Dalam PENELITIAN kualitatif mengapa peneliti disebut sebagai instrumen kunci

15 dengan objek penelitian. Dan metode banyak mengalami penajaman karena pengaruh bersama terhadap pola nilai yang dihadapi. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas apabila diamati dalam proses. Peneliti mengamati dalam hubungan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang nilai serta sikap yang diteliti. Peneliti terjun sendiri ke lapangan untuk mengadakan pengamatan, observasi atau wawancara dalam mengambil data. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif data penelitian bersifat langsung. Peneliti senantiasa melakukan proses pengamatan terutama dalam menangkap makna yang terkandung dalam data penelitian. Jika data tidak secara langsung diambil oleh peneliti, akan mengalami kesulitan dalam analisis data. Metode penelitian kualitatif atau naturalistik tidak menggunakan sampling random atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampelnya biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan purpose penelitian. Penelitian kualitatif sering berupa studi tentang makna yang terkandung dalam objek penelitian, dapat pula berupa studi kasus atau multi kasus Nasution, 1992: 11. Harus dipahami bahwa dalam pengambilan data, senantiasa terdapat suatu kecenderungan pada suatu tujuan, misalnya dalam hubungannya dengan nilai, maka data senantiasa berkaitan dengan tujuan untuk penelitian tentang nilai tersebut, dalam hubungannya dengan etika, maka data senantiasa diambil dalam hubungannya dengan etika. Penelitian kualitatif pada umumnya mengutamakan ektivitas data atau pandangan responden dalam hubungan dengan penelitian sosial budaya, yaitu bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya. Peneliti tidak memaksakan pandangannya sendiri. Peneliti mulai melakukan penelitian tanpa generalisasi, seakan- akan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga dapat menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep atau nilai-nilai yang terkandung dalam data. Pandangan peneliti yang seperti itu disebut perspektif emik.

Lihat dokumen lengkap (143 Halaman - 1.74MB)

Kata instrumen dalam kamus berarti alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. Dalam makna tersebut instrumen merupakan sebuah benda atau barang fisik. Hal tersebut juga dapat diterapkan pada instrumen dalam penelitian. Berbagai alat yang dirancang dan dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, itulah instrumen penelitian. Dalam penelitian di bidang pendidikan contoh dari instrumen penelitian adalah lembar kuisioner, tes hasil belajar, panduan wawancara hingga lembar observasi.

Instrumen penelitian dalam penelitian kuantitatif telah disusun oleh peneliti sebelum terjun ke lapangan dan mengumpulkan data. Pada proses penyusunan instrumen, peneliti seringkali harus meminta bantuan peneliti lain untuk mereview atau bahkan pakar untuk memvalidasi instrument tersebut. Pengambilan data di lapangan dengan demikian merupakan aktivitas penerapan instrumen-instrumen yang telah disusun dengan sistematis sebelumnya.

Dalam PENELITIAN kualitatif mengapa peneliti disebut sebagai instrumen kunci

Kondisi tersebut berbeda dengan penelitian kualitatif. Seorang peneliti kualitatif juga menyusun instrumen-instrumen yang dibutuhkan untuk proses pengambilan data seperti panduan wawancara dan lembar pengamatan. Namun instrumen-instrumen tersebut bersifat sementara, artinya di lapangan akan banyak mengalami penyesuaian atau bahkan penggantian sesuai dengan pertimbangan peneliti setelah memahami kondisi lapangan dan partisipan. Pertimbangan-pertimbangan peneliti sangat penting dalam proses penyesuai instrumen (menambah, mengurangi atau mengganti) tersebut. Berdasarkan kondisi inilah maka dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian yang utama adalah peneliti itu sendiri atau yang sering diungkapkan dengan istilah researcher as instrument.

Berdasarkan prinsip peneliti sebagai instrumen, maka instrumen-instrumen yang telah dibuat sebelum pengambilan data di lapangan bersifat fleksibel. Pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan lebih cenderung merupakan poin-poin penting yang nantinya akan berkembang saat proses wawancara. Kalaupun instrumen wawancara yang disusun telah bersifat terstruktur (benar-benar disusun terperinci sesuai dengan tujuan penelitian, seperti misalnya pada pendekatan fenomenologi) masih memungkinkan seorang peneliti untuk melakukan penyesuaian yang dibutuhkan. Penyesuaian tersebut seringkali dilakukan pada wawancara selanjutnya, setelah peneliti melakukan refleksi terhadap transkrip data.

Bacaan lebih lanjut:

Taylor, S.J., Bogdan, R., DeVault, M. L. (2016). Introduction to Qualitative Reasearch Methods (4th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Xu, M. A., & Storr, G. B. (2012). Learning the concept of researcher as instrument in qualitative research. The Qualitative Report, 17(Art. 42), 1-18. Retrieved from http://www.nova.edu/ssss/QR/QR17/storr.pdf


Page 2

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas. Namun sebenarnya kunci keberhasilan dan kesuksesan suatu penelitian kualitatif itu ada pada peneliti itu sendiri. Bagaimana bisa peneliti itu sendiri yang merupakan kunci kesuksesan penelitiannya sendiri? Hal ini berawal dari kualitas data dalam penelitian kualitatif. Sebagaimana yang kita tahu, keberhasilan suatu penelitian itu tergantung dari kualitas data penelitian itu. sedangkan yang dinamakan data dalam penelitian kualitatif bukanlah hanya sekedar kata-kata yang keluar dari mulut subyek yang kita tulis dalam kertas coretan atau yang kita rekam dalam sebuah kaset rekaman atau yang lainnya.

Namun yang dimaksud data dari penelitian kualitatif adalah apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang disentuh, apa yang dirasakan oleh seorang peneliti. Misalnya saja, ketika kita melakukan wawancara. Untuk mendapat data yang baik, bukan hanya kata-katanya saja yang kita perhatikan. Namun kita juga harus meperhatikan intonasi suaranya, bagaimana raut mukanya ketika berbicara seperti itu, kondisi pelaku ketika itu dan lain sebagainya. Nah, yang bisa melakukan semua ini hanyalah manusia dengan kata lain peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian kualitatif memiliki peran yang sangat penting dalam penelitiannya sendiri yakni sebagai instrument atau alat penelitian dalam penelitiannya itu sendiri. Bahkan peneliti kualitatif sering disebut sebagai key instrument atau instrument kunci dalam penelitiannya. Karena memang peneliti sediri itulah yang membuat, menggali data, menelaahnya, menafsirkannya. Peneliti itu sendiri yang membuat pertanyaan wawancara, yang melakukan wawancara, yang menganalisis, yang menafsirkan dan lain-lain. Dengan begitu, seorang peneliti harus lihai, cerdik dalam mengambil data.

Tidak bisa dipungkiri, dengan adanya peneliti sebagai instrument malah memberi banyak keuntungan dalam peelitian kualitatif. Misalnya, dengan peneliti sebagai instrument akan mampu mengumpulkan beraneka ragam data sekaligus yang mana hanya dapat dilakukan oleh peneliti. Jika kita bandingkan misalnya dengan alat penelitian berupa tes, tes bakat bakat minat misalnya. Tes ini hanya bisa menggali bakat minat seseorang, dan tidak bisa menggali data yang lain. Namun peneliti yang berupa manusia bisa menggali berbagai macam data seklaigus. Selain itu keuntungannya adalah hanya instrument berupa manusialah yang mampu merasakan serta menghayati interaksi yang ada pada diri subyek penelitian. Karena memang interaksi manusia tidak dapat dipahami hanya dengan pengetahuan saja. namun bisa dipahami dengan dirasakan serta dihayati. dan yang dapat melakukannya hanyalah peneliti itu sendiri. Serta banyak keuntungan yang lain.