Apakah air kelapa bisa menurunkan tekanan darah tinggi?

Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian utama di hampir seluruh dunia adalah penyakit kardiovaskular, atau yang biasa disebut dengan penyakit jantung.

Dan, tentunya Anda sudah tahu ya, bahwa faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular adalah hipertensi, yang ditandai dengan tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 140 mmHg dan diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg.

Berdasarkan data dari Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), ternyata ada lebih kurang  1 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Hal tersebut juga didukung pula oleh data WHO yang mengungkapkan, bahwa hipertensi merupakan penyebab no. 1 kematian di dunia.

Kemudian data dari RISKESDAS 2013 sendiri juga mengungkapkan bahwa kejadian hipertensi di Indonesia, mencapai sekitar 25,8% berdasarkan pengukuran tekanan darah.

Hmmm, barangkali Anda juga salah satu yang punya masalah hipertensi akhir-akhir ini? Jangan anggap remeh ya? Simak terus artikel ini sampai selesai, karena Anda akan menemukan salah satu solusi mengatasi hipertensi yang bisa Anda coba.

Penyebab Hipertensi

Faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal pemicu hipertensi antara lain:

  • Keturunan
  • Umur
  • Jenis kelamin

Sedangkan, faktor eksternal meliputi:

  • Stres
  • Obesitas
  • Kebiasaan merokok
  • Gaya hidup kurang sehat
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan
  • Asupan natrium yang tinggi
  • Kurangnya aktivitas fisik.

Nah, yang banyak terjadi belakangan ini, faktor eksternallah yang menjadi pemicu utama di hampir semua penyakit hipertensi yang terjadi.

Pengobatan yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara farmakologi dan nonfarmakologi.

Pengobatan secara farmakologi dilakukan dengan cara mengonsumsi obat antihipertensi secara rutin, seperti ACE inhibitor, diuretik, antagonis kalsium, dan vasodilator.

Sedangkan, pengobatan secara nonfarmakologi dilakukan tanpa mengonsumsi obat-obatan, atau dengan kata lain, pengobatan ini dilakukan dengan cara mengubah gaya hidup, menghindari faktor risiko, dan mengonsumsi bahan herbal, atau memperbanyak konsumsi buah dan sayur.

Namun, dari salah satu penelitian yang melakukan wawancara mendalam kepada masyarakat yang menderita hipertensi menyatakan, bahwa walaupun sudah mengonsumsi obat antihipertensi, penyakit yang dialami tetap dapat kambuh, sehingga sering kali masih menganggu aktivitas penderita.

Nah, kira-kira ada tidak ya solusi untuk mencegah hipertensi selain minum obat secara rutin?

Air Kelapa Hijau sebagai Obat Hipertensi

Selain minum obat secara rutin, penderita penyakit hipertensi dapat melakukan diet atau mengonsumsi makanan dan minuman yang khusus untuk penderita penyakit hipertensi.

Diet yang dianjurkan untuk penderita penyakit hipertensi yaitu diet DASH (Dietary Approachs to Stop Hypertension), yang menganjurkan penderita hipertensi agar lebih banyak mengonsumsi bahan makanan yang tinggi kalium, magnesium, kalsium, dan serat. Selain itu, harus pula rendah natrium, asam lemak jenuh, dan kolesterol.

Nah, tahukah Anda, kalau pohon kelapa juga merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pengobatan nonfarmakologi?

Ya, pohon kelapa, khususnya pada air kelapa hijaunya (Cocos nucifera L), ternyata bisa membantu memperingan derita hipertensi.

Tumbuhan kelapa memang sering disebut juga sebagai “kalpavriksha”, yang berarti pohon surga, dikarenakan semua bagian dari tanaman tersebut—mulai dari batang, daun, buah kelapa hingga air kelapa—semuanya dapat dimanfaatkan untuk kebaikan kita. Kalau cuacanya panas, atau saat Anda sedang mengalami dehidrasi, air kelapa sangat cocok untuk melepas dahaga.

Tapi tahukah Anda, bahwa air kelapa muda juga dipercaya dapat mengurangi frekuensi denyut nadi dan tekanan darah.

Kok bisa begitu ya? Memangnya kandungan air kelapa ini apa saja hingga bisa membuat frekuensi denyut nadi dan tekanan darah berkurang?

Kandungan Air Kelapa

Kandungan yang terdapat dalam air kelapa terdiri dari zat gizi makro—yang terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein—serta zat gizi mikro—yang terdiri atas vitamin dan mineral.

Air kelapa disebut pula sebagai minuman isotonis, karena sangat kaya akan kandungan mineral, antara lain tinggi kalium 17%, magnesium 15%, dan vitamin C 10% serta rendah natrium. Berbeda dengan minuman isotonis lain yang mempunyai kandungan natrium yang lebih tinggi dari pada kalium.

Perlu Anda tahu, bahwa kalium merupakan salah satu mineral yang banyak memberikan manfaat dalam tubuh, di antaranya

  • Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
  • Memelihara kesehatan otot dan saraf
  • Membantu pelepasan insulin ke dalam darah
  • Memelihara fungsi normal jantung
  • Membantu aktivitas lambung pada saat proses pencernaan.

Kalium juga bertindak untuk menjaga dinding pembuluh darah agar tetap elastis, serta mengurangi penyempitan pembuluh darah.

Nah, kalau magnesium punya manfaat lain lagi, yaitu membantu menurunkan tekanan darah. Sedangkan vitamin C berperan sebagai antioksidan, untuk mencegah terjadinya penguraian nitrogen monoksida dan menurunkan tekanan sistol.

Dengan adanya kombinasi ketiga kandungan mineral dan vitamin dalam air kelapa muda tersebut, maka Anda sekarang bisa membayangkan kan, mengapa air kelapa dikatakan dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya hipertensi.

Pada saat kelapa berumur 6 – 8 bulan, air kelapa memiliki kadar kalium tertinggi dan kadar natrium terendah. Dalam salah satu penelitian mengungkapkan, bahwa tekanan darah pada pasien hipertensi yang rutin mengonsumsi air kelapa dapat turun hingga 71%.

Penelitian tersebut juga didukung oleh The West Indian Medical Journal yang menyatakan, bahwa sebanyak 71% relawan dengan tekanan darah tinggi setelah minum air kelapa muda dua kali sehari selama 2 minggu,  menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan.

Kemudian dalam penelitian yang membandingkan antara kondisi orang sebelum minum air kelapa muda dengan kondisi orang sesudah minum air kelapa muda juga menunjukkan hasil, bahwa rata-rata kondisi tekanan darah setelah minum air kelapa (106,56/68,3 mmHg) lebih rendah dibandingkan dengan kondisi tekanan darah sebelum minum air kelapa muda (115,48/75 mmHg).

Nah, berdasar dari beberapa hasil penelitian di atas, kita pun lantas dapat menyimpulkan, bukan, bahwa air kelapa muda tidak hanya sekadar sebagai minuman untuk pelepas dahaga? Ternyata, air kelapa dapat pula kita jadikan sebagai salah satu terapi alternatif untuk menurunkan tekanan darah, dan mencegah terjadinya penyakit hipertensi.

Wah, kalau begitu, tunggu apa lagi? Segera beli kelapa hijau untuk diminum airnya yuk! Segarnya dapat, tubuh kita pun semakin sehat!

Air kelapa muda apakah bisa menurunkan tekanan darah tinggi?

Hipertensi merupakan salah satu factor penting sebagai pemicu Penyakit Tidak Menular. Faktor risiko terjadinya hipertensi terdiri dari faktor yang tidak dapat dimodifikasi, seperti usia, genetic dan asupan kalium. Air kelapa muda mengandung kalium tinggi yang dapat menurunkan tekanan darah.

Minuman apa yang bisa menurunkan tekanan darah tinggi?

Berikut 3 minuman sehat penurun darah tinggi yang mudah Anda buat sendiri di rumah:.
Jus jeruk. Jus jeruk merupakan sumber vitamin C. Minum segelas jus jeruk di pagi hari memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. ... .
Air madu. Air madu dipercaya ampuh menurunkan tekanan darah tinggi. ... .
Susu rendah lemak..

Apakah air kelapa tua menurunkan tekanan darah?

Minum air kelapa tua dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Alasannya karena air kelapa tua disebut mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini berkat kandungan potasium dan kalium dalam air kelapa tua. Elektrolit alami air kelapa tua membuatnya sangat cocok untuk jadi minuman olahraga.

Bagaimana cara menurunkan tensi dengan cepat?

Jaga Berat Badan Ideal. Salah satu cara menurunkan darah tinggi dengan cepat dan alami adalah dengan menurunkan berat badan berlebih agar mendapatkan angka yang ideal. ... .
Kurangi Konsumsi Gula dan Karbohidrat Olahan. ... .
3. Rutin Berolahraga. ... .
Kurangi Konsumsi Natrium. ... .
Tingkatkan Konsumsi Kalium..