Kitab Kejadian 3:17-19 dikisahkan bahwa sejak meninggalkan Taman Firdaus dengan segala kebutuhan hidupnya yang serba ada, manusia Adam dan Hawa terpaksa harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dukung website ini dengan subscribe Channel YouTube Aendy Da Saint:

Melihat lingkungan hidup artinya membicarakan tentang tempat tinggal kita. Tanpa disadari lingkungan kita semakin hari menunjukan bahwa semakin rusak. Kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana perubahan lingkungan telah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita. Kerusakan bumi dan lingkungan hidup tidak tanpa alasan, kita merasakan sendiri bumi menjadi semakin panas, banjir, serta adanya pencemaran udara, air, dan tanah. Adanya kerusakan itu akan menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi kehidupan manusia. Dengan adanya lingkungan hidup yang tercemar lalu rusak, maka hal ini menjadi ketidakadilan bagi ekologi. Dalam sejarah agama kristen yang terpenting adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan menjalankan amanatnya sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab.

Penyebab dari lingkungan hidup menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara pandang dan sikap manusia yang telah salah terhadap alam. Karena memang benar pemahaman dan cara pandang orang terkait lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap mereka dan bagaimana mereka akan memperlakukan alam. Pemikiran bahwa manusia yang paling memiliki kepentingan yang dianggap akan paling menentukan tatanan ekosistem. Alam dapat dilihat sebagai objek, alat, dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya dapat bernilai sejauh menunjang kepentingan manusia. Adanya pemikiran seperti itu akan berakibat sikap yang tidak bersahabat dengan alam dan tidak menghargai adanya lingkungan hidup untuk kepentingan banyak orang. Pada artikel ini akan membahas tentang pandangan alkitab tentang lingkungan hidup.

Pandangan Alkitab tentang lingkungan hidup

alkitab merupakan sumber nilai dan menjadi moral kristiani yang menjadi pijakan dalam memandang dan mengapresiasi lingkungan dan alam. Alkitab berisi tentang ajakan untuk manusia memberikan penghargaan tertinggi terhadap ciptaan Allah yang lainnya, termasuk alam dan lingkungan hidup demi mencerminkan karakter Kristen sejati. Berikut adalah beberapa pandangan alkitab tentang lingkungan hidup.

  1. Semua ciptaan adalah suatu hal yang berharga dan mencerminkan keagungan Allah (Mazmur 104)

Kebesaran Tuhan yang Mahaagung bagi karya ciptaan-Nya (dalam artian lingkungan hidup) tampak dalam Mazmur 104. Perikop ini menggambarkan ketakjuban pemazmur yang telah menyaksikan bagaimana Tuhan yang tidak hanya mencipta, tapi juga menumbuhkembangkannya dan terus memelihara ciptaan-Nya. Ayat 13, 16, 18, dan 17 misalnya, menggambarkan pohon-pohon diberi makan oleh Tuhan, semua ciptaan menantikan makanan dari Tuhan. Yang menarik adalah bukan hanya manusia yang menanti kasih dan berkat Allah, tapi seluruh ciptaan (unsur lingkungan hidup). Di samping itu, penonjolan kedudukan dan kekuasaan manusia atas ciptaan lainnya di sini tidak tampak. Itu berarti bahwa baik manusia maupun ciptaan lainnya tunduk pada kemahakuasaan Allah. Dalam ayat 30, secara khusus dikatakan: “Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.” Kata “roh” sering kali dikaitkan dengan unsur kehidupan, atau hidup itu sendiri. Ini berarti seluruh makhluk ciptaan di alam semesta ini diberikan unsur kehidupan oleh Tuhan. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa bukan hanya manusia yang diberi kehidupan, tapi juga ciptaan lainnya. Betapa berharganya seluruh ciptaan di hadapan Tuhan. Roh Allah terus berkarya dan memberikan kehidupan.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan maksud dan fungsinya masing-masing dalam hubungan harmonis yang terintegrasi dan saling memengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Jadi, sikap eksploitatif terhadap alam merupakan bentuk penodaan dan perusakan terhadap karya Allah yang agung itu. Hal ini mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen untuk menjadikan tujuan hidup orang kristen.

  1. Semua ciptaan (kosmos) diselamatkan melalui Kristus (Kolose 1:15-23)

Dimensi kosmologis yang terkait erat dengan hal keutamaan Kristus, khususnya karya pendamaian, penebusan, dan penyelamatan-Nya atas semua ciptaan. Dalam ayat 23 dikatakan bahwa Injil diberitakan kepada seluruh alam. Melalui Kristus dunia diciptakan, dan melalui Kristus pula Allah berinisiatif melakukan pendamaian dengan ciptaan-Nya. Sekarang alam berada di bawah kuasa-Nya dan dengan demikian kosmos mengalami pendamaian. Bagian ini juga menekankan arti universal tentang peristiwa Kristus melalui penampilan dimensi-dimensi kosmosnya dan melalui pembicaraan tentang keselamatan bagi seluruh dunia, termasuk semua ciptaan. Kristus membawa pendamaian dan keharmonisan bagi semua ciptaan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Penebusan Kristus juga dipahami sebagai penebusan kosmos yang mencakup seluruh alam dan ciptaan. Penyelamatan juga mencakup pendamaian atau pemulihan hubungan yang telah rusak antara manusia dan ciptaan lainnya.

Demikianlah dapat disimpulkan bahwa baik manusia maupun segala ciptaan atau makhluk yang lain merupakan suatu kesatuan kosmik yang memiliki nilai yang berakar dan bermuara di dalam Kristus.

  1. Dunia adalah ciptaan Allah
  2. Dunia adalah milik Allah
  3. Bumi diopang dan diselenggarakan oleh Allah
  4. Dunia dibawah kovenan dengan Allah
  5. Manusia adalah penjaga lingkungan

Demikian penjelasan mengenai pandangan Alkitab tentang lingkungan hidup untuk kita pahami bersama. Alkitab berpegang kepala Allah sang pencipta, dan manusia sebagai pemelihara bumi. Maka dari itu tugas kita untuk menjaga dan, bukannya malah merusak, tugas kita untuk memelihara bukan untuk mengotorinya. Suatu ironi ketika manusia mengotori lingkungan, maka manusia telah mengotori makanan dan minumannya sendiri. Sehingga kita tidak hanya berdosa pada lingkungan tetapi berdosa juga dengan diri sendiri. Jika anda bukan penjaga bumi, maka artinya anda tidak menjaga saudara anda. Bumi adalah miliki saudara anda dan apabila tidak menjaga dengan baik, maka bumi tidak akan menjaga saudara anda dengan baik. Semoga bermanfaat dan terimakasih

fbWhatsappTwitterLinkedIn