Jelaskan 2 bahaya kabut asap bagi kesehatan organ pernapasan

mongabay

Kabut asap di Riau

Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kabut asap dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungan, dan kelestarian hayati. ''Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit,' ujar Tjandra.Pada kondisi kesehatan tertentu, kata dia, orang akan menjadi lebih mudah mengalami gannguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak. Berikut 8 gangguan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kabut asap.1. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungki juga infeksi.2. Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dll. 3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.4. Mereka yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakir kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang , sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.6. Secara umum maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment).

  • kabut asap
  • riau
  • kabut asap riau
  • bahaya
  • kebakaran hutan

Kebakaran hutan kerap kali menjadi ancaman saat musim kemarau tiba. Efek kabut asap yang dihasilkan dari kebakaran tersebut sangatlah berbahaya bagi kesehatan dan dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan asma, gangguan pernapasan, bahkan serangan jantung.

Selain kebakaran hutan, kabut asap juga dapat disebabkan oleh asap pabrik dan kendaraan bermotor. Asap tersebut mengandung berbagai gas berbahaya, seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur oksida (SO2), senyawa organik volatil (VOC), dan ozon.

Jelaskan 2 bahaya kabut asap bagi kesehatan organ pernapasan

Tak hanya gas, kabut asap juga mengandung partikel berbahaya berupa debu, asap, atau kotoran. Hal inilah yang membuat efek kabut asap bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Efek Kabut Asap bagi Kesehatan

Jika Anda tinggal di daerah yang sering terpapar kabut asap, sebaiknya tetap waspada terhadap bahaya kabut asap yang dapat terjadi. Berikut ini adalah beberapa efek kabut asap bagi kesehatan:

1. Meningkatkan risiko terjadinya gangguan paru-paru

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.

Selain itu, efek kabut asap juga dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Hal ini karena zat yang terkandung dalam kabut asap bersifat iritatif dan bisa membuat paru-paru meradang.

2. Menyebabkan batuk dan iritasi tenggorokan

Dalam jangka pendek, efek kabut asap dapat membuat seseorang mengalami batuk dan iritasi tenggorokan. Umumnya, keluhan ini berlangsung selama beberapa jam, tetapi bisa semakin parah jika paparan kabut asap terjadi terus-menerus dalam jangka panjang.

3. Meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung

Berbagai partikel yang ada dalam kabut asap dapat memengaruhi fungsi jantung. Dalam jangka pendek, kabut asap dapat menyebabkan hipertensi dan stroke, sedangkan dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh darah atau arteriosklerosis.

Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel berbahaya di dalam kabut asap.

4. Menyebabkan iritasi mata

Efek kabut asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata. Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan jangan lupa gunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadapi kabut asap.

5. Meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru

Kabut asap juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru, meski Anda bukan perokok aktif. Hal ini karena kabut asap mengandung banyak partikel yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan kanker.

6. Menimbulkan iritasi dan peradangan kulit

Tak hanya gangguan pada organ dalam, efek kabut asap juga dapat menimbulkan iritasi dan peradangan pada jaringan kulit. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kabut asap dapat meningkatkan risiko terjadinya penuaan dini, jerawat, kanker kulit, serta memperburuk gejala eksim dan psoriasis.

Perlu dicatat bahwa efek buruk kabut asap dapat berbeda-beda pada setiap individu. Bayi, anak-anak, dan lansia adalah kelompok paling rentan terhadap efek kabut asap.

Oleh karena itu, batasi aktivitas di luar ruangan ketika musim kabut asap datang. Jika harus beraktivitas di ruang terbuka, usahakan untuk tidak berlama-lama serta pakailah masker yang menutupi mulut dan hidung.

Apabila Anda mengalami keluhan, seperti sesak napas atau batuk-batuk akibat paparan kabut asap, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Jelaskan 2 bahaya kabut asap bagi kesehatan organ pernapasan

Jelaskan 2 bahaya kabut asap bagi kesehatan organ pernapasan
Lihat Foto

AFP

Singapura diselimuti kabut asap dari hasil pembakaran hutan dan lahan di Sumatra


Kompas.com - Bencana asap yang terjadi di Sumatera telah membuat pemerintah kalang kabut karena asap juga merambat ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Selain kerugian ekonomi, bencana asap juga menyimpan bahaya kesehatan yang besar.

Terpapar konsentrasi tinggi asap yang mengandung komponen berbahaya bisa menimbulkan berbagai gangguan pernapasan.

Menurut dr.Agus Dwisusanto, spesialis paru dari RS.Persahabatan Jakarta, komponen asap bisa terdiri dari uap hasil pembakaran, partikel dari bahan-bahan yang terbakar, sampai komponen kuman.

Banyak sedikitnya komponen yang terhirup tergantung pada jarak dan durasi kabut asap.

"Pada orang yang tinggalnya dekat dengan sumber pembakaran tentu konsentrasi kandungan berbahaya dalam asapnya lebih tinggi," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/13).

Meski begitu, jika kadar polutan dari asap terkumpul, orang yang berada di daerah yang jauh dari sumber asap juga bisa merasakan dampak yang serius.

Di Singapura, negara yang ikut kena dampak kabut asap, indeks standar polusi (PSI) di sana sudah mencapai 321 yang berarti berbahaya.

"Meski Singapura jaraknya jauh ternyata komponen asap tampaknya terakumulasi di sana. Ini antara lain dipengaruh faktor lingkungan seperti arah angin serta tingkat polusi udara di daerah itu," kata dokter konsultan penyakit paru kerja dan lingkungan dari Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Kualitas udara yang buruk akibat kabut asap, bisa menimbulkan efek jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan.

Dalam jangka pendek asap akan mengiritasi membran mukosa tubu, mulai dari mata, sampai saluran napas. "Pada mata pasti akan merah, perih, dan berair. Sedangkan pada saluran napas menyebabkan bersin-bersin dan produksi dahak meningkat," katanya.

Jelaskan 2 bahaya kabut asap bagi kesehatan organ pernapasan

Jelaskan 2 bahaya kabut asap bagi kesehatan organ pernapasan
Lihat Foto

KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA

Palembang diselimuti kabut asap akibat kebakara hutan dan lahan yang terjadi dibeberapa wilayah Sumatera Selatan. Bahkan kondisi udara di kota itu sempat pada level berbahaya.

KOMPAS.com - Kabut asap merupakan salah satu faktor pencemaran udara.

Tidak hanya itu, kabut asap juga salah satu masalah utama kesehatan dan bisa mengotori sistem pernapasan.

Asap dari kebakaran hewan dan lahan menyebabkan debu atau partikel halus hasil kebakaran seperti jelaga.

Saking halusnya partikel akan mudah terisap dan masuk ke sistem pernapasan. Tanpa oksigen aktivitas dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung.

Asap kebakaran juga mengandung zat-zat berbahaya seperti ozon, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen oksida.

Sehingga sistem pernapasan dapat mengalami berbagai gangguan, baik karena kelainan sistem pernapasan atau akibat infeksi kuman.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Salah Satu Organ Sistem Pencernaan Tidak Berfungsi?

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), manusia telah dilengkapi oleh alat yang mampu menghirup udara, sehingga kebutuhan akan oksigen terpenuhi.

Udara bersih sangat dibutuhkan oleh manusia. Tapi kenyataannya sekarang ini sulit diperoleh, karen sudah banyak tercemar.

Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya zat, energi, atau komponen lainnya kedalam lingkungan udara.

Dampaknya kualitas udara menurun sehingga menggangu kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya.