23 Shadow badminton identik dengan pengaturan irama langkah dalam bermain bulutangkis. “Melayanglah seperti kupu-kupu, menyengatlah seperti lebah” merupakan kalimat yang sering diungkapkan oleh mantan juara tinju kelas berat Muhamad Ali. Ini merupakan gambaran paling tepat untuk cara yang harus dilakukan untuk bergerak dan memukul dalam permainan bulutangkis James Poole, 2009: 42. 6. Hakekat Footworka. Pengertian FootworkDalam permainan bulutangkis, kaki berfungsi sebagai penompang tubuh untuk bergerak ke segala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh sedemikian rupa agar dapat melakukan gerakan pukulan dengan efektif. Langkah kaki dalam permainan bulutangkis sering diistilahkan footwork. Menurut Herman Subardjah 2000: 27, footwork adalah gerakan-gerakan langkah kaki yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa, sehingga memudahkan dalam melakukan gerakan memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya. Sapta Kunta Purnama 2010: 26 berpendapat bahwa: Prinsip dasar footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai dengan tangan yang digunakan untuk memegang raket saat memukul selalu berakhir sesuai arah tangan tersebut. Misalnya tangan memukul ke arah depan net, maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di depan. Demikian pula saat memukul bola di daerah belakang, maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di belakang. 24 Adapun model-model latihan footwork, antara lain latihan langkah bulutangkis, strokes, penguatan kaki, reaksi, akselerasi, kelincahan, kecepatan, dan koordinasi gerakan. Bentuk-bentuk latihannya dapat berupa mengambil bola yang sudah diletakkan di tepi-tepi lapangan untuk dipindahkan ke tengah lapangan atau sebaliknya, atau bergerak meniru gerakan model pasangan latihan, aba-aba pelatih, isyarat lampu, dan lain-lain. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa footwork dalam bulutangkis adalah gerakan-gerakan kaki untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa untuk menghadapi shuttlecock, sehingga dapat melakukan pukulan dengan baik dan selalu dalam keadaan seimbang. Tujuannya adalah agar pemain dapat bergerak seefisien mungkin ke segala arah dari lapangan permainan dan berfungsi untuk menghasilkan pukulan berkualitas dan terarah, apabila footwork tersebut dilakukan dengan posisi baik.b. Sikap dan PosisiMenurut Hermawan Aksan 2013:61, sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu seorang pemain dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan : 1 Berdirilah sedemikian rupa sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis. Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik perlu dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan pada pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk memenuhi tugas mata pelajaran olah raga dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan bulu tangkis atau mungkin menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan membaca makalah ini. BAB II Pembahasan A. Sejarah Perkembangan Bulutangkis di Indonesia Di Indonesia, badminton dikenal juga sebagai bulutangkis. Perkembangan bulutangkis di Indonesia terkait dengan adanya kesadaran bahwa olahraga dapat membawa nama harum bangsa Indonesia di dunia. Oleh karenanya mulailah didirikan berbagai perkumpulan. Di Jakarta, berdiri perkumpulan bulu tangkis yakni Persatuan Olahraga Republik Indonesia [PORI] pada tanggal 20 januari 1947. PORI Pusat pada saat itu berkedudukan di Yogyakarta. Ketua PORI adalah Tri Tjondokusumo. Pada zaman Belanda, persatuan bulutangkis tersebut dinamakan BBL [Bataviasche Badminton Leaque] yang kemudian di lebur menjadi BBU [Bataviasche Badminton Unie]. BBU secara umum diikuti oleh orang-orang keturunan Tionghoa yang mempunyai kesadaran nasional tinggi. Lalu, mereka mengubah BBU menjadi Perbad [Persatuan Badminton Djakarta] yang diketuai oleh Tjoang Seng Tiang. Pada tahun 1949 Perbat bertukar pikiran dengan para tokoh bulu tangkis Indonesia, antara lain Sudirman Liem Soei Liong, E. Sumantri, Ramli Rakin, Ang Bok Sun, dan Khow Dji Hoe. Selanjutnya agar organisasi ini menjangkau seluruh Indonesia, Sudirman dan rekan-rekannya menghubungi teman-temannya di seluruh Indonesia untuk mendirikan perkumpulan bulu tangkis. Pada 5 mei 1951 barulah dapat dibentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia [PBSI]. Untuk selanjutnya Indonesia mulai masuk secara resmi di IBF pada tahun 1953. Empat tahun kemudian Indonesia baru mengikuti piala Thomas tahun 1957-1958. Pada tahun 1950-an , bulutangkis sudah menjadi permainan tingkat nasional dan dimainkan diseluruh kota di Indonesia, khususnya di Sumatera, jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.Setelah sempat berhenti pada masa penjajahan jepang, olahraga ini kembali dimainkan tidak lama setelah Indonesia merdeka. Pertandingan antar kota sudah mulai diadakan, walau hanya antar perkumpulan. Penyebaran bulutangkis di tanah air, antara lain dapat dilihat dalam pekan olahraga nasional [PON] I di Surakarta tahun 1948 yang diikuti banyak wilayah [karesidenan]. B. Foot Work [langkah/olah kaki]
Dalam permainan
bulu tangkis, kaki berfungsi sebagai penyangga tubuh untuk menempatkan badan
dalam posisi yang memungkinkan untuk melakukan gerakan pukulan yang efektif.
Gerakan kaki ini biasanya disebut footwork atau kerja kaki. Prinsip dasar footwork bagi pemain yang menggunakan pegangan kanan [right handed] adalah kaki kanan selalu berada di ujung, atau setiap melakukan langkah selalu diakhiri dengan kaki kanan. Sebagai contoh, jika kamu akan memukul kok yang berada di lapangan bagian depan atau samping kanan, maka kaki kanan selalu berada di depan. Demikian pula jika hendak memukul kok di belakang, posisi kaki kanan berada di belakang. Olah kaki dalam dalam permainan bulutangkis merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain, karena gerakan kaki harus lincah, gesit dan cepat untuk mengembalikan bola dengan teknik yang benar. Latihan olah kaki dapat di lakukan menggunakan raket tetapi tanpa bola, dimana gerakan diakhiri dengan pukulan [seolah-olah mengembalikan/memukul bola]. Tujuan olah kaki adalah :
Langkah kaki dalam permainan bulutangkis adalah ke segala arah [sesuai datangnya bola], tetapi dapat digambarkan 8 arah mata angin :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang. Latihan olah kaki dapat di lakukan menggunakan raket tetapi tanpa bola, dimana gerakan diakhiri dengan pukulan [seolah-olah mengembalikan/memukul bola]. Tujuan olah kaki adalah :
B. Saran Olah kaki dalam dalam permainan bulutangkis merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain, jadi latihan terus menerus agar menguasai tehnik olah kaki dengan baik dan benar. Karena gerakan kaki harus lincah, gesit dan cepat untuk mengembalikan bola dengan teknik yang benar. Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit yang berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA //beritabulutangkis.blogspot.com/2010/03/sejarah-perkembangan-bulutangkis-di.html //walpaperhd99.blogspot.com/2013/09/bulu-tangkis-artikel-makalah-olahraga.html //nikadekyuli.blogspot.com/2014/04/makalah-permainan-bulu-tangkis.html //siswasehat.wordpress.com/tag/bulu-tangkis/ Page 2Unknown Wednesday, 3 June 2015 Label: Artikel Pendidikan, Kumpulan Cerpen Video yang berhubungan |