Apakah ragam hias itu sebutkan 3 kota batik

Tak seperti batik kraton yang mewah namun banyak aturan, batik pesisir sifatnya komersil, lebih gaya, dan dipakai sehari-hari oleh rakyat dari segala kalangan, segala usia. Variasinya lebih banyak dari segi warna maupun motif, hasil pengaruh asing yang dibawa para pedagang asing zaman dulu.

Batik Pesisir adalah batik yang dibuat di luar Solo dan Yogyakarta. Istilah pesisir digunakan karena kebanyakan diproduksi di pesisir utara Jawa seperti di Cirebon, Indramayu, Lasem, Bakaran.

Salah satu ciri batik pesisir adalah pilihan warna dan motifnya yang tidak kaku, hasil pengaruh asing - terutama sejak kehadiran Islam di abad 16.

Batik Pesisir tradisional banyak menggunakan merah dan biru dibanding coklat yang lebih disukai pembatik Yogya dan Solo.

Salah satu motifnya adalah motif floral yang tidak naturalis, karena larangan Islam menggambar dengan gaya naturalis.

Kain Panjang 140 (1930) oleh unknownGaleri Batik YBI

Tak seperti batik kraton yang hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan Yogya dan Solo dengan standar ketat dalam penggunaan dan pangkat, batik pesisir sifatnya komersil.

Batik pesisir mulai berkembang sekitar abad 19, ketika India, produsen utama kain di Jawa saat itu, mengurangi produksi mereka sehingga konsumen beralih ke batik.

Jenis batik ini makin berkembang ketika para pedagang asing lainnya ikut terlibat dalam industri batik, seperti pedagang dari Cina dan Belanda.

Kain Panjang 429 (1950) oleh Kwe HuhuiGaleri Batik YBI

Kain Panjang 485 (2005) oleh UnknownGaleri Batik YBI

Kredit: Semua media

Cerita yang ditampilkan mungkin dalam beberapa kasus telah dibuat oleh pihak ketiga yang independen dan mungkin tidak selalu mewakili pandangan lembaga penyedia konten, yang tercantum di bawah ini.

Galeri Batik YBI

Galeri Batik YBI

Jelajahi lainnya

Tema terkait

Keajaiban Indonesia

Sebuah galeri untuk kebudayaan terbaik Indonesia. Mulai dari monumen-monumen purba hingga kesenian kontemporer, temukan inspirasi dari kekayaan budaya negeri ini.

Lihat tema

Jakarta -

Batik adalah salah satu seni kriya yang sudah dikenal sejak dahulu. Batik sendiri merupakan karya seni bernilai tinggi, yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan dan kebanggaan Indonesia.

Dikutip dari buku Asyiknya Mengenal Batik Sambil Berkreasi oleh Yuwita Wahermika, kata batik berasal dari bahasa Jawa yakni "amba", artinya lebar, dan kata "tik" berarti titik. Jadi, batik dapat diartikan sebagai titik-titik yang dituliskan di sebuah kain lebar, hingga membentuk sebuah gambar.

Batik merupakan kain bergambar yang dibuat melalui teknik rintang warna. Bahan perintang yang digunakan berupa malam (lilin).

Pada tanggal 2 Oktober 2009, batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan, untuk budaya lisan dan non bendawi (Masterpieces Of The Oral And Intangible Heritage Of Humanity). Akhirnya, setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Seiring berkembangnya waktu, batik kini tidak hanya digunakan sebagai pakaian saja, tetapi banyak juga digunakan menjadi bahan kerajinan, tas, lukisan, dan lain-lain.

Ragam budaya di Indonesia telah menghasilkan keragaman hias motif pada batik. Pembuatan ragam hias yang dilakukan dengan canting, disebut dengan batik tulis. Sedangkan, batik cap adalah batik yang pembuatan ragam hiasnya dilakukan menggunakan alat cap.

Alat dan bahan untuk membuat batik cap, tidaklah berbeda jauh dengan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik tulis. Bedanya, batik cap menggunakan canting cap yang cara kerjanya mirip dengan stempel.

Alat dan Bahan Membatik

Alat yang digunakan untuk membatik adalah kain mori, pewarna, bak plastik, malam, canting, wajan, kompor, saringan, dan gawangan, seperti dilansir dalam buku Panduan Mudah Belajar Membatik karya Benny Gratha.

Alat dan bahan membatik adalah sebagai berikut:

1. Kain

Kain mori merupakan tempat melukis batik. Kain yang biasa digunakan untuk membatik biasanya kain yang berasal dari serat alam.

2. Zat Pewarna

Berfungsi untuk mewarnai batik. Pewarna batik ada dua macam, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan (sintetis). Bahan pewarna alam berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti akar mengkudu, kayu tingi, daun indigo/nila, dan lain-lain. Pewarna sintetis yang umum digunakan dalam membatik adalah jenis naftol, indigosol, procion, dan remazol.

3. Bak/Ember

Bak atau ember biasanya digunakan sebagai tempat untuk proses pencelupan warna.


4. Malam

Malam adalah bahan lilin khusus untuk membatik. Malam berfungsi sebagai perintang warna kain, sehingga pola yang dibuat bisa terlihat jelas. Malam memiliki warna coklat, baik itu coklat muda atau coklat tua. Malam batik terdiri atas campuran parafin, getah pinus (gondorukem), dan lemak hewan.

5. Canting

Canting berbentuk seperti pena, digunakan sebagai alat untuk menggambar/menorehkan malam pada kain. Canting yang umum digunakan dalam membatik, yaitu canting cecek, canting, klowong, dan canting tembok.

6. Wajan

Wajan digunakan adalah wajan yang berukuran kecil berbentuk cekung dan bundar. Wajan digunakan sebagai tempat untuk mencairkan malam/lilin.


7.Kompor

Kompor digunakan sebagai alat untuk memanaskan malam/lilin yang ada di wajan.

8. Saringan

Saringan digunakan untuk menyaring malam/lilin yang sudah dicairkan sebelumnya.

9. Gawangan

Gawangan biasanya digunakan untuk membentangkan kain mori yang akan dibatik.

Proses Membuat Batik


Proses pembuatan batik di berbagai daerah di Indonesia, cenderung memiliki teknik yang sama.

Berikut adalah proses beserta cara membatik pada kain:

- Siapkan alat dan bahan untuk membatik. Siapkan kain yang sudah dicuci bersih, kemudian dikanji agar mempermudah proses pelepasan malam (melorod).

- Menggambar motif pada kain. Menggambar motif bisa dilakukan dengan cara menjiplak motif yang telah ada. Jika batik yang ingin dibuat adalah batik tulis, maka gambarlah desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam perbatikan menggambar desain batik sering disebut ngengreng.

- Panaskan malam/lilin pada wajan yang berada diatas kompor, hingga malam mencair sempurna.

- Untuk memudahkan mengambil malam dan menggoreskannya ke atas kain, duduklah dengan posisi kompor berada di sebelah kanan (tidak berlaku bagi yang kidal).

- Celupkan canting ke dalam wajan yang berisi malam yang sudah dicairkan, sekitar 3 detik untuk pengesuaian suhu pada canting.

- Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan malam cair pada kain yang ingin digambar. Cara memegang canting sebenarnya sama dengan memegang pensil, namun posisi cucuk canting agak mendongak ke atas agar malam tidak menetes-netes.

- Isilah bagian pada pola yang masih kosong dengan macam ornamen seperti garis-garis arsiran maupun titik-titik, sesuai dengan kebutuhan.

- Tahap nembok, dengan mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna.

- Mewarnai kain. Biasanya mewarnai kain batik dapat dilakukan dengan teknik celup dan colet. Teknik celup menggunakan pewarna naftol, sedangkan teknik colet menggunakan pewarna instan.

- Kain yang telah dicelup sesuai dengan warna yang diinginkan, kemudian ditiriskan agar warna pada serat kain dapat meresap secara maksimal.

- Melorod adalah proses menghilangkan atau melepaskan malam pada kain. Proses ini dilakukan setelah pewarnaan. Kain akan direbus ke dalam air yang mendidih sampai malam lepas, sehingga dapat memunculkan motif yang telah digambar.

- Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa malam yang masih menempel. Jemurlah atau angin-anginkan kain, namun sebisa mungkin hindari terkena panas sinar matahari langsung.


Nah, itu dia penjelasan mengenai alat dan bahan batik, lengkap dengan proses pembuatanya. Apakah detikers tertarik untuk mencoba membatik?

Simak Video "Keseruan Pelajar di Majalengka Belajar Beragam Motif Batik"



(lus/lus)