Beberapa tenaga ahli untuk membangun Masjid Agung Sang Ciptarasa dikirim oleh

KOMPAS.com - Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan salah satu bangunan peninggalan Kerajaan Cirebon.

Bangunan ini juga dikenal dengan nama Masjid Agung Cirebon atau Masjid Sunan Gunung Jati.

Pasalnya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa memang dibangun pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati, tepatnya pada tahun 1498 M.

Terletak di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, masjid ini disebut-sebut sebagai masjid tertua di Cirebon.

Lebih istimewa lagi, Masjid Agung Sang Cipta Rasa menjadi salah satu masjid yang dibangun oleh Wali Sanga secara gotong-royong.

Sejarah pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun atas prakarsa Sunan Gunung Jati dan dibantu oleh Wali Sanga.

Selain itu, beberapa tenaga ahli untuk membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa dikirim oleh Raden Patah dari Demak.

Selain Sunan Gunung Jati, anggota Wali Sanga yang berperan besar dalam pembangunan masjid ini adalah Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga memimpin pembangunan dengan arsitek dari Kerajaan Majapahit bernama Raden Sepat.

Seperti di Masjid Agung Demak, di masjid ini juga terdapat saka guru (tiang utama) yang dibuat dari tatal, yaitu pecahan-pecahan kayu berukuran kecil yang disatukan.

Menurut cerita, saka guru yang dibuat oleh Sunan Kalijaga ini melambangkan kesatuan atau kegotongroyongan.

Konon katanya, pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya dalam tempo satu malam, yaitu pada dini hari dan keesokan harinya telah dipakai untuk shalat subuh.

Masjid ini dinamai Sang Cipta Rasa karena merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan.

Pada zaman dulu, penduduk Cirebon menamainya Masjid Pakungwati, karena terletak dalam komplek Keraton Pakungwati. Sekarang masjid ini terletak di depan Keraton Kesepuhan.

Baca juga: Kerajaan Cirebon: Letak, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Bila dilihat dari atapnya, masjid ini bentuknya hampir sama dengan peninggalan kerajaan Islam lainnya.

Atap limas Masjid Agung Sang Cipta Rasa bersusun tiga dan ukurannya semakin ke atas semakin kecil.

Secara garis besar, masjid ini terdiri dari dua bagian, yaitu ruang utama dan serambi.

Ruang utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Ruang utamanya yang berukuran 17,8 x 13,3 meter terdiri dari enam ruangan yang dikelilingi tembok setinggi tiga meter.

Pada dinding tersebut juga terdapat sembilan buah pintu yang melambangkan sembilan anggota Wali Sanga.

Di ruang utama juga terdapat 30 tiang berbentuk bulat dengan diameter 40 cm yang berdiri di atas umpak-umpak.

Beberapa bagian dinding Masjid Agung Sang Cipta Rasa dihias dengan lubang angin berbentuk belah ketupat bergigi serta pilaster berhias motif teratai dan sulur-sulur pada bagian atas dan bawahnya.

Sementara pada beberapa bagian dinding lainnya dijumpai arsitektur bercorak China, lebih tepatnya dihiasi porselen buatan China berbentuk piring warna merah dan biru yang dibuat pada masa Dinasti Ming.

Selain itu, ruang utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa juga terdapat mihrab, mimbar, dan maksurah.

Atap mihrab berbentuk lengkungan berhias motif bunga matahari dengan lidah api dan sulur-sulur yang disangga menggunakan tiang.

Baca juga: Wali Songo: Penyebar Islam di Tanah Jawa

Mimbar yang diberi nama Sang Renggakosa letaknya di utara mihrab dan tidak menempel pada dinding.

Sedangkan maksurah atau pagar berbentuk palang kayu untuk tempat shalat pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa ada dua, yaitu maksurah Sultan Kesepuhan terletak di kiri mimbar dengan pintu masuk pada sisi barat dan maksurah Sultan Kanoman terletak di sebelah selatan dan pintu masuknya di bagian timur.

Serambi Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Serambi Masjid Agung Sang Cipta Rasa terbagi ke dalam dua bagian, yaitu serambi dalam dan serambi luar.

Serambi dalam terdiri atas serambi selatan, timur, utara dan barat. Serambi yang terletak di sebelah selatan ruang utama dinamakan Prabayaksa, sementara Serambi timur dinamakan Pemandangan.

Pada serambi utara terdapat sebilah rotan yang berfungsi sebagai penjemur baju Sunan Kalijaga dan bedug Sang Guru Mangir atau Kyai Buyut Tesbur Putih yang panjangnya mencapai satu meter dengan diameter 80 cm.

Sedangkan serambi luar terdiri atas serambi timur, selatan, dan utara. Serambi timur terdiri atas dua serambi berbentuk persegi panjang dengan ubin berwarna merah tua, tanpa dinding, dan atapnya berbentuk limas.

Serambi selatan berfungsi sebagai tempat shalat kaum perempuan (pawastren), sementara serambi utara berdampingan dengan serambi Pemandangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Beberapa tenaga ahli untuk membangun Masjid Agung Sang Ciptarasa dikirim oleh

Sejumlah tenaga ahli yang dikirim untuk membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa dikirimkan oleh Raden Patah. Raden Patah sendiri adalah salah satu dari sembilan walisongo.

Pembahasan

Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah nama lain dari Masjid Agung Cirebon. Masjid ini berlokasi di wilayah Keraton Kasepuhan yang ada di Kota Cirebon Jawa Barat. Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah bagian tak terpisahkan dari alun-alun Kota Cirebon (bagian barat). Masjid yang satu ini diyakini banyak orang sebagai masjid paling tua di Cirebon. Waktu pembangunannya pada tahun 1480 masehi dan diyakini hasil karya dari para Walisongo. Sosok yang memprakarsai pembangunan masjid ini adalah sunan Gunung Jati dibantu oleh beberapa sunan lainnya seperti Raden Patah yang mengirimkan beberapa tenaga ahlinya dari Demak untuk turut membangun masjid. Selain itu, sosok yang memimpin pembangunan masjid tersebut adalah Sunan Kalijaga. Ia bersama dengan sosok bernama Raden Sepat didaulat sebagai arsitek masjid. Maka tidak mengherankan jika seni melekat kuat pada bangunan masjid.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dikelilingi pagar berbentuk tembok yang diperkaya dengan hiasan pada semua bagian-bagiannya termasuk pada bagian puncak yang dilengkapi dengan pelipit rata. Pada halaman masjid sendiri terdapat gapura paduraksa berjumlah enam yang terbagi di arah timur, utara dan barat.

Pelajari Lebih Lanjut

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Detail Jawaban

Kelas      : SMP

Mapel    : IPS

Bab        : -

Kode      : -

#AyoBelajar

#SPJ2