Contoh kesaksian dalam kehidupan sehari-hari

Contoh kesaksian dalam kehidupan sehari-hari

Oleh Jean, Malaysia
Artikel asli dalam bahasa Mandarin: 没有“完美”的见证 ,我怎么知道自己得救了呢?(有声中文)
Artikel diterjemahkan oleh Arie Yanuardi

Aku lahir di keluarga Kristen. Sejak kecil aku sudah mengikuti sekolah Minggu, kebaktian, bahkan kelompok sel dalam keluarga.

Selama aku di gereja, aku sering mendengar cerita-cerita mengesankan tentang perjumpaan pribadi seseorang dengan Tuhan. Ada orang yang disembuhkan dari penyakit mereka. Ada orang yang mendengar suara Tuhan ketika mereka diundang beribadah di gereja. Ada juga orang yang dipenuhi Roh Kudus, dan setelah menerima Kristus, hidup mereka diubahkan sedemikian rupa.

Kesaksian-kesaksian seperti itu membuatku kagum. Aku jadi yakin kalau saja seandainya aku punya kesaksian yang mengesankan seperti itu, aku pasti bisa membawa lebih banyak orang kepada Kristus.

Aku percaya bahwa Yesus mati untuk menebus dosa-dosaku dan Dia bangkit di hari ketiga. Tapi, aku juga percaya akan hal lain. Aku pernah diberitahu bahwa salah satu tanda seseorang telah diselamatkan adalah mereka punya kesaksian yang mengubahkan hidup. Aku jadi yakin bahwa orang-orang Kristen yang sejati hanyalah orang-orang percaya yang memiliki kesaksian yang menarik. Tapi, keyakinan ini jadi sangat menggangguku karena aku sendiri tidak punya kesaksian yang dramatis. Apakah aku benar-benar sudah diselamatkan?

Sementara aku bergumul dengan pertanyaan itu, aku terus melayani dengan aktif di gereja, membaca Alkitab, dan berdoa setiap hari. Selama masa itu, Tuhan dengan setia berbicara kepadaku melalui khotbah-khotbah, firman-Nya, dan orang-orang di sekitarku. Meski begitu, aku masih mempertanyakan keselamatanku.

Dalam pengejaranku untuk memperoleh kesaksian yang “sempurna”, aku memutuskan untuk menjauhi Tuhan secara sengaja. Aku berhenti membaca Alkitab dan berdoa. Aku juga mencoba untuk mengurangi pelayananku di gereja. Kupikir dari cara-cara itu nantinya aku akan memiliki kisah tentang bagaimana aku “menjauh” dari Tuhan dan akhirnya kembali lagi. Dan, kupikir cerita itu akan jadi kesaksian yang bagus untuk dibagikan.

Tapi, hatiku tidak merasa damai saat aku menjalani rencanaku itu. Waktu aku ingin berdoa, aku malah jadi merasa takut. Hingga suatu hari, aku memutuskan bahwa inilah waktunya untuk “bertobat”, dan aku mulai membaca Alkitab dan berdoa lagi.

Dalam hatiku, aku merasa cukup puas karena akhirnya aku memiliki kesaksian yang terlihat “sempurna”. Tapi, tiap kali aku berpikir untuk membagikan “kesaksian” ini, hatiku tidak damai—karena aku tahu kalau aku membuat-buat cerita itu. Setiap kali aku membagikannya, aku selalu merasa bersalah.

Akhirnya, saat aku berumur 16 tahun, aku menyadari betapa bodohnya aku setelah aku membaca sebuah artikel yang dibagikan temanku di Facebook. Artikel itu ditulis untuk mereka yang tumbuh besar di keluarga Kristen.

Artikel itu dimulai dengan cerita seorang perempuan yang merasa frustrasi karena dia tidak memiliki kesaksian hidup yang terlihat “sempurna”. Dia bertanya pada ibunya apakah dia tidak “cukup menjauh dari Tuhan”, hingga Tuhan tidak memberikannya kesaksian hidup yang bagus? Cerita ini menyentakku. Bukankah perempuan ini sepertiku?

Aku merefleksikan artikel ini dengan diriku, dan inilah yang kemudian mengingatkanku bahwa Tuhan memberikan setiap kita kisah hidup yang berbeda-beda. Aku mungkin tidak memiliki kesaksian yang dramatis. Tapi, aku masih memiliki kisah perjumpaan pribadiku dengan Tuhan yang kualami dalam kehidupan sehari-hariku.

Contohnya, Tuhan selalu setia menjawab doa-doaku, baik ketika aku berdoa untuk ujian ataupun pertemananku. Membagikan kisah-kisah kecil ini kepada keluargaku dalam Kristus seringkali menjadi momen yang menguatkan mereka.

Dan, meskipun aku tidak memiliki cerita-cerita menarik yang dapat kubagikan dengan orang yang belum percaya, aku masih bisa menemukan banyak kesempatan untuk membagikan kisah tentang Tuhan dan bagaimana Dia telah bekerja dalam hidupku. Misalnya, teman-temanku di sekolah mungkin bertanya mengapa aku tidak khawatir di saat akan menghadapi ujian. Di sinilah aku punya kesempatan untuk bercerita kepada mereka tentang bagaimana Tuhan menyertaiku dalam segala sesuatu. Aku tidak perlu iri pada kesaksian orang lain karena Tuhan menggunakan cerita yang berbeda-beda untuk menarik orang yang berbeda-beda pula kepada-Nya.

Yang terpenting, kisah yang paling baik—kisah tentang bagaimana Yesus turun ke dunia untuk menebus seluruh umat manusia dan membawa kita kepada Bapa—telah tertulis dan kita semua memiliki peran dalam cerita tersebut.

Perlahan aku sadar bahwa aku tidak perlu memiliki kesaksian yang dramatis untuk diselamatkan. Aku sudah terlebih dulu diselamatkan ketika aku mengakui Kristus sebagai Tuhanku dan aku percaya pada-Nya dalam hatiku (Roma 10:9).

Aku malu karena baru menyadari kebenaran ini belakangan. Namun, aku bersyukur untuk pengalaman ini, karena inilah yang mengingatkanku bahwa kehidupan Kristen tidak hanya bergantung pada kesaksian yang dramatis. Yang terpenting adalah aku berusaha membangun relasiku dengan Tuhan, meluangkan waktu dengan-Nya setiap hari, membagikan pikiran dan perasaanku pada-Nya, dan meminta tuntunan-Nya di hidupku.

Kita tidak perlu khawatir kalau kita tidak memiliki kesaksian yang “sempurna”, atau iri pada orang lain yang memiliki kesaksian seperti itu. Rasa iri itu hanyalah kesia-siaan! Yang terpenting adalah kita mengakhiri pertandingan dengan baik, mencapai garis akhir, dan memelihara iman kita (2 Timotius 4:7).

Baca Juga:

Pergumulanku untuk Beradaptasi di Gereja yang Baru

Pindah ke gereja yang baru, yang berbeda dari gerejaku sebelumnya sempat membuatku merasa asing. Namun, melalui serangkaian proses dan berjalannya waktu, aku bersyukur atas gerejaku yang baru ini.

KuisNote : Masih jam 10 pagi.1. Apa yang kamu lakukan jika ada teman yang jahat kepadamu dan sering jadi tukang bully ?2. (100 × 10) -1 = ?​

kasi motivasi donk (3)? ​

tolong bantuannya kak ​

Bagaimana pendapat kalian terhadap perilaku Ahmad apakah sudah meneladani Asmaul Husna Allah Subhanahu Wa Ta'ala​

kepingan karya digunakan untuk karya mosaik direkatkan menggunakan​

Tyyyyyyyyy yyyyyyyyyyyyyyyy​

Tsarif adalah seorang atlet lari, sehingga Ia harus mengonsumsi beras yang banyak mengandung energi. Untuk m Ia makan, Tsarif membagi nilai gizi energ … i beras kedalam beberapa klasifikasi yaitu energi tinggi (50% data ka rendah (25% data kandungan energi terendah), dan energi sedang (25% dari data sisanya). Berdasarkan data kan yang cocok untuk Tsarif adalah Beras putih dan beras coklat Beras putih dan beras merah Beras merah dan beras ketan putih Beras merah dan beras ketan hitam Beras ketan putih dan beras ketan hitam (LG​

Q. Met Pagi.1. Apakah dampak negatif bermain Game?2. Apakah dampak positif bermain Game?3. Sebutkan apa yang kita lakukan sebagai murid disekolah?​

contoh rumus pemeriksaan Hb metode cyanmethemoglobin? ​

soal ada difoto,bantu jawab yaaaaa gesyaaterimakasih​

Home/Edukasi/Contoh Kesaksian Dalam Kehidupan Sehari Hari

Contoh Kesaksian Dalam Kehidupan Sehari Hari.

Contoh kesaksian dalam kehidupan sehari-hari

Unduh PDF


Unduh PDF

Setiap turunan memiliki kisah kehidupan masing-masing, dan sebagai basyar Kristen, kisah minimal mulia yang dapat Anda bagikan ialah narasi tentang kesaksian iman Anda sendiri. Namun, ekuivalen sama dengan penulisan kisahan yang lainnya, ada panduan yang mesti diikuti agar Anda dapat menulis kesaksian yang baik.

  1. 1

    Berdoalah lakukan mohon bimbingan.
    Kesaksian adalah sarana nan lampau baik buat memperlihatkan kehidupan Anda sebagai orang Masehi. Oleh karena tujuan utama sebuah kesaksian adalah menghormati Tuhan dan memuliakan Kerajaan Almalik, mulailah dengan berdoa memohon bimbingan Rohulkudus sebelum Engkau menulis.

  2. 2

    Bacalah kesaksian yang tidak misal pola.
    Carilah ide mengenai situasi-hal segala apa saja nan perlu Anda ceritakan dengan membaca kesaksian basyar lain yang ditulis dengan baik. Ia bisa mendaras kesaksian yang terjadi pada saat ini atau mencari contoh dari dari Alkitab.

    • Anda boleh mempelajari contoh kesaksian yang minimum baik melangkahi kesaksian Rasul Paulus di privat Bibel dengan membaca Kisah Para Nabi gerbang 22 dan bab 26.
    • Anda lagi bisa mencontoh kesaksian yang pernah Anda tangkap suara maupun baca sebelum Beliau bertobat yang berwibawa besar cak bagi hayat Dia. Jika ada, cobalah mencatat lagi kesaksian ini secara detail dan tentukan barang apa yang menjadi faedah semenjak kesaksian ini.

  3. 3

    Pikirkan masa lepas Ia.
    Secara singularis, ingat juga kondisi kehidupan dan sikap Engkau sebelum memberikan sukma Anda kepada Yesus. Bertanyalah kepada diri seorang, segala yang menjadi isu utama cak bagi Anda dan apa alasan yang paling awet sampai Anda mengemudiankan kerjakan bertobat. Masukkan juga hal-hal tersebut dalam kesaksian Anda.

    • Lebih solo lagi, bertanyalah kepada diri koteng, apa rintangan nan Dia hadapi waktu itu dan apa yang Anda rasakan pron bila mengambil keputusan ini. Cobalah memahfuzkan apa sebabnya sampai Anda sangat ingin berubah, dan sebelum bertobat, aksi barang apa cuma yang Anda bakal cak bagi mengubah arwah Anda.

  4. 4

    Susunlah garis ki akbar kesaksian Beliau.
    Sebelum batik kesaksian Dia secara abstrak, kiranya siapkan suntuk garis besarnya atau menyusun ringkasan untuk setiap bagian. Sreg dasarnya, sebuah kesaksian harus terdiri atas tiga fragmen: kehidupan Beliau sebelum mengenal Yesus, keputusan Kamu cak bagi bertobat, dan hayat Beliau setelah bertobat.

  1. 1

    Jelaskan masa lampau Kamu.
    Bagian pertama kesaksian Anda harus berisi informasi tentang kondisi hayat Sira sebelum menyepakati Yesus. Pada adegan ini, fokuskan cerita Kamu pada peristiwa-peristiwa yang negatif. Ia boleh hanya mengobrolkan seandainya kehidupan Anda pergaulan lewat berkelimpahan secara materi maupun sebaliknya sangat berkekurangan, tetapi Beliau harus memberikan informasi sejelas mungkin bahwa ada hal nan sangat penting yang hilang dari kehidupan Anda. Cak bagi itu, Anda harus berusaha agar bisa menarik ingatan pembaca kepada segala apa yang adv minim terbit diri Ia dan kepada pergumulan Kamu untuk melepaskan diri dari dosa.

    • Utamakan detail yang spesifik daripada hal-hal yang publik. Alih-alih mengatakan, “Saya silam ki berjebah secara materi tetapi kurang berkembang secara rohani,” jelaskan kelimpahan hidup yang perpautan Anda alami—“Saya kontak menjadi pimpinan sebuah firma yang dahulu sukses dengan gaji puluhan miliun sebulan”—sewaktu memperlihatkan kepada para pembaca bahwa kapan itu Anda juga menghadapi masalah besar—“Sikap saya dulu kasar sehingga saya ditinggalkan makanya anak bini saya dan kondisi ini membuat saya merasa sangat kehilangan sampai alhasil saya memintal untuk menghibur diri dengan minum alkohol setiap malam.”

  2. 2

    Sampaikan cerita nan partikular adapun bintik balik.
    Sama dengan kata adagium, “kegelapan yang paling pekat adalah sesaat sebelum subuh.” Jikalau hidup Kamu adv amat menderita sebelum Ia bertobat, jelaskan juga hal yang buruk ini secara khas dan gambarkan situasinya sebagus mungkin.

    • Jika Sira enggak pernah mengalami ki kesulitan sebelum Anda berbalik kepada Yesus, tentunya ini adalah hal yang sangat baik. Lain perlu berusaha agar kondisi Dia silau lebih sensasional ketimbang yang sememangnya. Ceritakan saja sukma zaman dulu Dia sejelas mungkin dengan menjelaskan secara detail kepedihan yang Anda rasakan dan kemauan Anda bikin mencari sesuatu nan makin berharga. Dari sini, lanjutkan dengan membualkan tentang pertobatan Anda.

  1. 1

    Ceritakan saat-detik pertobatan Anda.
    Berusahalah cak bagi menceritakan pertobatan Beliau secara spesifik sebab ini adalah bagian terpenting internal kesaksian Anda. Jelaskan secara tepat momen di ketika Anda mempersunting hendaknya Yesus masuk ke internal semangat Anda. Tidak perlu menggunakan istilah-istilah rohani ataupun bahasa yang indah untuk mengklarifikasi pertobatan Kamu. Tetapi, sebaliknya, umumnya akan makin baik seandainya Anda menjelaskan pron bila peristiwa ini terjadi dengan introduksi-alas kata yang mudah dipahami.

    • Cobalah menceritakan ketika pertobatan Ia dengan silsilah “tetapi selepas itu” n domestik kisah nasib Anda. Sampai di tutul ini, Anda sudah menjelaskan sebuah spirit yang enggak n kepunyaan tujuan, maksud, kebahagiaan, ataupun istilah tak dengan pengertian yang selevel. Kapan Anda menceritakan momen pertobatan Dia, katakan, “hanya setelah itu… terjadi situasi ini dan itu yang menidakkan kehidupan saya menjadi kian baik.” Pada momen ini, irama dari kesaksian Beliau harus berubah dari negatif menjadi positif.
    • Sejajar seperti kisah Sira “sebelum” pertobatan, Kamu harus secara spesifik menjelaskan hal-keadaan detail yang mengarahkan Anda kepada pertobatan. Sampaikan bujuk peristiwa yang dapat menjelaskan peristiwa ini, medan terjadinya, dan manusia-orang nan berperan. Kalau pertobatan ini terjadi karena Anda bersua dengan sepupu Anda Benyamin puas momen sedang berbelanja mangsa makanan, ataupun karena di programa reuni sekolah, Anda plonco bertarung lagi dengan Susi, inversi lama Ia nan memopulerkan umur Kristiani kepada Anda. Masukkan juga kejadian ini ke dalam kesaksian Engkau. Jangan menggunakan kalimat nan tidak spesifik misalnya, “Pada suatu hari, seseorang yang masih suka-suka susunan tanggungan mengajak saya ke gereja.”[1]

  2. 2

    Fokuskan kesaksian Sira pada Yesus.
    Ingatlah bahwa kesaksian Anda harus berfokus tentang bagaimana Yesus sudah menyelamatkan Anda. Jangan menjelaskan pertobatan Anda dengan kalimat nan memasrahkan kesan seolah-olah Anda nan menyelamatkan diri koteng.

    • Pada dasarnya, jangan berfokus tentang betapa “baiknya” Anda sebelum bertobat maupun betapa “sucinya” perbuatan Beliau sesudah itu. Bacalah sekali pun dan bertanyalah kepada diri sendiri apakah ada keadaan-situasi intern coretan Engkau nan meluhurkan diri Anda kian daripada Anda meluhurkan Yang mahakuasa. Jika suka-suka, susun ulang kalimat Beliau atau punahkan tetapi.

  3. 3

    Jelaskan kejadian Anda saat ini.
    Agar dapat memperlihatkan kepentingan pertobatan ini, Kamu harus menjelaskan kepada sidang pembaca bahwa kondisi kehidupan Anda menjadi kian baik sejak bertobat. Ceritakan pula jika masih ada pergumulan yang harus Dia hadapi, tetapi berusahalah menyampaikannya dengan nada yang positif.

    • Ceritakan perlintasan tersendiri yang Engkau alami secara mendalam sehingga membentuk Sira berlega hati kepada Allah n domestik hidup Anda. Jelaskan juga bahwa motivasi Kamu ketika ini sudah berbeda dari motivasi Anda yang lewat.[2]

  1. 1

    Buatlah catatan nan ringkas.
    Sreg dasarnya, seluruh kisah hidup Anda bisa menjadi kesaksian itu koteng, saja jangan memberikan bersisa banyak laporan sebab kesaksian Dia mungkin akan dibaca juga oleh sosok-cucu adam nan lain beragama Serani. Tulislah kira-taksir 500 prolog, tambahkan atau kurangi lebih kurang 100 kata. Jumlah ini bukanlah tolok yang harus ditaati, belaka ada baiknya takdirnya Anda mengingatnya pada saat menulis.

    • Hal lain nan perlu diperhatikan yakni berburu tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan kalau Anda atau basyar lain mendaras kesaksian termaktub Anda. Korban waktunya adalah 3 menit. Gubahan yang terlalu sumir mana tahu tidak akan cukup mendetail, hanya tulisan berlebih panjang bisa sangat membosankan.

  2. 2

    Gunakan istilah sekuler.
    Lebih tepatnya, gunakan istilah nan dapat dimengerti oleh siapa saja alih-alih merenteng kata-alas kata dan frasa yang digunakan doang oleh jemaat dom. Jika Anda menggunakan istilah nan religius, kesaksian Anda akan rumpil dipahami oleh turunan-manusia tak beragama Serani.

    • “Istilah religius” yang ingin Dia gunakan enggak harus nan rumpil. Justru sebaliknya, kebanyakan istilah yang ingin Anda hindari sepertinya sudah menjadi babak dari bahasa sehari-hari selepas Anda bertobat.
    • Istilah religius yang umum misalnya lahir baru, diselamatkan, tersesat, injil, dosa, menyesal, bertobat, dan dihukum.
    • Gunakan istilah-istilah ini sekadar jika Anda berniat ingin mengasihkan penjelasan. Sering kelihatannya, cara nan terbaik adalah mengganti istilah-istilah tersebut dengan definisinya. Sebagai sempurna, alih-alih mengatakan “tersesat,” jelaskan bahwa perjalanan spirit Anda “menjurus ke arah yang pelecok” atau bahwa Anda “terpisah dari Almalik.” Alih-alih mengatakan “lahir baru,” gunakan frasa yang lebih mudah dimengerti, misalnya “sukma rohani yang mentah” maupun “pembaharuan hidup rohani.”[3]

  3. 3

    Jangan gunakan idiom.
    Situasi ini sangat terdepan jika Dia ingin kesaksian Anda bisa menjangkau pembaca nan bahasa ibu mereka lain bahasa Inggris. Idiom biasanya enggak dapat diterjemahkan dengan baik atau enggak dapat dipahami dengan bersusila seandainya kebudayaannya farik sehingga orang asing nan membacanya mana tahu akan kebingungan dengan istilah ini.

    • Biarpun Anda sempat bahwa kesaksian Engkau akan dibaca oleh orang yang berbudi Inggris sebagai bahasa ibu mereka, sebaiknya jangan gunakan terlalu banyak kata majemuk dalam tulisan Ia. Takdirnya Anda menunggangi idiom secara jebah, banyak hal-hal detail maupun informasi utama yang sebenarnya dapat memperkuat kesaksian Anda akan terlewatkan begitu sahaja. Cobalah Anda pertimbangkan, apakah dengan mengatakan “Saya sudah dibasuh” akan betul-betul dapat menerimakan pemahaman yang baik dibandingkan jika Anda mengilustrasikan dengan jelas situasi berusul pencahanan mendongkolkan, keluarga yang retak, atau sortiran hidup yang cuma mementingkan diri sendiri, atau sampai-sampai bertolak belakang?
    • Contoh pernyataan menunggangi idiom bisa berbentuk frasa sama dengan “Tidak koteng pun mau berbagi” alias “lubang yang dibentuk oleh Tuhan.” Jika Anda ingin memasukkan frasa ini ke dalam karangan Engkau, cobalah memilih kata-perkenalan awal yang lebih mudah dimengerti misalnya, “Saya merasa tidak cak semau koteng pun yang peduli puas saya” atau “Saya merasa ada yang tidak pola di intern hayat saya.”

  4. 4

    Berbagilah dari Alkitab.
    Jika Engkau mau menggunakan bahasa yang akan dihargai juga oleh orang-sosok nan tak beragama Serani, Beliau harus bosor makan merujuk kepada Sang pencipta intern kisah penyelamatan Anda secara keseluruhan. Cara yang paling baik untuk mengerjakan hal ini adalah dengan menjadikan kata-kata yang diambil secara langsung dari Alkitab sebagai asal dari kesaksian Kamu.

    • Gunakan satu atau paling banyak dua ayat, dan masukkan ayat-ayat ini jika cak semau keterkaitan kontan dengan camar duka Kamu. Perkataan nabi Tuhan adalah peranti yang sangat besar kuasanya, sahaja idenya adalah agar kesaksian Ia mulai sejak pecah hayat pribadi Beliau sendiri. Seandainya Anda sahaja mengandalkan Injil kapan menulis kesaksian, Engkau tak akan memiliki kesempatan untuk mengedepankan kata-pembukaan Anda sendiri.

  5. 5

    Biarkan bani adam lain berada di luar.
    Ceritakan pertobatan Anda ibarat pengalaman antara Anda dengan Tuhan. Boleh saja Beliau menyebutkan bahwa ada seseorang nan berperan terdepan nan takhlik Anda bertambah mengenal Tuhan, tetapi yang terpenting, komentar Anda tentang orang lain jangan bersisa spesifik dan sampaikan secara singkat.

    • Secara singularis, Sira tidak bisa menyebutkan nama gereja atau agama tertentu, menyerahkan tanya yang menimbulkan penglihatan negatif gereja, organisasi Kristen, atau jemaat mulai sejak komunitas Kristiani.[4]

  6. 6

    Jadilah pribadi yang jujur.
    Mungkin Sira menganggap bahwa kesaksian Kamu saja mengobrolkan kejadian biasa nan enggak menyenangkan dan Beliau memperhebat bikin takhlik ceritanya makin menarik. Sebabat halnya jika Anda merasa masih ada yang kurang dalam nasib Sira, mungkin Sira akan terhibur buat membuat keadaan ketika ini kasmaran makin baik daripada yang sememangnya. Namun berusahalah menahan diri agar Anda bukan menulis cerita bohong, bahkan jika motif Dia sesungguhnya baik. Tetapi kesaksian yang sepenuhnya benar yang dapat mengedepankan kebenaran iman secara akurat.[5]

  7. 7

    Tulislah sebagai halnya Dia sedang bercakap.
    Berusahalah menggunakan tren bahasa sehari-hari dan jangan seperti sedang menggambar kuliah nan resmi. Dia harus bisa membuat orang-basyar merasa terkoneksi dan mengarifi narasi Anda sebagai pengalaman pribadi. Untuk itu, Dia harus bisa menarik minat para pembaca sejak sediakala.

Baca Juga:  Yang Tidak Termasuk Unsur Unsur Penerimaan Negara Adalah

Jerambah ini telah diakses sebanyak 35.570 kali.

Source: https://id.wikihow.com/Menulis-Kesaksian-Anda