Apa itu hipnotis dan hipnoterapi

Sebenernya, ?Kata Hipnotis tentu bukan hal yang asing lagi di telinga banyak orang. Hal ini selalu dikaitkan dengan ilmu yang sifatnya mistis. Namun, sebenarnya ilmu ini tidak akan bisa maksimal jika belajar dengan cara otodidak.

Sehingga, sebelum belajar mengenai apa itu hipnotis, sebaiknya perhatikan terlebih dahulu pengertiannya dan hal-hal yang memiliki kaitan erat dengan pengertian tersebut.

  • 1 Pengertian Apa itu Hipnotis dan Hipnosis
  • 2 Seorang Hipnotis Tidak Memakai Kekuatan Supranatural
  • 3 Hipnotis Bukan Menguasai Pikiran Orang Lain

Pengertian Apa itu Hipnotis dan Hipnosis

Jika dilihat secara sekilas, Kamu mungkin akan mengira bahwa kedua kata tersebut artinya sama saja. Namun, jika diteliti secara lebih mendalam, ternyata kedunya memiliki arti dan maksud yang berbeda. Oleh karena itu, orang yang ingin menguasai ilmu ini harus benar-benar memahami perbedaan pengertian Apa itu Hipnotis dan Hipnosis.

Yang dimaksud dengan Apa itu Hipnotis adalah mereka atau seseorang yang melakukan atau menerapkan ilmu hypnosis. Sehingga, inti dari kata ini adalah merujuk kepada orang yang mempraktikkan keilmuan satu ini.

Kamu bisa mencontohkan pengertian ini dengan sebuah gitar yang notabene sebuah alat musik. Maka, kata Hipnotis di sini sama seperti gitaris dimana merujuk kepada orang yang pandai melakukan hypnosis.

Berikutnya adalah mengenai apa itu hipnotis. Hypnosis sendiri adalah sebuah seni dalam melakukan komunikasi yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang tertentu sehingga tingkat kesadarannya menjadi berubah saat itu juga. Hal ini bisa diterapkan dengan langkah atau upaya penurunan akan gelombang otaknya. Sehingga, fikiran seseorang sedang fokus dengan kesadaran semakin meningkat.

Seorang Hipnotis Tidak Memakai Kekuatan Supranatural

Hal yang sangat penting untuk dipahami mengenai seorang Hipnotis ini adalah ia sama sekali tidak menggunakan kekuatan supranatural. Yang dimaksud dengan kekuatan supranatural sendiri adalah kondisi yang mengaitkan hal-hal di dunia ini dengan hal-hal yang sifatnya misterius, mistik, gaib bahkan mendapatkan bantuan khusus dari makhluk halus.

Hipnosis adalah sebuah cara berkomunikasi yang di dalamnya memakai pengaruh atau sugesti menggunakan kata-kata tertentu. Kemudian, kata-kata yang ada tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada orang yang bersangkutan dengan memakai teknik khusus. Sehingga, dapat dipahami bahwa di sini yang sangat penting dan menjadi kekuatan adalah komunikasinya.

Banyak orang yang menganggap bahwa saat seseorang terkena hipnosis, maka ia akan cenderung pingsan atau tertidur. Namun, pada faktanya tidaklah demikian. Yang real dari Apa itu Hipnotis adalah dimana pikiran yang ada dalam diri seseorang tengah menjalani relaksasi. Mirip dengan saat seseorang tertidur untuk melepaskan lelah pada saat malam hari.

Baca Juga: Kenapa Setiap Orang Perlu Belajar Hipnotis

Hipnotis Bukan Menguasai Pikiran Orang Lain

Seseorang yang sedang terkena hipnosis sesungguhnya akan merasa bahwa tubuh mereka dalam kondisi yang benar-benar rileks. Pikirannya pun cenderung fokus yang diiringi dengan perasaan damai. Namun demikian, seseorang tersebut akan tetap bisa mendengar suara-suara yang berasal dari sekitar.

Namun, hal yang sangat penting untuk dipahami kaitannya dengan hipnotis ini adalah ia sama sekali berbeda dengan menguasai pikiran orang lain. Artinya adalah seseorang yang dihipnosis belum tentu mau melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya. Hal ini disebabkan karena adanya pikiran bawah sadar yang tetap mengontrol seseorang.

Dengan demikian, seseorang tetap terlindungi dari yang namanya perbuatan jahat dan merugikan karena faktor terkena hipnosis. Bahkan, ilmu ini ternyata berdasar pada penelitian yang ada tidak dapat dijadikan sebagai landasan untuk berbuat suatu kejahatan.

Belajar Apa itu Hipnotis sebenarnya cukup mudah, yang lebih sulit dan menantang justru terapan dari ilmu ini. Terapan dalam hipnosis salah satunya adalah hipnoterapi, sebuah proses terapi menggunakan kondisi hipnosis seseorang. Namun, tidak ada yang mustahil jika semua itu dipelajari. Sehingga, Kamu pun akan bisa berhasil jika benar-benar suka dan minat terhadap ilmu satu ini. Asal proses belajarnya tidak salah guru.

Itu tadi pembahasan mengenai Apa itu Hipnotis dan Hypnosis. Semoga Kamu memahaminya.


  • TENTANG HIPNOTERAPI ITU SENDIRI
  • CARA KERJA HIPNOTERAPI
    • HIPNOTERAPI SEBAGAI PENDEKATAN UTAMA, DENGAN TEKNIK INTERVENSI BERBASIS SUGESTI
    • HIPNOTERAPI SEBAGAI PENDEKATAN KOMPLEMENTER UNTUK MELENGKAPI (COMPLIMENT) PROSES KONSELING DAN PSIKOTERAPI LAIN
    • HIPNOTERAPI SEBAGAI PENDEKATAN UTAMA, DENGAN TEKNIK INTERVENSI BERBASIS HIPNOANALIS
    • REFERENSI:

Dibandingkan dengan bertahun-tahun silam, perkembangan hipnosis-hipnoterapi sebagai sebuah modalitas penyembuhan komplementer (complimentary healing modality) di Indonesia bisa dikatakan sudah lebih jauh berkembang dewasa ini, dimana hal ini ditandai oleh tiga hal:

  • Sudah lebih berkembangnya pemahaman masyarakat atas keberadaan hipnosis dan hipnoterapi sebagai sebuah keilmuan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan lagi sebagai sebuah fenomena magis atau mistis.
  • Sudah mulai diajarkan dan diadaptasinya hipnosis dan hipnoterapi sebagai salah satu mata kuliah resmi di berbagai fakultas kedokteran, psikologi, keperawatan, ilmu kesehatan dan pekerjaan sosial di beberapa perguruan tinggi dan universitas di Indonesia, hipnoterapi bahkan termasuk ke dalam salah satu kategori Daftar Keterampilan Klinis – Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), di bagian ‘Psikiatri – Keterampilan Terapi’, yang tertulis sebagai ‘Hipnoterapi dan Terapi Relaksasi’.
  • Sudah diresmikannya hipnoterapi sebagai salah satu jenis pelayanan pengobatan komplementer-alternatif dengan cakupan penanganan teknik ‘intervensi tubuh dan pikiran (mind and body intervention)’ oleh Kementerian Kesehatan Indonesia (Permenkes, 2007).

Namun demikian, seiring berkembangnya popularitas keilmuan ini, tidak bisa dipungkiri masih ada tanda tanya di benak banyak kalangan tentang cara kerja hipnosis-hipnoterapi, bagaimana keilmuan ini bisa secara efektif digunakan untuk membantu penanganan berbagai masalah emosi, perilaku dan penyakit psikosomatis (sakit fisik yang bermula dari pikiran).

Bertahun-tahun menjalankan praktik hipnoterapi, pertanyaan yang masih sering saya dapati dari calon klien adalah:

“Seperti apa cara kerja hipnoterapi?”

“Apakah dalam sesi hipnoterapi itu kita ‘ditidurkan’ lalu diberikan sugesti positif?”

Masih ada lagi beberapa pertanyaan umum lainnya, namun dua pertanyaan itu boleh dikatakan termasuk ke dalam ragam pertanyaan yang paling umum diajukan oleh para calon klien yang ingin mendapatkan informasi lebih jauh terlebih dahulu tentang hipnoterapi sebelum mereka memutuskan menjalani penanganan.

Jadi, bagaimana cara kerja hipnoterapi?

Bagaimana modalitas ini bisa efektif membantu penanganan berbagai masalah emosi, perilaku dan penyakit psikosomatis?

Semoga tulisan ini bisa memberi lebih banyak kejelasan atas cara kerja hipnoterapi.

TENTANG HIPNOTERAPI ITU SENDIRI

Pertama-tama, mari memulainya dengan memahami apa yang dimaksud ‘hipnoterapi’ itu sendiri.

‘Hipnoterapi’ terdiri dari dua kata: ‘hipnosis’ dan ‘terapi’, dua kata yang di satu sisi saling beririsan namun di sisi lain memiliki ruang geraknya masing-masing.


Catatan: Sampai sini biasanya muncul pertanyaan berikutnya, lalu bagaimana dengan penyebutan yang tepat, apakah ‘hipnosis’ atau ‘hipnotis’? Hal ini bisa dimaklumi karena kita lebih sering mendengar frasa ‘hipnotis’ daripada ‘hipnosis’, padahal keduanya sangatlah berbeda.

Mengacu kepada standar yang digunakan secara internasional, penulisan dan penyebutan yang tepat yaitu adalah ‘hipnosis’ dan bukan ‘hipnotis’. Dalam bahasa Inggris sendiri, penulisan yang digunakan adalah ‘hypnosis’ yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘hipnosis’. 

Bukan berarti frasa ‘hipnotis’ tidak memiliki arti, dalam bahasa Inggris praktisi atau orang yang mempraktekkan keilmuan hipnosis dikenal sebagai ‘hypnotist’, frasa inilah yang seharusnya jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘hipnotis’, bisa jadi karena faktor penyimpangan makna berbahasa atau pun karena kurangnya pemahaman mendasar akan keilmuan ini, entah sejak kapan frasa ini digunakan.


Pada dasarnya, hipnosis adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika seseorang mengalami perpindahan kesadaran dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar – baik disengaja atau pun tidak disengaja – yang ditandai dengan berpindahnya gelombang otak dari beta (12 – 25 Hz) ke alfa (8 – 12 Hz), tetha (4 – 8 Hz) atau delta (0,5 – 4 Hz). Terciptanya kondisi hipnosis ini menjadikan pikiran bawah sadar lebih reseptif dalam menerima dan menjalankan pesan mental/sugesti yang disampaikan (Yapko, 2003).

Terdapat kata ‘…baik disengaja atau pun tidak disengaja’ dalam paragraf sebelumnya di atas, bukan tanpa sebab kalimat itu ditulis, hal ini karena secara alamiah memang dalam aktivitas sehari-hari yang kita jalani kita kerap memasuki mode perpindahan kesadaran tersebut tanpa disengaja.

Pernahkah Anda memasuki kondisi seperti melamun, dimana tanpa disadari beberapa waktu berlalu tanpa Anda melakukan atau memikirkan apa pun?

Pernahkah Anda mengemudi dalam kondisi seperti melamun, tahu-tahu Anda mengambil jalan yang bukan seharusnya Anda ambil dan baru menyadarinya kemudian?

Pernahkah ketika tidur Anda berada di fase dimana Anda merasa diri Anda seolah secara fisik tertidur namun tidak halnya dengan mental Anda, telinga Anda tetap bisa menangkap berbagai suara di sekitar, Anda juga bisa menyadari apa yang sedang berlangsung di sekitar namun secara fisik Anda seperti sulit atau enggan melakukan apa pun?

Pernahkah Anda mengalami fenomena luka kecil yang tidak disadari (karena goresan misalnya), dimana Anda tidak menyadari keberadaan luka itu dan bahkan tidak terganggu karenanya, namun selepas beberapa saat barulah Anda menyadarinya dan barulah rasa sakitnya terasa.

Ya, kondisi di atas adalah berbagai contoh fenomena perpindahan kesadaran dimana frekwensi gelombang otak kita bergeser dari gelombang otak pikiran sadar ke gelombang otak pikiran bawah sadar.

Perpindahan gelombang otak ini bisa terjadi dalam skala yang cukup ringan, seperti ketika sedang melamun misalnya, atau bisa juga dalam skala yang cukup dalam, seperti ketika sedang berada di fase ‘antara sadar dan tidak sadar’ ketika tidur, bisa juga terjadi dalam skala yang sangat dalam namun justru ketika kita beraktivitas sehari-hari, contohnya dalam kasus dimana rasa sakit karena luka fisik bisa tidak terasa sama sekali, karena kondisi gelombang otak yang terakses memungkinkan sistem syaraf untuk memanipulasi rasa sakit yang seharusnya terasa menjadi tidak terasa.

Dua hal penting yang perlu kita pahami adalah:

  • Kita semua pernah mengalami kondisi-kondisi tersebut di atas.
  • Dalam kondisi tersebut kita tidaklah tidur, melainkan berada di kondisi ‘antara sadar dan tidak sadar’, ada kesadaran kita yang seolah bekerja sendiri menjalankan apa yang dirasa harus dilakukannya, sementara kesadaran utama kita seolah sedang berada dalam kondisi pasif.

Jika perpindahan kesadaran adalah sama dengan fenomena hipnosis, maka apakah artinya kita semua pernah berada di kondisi yang disebut ‘kondisi hipnosis’? Jawabannya adalah “Ya, betul sekali.” Dengan kata lain, kondisi hipnosis adalah sebuah fenomena alami yang bisa dialami setiap orang.

Dalam studi keilmuan hipnosis dan hipnoterapi, teknik memfasilitasi proses perpindahan kesadaran (atau biasa disebut dengan istilah ‘trance’) inilah yang dipelajari dan diformulasikan agar bisa difasilitasi secara sengaja.

Beranjak dari ratusan tahun studi tentang psikologi dan kesadaran manusia, ditemukanlah berbagai cara dan formulasi untuk bisa memfasilitasi proses perpindahan kesadaran ini secara sengaja. Apa yang semula hanya terjadi secara alami ini ternyata bisa difasilitasi secara spesifik dengan teknik-teknik dan prinsip tertentu, dimana pada akhirnya dengan mengikuti prinsip serta teknik ini kita pun bisa memandu orang lain untuk memasuki kondisi trance ini.

Kembali ke awal bahasan, hipnosis adalah sebuah fenomena perpindahan kesadaran yang ditandai dengan berpindahnya gelombang otak, yang perlu kita pahami berikutnya adalah bahwa kondisi ini bukanlah dimaksudkan sebagai modalitas terapi, melainkan menjadi sebuah kondisi mental dimana proses terapi baru akan dilakukan.

Berpindahnya level kesadaran seseorang dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar memang memberikan sensasi rileks, namun demikian kondisi ini belumlah memberikan dampak therapeutic secara khusus, justru di kondisi dimana pikiran bawah sadar sedang aktif dan reseptif dalam menerima sugesti inilah baru proses psikoterapi dilakukan.

Pikiran bawah sadar adalah level kesadaran dimana berbagai program pemikiran, perasaan dan perilaku tersimpan, sehingga kondisi perpindahan kesadaran dimana pikiran bawah sadar aktif dan bisa terakses optimal ini menjadi kunci penting untuk bisa melakukan proses terapi yang efektif.

Di dalam dunia konseling dan psikoterapi, fenomena perpindahan kesadaran dimana seorang klien menjadi bisa lebih fokus pada apa yang dipikirkan dan dirasakannya secara mendalam bukanlah merupakan sebuah fenomena asing. Seorang konselor atau psikoterapis yang cakap tahu pentingnya kondisi ini bagi klien yang dibantunya agar mereka bisa mengeksplorasi akar pemikiran dan akar perasaan dalam dirinya yang menjadi hambatan utama dalam permasalahan yang dialaminya, sehingga melalui serangkaian prinsip therapeutic dan teknik percakapan yang secara spesifik ditujukan untuk membantu klien fokus pada apa yang dipikirkan dan dirasakannya lebih mendalam, seorang konselor atau psikoterapis akan memfasilitasi terjadinya kondisi perpindahan kesadaran ini, dimana ketika kondisi ini terakses saat itulah rangkaian teknik intervensi konseling atau psikoterapi spesifik dilakukan untuk menciptakan resolusi di pikiran bawah sadar.

Hipnoterapi dilaksanakan berdasarkan landasan pemikiran yang sama, yaitu memfasilitasi perubahan di level pikiran bawah sadar setelah sebelumnya kondisi perpindahan kesadaran ini difasilitasi terlebih dahulu. Perbedaannya adalah dalam hipnoterapi kondisi perpindahan kesadaran ini difasilitasi melalui sebuah proses yang disebut induksi hipnosis (hypnosis induction), sampai klien mencapai kedalaman relaksasi mental yang sesuai untuk pelaksanaan proses terapi, baru setelah klien memasuki kedalaman gelombang otak yang dipersyaratkan sesuai peruntukannyalah proses terapi dilakukan.

Terdapat ragam level kedalaman relaksasi mental di kondisi perpindahan kesadaran hipnosis ini, setiap level memiliki manfaat dan peruntukkannya masing-masing, setiap level juga mensyaratkan teknik intervensi/terapi yang berbeda sesuai dengan prinsip dan cara kerjanya, oleh karena itu penting bagi seorang hipnoterapis untuk memahami cara kerja setiap level gelombang otak dan jenis modalitas terapi yang sesuai dengan setiap levelnya, termasuk memahami cara untuk membawa klien memasuki gelombang otak tersebut dan mengkondisikannya agar klien berada di kondisi gelombang otak yang dipersyaratkan itu secara stabil.

Kondisi perpindahan kesadaran yang dilakukan melalui proses induksi hipnosis yang tepat akan membantu klien untuk bisa berada di gelombang otak yang diperlukan tersebut secara lebih stabil sehingga teknik terapi yang didesain untuk diterapkan di gelombang otak itu bisa diterapkan secara maksimal.

Seseorang yang bisa memfasilitasi terjadinya proses hipnosis belum tentu memiliki kapasitas melakukan proses terapi di dalam kondisi ini, karena keduanya adalah kompetensi yang berbeda. Hipnoterapi adalah sebuah studi yang melibatkan cara kerja pikiran dan kejiwaan, oleh karenanya prosesnya tidaklah boleh sembarang dilakukan, pun demikian praktisi yang melakukannya haruslah memiliki kompetensi yang memadai dan bisa dipertanggungjawabkan.

CARA KERJA HIPNOTERAPI

Melanjutkan ulasan sebelumnya, hipnoterapi adalah proses terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis atau kondisi perpindahan kesadaran dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar, artinya kita tidak ‘melakukan terapi dengan hipnosis’, melainkan ‘melakukan proses terapi dalam kondisi hipnosis’ (Kroger, 2007).

Dalam sesi hipnoterapi, seorang hipnoterapis akan memandu klien untuk mengalami rangkaian proses relaksasi fisik dan mental untuk bisa memasuki frekuensi dimana pikiran bawah sadar bisa diakses optimal sebelum kemudian melakukan proses terapi di dalamnya, sesuai dengan desain penanganan (treatment plan) yang digunakan.

Secara mendasar, terdapat tiga jenis desain penanganan dalam hipnoterapi yang digunakan para hipnoterapis:

HIPNOTERAPI SEBAGAI PENDEKATAN UTAMA, DENGAN TEKNIK INTERVENSI BERBASIS SUGESTI

Salah satu manfaat utama dari teraksesnya kondisi hipnosis dalam proses terapi adalah karena kondisi ini meningkatkan respon pikiran bawah sadar dalam menerima pesan mental atau sugesti perubahan.

Ketika seseorang mengalami permasalahan dan dalam kondisi kesadaran biasa diberikan arahan (sugesti) tertentu akan hal-hal yang harus dilakukannya untuk bisa lepas dari masalahnya, sering kali terjadi konflik internal, pikiran sadarnya tahu bahwa apa yang disampaikan padanya benar namun ia tidak kuasa melakukan perubahan apa pun karena sugesti itu hanya diproses oleh pikiran sadar namun tidak menjangkau pikiran bawah sadar, tempat dimana program penyebab permasalahan sebenarnya tersimpan.

Dalam kondisi hipnosis, terjadi kondisi perpindahan kesadaran yang menjadikan pikiran bawah sadar aktif dan lebih reseptif dalam menerima serta menjalankan sugesti. Arahan atau sugesti yang disampaikan dalam kondisi ini bisa langsung diproses oleh pikiran bawah sadar, sehingga perubahan bisa lebih mudah tercipta karenanya.

Hipnoterapi berbasis sugesti mensyaratkan hipnoterapis untuk memahami cara kerja pikiran bawah sadar dalam memproses sugesti, sehingga isi sugesti yang disampaikan pun tidaklah sembarangan, selain harus sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar, sugesti yang disampaikan pun harus didesain spesifik untuk menghasilkan perubahan yang sesuai dengan harapan klien, kesalahan dalam mendesain sugesti akan menjadikan sugesti itu tidak terproses oleh pikiran bawah sadar, yang menjadikan perubahan tidak tercipta, atau dalam kondisi yang lebih tragis malah menyebabkan permasalahan klien memburuk karenanya.

HIPNOTERAPI SEBAGAI PENDEKATAN KOMPLEMENTER UNTUK MELENGKAPI (COMPLIMENT) PROSES KONSELING DAN PSIKOTERAPI LAIN

Lebih umum digunakan oleh para konselor dan psikoterapis yang menggunakan pendekatan Cognitive-Behavioural Therapy (CBT), meski ada kalanya integrasi dari hipnosis ini juga digunakan dalam modalitas konseling lain seperti konseling humanistik, dalam konteks ini seorang konselor biasanya melakukan konseling dan terapi berbasis percakapan (talking therapy) pada klien untuk mengidentifikasi permasalahan dan mengklarifikasi landasan pemikiran dan perasaan klien yang berperan di balik permasalahan tersebut.

Berikutnya, sambil memfasilitasi rangkaian proses konseling untuk mengubah struktur pemikiran yang menyebabkan munculnya permasalahan dalam diri klien, konselor atau psikoterapis memfasilitasi proses hipnosis di sela-sela sesi yang klien jalani.

Proses hipnosis ini bisa ditujukan untuk membantu klien lebih rileks dalam menyikapi persoalan yang dihadapinya sehingga bisa berpikir lebih jernih, atau juga meredakan sensasi nyeri yang klien alami (dalam kasus sakit fisik yang berhubungan dengan rasa ‘nyeri’ misalnya), bisa juga ditujukan untuk menanamkan sugesti positif yang memperkuat perubahan positif yang sudah klien alami dalam proses konseling, bisa juga sebagai media melatih respon mental klien untuk melaksanakan teknik pengolahan pikiran tertentu yang dibutuhkannya, seperti untuk bisa rileks dan menghentikan suara-suara atau pemikiran negatif yang sering muncul di waktu-waktu tertentu.

HIPNOTERAPI SEBAGAI PENDEKATAN UTAMA, DENGAN TEKNIK INTERVENSI BERBASIS HIPNOANALIS

Yang satu ini lebih umum dikenal sebagai hipnoterapi klinis. Dalam pendekatan ini hipnoterapis memandu klien untuk memasuki kondisi hipnosis, lalu melakukan proses analisa psikologis untuk menemukan akar masalah di pikiran bawah sadar yang menyebabkan munculnya gejala masalah dalam diri klien saat ini.

Setiap gejala masalah yang klien alami saat ini bukan tiba-tiba ada tanpa sebab, melainkan karena ada faktor-faktor tertentu yang memicu pikiran bawah sadar untuk memunculkan gejala masalah tersebut. Seperti ilustrasi ‘asap dan api’, pendekatan ini memandang gejala masalah sebagai ‘asap’ dan akar masalah adalah ‘api’, sebagaimana tidak ada asap jika tidak ada api, pendekatan ini ditujukan untuk memadamkan api (akar masalah) yang menyebabkan munculnya asap (gejala masalah).

Faktor-faktor penyebab munculnya permasalahan di pikiran bawah sadar sering kali terbentuk di masa lalu, termasuk dari pengalaman tumbuh kembang yang seseorang alami, dimana akar permasalahan itu kemudian termanifestasikan di masa depan karena pemicu tertentu sampai menjadi gejala masalah spesifik tertentu (Banyan & Kein, 2001).

Dalam pendekatan hipnoanalisis, hipnoterapis bukan fokus menghilangkan gejala masalah dengan ‘meniupi asapnya’ dengan sugesti hipnosis, melainkan mengungkap rangkaian kejadian di masa lalu yang berperan sebagai akar masalah di balik permasalahan yang klien alami saat ini.

Salah satu fungsi spesifik pikiran bawah sadar adalah menyimpan memori jangka panjang, bukan sebatas jangka panjang di bertahun-tahun lalu, namun sampai ke memori awal yang terbentuk di masa ketika kita berada dalam kandungan, disinilah dalam kondisi hipnosis kita bisa mengakses memori masa lalu tersebut dan mengungkap detail pengalaman yang kita alami, sampai ke titik dimana kita mengetahui apa peristiwa penyebab terbentuknya akar masalah di pikiran bawah sadar dan peristiwa lanjutan yang memicu kemunculannya menjadi gejala masalah.

Pendekatan hipnoanalisis mensyaratkan hipnoterapis memahami cara kerja pikiran bawah sadar dalam menyimpan memori dan emosi, hal ini karena dalam prosesnya hipnoterapis harus menelusuri memori yang tersimpan di pikiran bawah sadar sampai tiba di kejadian paling awal yang menjadi akar masalah di balik gejala permasalahan yang klien alami saat ini, dalam proses penelusuran ini ada kalanya tersimpan gejolak emosi yang tidak terekspresikan di pikiran bawah sadar dan gejolak emosi itu pun ‘meletup’ dalam proses terapi (biasa disebut ‘abreaksi’), ketika ini terjadi hipnoterapis harus menguasai cara-cara untuk memfasilitasi proses yang aman dan efektif agar emosi yang bergejolak itu teredakan dengan aman dan membawa resolusi positif bagi klien (Hunter, 2010).

Yang mana yang paling efektif dari ketiga pendekatan tersebut? Terdapat dua kunci penentu dalam hal ini:

Pertama, yaitu kepiawaian praktisi yang menggunakannya. Seperti ilustrasi senjata dan penggunanya, bukan hanya soal seberapa bagus kualitas senjatanya, melainkan seberapa mahir sang pengguna menggunakannya, demikian juga seberapa bagus pun prinsip dan teknik yang digunakan jika praktisi yang menggunakannya tidak piawai tentu tidak akan membawa banyak manfaat.

Kedua, kecocokkan dengan permasalahan yang dialami klien. Lain masalah dan lain kompleksitas maka jelas lain pula desain penanganan yang dipersyaratkan. Bisa saja beberapa permasalahan cukup diselesaikan dengan teknik hipnoterapi berbasis sugesti, sementara beberapa permasalahan lain bisa saja mensyaratkan pendekatan berbasis hipnoanalisis dan bahkan bisa saja mensyaratkan pendekatan ekstra berbasis hipnoanalisis, berbasis sugesti dengan dibarengi program konseling atau psikoterapi lainnya. Seorang hipnoterapis yang menguasai seluk-beluk hipnoterapi, konseling dan psikoterapi secara integratif akan memiliki kepekaan untuk menganalisa kompleksitas permasalahan klien dan merancang desain penanganan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Bagaimana, sudah lebih memahami cara kerja hipnoterapi sekarang?


Ingin mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang tertera.

REFERENSI:

Permenkes RI, Nomor: 1109/Menkes/Per/2007

Banyan, Calvin., Kein, Gerald F. 2001. Hypnosis and Hypnotherapy, Basic to Advanced Technique for the Professional. USA: Abbot Publishing House, Inc.

Hunter, Roy. 2010. The Art of Hypnosis. USA: Crown House Publishing

Hunter, Roy. 2010. The Art of Hypnotherapy. USA: Crown House Publishing

Kroger, William S. 2007. Clinical & Experimental Hypnosis. USA: LWW

Yapko, Michael D. 2003. Trancework. USA: Routledge

Apakah ada perbedaan antara hipnosis dan hipnoterapi?

Hipnosis merupakan seni komunikasi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar sedangkan hipnotis adalah orang yang menghipnosis. Sedangkan hipnoterapi adalah terapi psikologi yang menggunakan metode hipnosis ditambah dengan teknik-teknik atau tool-tool tertentu untuk mengatasi masalah atau kendala psikologi dari seseorang.

Apa itu hipnoterapi?

Hipnoterapi ini dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti sakit kronis, masalah konsentrasi, kontrol merokok, dan tentu saja kesehatan mental. Terapi ini dapat efektif untuk membantu seseorang mengurangi atau mengendalikan perasaan cemas, stres, dan sedih agar menjadi lebih baik.

Gimana sih cara kerja hipnotis?

Hipnotis bekerja dengan cara mengubah aktivitas di daerah otak yang terkait dengan perhatian atau kewaspadaan. Pada saat dihipnotis, seseorang akan mencapai tingkat fokus atau konsentrasi yang sangat tinggi, sehingga sugesti yang diberikan kepadanya akan lebih mudah diterima.

Apa itu hipnoterapi dan manfaatnya?

Hipnoterapi atau terapi hipnosis kini banyak dimanfaatkan sebagai metode pengobatan. Hipnoterapi bekerja dengan cara memasuki alam bawah sadar seseorang, lalu memberikan sugesti tertentu untuk membantu proses penyembuhan.