Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah

x miss rachel is Notteaching teh english lesson​

sejarah masuknya Islam lewat jalur politik​

jelaskan apa sebenarnya yang di maksud dengan unitaris dan federalis

pengakuan sebagai negara berdaulat atau merdeka secara penuh apabila negara itu memenuhi 4 syarat sebutkan

pasir pramuka berminyak itu apa pliss bantuu​

sebutkan pahlawan pahlawan yang berjuang pada masa kemerdekaan Indonesia adalah​

apakah cabang ilmu theodore maiman dan bambang widiatmoko geluti

Bandingkan antara unsur manusia ruang dan waktu dalam sejarah

apa yg di gelut oleh B.J Habibie?bagaimana cara kerja penemuantersebut​

Ada apa nabi sholati mayit ghoib setelah meninnggalnya raja najasy

Paringin, InfoPublik – Sebagai bagian dari suku melayu umumnya, maka kehidupan sosial orang Banjar, di Kalimantan Selatan banyak diisi dengan tradisi bernuansa Islami.

Salah satu tradisi islami tersebut, ialah tradisi Batamat Quran, tradisi ini sudah ada sejak lama ditengah kehidupan orang Banjar, tidak terkecuali di Kabupaten Balangan.

Tradisi batamat Quran ini sendiri menurut kebiasaan, setiap anak yang belajar mengaji (membaca Al Quran) dan berhasil menamatkan bacaannya 30 juz, maka diadakanlah upacara batamat Quran (khatam AlQuran).

Salah satu seniman Balangan, Fahmi Wahid menyampaikan, tradisi batamat Quran ini biasanya dibedakan dua macam cara dan waktu pelaksanaan. Sebab selain Batamat Quran sehabis tamat belajar Al Quran seperti yang dimaksud di atas, juga ada tradisi Batamat Quran saat upacara perkawinan dilaksanakan.

“Ada tradisi batamat Quran yang khusus digelar saat seseorang telah selesai belajar mengaji (membaca Al Quran) dan berhasil menamatkan bacaannya 30 juz, biasanya dilakukan secara bersama-sama dengan teman mengaji lainya,’’ ujar Fahmi.

Upacara ini biasanya, lanjut seniman bidang satra ini, didahului dengan arak-arakan yang diikuti oleh mereka yang ikut batamat Quran, sedangkan waktu pelaksanaannya biasanya dipilih saat bulan Rabiulawal.

Dalam pelaksanaanya, para peserta yang mengikuti upacara ini saat berada di tempat pembacaan Al Quran secara bersamaan juga biasanya dipayungi dengan mengunakan paying khusus yang disebut paying kembang.

Khusus payung kembang ini, lanjut Fahmi, adalah payung bertingkat tiga yang dirangkai dengan aneka bunga seperti bunga kenanga, cempaka, melati, mawar dan bunga kacapiring. Paying kembang ini biasanya juga dihias lagi mengunanakan kerta warna-warni.

“Sedangkan untuk tradisi batamat Al Quran yang dilaksanakan pada saat perkawinan biasanya, bisa dilakukan siang hari atau malam hari. Jika siang hari biasanya dilaksanakan pada pagi hari, sebelum acara bersanding (pangantin batatai). Jika malam hari, maka dilaksanakan habis sholat isya sehari sebelum hari perkawinan,’’ beber dia.

Dalam pelaksanaan batamat Quran ini, menurut Wahid, juga biasanya dilakukan baik oleh pengantin pria maupun pengantin wanita, sama seperti pelaksanaan batamat Quran bagi yang baru selesai belajar membaca Al Quran diisi dengan membaca kitab suci Al-Qur’an sebanyak 22 surah yang dimulai dari surah ke 93 (Ad-Dhuha) sampai dengan surah ke 114 (An-Nas) ditambah dengan beberapa ayat pada surah Al-Baqarah, ditutup dengan do’a khatam Qur’an, pembaca do’a biasanya guru mengaji pengantin tersebut.

“Suatu kebiasaan yang unik dan lucu, ialah apabila pengantin telah sampai pada bacaan surah ke 105 (Al-Fiil) biasanya ramailah anak-anak dan remaja di sekitar itu memperebutkan telur masak sekaligus memakannya. Sebab menurut cerita konon yang mendapatkan telur masak itu akan menjadi terang hatinya, cepat menjadi pandai membaca kitab suci Al-Qur’an,’’ ungkap dia.

Namun selain itu, menurut Fahmi, ada juga masyarakat yang melakukan tradisi ini pada bulan-bulan tertentu misalnya Bulan Mulud (Rabiul Awal), Namun semuanya merujuk pada kegiatan utama yaitu membaca Al Qur’an pada bagian akhir (Juz Amma). (MC Balangan/sugi)

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber InfoPublik.id

Usai sholat zuhur, bagian dalam Masjid Jami Cempaka, Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan mulai ramai. Satu persatu anak-anak dan ibunya masuk ke dalam melalui pintu samping. Mereka bersiap mengikuti acara batamat quran yang digelar sebagai tanda syukur telah selesai membaca Alquran. 

Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah
Acara batamat quran di Cempaka Kota Banjarbaru.


Pelan-pelan gadis kecil itu menghapus keringat di wajahnya. Lipatan tisu yang dipegangnya hanya ditepuk-tepuk tanpa berani mengusap, meski wajahnya terlihat basah. Ia tak mau riasan yang mengubah wajahnya hilang. 

Sesekali dibenahinya letak penutup baju yang terbuat dari rangkaian bunga melati. Meski bagian belakangnya telah diikat, penutup baju itu kerap turun akibat gerakannya memperbaiki gaun putih. 

Satu jam sudah ia dan kawan-kawannya menunggu acara dimulai. Mereka tak berani beranjak dari tempatnya kuatir mengganggu teman-temannya. Dahaga yang terasa pun tak bisa dituntaskan sebab air minum miliknya berpindah tangan. 

Penyebabnya air kemasan itu dipakai menyangga telepon genggam saat berkaca, tiba-tiba diambil teman lain yang menggodanya. Untunglah seorang teman mau berbagi minuman sehingga tenggorokannya basah. Tak lagi kuatir suara parau saat membaca surat dari alquran. 

Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah
Bersiap mengikuti acara batamat quran

Satu persatu guru, mulai duduk di deretan belakang. Ustad yang memimpin acara pun tampak bersiap. Para ibu mulai menyiapkan telepon genggam untuk mengabadikan momen saat sang anak membaca surat, sementara petugas dokumentasi sibuk mengatur posisi agar dapat mengabadikan momen istimewa. 

Suara sang Ustad mulai terdengar. Mengucap doa dan mulai membaca surat Alfatihah. Setelah itu acara batamat quran dimulai. Satu persatu anak membacakan surat yang telah ditentukan. 

Suara nyaring khas anak-anak kontras dengan penampilan mereka. Batamat quran Siang itu memang istimewa sehingga anak-anak tampil sangat berbeda. Menggunakan pakaian serba putih lengkap dengan baju penutup dari bunga melati. Kerudung penutup kepala pun dihias sedemikian rupa, tak lupa disematkan hiasan dari bunga melati. 

Anak lelaki pun ikut mengubah penampilan dengan memakai baju panjang putih dan tutup kepala yang dibelitkan. Ada rangkaian bunga yang disematkan. Bentuknya bulat seperti bros. 

Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah
Menunggu acara batamat quran dimulai.

Penampilan tak biasa ini memang disiapkan untuk mengikuti acara batamat quran yang termasuk dalam adat daur hidup manusia. Kegiatan ini dilakukan sebagai ucapan syukur setelah seorang anak berhasil menuntaskan pelajarannya, membaca alquran. Anak-anak sudah duduk dengan rapi, sesuai urutan surat yang akan dibaca. 

Acara serupa tidak hanya dilakukan saat seorang anak selesai membaca atau belajar alquran. Batamat quran dilakukan oleh seorang calon pengantin. Tujuannya agar dalam mengarungi bahtera rumah tangga keduanya berpegang pada ajaran alquran sehingga perjalanan hidupnya mendapat berkah. 

Piduduk tak ketinggalan 

Jika anak-anak tampil istimewa, begitu pun dengan para orangtua. Memang mereka tak menggunakan pakaian berhias bunga, namun lihatlah nampan-nampan yang dibawa. 

 Pada wadah tersebut terlihat hidangan khusus untuk disajikan. Inilah piduduk yang kerap hadir di setiap acara yang berkaitan dengan daur hidup manusia. Piduduk ini terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan hingga menjadi ketan dengan tampilan mengilap, di sebut dengan nasi lemak. 

Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah
Piduduk yang terdiri dari nasi lemak, telur, dan unti.

 Di atas nasi lemak ini terdapat telur rebus. Ada yang meletakkan satu butir telur di atas nasi yang dibentuk menyerupai gunung. Namun ada juga yang menyusun telur di atas nasi berbentuk kotak, menyesuaikan tempatnya. 

 Jenis telur yang dipakai ada 3 jenis. Saya melihat telur puyuh, telur ayam, dan telur bebek. Jumlah telur yang dipakai ganjil. Agar terlihat menarik, telur puyuh diberi warna sehingga nasi lemak terlihat meriah.

 Sebenarnya selain telur ada pula unti. Pelengkap nasi lemak ini terbuat dari kelapa parut dengan gula merah. Dimasak dengan cara diaduk hingga matang. Nantinya unti kelapa ini ditaruh di atas nasi lemak yang telah dipotong-potong. Rasanya enak, paduan gurih dan manis lho. Waktu pertama kali mencicip, saya ketagihan. 

 Sesungguhnya penyajian nasi lemak bukan tanpa arti lho. Piduduk yang terbuat dari beras ketan ini bersifat lengket. Dengan demikian diharapkan bacaan alquran yang dipelajari sang anak akan tetap melekat sepanjang hidupnya. 

 Tiga lapis kain 

Hampir luput dari perhatian saya adalah alas duduk anak-anak yang mengikuti acara batamat quran. Alas duduk ini bukan sesuatu yang besar atau tinggi, ukurannya pun tidak lebar sehingga ketika diduduki akan tertutup. 

Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah
Tiga lapis kain untuk alas duduk.

 Alas duduk ini berupa 3 helai kain panjang. Masing-masing kain dilipat lalu ditumpuk. Bentuknya segi empat. Disusun dengan cara setiap sudut berjauhan. Hm, seperti membentuk bintang segi empat. 

 Tiga lapis kain ini terdiri dari dua helai kain panjang bermotif dan sehelai kain putih. Kedua kain bermotif berada di bawah kain putih. Ketika harus bergeser dan berpindah tempat, anak-anak sibuk membawa serta alas duduk, alquran, dan mejanya.

 Berpayung bunga 

Kini semua sudah siap. Para guru duduk dengan takzim di belakang. Anak-anak duduk sesuai urutan surat yang akan dibaca. Ustad pun telah siap. Surat Alfatihah pun dibacakan dengan syahdu. Semua terdiam. Usai doa dibacakan, pemuka agama bersiap memimpin kegiatan. Acara pun mulai. Nantinya setiap anak akan membaca sebuah surat pendek atau juz 30. 

Bunga yang ada di payung kembang batamat adalah
Payung bunga melati.

Di setiap akhir surat, semua yang hadir akan membaca bersama. Uniknya selama pembacaan surat berlangsung, anak yang membaca akan dinaungi payung yang terbuat dari rangkaian bunga melati. Payung ini terdiri dari 3 tingkat. Semakin ke atas ukurannya semakin kecil. Karena anak-anak duduk berdekatan, tugas memegang payung pun dilakukan secara estafet. 

 Ada kalanya pada bagian ujung bunga diikatkan uang dan kue-kue. Nanti setelah acara selesai, anak-anak yang menyaksikan acara akan memperebutkan uang dan kue yang tergantung di payung. Sayang, kali ini payung tanpa gantungan uang dan kue manis, sehingga tak ada anak-anak yang memperebutkannya. 

 Meski demikian, raut bahagia tampak terpancar di mata mereka. Ketika doa penutup dibaca dan acara selesai, anak-anak langsung menghampiri orang tua mereka. Ada yang langsung kembali ke rumah dengan membawa piduduk yang akan disantap bersama keluarga. Ada pula yang menikmati piduduk bersama di masjid. Saya pun ikut dalam kegembiraan sembari menikmati nasi lemak yang disajikan.