Apakah membaca ayat kursi diawali dengan bismillah?

VIVA – Ayat kursi merupakan bagian dari surat Al-Baqarah ayat ke 255. Bacaan doa ayat kursi menjadi salah satu bacaan yang diagungkan dan memiliki derajat yang paling tinggi di antara bacaan doa lainnya. Semua surat yang ada di Al-Qur’an sejatinya memang dimuliakan, namun ayat kursi memiliki kedudukannya sendiri. 

Seperti yang kita tahu bahwa ayat kursi memang dianjurkan untuk dibaca dan sangat baik dibaca saat selesai sholat fardhu, sebelum tidur, menjelang pagi dan sore hari. Namun ternyata ada juga waktu dilarang baca ayat kursi dan jika tetap dilakukan bukannya mendapat pahala malah bisa menjadi dosa. Benarkah itu? Menghimpun dari berbagai sumber, berikut ini waktu dilarang baca ayat kursi yang perlu kamu ketahui. 

1. Saat Rukuk dan Sujud dalam sholat

ilustrasi sholat

Ayat kursi ternyata dilarang untuk dibaca saat kita sedang melakukan rukuk dan sujud dalam sholat. Larangan tersebut ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang artinya, “Rasulullah melarangku membaca Al-Qur’an saat rukuk dan sujud.”(HR Muslim)

Sudah jelas bahwa ayat kursi dilarang dibaca saat rukuk dan sujud karena merupakan bagian dari ayat di dalam Al-Qur’an. Sehingga jangan membaca ayat kursi di dua gerakan sholat tersebut. 

Apa memulai membaca Al-Qur’an itu dengan bismillah atau ta’awudz ketika memulainya dari pertengahan surat?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, ulama besar kerajaan Saudi Arabia (lahir tahun 1929, meninggal dunia tahun 2001) pernah ditanya,

“Wahai Syaikh yang mulia, kata sebagian ulama, disunnahkan membaca pertengahan surat dimulai dari bacaan bismillah sebagaimana kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Setiap perkara penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan bismillahirrahmanirrahim, maka amalannya terputus berkahnya.’ Apakah membaca bismillah ketika itu disunnahkan ataukah tidak disyari’atkan?”

Syaikh Al-‘Utsaimin menjawab, yang tepat membaca bismillah (basmalah) ketika memulai dari pertengahan surat tidaklah disunnahkan. Karena Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Dan kita tidak diperintahkan selain membaca ta’awudz ketika memulai membaca Al-Qur’an. Selama tidak ada dalil khusus, maka tetap memulai membaca Al-Qur’an dengan bacaan ta’awudz (berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk). Ayat di atas mengkhususkan dalil yang sifatnya umum yaitu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap perkara penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan bismillahirrahmanirrahim, maka amalannya terputus berkahnya.”

(Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, 6: 10)

 

Kesimpulannya, jika memulai membaca Al-Qur’an, mulailah dengan bacaan ta’awudz, termasuk jika dimulai dari pertengahan surat. Sedangkan kalau memulai dari awal surat -selain surat At-Taubah-, maka mulailah dengan ta’awudz dan basmalah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti kita ketahui, dalam Alquran hanya surah at-Taubah yang tanpa diawali dengan bacaan Basmalah. Alhasil, kita bila ingin membaca surah tersebut hanya perlu membaca ta'awwuz--"audzubillah himinasyaitonirrajim."

Mengapa demikian?

Pertama-tama, Sebelum membaca Alquran--surah apa pun--kita memang diperintahkan untuk membaca ta'awwuz terlebih dahulu. Perintah ini ditegaskan dalam Alquran surah an-Nahl ayat 98. Artinya, "Apabila kamu membaca Alquran, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari (godaan) setan yang terkutuk."

Adapun basmalah, memang hanya surah at-Taubah (sering pula disebut sebagai surat Bara'ah) yang tak diawali dengan "Bismillahirrahmanirrahim."

Karena itu, para ulama qira'at umumnya bersepakat, tidak membaca basmalah pada awal surah tersebut. Memang, ada juga yang membolehkannya, setelah menganalisis sebab tidak dicantumkannya basmalah pada surah at-Taubah.

Pertama, karena surah tersebut mengandung ancaman kepada orang-orang musyrik. Padahal, basmalah mengandung makna rahmat. Maka, tak wajar bila membaca basmalah untuk ayat-ayat yang ditujukan kepada mereka.

Beberapa ulama membolehkan membaca basmalah sebelum surah at-Taubah bila bersandar pada alasan ini saja. Sebab, tak dibacanya basmalah itu hanya khusus bagi orang-orang musyrik yang memang tidak wajar memperoleh rahmat. Adapun kaum Muslimin yang membaca surah tersebut, maka rahmat dapat diperoleh sehingga membaca basmalah insya Allah mengantarkan pada meraih berkat-Nya.

Kedua, tidak dicantumkannya basmalah pada awal surah kesembilan itu adalah karena at-Taubah diduga sebagai kelanjutan daripada surah al-Anfaal (surat kedelapan).

Jika memang surah Bara'ah merupakan lanjutan surat sebelumnya, maka tidak ada alasan untuk melarang membaca basmalah pada awal surah Bara'ah. Sebab, tidak ada halangan atau larangan membaca basmalah pada awal setiap juz yang biasanya merupakan pertengahan (lanjutan) dari satu surah. Akan tetapi, pendapat ini tidak didukung oleh banyak ulama.

Bagaimana bila mulai membacanya pada pertengahan (bukan awal) surah?

Di sini, para ulama berbeda pendapat. Menurut pakar qiraat Ibnul Jazri (wafat 833 H) dalam bukunya An-nasyr fi l-qiraat al-'asyr, mayoritas ulama-ulama Irak membaca basmalah ketika memulai membaca Alquran pada pertengahan surah. Adapun mayoritas ulama di Maroko, Tunis dan Andalusia, tidak membacanya.

Atas dasar itu, membaca Basmalah pada pertengahan surah at-Taubah diperbolehkan. Ini bukan dalam konteks semata-mata membaca surah tersebut, melainkan dalam konteks memenuhi anjuran Nabi Muhammad SAW. Yakni, memulai setiap pekerjaan dengan basmalah. Sabda beliau: ''Setiap persoalan penting yang tidak dimulai dengan Bismillahirahmanirrahim, maka persoalan tersebut cacat."

Apakah baca ayat kursi pake bismillah?

Adapun satu bacaan ayat suci Al Quran yang tidak dianjurkan diawali dengan bismillah tersebut adalah surah Al Kursi atau Ayat Kursi. “Apabila membaca surah Al Kursi jangan sampai disambung dengan bacaan bismillah,” kata Syekh Ali Jaber.

Bagaimana cara mengamalkan ayat kursi?

Cara mengamalkannya yaitu bacalah ayat kursi sebanyak 1000 kali sehari secara rutin. Niatkan sungguh-sungguh dalam hati agar Allah memberikan jodoh sesuai dengan keinginan. Orang yang rutin membaca ayat kursi maka ia akan dilingkan kefakiran.

Bolehkah membaca ayat kursi setelah Al Fatihah?

Membaca satu ayat saja setelah bacaan Al-Fatihah disebut ulama adalah dibolehkan. Imam Ahmad mencontohkan satu ayat yang bisa dibaca saat sholat seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 282 dan ayat kursi atau Al-Baqarah ayat 255.

Waktu apa saja yang dilarang membaca ayat kursi?

4 Waktu Dilarang Baca Ayat Kursi.
Waktu rukuk dan sujud saat shalat. Rasulullah SAW melarang umatnya membaca Al-Quran termasuk ayat kursi saat rukuk dan sujud ketika sedang shalat. ... .
2. Waktu sedang di kamar mandi. ... .
3. Waktu saat sedang menanggung hadas besar. ... .
4. Waktu keadaan mengantuk..