Emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung brainly

Perubahan emosional dan fisik sering terjadi selama masa pubertas. Perubahan psikologis atau emosional selama masa pubertas bermanifestasi dengan cara yang berbeda, tetapi seringkali melalui perubahan perilaku. 

Menghadapi perubahan emosional ini tidak mudah bagi remaja, tetapi mungkin juga tidak mudah bagi orang tua. Pada artikel ini akan membahas mengenai berbagai perubahan emosional yang dialami remaja selama masa pubertas dan bagaimana Anda dapat membantu mereka menghadapinya.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung brainly

Mengapa perubahan emosional terjadi selama masa pubertas?

Pubertas adalah proses di mana seorang anak berkembang menjadi orang dewasa yang matang secara seksual. Masa remaja adalah periode yang digambarkan sebagai naiknya roller coaster secara emosional.

Pubertas dimulai dengan peningkatan produksi hormon, yang mengarah pada perubahan neurobiologis yang menghasilkan perubahan fisik dan psikologis. Perubahan hormon memiliki efek langsung pada perkembangan, pertumbuhan, dan fungsi otak, tulang, kulit, dan organ seks. 

Selain itu, juga dapat merangsang libido, yang merupakan salah satu pemicu emosional utama selama masa pubertas.

Perubahan emosional selama pubertas pada anak perempuan dan laki-laki

Anak perempuan mencapai usia puber sekitar 10 atau 11 tahun, sementara anak laki-laki mencapai sekitar 11 atau 12 tahun. Namun, baik anak laki-laki maupun perempuan dapat memiliki onset pubertas dini atau tertunda. Perubahan ini dapat mengubah perilaku dan interaksi mereka secara sosial dan di rumah.

Sementara perubahan biologis atau tubuh pada pria dan wanita berbeda, namun perubahan emosional dan kognitif kurang lebih sama. Perubahan-perubahan ini juga menimbulkan perubahan suasana hati, yang dialami remaja laki-laki dan perempuan. 

Anak-anak juga memiliki banyak pertanyaan dan keraguan tentang siapa mereka dan apa yang mereka alami, berkat hormon aktif yang mengendalikan tubuh dan emosi mereka.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung brainly

Perubahan emosional yang dialami anak remaja Anda selama pubertas

Sebagai orang tua, Anda dapat membuat masa remaja lebih menyenangkan dan tidak membuat stres anak Anda dengan memahami apa yang dialami anak Anda selama periode itu dan bagaimana Anda dapat membantunya. 

Berikut adalah daftar perubahan emosional yang kemungkinan akan dialami anak Anda selama masa pubertas.

1. Perubahan yang terjadi karena perubahan fisik

Timbulnya masa puber memicu perkembangan organ seksual sekunder dalam tubuh. Perubahan-perubahan ini dapat secara lahiriah seperti perkembangan payudara dan lekuk pada anak perempuan, dan rambut wajah, jakun yang lebih besar, dan perubahan suara pada anak laki-laki.

  • Baik laki-laki maupun perempuan mulai bertambah berat dan mulai mengembangkan bahu yang lebih luas dan otot yang lebih kuat.
  • Anak perempuan juga mulai menstruasi dan pertumbuhan rambut kemaluan, sementara anak laki-laki memiliki penis dan testis mereka tumbuh lebih besar.
  • Perkembangan otak juga merupakan salah satu perubahan biologis paling signifikan yang terjadi selama masa pubertas.
  • Tingkat perubahan ini juga tergantung pada tingkat sekresi organ seksual utama mereka. Ini berarti bahwa beberapa anak mungkin terlalu tinggi untuk usia mereka, beberapa mungkin tidak mengembangkan rambut wajah sama sekali.
  • Jerawat juga menjadi perhatian di kalangan remaja yang mengalami pubertas.
  • Kedewasaan seksual dini bahkan dapat menyebabkan anak digoda atau diintimidasi di sekolah.

Perubahan tubuh bisa membingungkan dan menakutkan bagi seorang anak, apalagi jika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Kurangnya kesadaran dapat membuat anak-anak Anda berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan mereka dan membuat mereka merasa malu. 

Bagaimana cara mengatasinya

Kesadaran tentang perubahan fisik yang dialami sangatlah penting untuk membantu anak-anak menghadapinya secara efisien. Penting bagi orang tua untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang perubahan ini saat mereka mendekati usia pubertas.

Membicarakan perubahan dan perasaan seksual bisa jadi sulit, dan bahkan canggung untuk anak-anak Anda. Perkenalkan topik secara halus dan dengan cara yang menarik perhatian mereka. Jangan mendorong mereka untuk membicarakannya, karena itu hanya akan menambah tekanan mereka.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung brainly

2. Perubahan suasana hati - lonjakan emosional, serangan menangis, agresi

Perubahan suasana hati biasa terjadi di kalangan remaja. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh mereka. 

Remaja yang mengalami pubertas lebih mudah tersinggung, bersemangat dan terlalu emosional. Kemarahan adalah salah satu emosi yang remaja rasakan dengan kuat. Mengalami emosi yang berbeda dalam rentang waktu yang singkat bisa mengarah pada frustrasi, kemarahan dan sikap agresi.

Bagaimana cara mengatasinya

Kematangan emosional diperlukan untuk menjalani kehidupan yang sehat. Sebagai orang tua, adalah tanggung jawab Anda untuk membantu anak Anda menghadapi pasang surut emosi yang mereka alami.

Selalu ingat bahwa perubahan emosional ini disebabkan oleh perubahan kadar hormon. Jadi mood ekstrem yang ditampilkan anak Anda biasanya akibat dari itu dan tidak bertahan lama.

Cara terbaik untuk menghadapi perubahan suasana hati ini adalah dengan tidak bereaksi terhadapnya. Jika anak Anda membentak Anda, jangan kembali menyerang anak. Luangkan waktu sebentar untuk memikirkan apa yang mungkin mereka alami untuk berperilaku seperti itu. 

Hal ini juga memberi anak itu waktu untuk tenang.

Bicarakan tentang apa yang mereka lakukan atau katakan, tanpa menggunakan nada menuduh dan nada keras. Biarkan mereka tahu bahwa mereka selalu dapat berbicara dengan Anda jika mereka merasa kewalahan atau bingung.

3. Krisis identitas- sadar tentang diri

Selama masa remaja, anak-anak mulai mengalami perasaan dan emosi baru selama masa pubertas. Mereka menjadi sadar akan perubahan dalam tubuh mereka. Ini terutama berlaku untuk anak perempuan yang berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. 

Remaja mencoba untuk mengetahui apa yang mereka sukai dan tidak sukai. Ini adalah waktu untuk bereksperimen dan mengalami hal-hal yang berbeda untuk mengenal diri mereka lebih baik dan memahami apa yang membuat mereka unik. 

Upaya untuk mencari tahu siapa mereka juga merupakan hasil dari tekanan untuk menyesuaikan diri. 

Bagaimana cara mengatasinya

Pada tahap ini, anak remaja Anda membutuhkan panutan yang bisa mereka perhatikan untuk pertumbuhan pribadi. Jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan anak Anda, anak mungkin ingin menjadi seperti Anda dan mendapat nasihat dari Anda. 

Namun, jika anak Anda memberontak, mereka mungkin mencari model peran di luar, dan itu merupakan hal yang normal.

Meskipun demikian, penting bagi Anda untuk jeli dan sadar akan pilihan dan sikap mereka dan menawarkan bimbingan bila perlu.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Normalnya, seorang anak akan mengalami pubertas pada usia 9–14 tahun untuk anak laki-laki, dan 8–13 tahun untuk anak perempuan. Namun, pubertas dapat terjadi lebih awal (pubertas dini), yang menyebabkan perubahan pada fisik serta emosional anak.

Pubertas merupakan masa di mana seorang anak menjadi dewasa secara seksual. Pubertas yang terjadi lebih awal atau pubertas dini dimulai pada usia 9 tahun untuk anak laki-laki, dan 8 tahun bagi anak perempuan. Kondisi ini menandakan bahwa kematangan seksual anak berkembang terlalu cepat.

Emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung brainly

Pubertas dini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya tumor, riwayat penyakit tertentu dalam keluarga, dan gangguan pada ovarium, kelenjar tiroid, atau sistem saraf pusat.

Pubertas dini menyebabkan perubahan pada tubuh anak, sehingga mereka mungkin saja merasa berbeda dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dapat memengaruhi kondisi emosional anak.

Perubahan yang Terjadi pada Anak Akibat Pubertas Dini

Sebagai orang tua, Anda mungkin akan merasa khawatir akan perubahan dini yang terjadi pada anak. Perubahan akibat pubertas dini yang terjadi pada anak dapat memengaruhi kondisi fisik, emosi, postur tubuh, perilaku, hingga, risiko penyakit. Berikut adalah penjelasannya:

1. Fisik

Perubahan fisik anak saat mengalami pubertas dan pubertas dini tidak jauh berbeda. Pada anak perempuan, payudara akan mulai membesar, muncul jerawat, mengalami menstruasi, bulu ketiak dan rambut kemaluan mulai tumbuh, serta aroma tubuh yang mulai berubah.

Sementara itu, pada anak laki-laki, suara akan menjadi lebih berat, aroma tubuh mulai berubah, muncul jerawat, organ reproduksi mulai membesar, dan pertumbuhan tinggi badan menjadi sangat cepat.

2. Emosi

Akibat pubertas dini, fisik anak akan berubah lebih cepat dibandingkan teman-teman sebayanya. Perubahan ini dapat memengaruhi emosi anak.

Misalnya saja, pada anak perempuan yang mengalami menstruasi dini, ia mungkin saja mengalami depresi dan cemas. Hal ini terjadi karena anak merasa bingung atas perubahan yang terjadi pada dirinya, sedangkan teman sebayanya belum ada yang merasakan. Hal ini juga bisa menurunkan rasa percaya diri anak.

3. Postur tubuh

Durasi pubertas dini tidak sama dengan pubertas normal. Pubertas dini akan berlangsung lebih pendek atau berhenti lebih awal daripada pubertas normal.

Hal ini dapat memengaruhi tinggi badan anak, yang mana pertumbuhannya akan berhenti lebih awal. Saat pubertas dini berakhir, rangka tubuh anak sudah lebih matang dan pertumbuhan tulangnya sudah berhenti.

Pada banyak kasus, percepatan pertumbuhan anak akan membuat mereka lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. Namun ketika dewasa, anak yang mengalami pubertas dini cenderung memiliki postur tubuh yang lebih pendek.

4. Perilaku

Selain memengaruhi emosi, pubertas dini juga dapat menyebabkan perubahan perilaku pada anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami pubertas dini berisiko tinggi terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, isolasi sosial, hingga bergonta-ganti pasangan seksual.

Namun, risiko perubahan perilaku akibat pubertas dini ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

5. Risiko penyakit

Selain memengaruhi perkembangan fisik dan psikologis anak, pubertas dini juga diduga dapat meningkatkan risiko penyakit seperti kanker payudara pada perempuan atau obesitas di kemudian hari.

Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut guna membuktikan keterkaitan antara pubertas dini dengan penyakit-penyakit tersebut.

Mengalami pubertas dini tentu bukanlah hal yang mudah bagi anak. Sebagai orang tua, Anda sebaiknya lebih mendekatkan diri dengan anak. Berikan penjelasan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya dan bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya.

Meski pubertas dini dapat memengaruhi kondisi tubuh anak di kemudian hari, tetap dampingi dan hadapi dengan tenang. Anda juga dapat berkonsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan saran yang tepat, serta penanganan medis apabila memang diperlukan.