Jakarta - Kerusakan saraf bisa terjadi karena berbagai macam hal mulai dari stroke, kecelakaan, hingga karena penyakit tertentu. Kalau kerusakan sudah terjadi maka tidak ada terapi yang bisa mengembalikan fungsinya secara utuh. Show
Pembawa acara Discovery News Lissette Padilla menjelaskan mengapa saraf rusak tidak bisa diperbaiki karena didalamnya terdapat protein khusus. Protein ini yang berfungsi agar saraf dapat menjalankan fungsinya namun secara unik juga menghalangi proses penyembuhan. Baca juga: Bisakah Saraf Motorik yang Rusak Disembuhkan? Oleh sebab itu ketika terjadi suatu kerusakan sulit bagi tubuh untuk mencari pengganti sel saraf yang spesifik. "Meski sekilas protein ini terlihat sebagai hal yang buruk, secara umum menguntungkan bagi sistem saraf pusat. Protein ini memastikan bahwa sel-sel saraf tumbuh di tempat yang seharusnya," papar Lissette seperti dikutip dari kanal YouTube Seeker, detikHealth, (5/6/2017). "Coba bayangkan sistem saraf seperti sebuah sirkuit listrik. Setiap unit harus berada pada urutan yang spesifik di tempat spesifik agar bisa berfungsi. Bila ada satu unit saja tidak pada tempatnya maka seluruh sistem saraf pusat akan terganggu," lanjut Lissette. Lebih jauh sistem saraf pusat juga tidak memiliki mekanisme penyembuhan diri. Saraf memang memiliki tabung bernama myelin yang bisa melindunginya namun tidak bisa memperbaiki kerusakan. Lissette mengatakan saat ini para peneliti dunia berusaha mencoba mengembangkan terapi sel punca. Harapannya sel punca bisa menjadi kunci pengobatan untuk saraf yang rusak di masa depan. "Riset sekarang berkembang mencoba melihat potensi sel punca di mana ia disuntikkan langsung ke tempat saraf yang rusak. Tapi mungkin masih butuh beberapa tahun lagi sebelum kita bisa melihat hasilnya," tutup Lissette. Baca juga: Patah Tulang dan Divonis Saraf Rusak, Bisakah Disembuhkan? (fds/up) Apakah Anda merasa punggung tiba-tiba terasa sakit ketika membungkukkan badan? Mungkin Anda terkena saraf terjepit. Rasa sakit akibat saraf terjepit bisa reda dengan sendirinya dengan cara pengobatan mandiri. Tapi, dalam beberapa kasus, dibutuhkan bantuan medis untuk mengobati saraf terjepit. Mengenal Saraf TerjepitSaraf terjepit, atau juga disebut radikulopati, terjadi ketika jaringan di sekitar saraf, seperti tulang, otot, tendon, dan tulang rawan, memberikan terlalu banyak tekanan pada suatu area saraf. Tekanan tidak wajar ini akan mengganggu fungsi normal saraf. Bila ada saraf yang terjepit, tubuh lantas bereaksi dengan rasa sakit, mati rasa/baal, kesemutan, atau rasa seperti tersengat, dengan tujuan sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh. Saraf terjepit bisa terjadi di beberapa area tubuh. Tonjolan bantalan sendi di tulang pinggang misalnya, dapat memberi tekanan pada saraf sehingga menyebabkan rasa sakit yang menjalar ke tungkai bawah. Saraf yang terjepit di pergelangan tangan juga dapat menyebabkan rasa sakit dan mati rasa di telapak tangan dan jari (sindrom terowongan karpal, carpal tunnel syndrome). Dengan istirahat dan perawatan di rumah, kebanyakan orang pulih dari saraf terjepit dalam beberapa hari atau minggu. Terkadang prosedur medis diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit akibat saraf terjepit. Semakin cepat terdiagnosis dan mendapat perawatan untuk saraf terjepit, maka semakin cepat rasa sakit itu reda. Siapa Saja yang Berisiko Terkena Saraf Terjepit?Beberapa faktor di bawah ini dapat memperbesar risiko terkena saraf terjepit:
Gejala Saraf TerjepitArea yang mengalami saraf terjepit dapat memberikan gejala yang berbeda, diantaranya: 1. Nyeri terpusatRasa sakit yang tajam di sepanjang area yang terkena adalah salah satu tanda yang paling umum. Rasa sakit ini mungkin hilang-timbul, tapi tak jarang bertahan dalam waktu lama sehingga butuh pertolongan medis segera. 2. Mati rasaBeberapa orang mengalami mati rasa/baal di area tubuh yang terkena. 3. Nyeri radikulerRasa sakit juga bisa menjalar ke area lain. Misalnya, rasa sakit seperti tertusuk atau terbakar, dapat berawal dari paha, lalu menyebar ke area betis hingga ujung kaki. 4. KesemutanArea yang mengalami saraf terjepit bisa juga mendapat sensasi seperti kesemutan. 5. Rasa lemahRasa lemah atau berat saat menggunakan otot tertentu juga merupakan indikator penting saraf terjepit. Penyebab Saraf TerjepitSaraf terjepit terjadi ketika ada terlalu banyak tekanan (kompresi) pada saraf oleh jaringan di sekitarnya. Jaringan ini dapat berupa tulang atau tulang rawan, otot maupun tendon. Dalam kasus sindrom terowongan karpal/carpal tunnel syndrome, berbagai jaringan mungkin menjadi penyebab terjadinya saraf terjepit. Dari selubung tendon yang membengkak, tulang yang membesar, hingga ligamen yang menebal. Sejumlah kondisi lain yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, diantaranya:
Cara Mengetahui Saraf TerjepitHanya dokter yang dapat memastikan kondisi saraf terjepit. Dokter akan melakukan tanya jawab/anamnesis terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Lalu dokter akan memeriksa bagian tubuh yang dikeluhkan. Pasien akan diminta melakukan gerakan tertentu sesuai dengan area saraf yang terjepit. Setelah pemeriksaan fisik, dokter dapat menggunakan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis saraf terjepit, yakni:
Pengobatan Saraf TerjepitSaraf terjepit yang ringan dapat diobati sendiri di rumah dengan mengistirahatkan area tubuh yang terkena, minum obat pereda nyeri, dan memberikan kompres. Kompres dingin bertujuan meredakan rasa nyeri, sedangkan kompres hangat untuk mempercepat pemulihan saraf yang terjepit. Bila saraf yang terjepit di area punggung, upayakan posisi duduk tidak menambah tekanan pada saraf. Sedangkan pengobatan di rumah sakit mencakup:
Mencegah Saraf TerjepitOrang yang pernah terkena saraf kejepit bisa mengalaminya lagi di kemudian hari. Untuk pencegahan, bisa lakukan hal berikut ini:
Kapan Harus ke Dokter?Jika Anda merasakan sakit dan tidak nyaman karena dugaan adanya saraf terjepit, jangan mengabaikan gejala itu. Coba lakukan pengobatan sendiri di rumah. Namun, bila gejala tidak reda dalam beberapa hari dan rasa sakit tak tertahankan, segera datang dan konsultasi pada dokter. Penanganan medis oleh dokter akan membantu meredakan gejala dan Anda pun dapat kembali beraktivitas. Ditinjau oleh dr. Arnold David Pardamean, Sp. OT., AIFO-K., FICS Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi Primaya Hospital Sukabumi Referensi: Cervical Radiculopathy (Pinched Nerve). https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/cervical-radiculopathy-pinched-nerve/. Diakses 9 November 2021 Pinched Nerve Information Page. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Pinched-Nerve-Information-Page. Diakses 9 November 2021 Treating a pinched nerve. https://www.health.harvard.edu/pain/treating-a-pinched-nerve. Diakses 9 November 2021 Pinched Nerve. https://www.spine.org/KnowYourBack/Conditions/Other/Pinched-Nerve. Diakses 9 November 2021 Cervical radiculopathy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4958381/. Diakses 9 November 2021 Bagikan ke : Apakah bisa sembuh penyakit saraf?Saraf berbeda dengan sel-sel dalam tubuh. Saraf tidak mudah diperbaiki atau meregenerasi jika terjadi kerusakan atau mati. Pengobatannya pun hanya dilakukan untuk mengurangi keluhan atau gejala rusaknya sistem saraf.
Bagaimana cara menyembuhkan penyakit saraf?Beberapa gaya hidup sehat berikut ini bisa mulai diterapkan, untuk meminimalisir risiko terjadinya gangguan saraf:. Olahraga Teratur. ... . 2. Hindari Pekerjaan yang Menuntut Gerakan Berulang. ... . 3. Jaga Berat Badan Ideal. ... . Pastikan Asupan Vitamin B Tercukupi. ... . Hindari Alkohol.. Penyakit Saraf disebabkan oleh apa?Penyebab Sakit Saraf
Gangguan sistem saraf itu sendiri dapat terjadi akibat berbagai kondisi berikut: Penyakit di otak atau pembuluh darah, seperti stroke atau perdarahan otak. Infeksi akibat bakteri, virus, jamur, atau parasit, seperti meningitis, radang otak (ensefalitis), polio, herpes zoster, atau abses epidural.
Apa tanda tanda penyakit saraf?Awas, 7 Keluhan Ini Bisa Menandai Adanya Penyakit Saraf. Tremor. Sudah tak asing kan dengan tremor? ... . 2. Berkeringat Terlalu Banyak. Gejala penyakit saraf juga bisa ditandai dengan keringat yang terlalu banyak. ... . Mengalami Disfagia. ... . 4. Kesulitan Bergerak. ... . Kebas atau Mati Rasa. ... . 6. Hilangnya Keseimbangan. ... . 7. Kaki Terasa Sangat Nyeri.. |