KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas, menegaskan, sejarah NU lahir di antara semangatnya ialah untuk mempertahankan tradisi dan khazanah budaya yang menopang ajaran dan syiar agama. Dalam menjadikan budaya sebagai infrastruktur agama. "Tentu saja sepanjang tradisi, budaya, dan adat istiadat yang ada tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sebab, agama kering tanpa budaya. Kaidah fiqihnya, al-muhafadzah alal-qadim al-shalih wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah. Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik," kata Robikin melalui keterangan tertulisnya, Rabu (30/1), terkait peringatan Hari Lahir ke-93 yang akan digelar di Jakarta, Kamis (31/1) besok. Harlah ke-93 NU tahun ini mengangkat tema 'Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad NU'. Menurut Robikin, semangat inilah yang pada era 1980-an oleh Deliar Noer dikategorisasi sebagai gerakan kelompok tradisional. Jadi, meski sekarang NU telah memiliki aset pendidikan dan rumah sakit modern sekali pun, kata dia, NU masih tetap digolongkan kelompok tradisional. "Jika mau objektif, predikat tradisional yang melekat inilah sebenarnya yang membuat eksistensi NU terus menemukan aktualitasnya. Bagi NU kemajuan sebuah peradaban penting. Tetapi tetap mengakarnya peradaban pada nilai-nilai tradisi yang lestari, menjadi hal yang jauh lebih penting. Bukankah agama adalah institusi yang fokus pada penyebaran ajaran tentang keyakinan dan pengawalan nilai-nilai kebaikan yang berlaku secara ajeg dalam tradisi yang lestari?," paparnya. Dia melanjutkan, NU sebagai organisasi kemasyarakatan memiliki dua tanggung jawab sekaligus. Pertama, tanggung jawab keagamaan atau mas'uliyah diniyah dan tanggung jawab kebangsaan atau mas'uliyah wathaniyah.
"Sejak dahulu NU selalu konsisten menjalankan dua peran ini baik diminta atau tidak oleh negara. Karena itu, NU tidak pernah sekali pun punya catatan makar terhadap negara," tegasnya. Menyinggung kontribusi terhadap negara, ia menegaskan NU tidak perlu diragukan lagi. NU terlibat penuh dalam perjuangan kemerdekaan. Dalam menyusun dasar-dasar negara, serta dalam menjaga negeri ini dari rongrongan dan ancaman perpecahan yang bertubi datang, baik dari luar maupun dalam. NU adalah pemilik saham sah negeri ini. Robikin mengutarakan bahwa politik NU adalah politik kebangsaan. Tugasnya menjaga keutuhan negara, membangun harmoni di antara masyarakat yang beragam, memperjuangkan kepentingan umat, dan lain-lain. "Dipilihnya KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden saya kira adalah hal lain. Di luar pertimbangan-pertimbangan menyangkut personal Kiai Ma'ruf, para elite politik tentu juga mempertimbangkan basis sumber daya NU yang besar. Ini artinya apa? Artinya, kekuatan politik NU diakui. Kami berharap dipilihnya KH Ma'ruf sebagai cawapres pada Pilpres 2019 dapat memicu kesadaran dan kecerdasan politik warga NU yang lebih baik lagi," pungkasnya. (RO/OL-1)
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No. 1 Pasar Baru Jakarta Pusat, Selasa, 22 Oktober 2019. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah diselenggarakan sejak kemaren di kampus UNUSIA di Parung, Bogor. Hari Santri Nasional diperingati pada tanggal 22 Oktober tepatnya pada hari ini. Pada tanggal tersebut berbagai kegiatan mengenai Hari Santri Nasional digelar. 22 Oktober 2019 merupakan Hari Santri Nasional yang ke-4 sejak ditetapkan pada 2019. Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Santri Nasional berdasarkan Keppres Nomor 22 tahun 2015. Dalam konferensi pers PBNU di Gedung Kesenian Jakarta, Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi menyatakan ada sembilan poin NU Tentang Kebudayaan, Keagamaan dan Demokrasi. Masduki melanjutkan, NU memandang keragaman di Indonesia sebagai keniscayaan dan anugerah. Bahkan dengan keragaman itulah bangsa Indonesia justru bisa memupuk persaudaraan antarmanusia. Tidak hanya itu, Masduki Baidlowi juga menyatkan bahwa NU akan tetap konsisten mempertahankan demokrasi dan keragaman bangsa Indonesia. Inilah Sembilan Poin pandangan NU terhadap Kebudayaan, Keagamaan dan Demokrasi 1. Mengikuti teladan Nabi dan Walisongo, NU selalu memandang kebudayaan secara positif dalam praktik dan dakwah agama. Berdakwah selalu harus dilaksanakan dengen cara bijaksana, termasuk dalam memandang kebudayaan dalam berdakwah. 2. Kebudayaan tidak bertentangan dengan agama cara -inhern. Sebaiknya, justru kebudayaan selalu bisa menjadi instrumen melaksanakan keyakinan agama agar menjadi lebih kaffah. Dalam pandangan fiqh, bahkan tradisi atau budaya dapat menjadi sumber sebuah hukum (Islam). 3. Inilah wujud dari Islam Nusantara. Islam yang memberikan apresiasi dan afirmasi terhadap kebudayaan dan tradisi. 4. NU memandang keragaman sebagai keniscayaan (sunnatullah). Keragamaan adalah anugerah (rahmat) yang harus disyukuri sekaligus manjadi energi untuk maju bersama. 5. Keragamaan tetap harus melahirkan persaudaran antar umat manusia. NU Merumuskan 3 jenis persaudaran (ukhuwwah): basyariyah-insyaniyyah, islamiyyah, dan wathoniyyah. 6. Islam menjadi hak-hak dasar yang harus dijaga dalam hubungan antar manusia (al-huquq al-insaniyyah fi al-islam), dirumuskan dalam al-dloruriyyat al-khomsa (5 hak dasar yang harus dijamin sebagai manusia). Yakni: Hifd al-din (memelihara agama), Hifdz al-nafs (memelihara jiwa), hifdz al-`Aql (memelihara akal), Hifdz al-Nasl (Memelihara keturunan), dan Hifdz al-Mal (Memelihara Properti). 7. Bagi NU, Agama (Islam) dan Negara (Demokrasi) Memiliki hubungan kompatibel, bukan alternatif. keluhuran ajaran Islam bisa masuk ke dalam sistem (bermasyarakat dan bernegara) apapun. 8. Islam memilik prinsip dan nilai yang harus dipegang dalam hubungan berorganisasi, termasuk dalam level bernegara. Islam tidak merekomendasikan satu sistem khusus dalam berorganisasi (bernegara). 9. Sejarah perjalan NU menunjukkan komitmen dam pemahaman yang tentang hubungan yang kompatibel antar agama dan negara (demokrasi. NU memandang Indonesia sebagai Darussalam, NU menyetujui penghapusan 7 kata dalam Piagama Jakarta, Fakta Resolusi Jihad, dan NU menjadi ormas agama yang pertama menerima Pancasila sebagai asas tunggal. Berita Terkait : Tegal, NU Online Kegiatan juga diisi dengan pelantikan Forum Kalijambe Foundation (FKF), santunan puluhan yatim dan dhuafa serta peletakan batu pertama pembangunan MI dan Ponpes Terpadu Kalijambe. (Hasan/Abdullah Alawi) . أكتب كما في المثال ! - .٤ ۲۷ = : ٥٤ 61 = سبعة وعشرون Kemajuan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah bukan hanya pada bidang ilmu keagamaan tetapi juga hampir pada seluruh cabang ilmu pengetahuan, dia … قال رسول الله ص: يا أبا ذر إذا ضنت من الشهر ثلاثة أيام قضم ثلاث عشرة و أربع عشرة وخمس عشرةjelaskan makna hadis tersebut هذه صورة أسرتي، أسرتي كبيرة. هذاأنا، و هذا أبي و هذي أمن، و ذلك اخيو تلك أختي، و هذا جدي، و هذهجدتي. كل يوم ، نحن نجلش في غرفةالجلوس و نأكل في غزة الأ … Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya pada tahun .... a. 685 M b. 675 M c. 665 M d. 695 M Peristiwa takim ternyata menyebabkan munculnya kelompok baru yang disebut .... a. Maturidiyah b. Sunni c. Muktazilah d. Khawarij 15. انPada lafal o 3. 5 terdapanbacaan ikhfa haqiqi karena terdapatnun sukun bertemu dengan huruftab. Alifc tad. Fa. Ukiriki tanra-tanra kelong-kelong mangkasarak niaka ilalang RI latin mangkasarak. Tokoh Ilmuwan muslim terkenal pada abad X yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran modern karena dapat menciptakan buku Panduan Kedokteran "" Al Qonun Fi … Tulislah rukun iman dan rukun islam menggunakan tulisan pegon. |