Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Mitos atau fakta ya, Moms?

Mengetahui kelamin janin menjadi salah satu kabar yang ditunggu-tunggu para calon orang tua. Tak jarang, banyak orang menebak jenis kelamin bayi dari bentuk perut ibunya, lho. Informasi ini sudah dipercaya sejak dahulu kala.

Ada yang mengatakan bahwa bentuk perut sedikit lonjong tandanya ia hamil anak laki-laki. Namun, jika bulat sempurna berarti anak perempuan.

Istilah-istilah ini sering kita dengar hingga saat ini bukan, Moms?

Namun, benarkah kita bisa mengetahui jenis kelamin hanya dari bentuk fisik perut ibu?

Nah, untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut terkait ini kita langsung tanya kepada ahlinya saja, yuk!

Tema "Expert Room" kali ini tentang menguak fakta seputar menentukan jenis kelamin bayi dari bentuk perut ibu yang akan dijawab dan dijelaskan langsung oleh seorang dokter yang ahli di bidangnya.

Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi RSIA Bina Medika, dr. Hasra D. Dianika, Sp.OG, akan menjelaskan terkait kelamin bayi dari ciri fisik perut.

Yuk, simak!

Menentukan Jenis Kelamin Bayi dari Bentuk Perut Ibu

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Foto: Orami Photo Stocks

Bagaimana pendapat ahli terkait menentukan jenis kelamin bayi dari bentuk perut?

"Sebenarnya tidak ada teori penentuan jenis kelamin bayi dari ciri-ciri fisik tertentu atau perut ibu," terang dr. Hasra D. Dianika, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi RSIA Bina Medika.

Ini merupakan mitos yang dibawa orang zaman dulu dalam memprediksi jenis kelamin bayi.

Hingga saat ini belum ada ditemukan bukti ilmiah bahwa ciri-ciri fisik dapat menentukan kelamin janin itu sendiri.

Lantas, bagaimana kita bisa mengetahui jenis kelamin bayi?

Melansir Australian Journal of Ultrasound in Medicine pada kehamilan ke-14 minggu jenis kelamin bayi mulai terlihat jelas.

Pada minggu ke-14 dan 20, dokter kandungan dapat memprediksi anak yang dikandung itu laki-laki atau perempuan melalui USG.

Adapun teknik lain yang bisa dilakukan untuk mengetahuinya, seperti tes DNA prenatal. Umumnya dilakukan pada minggu ke-10 kehamilan.

Namun, ini bukan untuk tes khusus untuk mengetahui kelamin bayi, melainkan memeriksa sel-sel janin terkait kelainan kromosom.

Baca Juga: Ini Interval Vaksin COVID-19 dan Vaksin Tahunan Sesuai Anjuran

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Foto: Orami Photo Stocks

Perubahan fisik pada ibu hamil memang nyata dialami, tapi ini tak menentukan jenis kelamin bayi itu sendiri, Moms.

Lantas, perubahan fisik seperti apa yang umum terjadi? Berikut penjelasannya.

1. Timbul Stretch Mark

Apakah Moms salah satu yang mengalami stretch mark saat hamil? Tenang, ini wajar terjadi, lho.

Perubahan kulit sangat umum selama kehamilan, seringnya timbul garis-garis merah atau yang disebut stretch mark.

Biasanya terjadi di daerah perut, payudara, atau belakang paha. Rasanya yang sedikit gatal membuat ibu hamil merasa tidak nyaman.

2. Nafsu Makan Meningkat

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Foto: Orami Photo Stocks

Nafsu makan yang meningkat juga kerap dikaitkan dengan jenis kelamin bayi. Padahal, ini tidak ada kaitannya.

"Nafsu makan juga tidak bisa menentukan jenis kelamin pada bayi," tambah dr. Hasra.

Perubahan nafsu makan memang akan terjadi seiring usia kehamilan.

Hal ini karena kebutuhan nutrisi akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.

Nutrisi yang dibutuhkan meningkat seiring pertumbuhan dan perkembangan janin itu sendiri.

3. Perubahan Payudara

Payudara pada ibu hamil mungkin akan terasa lebih 'penuh' dan lembut.

Daerah puting juga mungkin lebih sensitif terhadap sentuhan apapun.

Warna kulit di sekitar puting susu akan berubah menjadi gelap dan melebar pada awal kehamilan.

Pada usia kehamilan tertentu, puting susu akan mengeluarkan kolostrum cairan pertama yang keluar sebelum ASI.

4. Kaki Bengkak

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Foto: Orami Photo Stocks

Melansir dari Live Science, ibu hamil kerap mengalami perubahan fisik pada kaki.

Ukuran kaki akan membesar seiring usia kehamilan yang semakin tua.

Pembengkakan di kaki dan pergelangannya juga dapat terjadi karena tubuh memproduksi cairan ekstra yang mungkin terkumpul di tempat ini, Moms.

Baca Juga: Minum Es saat Haid Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter!

5. Pembuluh Darah di Kulit Terlihat

Ketika hamil, aliran darah yang tinggi membuat jantung memompa lebih cepat.

Akibatnya, perubahan fisik seperti pembuluh darah kebiruan akan tampak di sekitar perut, payudara, dan kaki.

Ini terjadi di sejumlah wanita hamil dan tak perlu dikhawatirkan ya, Moms.

Nah, itu dia Moms, penjelasan dari ahli. Jadi menentukan jenis kelamin bayi dari bentuk perut ibu memang belum ada buktinya secara ilmiah.

Daripada menebak dari perut, sebaiknya lakukan USG ke dokter untuk lebih jelasnya.

Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi terdekat ya!

Artikel ini merupakan kerjasama dengan RSIA Bina Medika Bintaro.

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5024945/
  • https://www.livescience.com/50877-regnancy-body-changes.html

Ada dua pertanyaan yang sering ditanyakan kepada Ibu hamil? Yang pertama adalah “hamil berapa bulan?” Yang kedua adalah “Perempuan atau laki-laki?”

Biasanya, pertanyaan tersebut diikuti dengan asumsi. Bila sudah memiliki anak, orang yang bertanya akan berharap atau menebak kehamilan kali ini akan memberikan anak dengan jenis kelamin berbeda. Contohnya, aku punya dua anak perempuan, semua orang berasumsi bahwa untuk kehamilan selanjutnya ingin anak laki-laki. Biasanya ditambah dengan embel-embel, “Biar lengkap ada sepasang,” atau “Biar papanya punya teman main.” Benar tidak, Ma? Begitu pula sebaliknya. Bila anak-anak sebelumnya laki-laki, asumsinya adalah kali ini Ibu mendambakan anak perempuan.

Jenis Kelamin Janin Laki-laki atau Perempuan

Sedikit himbauan, bagi Ibu yang belum dikarunai kehamilan padahal telah lama mencoba, sebaiknya tidak melakukan metode pilih jenis kelamin karena mempersempit peluang untuk hamil. Sementara bagi Ibu dan Ayah yang gagal mendapatkan jenis kelamin sesuai harapan, terima saja titipan Tuhan itu. Meskipun ada program menentukan jenis kelamin bayi, percayalah Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk kita. Berikut ini tabel penentuan jenis kelamin bayi.

Anak Laki

Anak Perempuan

Sel telur dengan kromosom X Sel telur dengan kromosom X
Sperma kromosom Y Sperma kromosom X
Telur yang dibuahi Kromosom XY
Ukuran sperma lebih kecil Sperma bergerak lebih cepat
Konsumsi makanna yang mengandung kalium dan natrium, seperti ikan, teh, dan kopi Makanan yang mengandung mineral, kalsium, magnesium, dan potasium
Makan buah Makan daging
Makan sayur Minum susu
Konsumsi makanan asin Konsumsi cokelat
Konsumsi makanan berkalori tinggi Konsumsi makanan berkalori rendah
Posisi seks dengan penetrasi penis yang dalam Posisi penetrasi tidak terlalu dalam
Posisi penetrasi dari belakang (doggy style) Posisi Ayah di atas atau (misionaris)
Ibu orgasme lebih dahulu Ayah orgasme lebih dahulu
Berhubungan di waktu subur Berhubungan sebelum 3 hari ovulasi

Program Hamil Anak Laki-laki dan Perempuan

Yang menarik adalah ketika mama hamil anak pertama. Rasanya semua orang jadi punya teori tersendiri jenis kelamin apa yang paling ideal menjadi si Sulung. “Anak pertama enaknya perempuan, karena akan lebih ngemong adik-adiknya,” atau “Lebih enak punya anak laki karena bisa jagain Ibunya.”

Apapun teori, asumsi atau dambaan pribadi Ibu dan Ayah, sah-sah saja kok. Karena aku yakin, yang paling penting adalah anak lahir dan tumbuh sehat, apapun jenis kelaminnya.

Karena itu, tidak ada salahnya kalau Ibu dan Ayah ingin memrogram kehamilan agar mendapat anak dengan jenis kelamin tertentu. Secara garis besar ada dua cara yang bisa ditempuh, yaitu alamiah dan medis.

Alamiah dilakukan dengan mengatur banyak hal seputar gaya hidup, seperti mengatur makanan, waktu pembuahan, posisi berhubungan, dan lain-lain. Tetapi seringkali adalah mitos atau tidak terbukti tingkat keberhasilannya, karena bila diteliti secara ilmiah, tidak ada sangkut pautnya dengan jenis kelamin janin.

Cara menentukan jenis kelamin yang kedua adalah dengan bantuan medis, yaitu ikut program inseminasi buatan atau program bayi tabung (in vitro fertilization) atau program . Pada metode bayi tabung, sel telur dipertemukan dengan sperma di luar rahim. Baik inseminasi buatan maupun bayi tabung, dokter dapat memilih sperma untuk menentukan jenis kelamin janin. Jika yang diinginkan adalah bayi perempuan maka yang dipilih oleh dokter adalah sperma berkromosom X. Jika sebaliknya maka yang dipilih adalah sperma berkromosom Y.

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Garis paha bayi menentukan jenis kelamin anak selanjutnya

Namun, pemilihan jenis kelamin melalui cara-cara medis tidak diizinkan di Indonesia–dan di banyak negara lain–karena alasan etika. Bahkan di AS, pemilihan jenis kelamin umumnya tidak diperbolehkan jika pasangan suami-istri baru mencoba punya anak pertama. Pasangan yang ikut program inseminasi buatan atau bayi tabung, biasanya adalah pasangan yang sudah lama tidak punya anak. Walhasil, bagi mereka, jenis kelamin bayi bukan sesuatu yang penting. Apa yang aku tulis di sini, hanyalah untuk pengetahuan Ibu dan Ayah.

Pengetahuan mengenai jenis kromosom yang dibawa sperma tetap dapat bermanfaat untuk membantu Ibu menentukan jenis kelamin bayi, bukan dengan cara medis tapi dengan cara alami.

Ibu perlu tahu bahwa sperma X itu berenangnya lebih lambat tetapi daya tahannya lebih panjang dibanding sperma Y yang berenang lebih cepat tetapi usianya lebih pendek. Selain itu, sperma X diketahui lebih bertahan dalam kondisi asam sementara sperma Y dalam kondisi basa. Untuk menghasilkan kehamilan, kromosom pembawa sel kelamin harus bertemu sel telur yang matang agar terjadi pembuahan.

Berdasarkan pengetahuan ini, Ibu Ayah dapat melakukan metode perencanaan jenis kelamin berdasarkan sifat sperma dan waktu pembuahan. Jika hubungan seksual dilakukan pada masa subur, saat sel telur sudah matang, kemungkinan bayi yang akan lahir adalah bayi laki-laki. Sedangkan jika hubungan seksual terjadi di luar masa subur, maka kromosom X akan bertahan hingga sel telur matang dan terjadi pembuahan. Maka jika hubungan seksual dilakukan di luar masa subur maka anak yang akan dilahirkan kemungkinan besar perempuan.

Kendala utama metode ini adalah terjadi kesalahan perhitungan masa subur. Metode ini juga tidak cocok untuk Ibu yang memiliki siklus haid tidak teratur.

Agar probabilitas lebih tinggi, Ibu dapat meminta bantuan dokter untuk menghitung masa subur. Bahkan dokter dapat memberikan perkiraan waktu rinci hingga ke jam. Tapi syaratnya Ibu harus menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bernutrisi (khususnya asam folat untuk mempersiapkan rahim), istirahat yang cukup dan tetap berolahraga (low impact). Olahraga akan membantu memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke organ reproduksi.

Ayah juga harus menjaga kesehatan. Ayah sehat, sperma sehat! Kurangi atau lebih baik hentikan merokok, hindari lingkungan yang penuh dengan asap rokok, kurangi minum kopi (Ibu juga ya), hindari obat-obatan, konsumsi makanan sehat dengan banyak mikronutrisi seperti zink, vitamin B, D, E, dan yang tidak kalah penting: kurangi stress!

Kadang Ibu dan Ayah tidak menyadari bahwa pertanyaan seperti “kapan hamil?” dan sejenisnya dapat mengakibatkan pikiran menjadi stress. Stres dapat memengaruhi tingkat kesuburan. Bahkan, jika terus dibiarkan, stres berkepanjangan dapat mengakibatkan Ibu memproduksi sel telur yang gugur sebelum matang atau Ayah memproduksi sperma dengan kualitas tidak optimal.

Aku tahu ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.Tapi cobalah untuk lebih rileks menghadapi program kehamilan. Sibukkan diri dengan aktivitas bersama suami, seperti olahraga bersama. Diskusikan juga dengan santai mengenai program hamil anak lelaki atau perempuan, sehingga saat berhubungan rasanya tidak seperti tengah melakukan “tugas negara.”

Humor adalah obat paling ampuh dalam situasi seperti ini. Hadapi dengan penuh canda tawa program kehamilan dengan penentuan jenis kelamin. Layaknya peribahas, “pucuk dicinta ulam tiba”, justru di saat sedang santai, eh terjadilah kehamilan.

Untuk mempermudah teori jenis kelamin, aku sudah merangkum tabel berdasarkan teori-teori yang ada. Berikut ini beberapa cara menentukan jenis kelamin janin.