Apakah yang dapat diketahui tentang kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara dari catatan Fa- Hien

Kehidupan ekonomikehidupan ekonomi kerajaan tarumanegara didasarkan pada bidangpertanian. Menurut catatan fa hied V M, aspek kehidupan itu meliputipertanian, pertenakan, perburuan binatang, dan perdagangan.Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak, perakdan kulit penyu. Dari prasasti tugu, kita bisa mengetahui bahwa rajapurnawarman sangat memperhatikan bidang pertanian.b. Kehidupan sosialsebagai kerajaan hindu yang beraliran wisnu, tarumanegara jugamenjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapiyang diserahkan kepada kaum brahmana.upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalinsungai gomati dan candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran airtersebut memiliki panjang 6.112 tembok atau sekita 11 km. Menurutprasasti tugu, saluran tersebut dibuat secara gotong royong danmelibatkan seluruh rakyat waktu 21 hari.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara (kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya) - Pulau Jawa memasuki catatan sejarah sejak abad ke-2 Masehi. Dalam catatan India yang ditulis pada awal abad ke-2, berjudul Mahaniddesa, sudah tercantum nama Yawadwipa (Pulau Jawa). Claudius Ptolemeus, ahli geografi Yunani, menyebutkan bahwa Pulau Labadiou ketika menguraikan daerah Asia Tenggara dalam bukunya Geographike Hyphegesis, yang ditulisnya pada sekitar tahun 150 M. Sejak pertengahan abad ke-3, catatan Cina sudah menyebut She-po (Jawa).

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang dipengaruhi agama dan kebudayaan Hindu. Letaknya di Jawa Barat dan diperkirakan berdiri kurang lebih abad ke 5 M. Raja yang memerintah pada saat itu adalah Purnawarman. Ia memeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu.

Apakah yang dapat diketahui tentang kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara dari catatan Fa- Hien

Sumber sejarah mengenai Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari prasasti-prasasti yang ditinggalkannya dan berita-berita Cina. Prasasti yang telah ditemukan sampai saat ini ada 7 buah. Berdasarkan prasasti inilah dapat diketahui bahwa kerajaan ini mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu. 

Prasasti itu menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Dengan demikian, Kerajaan Tarumanegara seperti halnya Kerajaan Kutai mendapat pengaruh dari Kerajaan Hindu yang ada di India Selatan.

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara berdasarkan tempat penemuannya, antara lain sebagai berikut.

1) Prasasti Ciaruteun (Ciampea), ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun (Bogor) dekat muaranya dengan Cisadane.

2) Prasasti Pasir Jambu (Koleangkak), ditemukan di daerah perkebunan Jambu sekitar 30 km sebelah barat Bogor.

3) Prasasti Kebon Kopi, ini terletak di Kampung Muara Hilir, Cibungbulang (Bogor). Ditulis dalam bentuk puisi Anustubh.

4) Prasasti Pasir Awi dan Prasasti Muara Cianten. Kedua prasasti ini menggunakan aksara yang berbentuk ikal yang belum dapat di baca, ditemukan di Bogor.

5) Prasati Tugu, ditemukan di daerah Tugu (Jakarta). Prasasti ini merupakan prasasti terpanjang dari semua prasasti peninggalan Raja Purnawarman. Prasasti ini berbentuk puisi Anustubh. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar.

6) Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak, ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Lebak (Banten).

Sumber lain yang menerangkan tentang Kerajaan Tarumanegara dapat dilihat dari berita Cina berupa catatan perjalanan seorang penjelajah Cina bernama Fa-Hien pada awal abad ke-5 M. Dalam bukunya Fa-Kuo-Chi, ia membuat catatan bahwa di Ye-Po-Ti banyak dijumpai orang-orang Brahmana dan mereka yang beragama kotor atau buruk dan sedikit sekali dijumpai orang yang beragama Buddha. Menurut para ahli yang dimaksud Ye-Po-Ti adalah Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara. Berita Cina lainnya berasal dari catatan Dinasti Sui, yang menerangkan bahwa telah datang utusan dari To-lo-mo (Taruma) untuk menghadap Kaisar di negeri Cina pada tahun 528, 535, 630, dan 669. Sesudah itu, nama To-lo-mo tidak terdengar lagi.

Berdasarkan sumber-sumber sejarah tersebut, baik prasasti maupun berita-berita dari Cina, dapatlah diperoleh gambaran bahwa kehidupan kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Berdasarkan prasasti Tugu dapat diketahui mata pencaharian penduduknya, yaitu pertanian dan perdagangan. Begitu pula berdasarkan berita dari Fa-Hien awal abad ke 5, diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Tarumanegara adalah pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan cula badak, kulit penyu dan perak. Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Tugu (Jakarta) merupakan prasasti terpanjang dari semua prasasti peninggalan Raja Purnawarman.

"kuat buat mengalirkannya ke laut, setelah sampai di istana yang termasyhur, didalam tahun keduapuluh duanya dari takhta raja Purnawarman yang berkilau-kilau karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja. Sekarang beliau menitahkan menggali sungai yang permai dan jernih, gomati namanya, setelah melewati kediaman sang pendeta nenkda, pekerjaan ini dimulai pada tanggal 9 paro petang bulan, pulaguna dan disudahi tanggal 13 paro terang bulan citra, jadi hanya 21 saja, sedangkan galian panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”.

Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan bahwa Raja sangat memperhatikan kondisi perekonomian masyarakatnya. Penggalian sungai Chandrabhaga sepanjang 12 km yang berlangsung selama 21 hari itu dimaksudkan untuk kepentingan pengairan pertanian, pencegah banjir, dan sebagai sarana transportasi dari pesisir pantai ke pedalaman.

Berdasarkan sumber yang ada, diperkirakan masyarakat Tarumanegara terdiri atas golongan istana dan masyarakat biasa. Termasuk ke dalam golongan istana, yaitu para Brahmana, raja dan keluarganya, para ksatria (prajurit), dan para pegawai kerajaan. Adapun yang termasuk ke dalam golongan rakyat biasa, yaitu para pedagang, petani, dan peternak. Hubungan antara raja dan rakyat sangat harmonis. Hal ini tampak pada perhatian raja terhadap ekonomi masyarakatnya.

Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, bahwa kepercayaan Hindu-Buddha sangat berakar kuat di kerajaan ini. Perkembangan agama Hindu sangat baik, hal ini ditandai dengan hubungan yang erat antara raja dan Brahmana. Dengan demikian, agama Hindu memberikan nilai-nilai terhadap kehidupan kerajaan. Sementara itu, berita dari Fa Hsien dijelaskan bahwa penganut agama Buddha sangat sedikit dibanding dengan agama Hindu

Demikianlah Materi Sejarah Kerajaan Tarumanegara, selanjutnya baca juga materi Sejarah Kerajaan Sriwijaya semoga bermanfaat.

Apakah yang dapat diketahui tentang kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara dari catatan Fa- Hien

Tarumanegara menjadi kerajaan tertua kedua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai di Kalimantan. Pada masa kejayaannya, Tarumanegara menjadi kerjaan terbesar di Nusantara. Diperkirakan kerajaan ini berdiri pada abad ke-4 atau 5 Masehi. Kehidupan ekonomi kerajaan Tarumanegara juga terbilang cukup maju, khususnya di Pulau Jawa.

Sistem Kehidupan Kerajaan Tarumanegara

Kemajuan perekonomian Tarumanegara juga dipengaruhi oleh peran seorang pemimpin atau raja yang sedang memimpin pada kala itu. Tidak hanya itu, kemajuan juga dipengaruhi dari sistem kehidupan yang digunakan oleh Kerajaan ini. Hal ini tentu berdampak pada beberapa kerajaan Hindhu yang baru berdiri di Pulau Jawa. 

Terkait: Sistem Pemerintahan Kerajaan Tarumanegara

Rajadirajaguru Jayasingawarman merupakan pendiri kerajaan ini yang berasal dari India. Wilayah yang dikuasai juga cukup luas yakni Banten, Jakarta, hingga Cirebon. Kerjaan Tarumanegara ini memiliki satu raja yang paling mansyur, yakni Purnawarman.

Kerajaan Tarumanegara sendiri terletak di Jawa Barat, tepatnya diantara sungai Citarum dan Cisadane. Kehidupan Kerajaan ini bisa dilihat dari beberapa aspek, salah satunya adalah aspek kehidupan ekonominya. 

Terkait: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Demak

Pada masa pemerintahan Purnawarman, dilakukan penggalian dari Sungai Gomatiyang dan Candrabaga. Penggalian ini memiliki panjang sekitar 6112 tonggak atau sejauh 12 km. Penggalian ini digunakan untuk mengantisipasi adanya bencana banjir dan kekeringan yang melanda warga sekitar ketika musim kemarau tiba. Selain itu, penggalian juga digunakan untuk kebutuhan irigasi.

Ternyata tidak hanya itu, tujuan pembuatan terusan ini juga digunakan sebagai sarana lalu lintas pelayaran dan perdagangan antar daerah di dalam Kerajaan Tarumanegara dengan negara lain. Hal inilah yang membuat kehidupan ekonomi kerajaan Tarumanegara menjadi lebih teratur dan stabil. 

Terkait: Ciri Ciri Bunga Mawar

Tarumanegara memiliki jalur sungai yang merupakan aliran air dari Sungai Gomatiyang. Kerajaan ini juga memiliki Pelabuhan yang digunakan sebagai tempat perdagangan yang terjadi antar Asia Tenggara. Hal ini tentu akan menjadi jaminan hidup makmur dan sejahtera sehingga sektor ekonomi dari Kerajaan Tarumanegara maju.

Ada beberapa barang dagangan yang dijual dalam kegiatan perdagangan ini, diantaranya adalah kulit penyu, emas, gading, dan perak. Adanya hal semacam ini bisa dijadikan sebagai salah satu gambaran dari sistem ekonomi yang berbasis Maritim.

Tidak hanya itu, Tarumanegara juga memiliki aktivitas ekonomi lainnya, yakni ekonomi berbasis agraris. Kegiatan ekonomi agraris disini sangat erat hubungannya dengan beternak dan bertani. Tidak hanya itu, pemburu binatang dan pedagang juga merupakan salah satu mata pencaharian dari masyarakat Tarumanegera.

Sistem ekonomi Kerajaan Majapahit juga bisa dilihat dari peninggalan artefaknya yang menunjukkan ciri serta aspek kepercayaan megalitik yang berkembang dengan masyarakatnya cenderung bermata pencaharian sebagai petani dengan cara bercocok tanam.

Demikianlah sejarah kehidupan ekonomi kerajaan Tarumanegara yang bisa dijadikan sebagai pengetahuan tambahan untuk Anda pelajari. Semoga ringkasan artikel ini bermanfaat.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara – President post