Berapa lama setelah vaksin kedua antibodi terbentuk

Halodoc, Jakarta - Vaksinasi di Indonesia sudah mulai berjalan sejak Januari 2021. Setelah petugas medis, maka ini saatnya petugas pelayanan umum mulai dari TNI, Polri, dan pekerja media yang mendapatkannya. Selain itu, lansia juga sudah direncanakan untuk segera mendapatkan dosis vaksin. Namun, kamu pasti pernah mendengar kabar bahwa COVID-19 masih bisa terjadi usai vaksin dilakukan. Kemudian, kamu lantas berpikir buat apa dilakukan vaksin jika demikian.

Nyatanya seseorang tidak akan langsung kebal dari virus corona usai dilakukan vaksin, karena vaksin ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk bekerja. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa antibodi yang terbentuk setelah individu disuntik vaksin Covid-19 Sinovac bisa mencapai 99 persen. Namun, hal itu bisa terjadi apabila suntikan vaksin dilakukan dalam dua dosis. Nantinya, sebagian besar dari vaksin-vaksin COVID-19 diharapkan bisa memicu terbentuknya antibodi hingga lebih dari 95 persen.

Baca juga: Penjelasan WHO Soal Efek Vaksinasi COVID-19

Proses dan Durasi Terbentuknya Antibodi 

Umumnya semua vaksin baru bisa membentuk antibodi maksimal setelah dua kali suntikan vaksin dalam rentang waktu tertentu. Jadi kalau Sinovac yang digunakan di Indonesia, rentang waktunya 14 hari. Nadia juga mengungkapkan bahwa suntikan pertama baru bisa mencapai 67 persen antibodinya. Setelah diberikan suntikan pada 14 hari kemudian maka antibodi yang muncul bisa sampai 99 persen, bahkan pada (yang disuntik) vaksin Sinovac. 

Adapun setiap vaksin itu berbeda-beda rentang waktu penyuntikannya. Ada yang seperti Sinovac yakni sekitar 14 hari. Kemudian ada yang seperti Astrazeneca yang memiliki rentang waktu ada yang 21 hari, dan ada juga yang 28 hari. 

Nadia juga menyampaikan, meskipun telah mendapat suntikan vaksin, individu masih bisa terpapar COVID-19. Namun, vaksin yang telah disuntikkan akan membuat sistem pertahanan pada tubuh sehingga membuat individu tidak sakit. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa vaksin ini memberi perlindungan terhadap gejala COVID-19 yang berat atau gejala COVID-19 yang mematikan. 

Baca juga: Uji Coba Vaksin Pfizer pada Wanita Hamil

Cara Kerja Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19 membantu tubuh kita mengembangkan kekebalan terhadap virus penyebab COVID-19 tanpa kita harus terserang penyakit. Berbagai jenis vaksin bekerja dengan cara yang berbeda untuk menawarkan perlindungan, tetapi dengan semua jenis vaksin, tubuh memiliki persediaan limfosit T "memori" serta limfosit B yang akan mengingat cara melawan virus itu di masa depan.

Biasanya, dibutuhkan waktu beberapa minggu bagi tubuh untuk memproduksi limfosit-T dan limfosit-B setelah vaksinasi. Oleh karena itu, ada kemungkinan seseorang tertular virus penyebab COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi dan kemudian jatuh sakit karena vaksin tidak mempunyai cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Terkadang setelah vaksinasi, proses pembentukan kekebalan bisa menimbulkan gejala, seperti demam. Gejala ini normal dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang membangun kekebalan.

Baca juga: Syarat Vaksinasi Corona pada Kelompok Usia Rentan

Pentingnya Melakukan Vaksin COVID-19

Mendapatkan vaksinasi adalah salah satu dari banyak langkah yang dapat kamu ambil untuk melindungi diri dan orang lain dari COVID-19. Perlindungan dari COVID-19 sangat penting karena bagi sebagian orang dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian.

Ingat, menghentikan pandemi membutuhkan penggunaan semua sumber daya yang tersedia. Vaksin bekerja dengan sistem kekebalan sehingga tubuh akan siap melawan virus jika kamu terpapar. Langkah-langkah lain, seperti masker dan jarak sosial, membantu mengurangi kemungkinan kamu terpapar virus atau menyebarkannya ke orang lain. Mari bersama-sama lakukan vaksinasi COVID-19 dan mengikuti rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk melindungi diri dan orang lain untuk mendapatkan perlindungan terbaik dari COVID-19.

Namun, selama kamu belum mendapatkan dosis vaksin, sebaiknya jaga kesehatanmu dengan menerapkan pola hidup sehat dan konsumsi suplemen tambahan untuk melindungi kesehatanmu. Kamu pun kini bisa beli vitamin dan suplemen yang dibutuhkan lewat aplikasi Halodoc supaya lebih praktis dan tanpa keluar rumah. Pesanan kamu pun bahkan bisa segera tiba kurang dari satu jam. Tunggu apa lagi, yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!

Berapa lama setelah vaksin kedua antibodi terbentuk

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Understanding How COVID-19 Vaccines Work.
Kompas. Diakses pada 2021. Kemenkes: Antibodi Bisa Terbentuk 99 Persen Setelah Disuntik Dua Dosis Vaksin Sinovac.

Jakarta, 14 April 2022

Vaksinasi booster menjadi syarat untuk melakukan mudik lebaran tahun 2022. Masyarakat diminta untuk tidak menunda vaksinasi booster agar saat mudik sudah tercipta antibodi dalam tubuh.

Antibodi mulai terbentuk pada 1 sampai 2 minggu pasca vaksinasi booster. Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster jauh-jauh hari sebelum mudik sesuai jadwalnya.

Di samping itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI siapkan pos layanan vaksinasi booster di jalur mudik untuk mempermudah pemudik mendapatkan vaksinasi tersebut. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki jadwal vaksinasi booster tepat saat mudik lebaran.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan pemberian vaksinasi pada pos mudik itu sebagai upaya terakhir. Namun masyarakat dihimbau untuk tetap melakukan vaksinasi booster sebelum mudik supaya perlindungan imunitas sudah ada saat melakukan mudik.

“Kita mengimbau kepada masyarakat kalau kita mau mudik nyaman dan aman hendaknya segera vaksin booster, jangan dipaksain vaksinasi booster pada saat mudik sehingga menghindari penumpukan keramaian di tempat vaksin,” katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (12/4).

Untuk jumlah dan penempatan pos, lanjutnya, akan dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, TNI, dan Polri. Karena ini terkait juga dengan persediaan SDM maupun juga pengelolaan rantai dingin vaksinnya.

Jumlah vaksin yang disediakan pada saat mudik lebaran ini, lanjut Nadia, disesuaikan dengan jumlah pos mudik. Sebagai contoh pos mudik besar bisa mencapai 1.000 dosis, sementara posko kecil mungkin sekitar 150 sampai 300 dosis.

Selanjutnya, jika ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) prosedur penanganan KIPI tetap disiapkan.

“Jadi akan ada ambulans yang standby yang nanti akan membawa kalau memang ada kasus KIPI yang tentunya sesuai kriteria butuh perawatan di rumah sakit. Tapi kalau KIPI nya ringan cukup dengan minum pereda nyeri seperti paracetamol,” tambahnya.

Selain itu untuk para pengelola berbagai moda transportasi kita meminta untuk memastikan semua pengemudi dan juga staf pendukungnya sudah mendapatkan vaksinasi booster sesuai dengan jadwalnyaa sebelum masa mudik.

Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

drg. Widyawati, MKM

Antibodi Covid-19 setelah vaksin secara lengkap dapat terbentuk guna membantu meningkatkan atau memperbaiki sistem pertahan tubuh atau sistem imun.

Daya tahan tubuh ini sangat bermanfaat untuk dapat berperang melawan virus, bakteri dan lainnya.

Antibodi dan Vaksin

Menurut World Health Organization (WHO), setelah melakukan vaksin Covid 19 antibodi tidak bisa langsung muncul. Tubuh memerlukan waktu untuk membentuknya.

Indonesia juga tengah melakukan program vaksinasi Covid 19. Vaksin ini dilakukan dua kali atau dua dosis. Jarak vaksin pertama dan kedua cukup lama, yaitu 14 hari.

Setelah vaksin mungkin banyak yang masih bertanya berapa lama antibodi terbentuk agar tubuh dapat melawan corona? Apa masih bisa terkena Covid 19 setelah vaksin?

Seusai vaksin lengkap, tubuh tidak langsung otomatis kebal terhadap virus corona, karena vaksin memerlukan waktu untuk bekerja dalam tubuh.

Mengutip dari beberapa sumber, antibodi yang terbentuk setelah vaksin pertama mencapai 67 persen. Setelah menerima dosis kedua yang disuntikkan 14 hari kemudian maka antibodi bisa mencapai 99 persen. Kondisi ini pada Anda yang menerima vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia.

Tetapi Anda perlu tahu, setiap vaksin memiliki rentang waktu penyuntikan yang berbeda-beda. Seperti Sinovac, sekitar 14 hari. Sedangkan vaksin Astrazeneca memiliki rentang waktu 21 hari, dan ada juga yang 28 hari.

Antibodi Covid-19 Setelah Vaksin

Prediksi antibodi covid setelah vaksin – terutama pascavaksin Sinovac – mampu bertahan hingga 12 bulan. Pihak lain menjelaskan tingkat antibodi pascavaksin Sinovac kemungkinan akan mengalami penurunan dalam tempo berbulan-bulan setelah vaksinasi lengkap.

Namun masih ada kemungkinan sistem kekebalan dengan sel khususnya – limfosit B – atau sel B memori akan menyimpan informasi tentang virus ini dalam waktu yang cukup lama

Terbentuk Dalam Waktu 14 Hari

WHO juga memberikan konfirmasinya, respons imun yang baik akan muncul sekitar 2 minggu sejak dosis pertama.

Bila Anda tidak melakukan vaksinasi lengkap (dua dosis) maka kemungkinan berisiko proses pembentukan antibodi untuk melindungi tubuh menjadi tidak optimal atau berkurang.

Bila suntikan kedua atau dosis kedua tidak Anda lakukan, maka risikonya tidak tercapainya level proteksi yang cukup untuk berperang melawan Covid 19.

Meskipun telah mendapat suntikan vaksin lengkap, kemungkinan peluang terpapar Covid 19 peluangnya masih ada. Namun, vaksin yang sudah Anda terima akan membuat sistem pertahanan pada tubuh sehingga gejalanya yang timbul tidak begitu berat ketimbang dengan orang yang belum melakukan vaksinasi.

Hasil uji klinis menunjukkan, vaksin ini memberi dampak proteksi terhadap gejala Covid 19 yang berat atau gejala yang mematikan.

Anda yang sudah sembuh dari infeksi virus, tubuh akan memiliki respons kekebalan tubuh dan daya proteksi terhadap penyakit tersebut. Sistem imun tubuh akan menghasilkan antibodi yang memiliki kemampuan mengenali si penyerang – dalam hal ini virus corona – jika menyerang tubuh kedua kalinya. Antibodi akan memiliki strategi tertentu untuk memeranginya.

Perlukah Tes Antibodi Setelah Vaksin?

Ada beberapa tes atau metode untuk mendiagnosis infeksi Covid 19. Salah satunya adalah PCR. PCR ini akan melacak keberadaan virus dengan menangkap langsung material genetiknya.

Cara lainnya adalah tes antibodi SARS-CoV-2 kuantitatif untuk mengukur kadar antibodi dalam tubuh terhadap infeksi virus corona.

Tidak hanya Anda yang telah menerima vaksin lengkap, dokter akan melakukan tes antibodi pada Anda yang pernah terinfeksi, dan pada donor plasma konvalesen.

Sampel pada tes antibodi ini adalah dengan mengambil darah dari pembuluh vena atau kapiler.

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal, tes antibodi dapat Anda lakukan dalam kisaran  28 hari hingga 35 hari setelah mendapatkan dosis kedua vaksin.

Tetapi tes antibodi hanya untuk membantu menilai kadar antibodi dalam tubuh, bukan mengevaluasi kerja vaksin baik atau tidak.

Jadi bagi Anda yang sudah menerima vaksinasi Covid 19, sebenarnya tidak perlu melakukan tes antibodi untuk memastikan apakah kekebalan terhadap virus corona sudah terbentuk atau belum. Sebab tes antibodi yang ada saat ini hanya mampu mengukur antibodi secara keseluruhan, dan belum mampu menilai antibodi khusus dari vaksinasi.

Sekadar mengingatkan walau Anda sudah mendapatkan vaksin secara lengkap, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun secara rutin.