Hijrah ke Habasyah yang kedua dilakukan karena peristiwa

HIJRAH pertama yang dilakukan kaum Muslimin yaitu ke Negeri Habasyah, kini dikenal sebagai Ethiopia, sebuah kerajaan di daratan Benua Afrika. Hijrah ini dilakukan atas perintah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam demi menghindari penyiksaan dan penindasan yang dilakukan oleh kaum Quraisy.

"Setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melihat apa yang menimpa para sahabatnya dari siksaan, sementara Beliau mendapat perlindungan yang cukup dari Allah Subhanahu wa ta'ala, kemudian juga dari pamannya Abu Thalib, dan Beliau merasa tidak mampu memberikan perlindungan kepada mereka. Pada saat itulah Beliau berkata kepada mereka, 'Seandainya kalian pergi ke Negeri Habasyah karena negeri itu dipimpin oleh seorang raja yang tidak satu pun dari rakyatnya yang terzalimi dan bumi itu adalah bumi yang aman. Tinggallah kalian di sana hingga Allah memberikan jalan keluar kepada kalian dari apa yang menimpa kalian'," kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah, dikutip dari akun Youtube Yufid TV, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Keajaiban 10 Muharram, Nabi Adam Tobat hingga Yunus Keluar dari Perut Ikan 

Kemudian berangkatlah kaum Muslimin ke Negeri Habasyah, dipimpin oleh Usman bin Maz’un. Usman bin Affan beserta istrinya Ruqayyah yang merupakan putri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun ikut serta dalam berhijrah. Penyebab hijrah ke Habasyah adalah takut fitnah kaum Quraisy dan menyelamatkan agama mereka menuju Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ، وَلاَ تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

"Hijrah tidak akan terputus hingga tobat terputus dan tobat tidak akan terputus kecuali matahari terbit dari barat." (HR Abu Daud nomor 2479)

Baca juga: Kisah Rasulullah Diselamatkan Sarang Laba-Laba dari Kejaran Kaum Quraisy 

Saat itu Habasyah bukan negeri Islam, namun merupakan negeri kafir. Tetapi dapat dilihat bahwa orang kafir tidak satu tingkatan, ada yang baik, salah satunya yaitu Habasyah. Setelah sampainya kaum Muslimin di negeri tersebut dan mendapat perlindungan, para sahabat mencoba kembali pulang ke kampung halamannya di Makkah. Namun, situasi keamanan Makkah ternyata belum aman, bahkan semakin menjadi-jadi. Maka kaum Muslimin kembali lagi ke Negeri Habasyah untuk kedua kalinya.

Jumlah sahabat yang hijrah kedua itu terdiri dari 80 orang. Dikarenakan jumlahnya semakin banyak, orang-orang kafir Quraisy takut jika Islam menjadi besar di Habasyah. Kemudian kaum Quraisy mengutus dua orang untuk menghadap Raja Najasyi. Setelah sampai di Habasyah keduanya membawa hadiah khusus untuk Najasyi dan hadiah untuk orang-orang di sekelilingnya. Kemudian meminta agar orang-orang Islam ini dipulangkan ke Makkah dengan berkata bahwa orang-orang Islam tersebut telah meninggalkan agama mereka dan orang-orang ini mencela Maryam.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Raja Najasyi yang bijak pun tidak ingin mendengar hanya dari satu pihak. Ia memanggil kaum Muslimin untuk mendatanginya dan bertanya, "Apa pendapat kalian tentang Isa bin Maryam dan ibunya?" Kemudian kaum Muslimin menjelaskan dengan membacakan ayat-ayat pada Surah Maryam hingga Najasyi pun menangis.

Kemudian Raja Najasyi memerintahkan agar hadiah-hadiah itu dikembalikan kepada kedua utusan Quraisy dan berkata, "Demi Allah. Allah tidak menerima suap dariku ketika mengembalikan kerajaan ini kepadaku. Aku juga tidak mengikuti manusia dalam urusanku sehingga aku harus tunduk pula kepada manusia. Kembalikan hadiah mereka kepada keduanya, aku tidak membutuhkannya. Usirlah utusan itu dari negeri ini." Akhirnya kedua orang utusan Quraisy itu meninggalkan Habasyah dalam keadaan kecewa dan terhina.

Baca juga: Kota Petra, Saksi Hancurnya Kaum Tsamud yang Menolak Dakwah Nabi Saleh 

Hijrah ini mendatangkan keuntungan yang besar. Raja Habasyah memenuhi apa yang diharapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan kaum Muslimin. Beliau bersedia memberi jaminan keselamatan serta menghormati akidah umat Islam yang berada di negerinya. Bahkan pada akhirnya Najasyi pun masuk Islam karena penjelasan akidah dengan dalil Alquran dan As-Sunnah yang dijelaskan oleh kaum Muslimin saat menemuinya.

Kisah ini dapat diambil banyak pelajaran, seperti kebijakan dan keadilan Raja Najasyi yang perlu diteladani. Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala selalu menolong agama-Nya.

Allah Azza wa jalla berfirman:

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (QS Ali Imran: 120)

Wallahu a'lam bishawab.

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Terlambat Sholat Subuh, Sahabat Bertasbih "Subhanallah" 

Jum'at, 04 Februari 2022 - 10:25 WIB

Peristiwa di bulan Rajab antara lain hijrah pertama kaum muslim ke Habasyah. (Foto/Ilustrasi: letstalkhistory.com)

Peristiwa di bulan Rajab yang penting salah satunya adalah hijrah pertama kaum Muslimin ke Habasyah atau Abisinia. Peristiwa ini terjadi bulan Rajab pada tahun ke-5 setelah bi'tsah. Hijrahnya sekelompok Muslim dari Mekkah ke Habasyah ini untuk melepaskan diri dari kezaliman dan penindasan kaum musyrikin di tahun-tahun pertama setelah Bi'tsah.

Muhammad bin Jarir ath-Thabari, dalam "Tarikh Thabari" mencatat hijrah rombongan muslimin ini terdiri dari 11 orang laki-laki dan 4 perempuan. Pada fase kedua, berjumlah 83 orang di bawah kepemimpinan Ja'far bin Abi Thalib .

Baca juga: Kisah Masuknya Islam Najasyi, Raja Habasyah yang Bijaksana

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul " Sejarah Hidup Muhammad " menyebutkan bahwa hijrah menjadi keputusan setelah gangguan kaum kafir Mekkah terhadap kaum Muslimin makin menjadi-jadi, sampai-sampai ada yang dibunuh, disiksa dan semacamnya.

Hijrah pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kala itu, Rasulullah SAW menyarankan supaya mereka terpencar-pencar. Habasyah menjadi pilihan karena rakyatnya menganut agama Kristen. "Tempat itu diperintah seorang raja dan tak ada orang yang dianiaya di situ. Itu bumi jujur; sampai nanti Allah membukakan jalan buat kita semua," ujar Rasulullah SAW.

Kisah Hijrahnya Umat Muslim ke Habasyah

Hijrah ke Habasyah yang kedua dilakukan karena peristiwa

Hijrah, ilustrasi

Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Ketika tekanan terhadap Islam meningkat di Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sekelompok sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Sementara, kaum kafir Quraisy berusaha membuntuti rombongan ini guna menggagalkan misi tersebut.



Setibanya di tempat tujuan, mereka pun diterima Raja Najasi, dalam suatu majelis kerajaan penuh keagungan. Tidak seperti tamu-tamu lainnya, kaum Muslimin memasuki majelis kerajaan tanpa mengikuti kebiasaan rakyat setempat: menunduk dan bersujud di hadapan raja yang beragama Kristen itu.

Melihat kesempatan ini, pihak kafir Quraisy yang juga hadir berusaha menjatuhkan posisi kaum Muslimin di hadapan Raja Najasi. Namun, juru bicara kaum Muslimin yang juga sepupu Rasulullah SAW, Ja'far bin Abi Thalib, tampil menjelaskan.

"Agama kami tidak membenarkan bersujud di hadapan selain Allah SWT," jawab Ja'far, pemuda tampan yang juga kakak dari Ali bin Abi Thalib. Rupanya penjelasan ini dapat diterima raja hingga akhirnya kaum Muslimin cukup lama tinggal di Habasyah.

Islam sangat menekankan umatnya untuk menjaga harga diri mereka dan melarang penghambaan manusia kepada manusia. Ini diteladani Nabi Muhammad SAW yang tak menyukai dirinya dibesar-besarkan secara berlebih-lebihan oleh sahabatnya.

Pernah beliau berkata, "Kalau aku datang, janganlah kalian bangkit berdiri menghormati kedatanganku seperti orang-orang ajam."

Di saat lain beliau berkata, "Janganlah kalian mengagung-agungkan daku seperti orang Nasrani mengagung-agungkan Isa bin Maryam."


Waktu Makkah menyerah kepada umat Muslim, seorang Badui menggigil ketakutan ketika berhadapan dengan Rasulullah SAW. Melihat hal ini beliau berucap, "Anda tak usah gemetar. Aku ini seorang dari suku Quraisy. Makanan ibunya roti kering."

Islam menginginkan umatnya untuk hanya takut kepada Allah SWT, dan memuji orang-orang yang berperilaku demikian. "Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut." (QS Al-Baqarah [2]: 40).

Sesungguhnya Islam mendorong rasa takut kepada Allah SWT dan menyeru kepada-Nya karena yang demikian punya pengaruh dan akibat yang baik dalam kehidupan individu dan jamaah. Adapun takut kepada manusia, maka ia dicela dan dilarang oleh Islam, karena hal itu mencegah manusia berterus terang dengan kebenaran, menghalangi dirinya dari upaya mengubah kemungkaran.

Juga, menjadikan individu sebagai manusia yang plin-plan dan tak bermutu, tidak dapat diharapkan kebaikannya dan tak dapat diamankan dari kejahatannya. "Dan kamu takut kepada manusia. sedang Allah-lah yang lebih berhak kamu takuti." (QS Al-Ahzab [33]: 37).

  • muslim hijrah
  • hijrah ke habasyah
  • raja najasi

Hijrah ke Habasyah yang kedua dilakukan karena peristiwa

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Subscribe to Notifications