Uploaded byPuspa dewi0% found this document useful (0 votes) Show
102 views 14 pages Original Title1 TRI PARARTHA Copyright© © All Rights Reserved Share this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document 0% found this document useful (0 votes) 102 views14 pages 1 Tri PararthaOriginal Title:1 TRI PARARTHA Uploaded byPuspa dewi Full description Jump to Page You are on page 1of 14 Search inside document You're Reading a Free Preview
Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to read. Anytime. Anywhere. Any device. No Commitment. Cancel anytime. Agama Hindu memiliki ajaran yang menuntun umatnya untuk selalu ada di jalan dharma dalam menjalani kehidupan. Salah satunya adalah Tri Parartha. Tri Parartha berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu dari kata Tri artinya tiga dan Parartha artinya kebahagiaan, kesejahteraan, keselamatan, keagungan, dan kesukaan. Dengan demikian Tri Parartha berarti tiga perihal yang dapat menyebabkan terwujudnya kesempurnaan, kebahagiaan, keselamatan, kesejahteraan, keagungan, dan kesukaan hidup umat Hindu. Tanpa keselamatan dalam hidupnya, manusia tidak akan dapat berbuat banyak. Menurut ajaran agama Hindu, manusia itu dapat menyelamatkan dirinya dengan jalan mengamalkan ajaran Tri Parartha. Ada pun ajaran Tri Parartha yang dimaksud yang dapat mengantarkan umat Hindu mencapai keselamatan dan kebahagiaan serta kesejahteraan hidupnya. Terdiri dari Asih, Punia dan Bhakti. Asih artinya cinta kasih, umat Hindu hendaknya selalu mengupayakan hidupnya dengan berlandaskan cinta kasih dengan sesama. Asih juga dapat diartikan sebagai kasih sayang. Asih juga memiliki kasih yang lebih dalam daripada cinta. Dalam mengasihi sudah terkandung makna mencintai. Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suat objek sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suat obiek. Perbedaan antara cinta dan kasih terletak pada kesanggupan dan kemampuan dalam memahami hakikat cinta dan kasih serta hal yang mendasari adanya cinta kasih adalah ajaran “tat tvam asi” yang berarti engkau adalah dia, dia adalah mereka seperti yang dinyatakan pada kitab Chandogya Upanisad VI.14.1. Pustaka suci Bhagavadgita Sloka XII. 13. menyebutkan: Terjemahannya: Akan tetapi dewasa ini pada orang-orang tertentu ada yang memiliki kemiskinan dalam cinta kasih. Hal ini dapat dilihat dari maraknya kekerasan yang terjadi di negeri ini. Ada kecenderungan cinta kasih yang ada pada setiap orang telah mengalami kekeringan dan bahkan manusia telah kehilangan seluruh cinta kasihnya sehingga terjadilah perbuatan yang menimbulkan kekerasan. Para generasi muda yang menjadi harapan baik keluarga maupun bangsa banyak yang terjerumus ke dalam tindakan yang sia-sia, seperti mabuk-mabukan, pesta narkoba, dan tindakan lain yang menyimpang dari aturan hukum dan agama. Mengacu pada realita yang terjadi di masyarakat dewasa ini khususnya pada kaum generasi muda dapat diketahui bahwa terjadi degradasi moral atau pengikisan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari mulai menurunnya nilai-nilai kasih sayang dalam diri manusia. Dengan demikian berdasarkan kutipan sloka di atas dapat diketahui bahwa objek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa. Punya (Punia), dermawan atau tulus ikhlas. Seluruh aktivitas hidup umat Hindu hendaknya berlandaskan tanpa pamrih/balasan, karena ketertarikan itu sesungguhnya ia menyebabkan menderita. Dan Bhakti artinya hormat-menghormati terhadap sesama, sujud terhadap orang yang lebih tua. Di antara sesamanya manusia hendaknya saling menghormati, serta tidak melupakan untuk bersujud kehadapan sang pencipta (Tuhan). Ajaran Tri Parartha itu sudah sepatutnya dipahami dan diaktualisasikan oleh umat Hindu, dengan demikian kesempurnaan hidup ini akan menjadi kenyataan. Sebagaimana dijelaskan dalam sloka suci (Menawa Dharmasastra,V.109) berikut ini: Terjemahan : Asih, Punia, dan Bhakti merupakan ajaran agama Hindu yang patut dihayati dan diamalkan dalam kehidupan agar tetap tegaknya dharma. Tri Parartha adalah ajaran agama Hindu untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hidup saling mengasihi di antara kita merupakan perilaku umat manusia utama yang dapat mengantarkan tercapainya kebahagiaan yang abadi (moksa). Dalam Kitab suci Rg. Veda dinyatakan sebagai berikut: Seluruh umat Hindu hendaknya melakukan hal tersebut, karena itu merupakan kewajiban untuk menegakkan dharma. Tujuan pokok dari ajaran Tri Parartha (asih, punia, dan bhakti) ini adalah menumbuhkan sikap mental masing-masing pribadi umat manusia, dalam hal ini adalah peserta didik untuk mewujudkan ajaran wairagya (tidak terikat akan pengaruh benda-benda duniawi) yang dapat memuaskan indria/nafsu belaka manusia secara pribadi. Berdasarkan
uraian di atas, maka untuk menghayati ajaran kasih dapat diwujudnyatakan melalui ajaran “Tri Hita Karana”. Tri Hita Karana terdiri dari tiga kata Tri yang berarti tiga, hita yang berarti kebahagiaan sedangkan karana berarti penyebab. Jadi Tri Hita Karana berarti tiga hal yang menyebabkan kebahagiaan. Tri Hita Karana dapat diterapkan dengan senantiasa menciptakan hubungan atau interaksi yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (prhyangan), membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan
sesama manusia (pawongan) serta senantiasa membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan (palemahan). Penerapan ajaran Tri Hita karana kepada peserta didik khususnya di sekolah dapat dilakukan dengan:
Cendikiawan Hindu, Svami Vivekananda mengatakan “ Cinta kasih adalah daya penggerak, karena cinta kasih selalu menempatkan dirinya sebagai pemberi yang tanpa keterikatan dan bukan penerima.” Dengan demikian, kasih sayang merupakan jalan pintas untuk mencapai tujuan hidup kita, yaitu Keutamaan manusia (Human Excellence). Asih tidak hanya bisa diterapkan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada binatang dan tumbuh-tumbuhan yang sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Asih kepada binatang dapat dilakukan dengan tidak membunuh binatang sembarangan seperti menembak burung, meracuni ikan dengan potas, dan lain-lain. Sikap asih terhadap tumbuh-tumbuhan dapat dilakukan dengan tidak menebang pohon sembarangan, tetapi sebaliknya kita harus menanam pohon dan melakukan penghijauan. Sikap asih terhadap alam atau lingkungan sekitar sangat penting untuk diterapkan karena dengan demikian kelestarian lingkungan akan terjaga dan kita akan merasa tenang dan nyaman berada di sekitarnya. Umat Hindu di Bali menerapkannya melalui perayaan tumpek pengatag dan tumpek uye. Sumber: Majalah Raditya Apa yg dimaksud dengan Tri Parartha?Tri Parartha secara etimologis berasal dari kata Tri yang berarti tiga dan Parartha berarti kemuliaan, keutamaan. Sehingga Tri Parartha adalah tiga sikap, perilaku yang mulia, yang mampu memuliakan kehidupan orang lain maupun memuliakan diri kita sendiri.
Apa saja bagian bagian Tri Parartha?Adapun yang termasuk ajaran tri parartha tersebut antara lain :. Asih, cinta kasih. ... . Punya (punia), dermawan atau tulus iklas. ... . Bhakti, hormat atau sujud diantara sesamanya manusia hendaknya saling menghormati, serta tidak melupakan untuk bersujud kehadapan sang pencipta (Tuhan / Hyang Widhi).. Apa saja contoh perilaku yang termasuk pengamalan ajaran Tri Parartha?Berikut adalah beberapa contoh sikap pengamalan Tri Parartha:. Mengasihi sesama dengan tidak membully teman dan saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kesalahan.. Tidak dengan sengaja menyakiti binatang. ... . Mengasihi lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.. Akal dibersihkan dengan apa?Jakarta - Akal dibersihkan dengan pengetahuan dan jiwa dibersihkan dengan cinta.
|