Cacing planaria berkembang biak dengan cara apa?

Planaria termasuk spesies dalam Filum Platyhelminthes Kelas Turbellaria. Planaria merupakan hewan triploblastik aselomata dengan bentuk tubuh simetri bilateral dengan habitat perairan tawar jernih, perairan laut dan terestrial. Planaria berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan pembentukan gamet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahapan perkembangan organ reproduksi seksual Planaria dari perairan lereng Gunung Slamet, Baturraden, Banyumas. Planaria diperoleh dengan menangkap menggunakan umpan hati ayam segar, lokasi pengambilan sampel planaria di perairan lereng Gunung Slamet, yaitu Curug Bayan, Lokawisata Baturraden dan Telaga Sunyi Baturraden, Banyumas. Sampel difi ksasi menggunakan Bouin, dibuat sayatan histologis dan diwarnai menggunakan pewarna Hematoxylin dan Eosin untuk mendapatkan struktur mikroanatomi guna identifi kasi tahapan perkembangan organ reproduksi seksualnya. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Planaria yang diperoleh di perairan Curug Bayan didominasi ukuran kecil dan sedang dengan perkembangan ovary tahap 2 dan testis tahap 3 dan beberapa tahap 5. Planaria yang diperoleh di perairan Lokawisata Baturraden didominasi ukuran kecil dan sedang dengan perkembangan ovary tahap 2 dan testis tahap 1, sedangkan Planaria yang diperoleh di perairan telaga Sunyi didominasi ukuran sedang dan besar dengan perkembangan ovary tahap 4 dan testis tahap 4. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan perkembangan organ reproduksi seksual planaria yang paling matang adalah planaria dari perairan Telaga sunyi yang didominasi planaria berukuran sedang dan besar. Kondisi perairan yang lebih alami dengan temperatur yang lebih rendah dan serasah yang melimpah pada perairan Telaga Sunyi memungkinkan habitat yang sesuai bagi planaria untuk survive dan berkembang biak.

 

Planarian is species of Phylum Platyhelminthes, Class Turbellaria. Planarian is acelomate triplobastic animal, with a body of bilateral simetry and lives in clear freshwater, marine, and terrestrial as its habitat. Planarian reproduces asexually with fragmentation and sexually with gamet formation. The aim of this study was to describe planarians sexual reproduction organ development level in mount Slamet slopes water, Baturraden, Banyumas. Planarians were obtained by baiting with fresh chicken liver; location of sampling on Mount Slamet were Curug Bayan, Lokawisata Baturraden, and Telaga Sunyi, Baturraden, Banyumas. Samples were fi xated with Bouin and stained with Hematoxylin and Eosin for histological structure to identify the sexual reproduction organ development stage. The results were analyzed descriptively. Total number of obtained planarian varied, however it wasnt signifi cantly diferrent among sampling locations. Planarians of Curug Bayan were mostly in small to moderate size with ovary development of stage 2, testis of stage 3 and some of stage 5. Planarians of Lokawisata Baturraden were mostly in small to moderate size with ovary development of stage 2 and testis of stage 1. Planarians of Telaga Sunyi were mostly in moderate and big size with ovary development of stage 4 and testis of stage 4. It was concluded that planarian of Telaga Sunyi, with mostly moderate and big size, had the most matured sexual reproduction organs development. More natural water condition including lower temperature and abundant litter in Telaga Sunyi allows suitable habitat for planarian survival and planarian breeding.

Planaria berkembang biak dengan cara seksual melalui fertilisasi internal dan secara aseksual melalui fragmentasi. 

Planaria merupakan jenis cacing pipih yang termasuk dalam filum platyhelminthes kelas Turbellaria. Ciri-ciri Planaria memiliki tubuh yang pipih, troploblastik aselomata, dan simetri bilateral.

Planaria biasanya hidup di air tawar dan bersifat parasit karena memperoleh makanan dari tubuh hewan lain. Planaria juga hidup di tempat air bersih, sehingga menjadi indikator kebersihan air.

Tubuh cacing ini terdiri atas 3 lapisan jaringan, yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm (lapisan dalam) serta tidak memiliki rongga tubuh atau bersifat triploblastik aselomata.

Planaria sudah dikenal dengan regenerasinya yang tinggi. Planaria dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Reproduksi seksual merupakan reproduksi yang terjadi melalui penggabungan materi genetik dari dua individu dengan jenis kelamin berbeda. Sedangkan reproduksi aseksual merupakan reproduksi yang hanya melibatkan satu individu tanpa melalui pertukaran materi genetik dengan individu lain.

Reproduksi seksual pada planaria terjadi melalui fertilisasi internal dengan cara menempel. Karena planaria merupakan hewan hermafrodit, maka akan membentuk organ reproduksi yang berkembang pasca masa embrional.

Sedangkan, reproduksi aseksual planaria terjadi melalui fragmentasi dengan cara membelah diri. Karena planaria tidak dapat membentuk organ reproduksi maka reproduksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan transversal.

Bila tubuh planaria dipotong menjadi dua bagian, maka setiap bagian yang dipotong dapat meregenerasi sendiri menjadi semua bagian sel yang membentuk planaria.

Cacing planaria berkembang biak dengan apa?

Planaria dapat berkembangbiak baik dengan cara seksual maupun aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara dua planaria dewasa saling melekat pada sisi ventral-posterior tubuhnya dan terjadi kopulasi (cross fertilisasi).

Apakah cacing planaria membelah diri?

Fragmentasi merupakan proses reproduksi aseksual pada planaria, dengan membelah diri secara transversal, masing-masing belahan mengembangkan bagian-bagian yang hilang dan berkembang menjadi satu organisme utuh.

Apakah cacing planaria termasuk hewan yang berkembangbiak dengan cara fragmentasi?

Planaria dapat berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, maupun berkembang biak secara seksual dengan pembentukan gamet.

Apakah cacing planaria bertelur?

Cacing pipih (Planaria) berkembang biak dengan cara fragmentasi.