Apa pengertian tahap historiografi menurut Daliman?

matamaduranews.com-Dalam pembelajaran metode penelitian ilmu sejarah, sering dikenal istilah historiografi.

Lantas, apa pengertian historiografi, dan apa saja langkah-langkah dalam penelitian sejarah?

Menurut J. Bank dalam Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif (1985), sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu, yang bertujuan untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

Sedangkan Sidi Gazalba, dikutip dari buku Ilmu Sejarah: Metode dan Praktik (2020) karya Aditia Muara Padiatra mendefinisikan sejarah sebagai gambaran masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap.

Dari sinilah diperlukan historiografi yang harus melalui langkah-langkah penelitian sejarah.

Apa Itu Historiografi?

Secara garis besar, historiografi dapat diartikan sebagai hasil atau karya penulisan sejarah.

Daliman dalam buku Metode Penelitian Sejarah (2012) menyebutkan bahwa historiografi merupakan sarana mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkap, diuji (verifikasi), dan diinterpretasi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi.

Oleh karena itu, Mona Lohanda melalui buku Membaca Sumber Menulis Sejarah (2011) menuturkan bahwa riset (penelitian) dan penulisan adalah dua sisi mata uang yang tidak akan mungkin dapat dilepaskan satu sama lain.

Selain itu, penulisan menjadi penentu kebrehasilan seorang sejarawan.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah

Historiografi atau penulisan sejarah dapat dihasilkan melalui penelitian sejarah.

Sama halnya dengan penelitian ilmiah lain, penelitian sejarah juga memiliki tahapan metode penelitian.

Kuntowijoyo dalam Pengantar Ilmu Sejarah (2010) menjelaskan bahwa penelitian sejarah mempunyai 5 tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan penulisan.

Ada beberapa sejarawan yang menyatakan bahwa terdapat 4 tahapan penelitian sejarah yaitu heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan penulisan.

Dua pendapat tersebut sebenarnya sama, hanya di bagian masuk tidaknya pemilihan topik dalam tahapan penelitian sejarah.

Pemilihan topik menjadi urutan pertama dalam penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo dikarenakan topik yang akan dijadikan penelitian sejarah itu cukup banyak sehingga penting bagi sejarawan untuk menentukan topik terlebih dahulu.

Menurutnya, dalam memilih topik penelitian sejarah, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal yaitu kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional dapat dikatakan sebagai kaitannya topik tersebut dengan sejarawan, misalnya menentukan topik berdasarkan daerah asal.

Sedangkan kedekatan intelektual dapat dikatakan pemahaman gagasan/ide sejarawan terkait dengan topik yang dipilih.

  1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Heuristik (pengumpulan sumber) merupakan tahapan yang cukup penting untuk mewujudkan keberhasilan penelitian sejarah.

Pada tahap ini, biasanya kemampuan teoritik yang bersifat deduktif-spekulatif dari seorang sejarawan akan diuji.

Apabila dalam tahap ini sejarawan mampu mendapatkan sumber yang relevan, maka akan lebih memudahkan sejarawan untuk memasuki tahap-tahap berikutnya.

Setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber yang relevan untuk penelitiannya, maka verifikasi (kritik sumber) merupakan langkah yang ditempuh selanjutnya. Pada dasarnya verifikasi adalah kegiatan penyeleksian terhadap sumber-sumber yang diperoleh.

Didik Pradjoko dan kawan-kawan dalam Modul I Sejarah Indonesia: Hibah Modul Pengajaran, Content Development Tema B1 (2001) menjelaskan bahwa verifikasi (kritik sumber) dibagi menjadi dua, yaitu kritik ekstern dan intern.

Kritik ekstern atau autentisitas merupakan penyeleksian terhadap keaslian sebuah dokumen, meliputi kertas, tinta, gaya tulisan, bahasa, huruf, dan semua penampilan luar.

Sedangkan kritik intern atau kredibilitas merupakan penyeleksian terhadap kebenaran isi dokumen.

  1. Interpretasi (Penafsiran)

Setelah dilakukan kritik terhadap sumber sejarawan akan memasuki tahap interpretasi (penafsiran). Tahap ini menjadi penting karena merupakan tahap akhir yang ditempuh sebelum melakukan penulisan.

Pada tahap ini, sumber sejarah yang telah berhasil dikritik dan telah pasti dijadikan sebagai bahan untuk penulisan sejarah akan ditafsirkan.

Tahap penafsiran ini dapat dikatakan sebagai pemberian makna (analisis) serta menyatukan (sintesis) fakta-fakta yang telah diperoleh sebelumnya. Dalam intepretasi ini juga terjadi proses imajinasi sejarah.

Kuntowijoyo berpendapat bahwa seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa yang terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Apabila dalam diri sejarawan telah terdapat imajinasi maka lebih mudah baginya untuk dapat merangkai fakta-fakta tersebut.

Oleh karena itu, Kuntowijoyo menekankan pentingnya imajinasi sejarah dalam penelitian dan penulisan sejarah. Namun, satu hal yang harus dipahami ialah imajinasi ini memiliki batasan sesuai dengan fakta. Hal tersebut dimaksudkan agar tulisan sejarah yang dihasilkan bisa dipertanggungjawabkan objektivitasnya.

  1. Historiografi (Penulisan)

Setelah 4 tahapan awal telah ditempuh, maka sejarawan telah siap untuk melakukan historiografi (penulisan sejarah).

Dalam proses penulisan ini, kemampuan sejarawan atas teori dan metodologi akan berpengaruh terhadap historiografi yang dihasilkan.

Dapat dikatakan bahwa historiografi yang dihasilkan akan menunjukkan eksistensi dari sejarawan. Ketika tahap ini telah diselesaikan, maka karya sejarah pun dapat dinikmati oleh khalayak. (tirto)

Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Historiografi? Mungkin anda pernah mendengar kata Historiografi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, jenis, fungsi, tujuan dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Apa pengertian tahap historiografi menurut Daliman?

Pengertian Historiografi

Historigrafi terbentuk dari dua akar kata yaitu history (sejarah) dan graph (tulisan).  Jadi historiografi artinya adalah tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented) maupun yang tidak bersifat ilmiah (no problem oriented). Problem oriented artinya karya sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepada pemecahan masalah (problem solving), yang tentu saja penulisannya menggunakan seperangkat metode penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan no problem oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan masalah dan ditulis secara naratif, juga tidak menggunakan metode penelitian (Jayusman, 2012).

Berikut ini adalah beberapa definis historiografi menurut para ahli yakni sebagai berikut:

“Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentangperistiwa yang terjadi padamasalalu yang disebut sejarah”(Ismaun, 2005)

“Historiografi adalah: “Suatu Sintesis yang dihasilkan oleh sejarawan dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh.’’ (Sjamsuddin, 2007)

Baca Lainnya :  Mitos Adalah

Historiogarfi adalah“Historiografi merupakan puncak kegiatan penelitian sejarah setelah memilih subjek yang diminati dalam penelitian sejarah, kemudian mencari sumber-sumber dan menafsirkan informasi yang terkandung di dalamnya” (Sugiyanto, 2009)

Historiogarfi adalah “Historiografi merupakan suatu kisah masa lampau yang direkontruksi oleh sejarawan berdasarkan fakta yang ada.’’(Hariyono, 1995)

Historiogarfi adalah “ Penulisan sejarah ( historiografi)menjadi sarana mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkapkan ,diuji ( verifikasi) dan diinterpretasi”(Daliman, 2012)

Historiogarafi adalah “ Berbagai peryataan mengenai masa silam yang telah disintesiskan selanjutnya ditulis dalam kisah sejarah”(Hamid, 2011)

Historiografi adalah “ Historiografi atau penulisan sejarah dalam ilmu sejarah merupakan titik puncak dari kegiatan penelitian oleh sejarawan. Dalam metodologi sejarah ,historiografi merupakan bagian terakhirnya.Langkah terakhir,tetapi langkah tersebut adalah langkah terberat .’’(Poesporodjo, 1987)

Historiografi adalah “Ada dua pengertian mengenai historiografi yaitu pertama langkah terakhir dalam metode sejarah atau penulisan sejarah dan kedua tinjauan atas hasil karya tulis sejarah”(Mulyana A. , 2009)

Jenis-jenis Historiografi

Berikut ini adalah jenis-jenis historiografi yaitu:

Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan, baik itu kerajaan yang bernafaskan Hindu/Budha maupun kerajaan/kesultanan yang bernafaskan Islam tempo dulu yang pernah berdiri di Nusantara Indonesia. Seperti kita ketahui di Nusantara Indonesia, bahwa sejak awal bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, diiringi pula dengan berdirinya kerajaan-kerajaan terutama yang dominan dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha.

Ciri-Ciri Historiografi Tradisional:

  1. Regio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja (keluarga istana).
  2. Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya dan tidak memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi-segisosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat.
  3. Regio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
  4. Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
  5. Bersifat regio-sentris/etnosentrisme (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa di daerah tersebut.
  6. Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma.
  7. Sebagai ekspedisi budaya maksudnya sebagaisarana legitimasi tentang jati dirinya dan asal-usulnya yang dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang dianut.
  8. Oral tradition Historiografi jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin keutuhan redaksionalnya.
  9. Anakronistik Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan-kesalahan, pernyataan waktu dengan fakta sejarah termasuk di dalamnyapenggunaan kosa kata penggunaan kata nama dll. Pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha penulisan sejarahnyacontohnya seperti Kitab Mahabrata dan Ramayana. Sedangkan pada masakerajaan-kerajaan Islam sudah dihasilkan karya sendiri, bahkan sudahmenerapkan sistem kronologi dalam penjelasan peristiwa sejarahnya.

Baca Lainnya :  Sastra Adalah

Tujuan dari Historiografi Tradisional adalah:

  • Untuk menunjukkan kesinambungan yang kronologis
  • Untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat
  • Untuk membuat simbol identitas baruUntuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja.
  • Historiografi Kolonial

Historiografi Kolonial

Historiografi Kolonial sering di sebut sebagai Eropa Sentris, yang berasal darikarya-karya yang ditulis orang-orang Belanda.

Ciri-ciri Historiografi Kolonial:

  1. Penulisan sejarahnya biasanya berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk menemukan daerah-daerah baru untuk dijadikan kolonialnya (jajahannya).
  2. Tulisan mereka lebih merupakan sarana propaganda untuk kepentingan mereka (Belanda) dan sekaligus untuk mengendurkasemangat perlawanan bangsa Indonesia.
  3. Bersifat Belanda Sentris, kepentingan kolonial sangat mewarnaiinpretasi mereka terhadap suatu peristiwa sejarah yang terjadi. Tujuan Historiografi kolonial adalah semata-mata untuk memperkokoh kekuasaan Belanda di Indonesia.
  4. Historiografi Nasional

Historiografi Nasional

Historiografi Nasional penulisan setelah Indonesia merdeka,bangsa Indonesia berusaha untuk menulis sejarah nasionalnya sendiri.

Ciri-ciri Historiografi Nasional:

  • Memanfaatkan semua sumber sejarah baik yang bersal dari penulisan sejarah tradisional (karya bangsa Indonesia) maupun sumber-sumber yang berasal dari pemerintah kolonial untuk melakukan rekontruksi ulang menjadi sejarah nasional yang berorientasi kepada kepentingan nasional.
  • Objek penelitian sejarah nasional meliputi berbagai aspek dengan menggunakan pendekatan multidemensional, baik aspek ekonomi,politik, ideologi, sosial budaya, sistem kepercayaan.
  • Lebih mengutamakan kepentingan nasional Indonesia atau bersifat Indonesia-sentris.

Tujuan Historiografi Nasional

  1. Untuk memberikan legitimasi pada keberadaan bangsa Indonesiasebagai bangsa yang merdeka.
  2. Untuk menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
  3. Untuk memberikan pendidikan nasionalisme kepada generasi muda sebagai warga negara dan sebagai penerus bangsa.

Fungsi Historiografi

Dibawah ini adalah beberapa fungsi dari historiografi yakni sebagai berikut:

Fungsi Genetis

fungsi Genetis untuk mengungkapkan bagaimana asal usul dari sebuah peristiwa. Fungsi ini terlihat pada sejumlah penulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, dan Prasasti Kutai.

Baca Lainnya :  Wajib Pajak

Fungsi Didaktis

Fungsi Didaktis merupakan fungsi yang mendidik artinya dalam karya-karya sejarah banyak memuatpelajaran, hikmah dan suri teladan yang penting bagi para pembacanya.

Fungsi Pragmatis

fungsi yang berkaitan dengan upaya untuk melegitimasi suatu kekuasaan agar terlihat kuat dan berwibawa.

Tujuan Historiografi

Dibawah ini adalah beberapa tujuan dari historiografi yaitu:

  • Sekedar kenangan pribadi untuk keluarga.
  • Koreksi atau pembelaan peranan sendiri atau golongan.
  • Kisah kepahlawanan.
  • Sebagai apologi atau kepentingan pendidikan.
  • Prinsip-Prinsip Historiografi
  • Kejadian diceritakan secara kronologis, dari awal sampai akhir.
  • Ada penentuan fakta kausal (penyebab dan akibat)
  • Perlu adanya periodisasi berdasarkan kriteria tertentu.
  • Perlu adanya seleksi terhadap peristiwa sejarah.
  • Memerlukan episode-episode tertentu.
  • Bila bersifat deskriptif maka perlu proses mengurutkan peristiwa.
  • Bersifat deskriptif analitis.

Contoh Historiografi Tradisional

Contoh dari historiografi tradisional adalah sebagai berikut:

kitab negara kertagama pujian terhadap kejayaan kerajaan Majapahit. Kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca ini menceritakan tentang kehidupan di Istana Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Pada masa kerajaan Islam, penulisan sejarah pada masa itu menghasilkan penulisan sejarah dengan bentuk baru, yaitu gaya Islam Jawa, contohnya Babad Tanah Jawi, Hikayat raja-raja Pasai, Bustan al salatin dan sebagainya.

Demikian Penjelasan Materi Tentang Historiografi Adalah: Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, Fungsi, Tujuan dan Contoh  Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.