Reproduksi tumbuhan paku dapat terjadi melalui dua cara, yakni secara seksual dan aseksual. Show
Dalam reproduksi seksual atau generatif, tumbuhan paku melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina. Sedangkan pada reproduksi aseksual menggunakan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Kelamin betina dan jantan di dalam reproduksi seksual tumbuhan paku terbentuk oleh alat kelamin yang bernama gametogonium. Baca Juga: Cara Kaktus Menyesuaikan Diri di Daerah Gurun yang Gersang, Ini Dia! Reproduksi Tumbuhan Paku yang UnikTumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan divisi kingdom Plantae. Untuk anggotanya terdiri dari daun sejati, akar, dan batang. Seperti tumbuhan lain, tumbuhan paku juga memiliki pembuluh angkut. Pteridophyta berasal dari kata pteron yang berarti sayap bulu dan phiton yang merupakan tumbuhan. Sehingga, Pteridophyta merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan tumbuhan berspora. Tumbuhan paku menghasilkan spora dan memiliki susunan daun yang umumnya berbentuk bangun sayap, yaitu pada puncaknya terdapat bulu-bulu. Pergiliran keturunan atau metagenesis yang tumbuhan paku alami sama seperti lumut. Metagenesis sendiri merupakan pergiliran keturunan yang melibatkan dua fase, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Baca Juga: Sistem Gerak Pada Tumbuhan: Endonom, Higroskopis, dan Esionom Fase sporofit terjadi ketika tumbuhan paku menghasilkan spora. Sedangkan fase gametofit terjadi pada saat tumbuhan paku sedang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pada saat fase gametofit tumbuhan paku memiliki sifat haploid (n) dan diploid (2m) saat fase sporofit. Protalium akan menghasilkan anteridium (organ reproduksi jantan) dan arkegonium (organ reproduksi betina). Fungsi anteridium adalah untuk menghasilkan sperma. Sedangkan arkegonium untuk menghasilkan sel telur. Tahap gametofit akan mulai saat protalium tumbuh. Protalium tersebut akan berkembang dan menghasilkan anteridium serta arkegonium tersebut. Kadar air yang tinggi mampu membuat sperma untuk bertemu ovum atau sel telur, sehingga terjadinya pembuahan. Pada akhirnya, tahap pembuahan akan menghasilkan zigot. Kemudian, zigot akan terus tumbuh dan berkembang hingga memulai tahap sporofit baru. Sedangkan reproduksi tumbuhan paku aseksual terjadi akibat adanya rhizoma. Rhizoma dapat tumbuh ke segala arah, hingga membentuk koloni tumbuhan paku baru. Baca Juga: Perbedaan Mikrosporogenesis dan Megasporogenesis pada Tumbuhan Tumbuhan Paku Homospora dan HeterosporaBerdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku terbagi menjadi dua jenis, yaitu homospora dan heterospora. Tumbuhan paku homospora akan menghasilkan jenis spora yang nantinya akan menjadi protalium. Pada paku homospora, sperma dan ovum akan muncul di dalam protalium yang sama. Lain halnya dengan tumbuhan paku heterospora. Pada jenis tumbuhan paku heterospora akan menghasilkan dua jenis spora, yaitu megaspora dan mikrospora. Megaspora akan tumbuh menjadi protalium betina dan mikrospora menjadi protalium jantan. Hal itu membuat tumbuhan paku heterospora menghasilkan sperma dan ovum di dua protalium yang terpisah. Cara reproduksi tumbuhan paku yang dapat dilakukan baik secara seksual maupun aseksual sangatlah menarik. Baik hasil tanaman paku secara aseksual maupun seksual akan tetap sama dan tidak memiliki perbedaan sedikitpun. (R10/HR-Online)
Mari Mengenal Daur HidupTumbuhan Paku (Pteridophyta), Lengkap dengan Penjelasan Gambar /Pexels/Martinus UTARA TIMES - Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, dan memiliki susunan tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain. Tumbuhan paku memiliki daur hidup yang unik. Tumbuhan paku memiliki kotak spora atau sporangium. Pada sporangium dihasilkan spora. Banyak sporangium terkumpul dalam satu wadah yang disebut sorus, yang dilindungi oleh suatu selaput indusium. Hal ini mempengaruhi dauh hidup tumbuhan paku. Lantas bagaimana daur hidup tumbuhan paku? Silahkan simak penjelasannya berikut ini. Baca Juga: Inilah Target Elkan Baggot untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 Ternyata daur hidup tumbuhan paku diawali dari fase pembentukan spora. Dalam daur hidup tumbuhan paku disebut generasi sporofit dan fase pembentukan gamet disebut generasi gametofit >Adapaun daur hidup tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Baca Juga: Ternyata Begini Sifat Orang yang Lahir Pada Hari Sabtu Menurut Islam! Berdasarkan jenis sporanya, daur hidup tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora-heterospora. Pada daur hidup tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp. (paku kawat).
Lihat Foto KOMPAS.com - Tumbuhan paku atau Pteridophyta termasuk tumbuhan kormus berspora. Karena tumbuhan ini memiliki akar, batang, daun sejati dan menghasilkan spora. Agar bisa mempertahankan kehidupannya, tumbuhan paku melakukan proses metagenesis. Proses ini menjadi cara bagi tumbuhan paku untuk melakukan proses perkembangbiakan. Pengertian metagenesis tumbuhan pakuMenurut Balai Penelitian Kehutanan Manado dalam buku Mengenal Beberapa Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Payahe Taman Nasional Aketajawe Lolobata Maluku Utara (2009), metagenesis tumbuhan paku merupakan daur hidup atau pergiliran keturunan tumbuhan paku, yang terdiri atas dua fase utama, yakni gametofit serta sporofit. Mengutip dari buku Botani Tumbuhan Rendah (2014) karya Hasanuddin Mulyadi, tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual menggunakan rhizoma serta bentuk spora (sporofit). Sedangkan seksual dengan pembentukan gamet (gametofit). Baca juga: Ciri Khusus Tumbuhan Teratai dan Fungsinya Jenis dan skema metagenesis tumbuhan pakuMetagenesis tumbuhan paku bisa dibagi menjadi dua jenis, yakni homospora atau isospor serta heterospor. Kedua jenis ini memiliki perbedaan pada ukuran spora yang dihasilkan. Perbedaan keduanya juga terlihat pada skema metagenesisnya.
Pada skema metagenesis homospor, tumbuhan paku akan menghasilkan spora dengan ukuran yang sama untuk spora jantan serta betina. Contohnya Lycopodium sp. (paku kawat).
Kompas.com/VANYA KARUNIA MULIA PUTRI Skema Metagenesis Tumbuhan Paku Homospor/Iospor Pada metagenesis tumbuhan paku homospor, proses perkembangbiakan dimulai dengan spora. Setelah itu spora akan menghasilkan protalium. Kemudian membentuk anteridium serta arkegonium, yang berguna untuk pembentukan spermatozoid dan ovum. Proses metagenesis ini terus berulang. Baca juga: Contoh Gerak Tumbuhan
Pada skema metagenesis heterospor, tumbuhan paku akan menghasilkan spora dengan ukuran berbeda untuk jantan dan betina. Tumbuhan paku merupakan organisme autotrof yang memiliki kemampuan untuk menyusun zat makanannya sendiri maupun untuk organisme lainnya. Tumbuhan paku atau yang biasa disebut dengan tumbuhan pakis tersebut termasuk ke dalam tumbuhan berkormus atau kormophyta, yaitu jenis tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Spora yang dimiliki tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora, sehingga tumbuhan paku juga dapat disebut sebagai kormophyta berspora. Untuk lebih jelasnya bagaimana ciri, struktur, dan hal lain yang berkaitan dengan kehidupan tumbuhan paku, akan dijelaskan dalam subtopik di bawah ini. Ciri-ciri Tumbuhan PakuTidak hanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, tumbuhan paku juga memiliki ciri khusus pada bagian-bagian tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Ciri-ciri Daun Tumbuhan Paku
2. Ciri-ciri Batang Tumbuhan Paku
3. Ciri-ciri Akar Tumbuhan Paku
Struktur Tumbuhan PakuTumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji. Daunnya memiliki beberapa bentuk spora, seperti:
Pertumbuhan batang tumbuhan paku juga memiliki bentuk yang beraneka ragam, seperti:
Batang paku yang berbentuk rhizome akan bercabang dan beruas pendek. Pada rhizome, terdapat akar seperti rambut, yang merupakan akar serabut. Contoh: paku suplir. Jenis/Klasifikasi Tumbuhan Paku1. Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Morfologi TubuhBerdasarkan perbedaan morfologi tubuh, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi empat divisi, yaitu: A. Psilophyta
B. Lycophyta
C. Equisetophyta (Sphenophyta)
D. Pterophyta
2. Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan HabitatBerdasarkan habitat, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi, yaitu: A. Paku TanahMerupakan jenis tumbuhan paku yang hidup di tanah atau merayap di permukaan yang terjal. Contoh: Lindsaya macracana. B. Paku EpifitMerupakan jenis tumbuhan paku yang hidup menumpang di tumbuhan lainnya, terutama pada pohon. Berdasarkan keterbukaan tempatnya, paku epifit sendiri terbagi lagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
C. Paku AkuatikBerdasarkan keberadaannya di air, paku akuatik terbagi lagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
Contoh: famili Marsileaceae.
Contoh: Acrosticum aureum L.
Contoh: Ceratopteris thalictroides. Metagenesis Tumbuhan PakuTumbuhan paku mengalami pergantian keturunan atau yang disebut sebagai metagenesis. Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi yang berkembang biak dengan generatif dan vegetatif. Umumnya morfologi dari kedua generasi tersebut berbeda, sehingga metagenesis tumbuhan paku dapat dikatakan sebagai daur hidup tumbuhan paku yang terdiri dari dua fase, yaitu gametofit dan sporofit. Fase ini merupakan fase seksual. Spora akan berkembang menjadi protalium dan menghasilkan sel gamet jantan (spermatozoid) dan betina (sel telur). Hasil pembuahan kedua sel gamet tersebut akan menghasilkan zigot yang diploid. Ciri atau karakteristik fase gametofit, yaitu proses berlangsungnya singkat. Fase ini merupakan fase aseksual. Zigot yang dihasilkan pada fase gametofit akan berkembang menjadi tumbuhan paku yang menghasilkan spora dari sporangiumnya. Spora tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai sel spora indukan untuk fase atau daur hiudp selanjutnya. Ciri atau karakteristik fase sporofit, yaitu prosesnya berlangsung lebih lama dari fase gametofit. Untuk mengetahui bagaimana daur hidup dari masing-masing jenis paku akan dijelaskan pada subtopik dibawah ini. Daur Hidup Tumbuhan PakuDaur hidup pada paku homospora, heterospora, dan paku peralihan mengalami perbedaannya masing-masing. Bagaimanakah perbedaan tersebut? Mari kita simak skema dan penjelasan singkat di bawah ini. A. Daur Hidup Paku HomosporaBerikut penjelasan skema metagenesis paku homospora:
B. Daur Hidup Paku HeterosporaPerbedaan yang terlihat dengan metagenesis paku homospora, yaitu adanya dua jenis spora dan protalium yang berbeda. Namun bagaimana kita dapat mengetahui perbedaannya secara rinci? Berikut penjelasan skema metagenesis paku heterospora:
C. Daur Hidup Paku PeralihanPerbedaan yang terlihat dengan metagenesis paku heterospora, yaitu protalium yang dihasilkan pada fase gametofit adalah sama. Namun sporofit yang dihasilkan memiliki jenis indukan yang berbeda (jantan dan betina). Manfaat Tumbuhan PakuTumbuhan paku memiliki banyak manfaat yang berperan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu diantaranya sebagai: Bentuknya yang unik membuat tumbuhan paku dapat dijadikan sebagai tanaman hias dan sering kali menjadi incaran pada penghobi tanaman hias. Salah satunya ialah Asplenium nidus atau biasa disebut dengan paku sarang burung. Paku sarang hidup dengan cara menumpang pada tumbuhan lain, namun bukan sebagai parasit. Terdapat beberapa jenis tumbuhan paku yang dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan, seperti:
Meskipun tidak semuanya, beberapa jenis tumbuhan paku dapat dikonsumsi oleh manusia contohnya Marsilea crenata atau biasa disebut dengan paku semanggi. Paku semanggi diketahui memiliki banyak nutrisi untuk dikonsumsi. Namun demikian, sebelum mengonsumsi tumbuhan paku, sebaiknya kita perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana ciri atau jenis paku apa yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan agar nantinya tidak membahayakan diri sendiri. Paku Azolla pinnata diketahui dapat bersimbiosis dengan ganggang biru, yaitu Anabaena Azollae yang mampu mengikat gas nitrogen bebas yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Tumbuhan paku yang sudah mati akan terdekomposisi kemudian sebagian besar energi yang tersimpan terakumulasi menjadi lapisan karbon di dalam tanah. Lapisan tersebut yang kemudian dapat menjadi batu bara yang dimanfaatkan manusia sebagai sumber energi fosil. Paku Equisetum sp. diketahui dapat dijadikan sebagai penggosok karena memiliki kandungan silika yang terkonsentrasi pada bagian batangnya. Kontributor: Dinda Muthi Selina, S.Si. |