Posted on October 20, 2018
A. Nama Praktek : Persilangan Monohibrid dan Dihibrid B. Tujuan Praktek : Untuk membuktikan hukum Mendel (rasio fenotip dan genotip yang dihasilkan dari persilangan Monohibrid dan Dihibrid C. ALAT DAN BAHAN Alat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
D. Langkah KERJA Cara kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : D.1. Perbandingan Monohibrid
D.2. Persilangan Dihibrid
E. TEORI DASAR Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarika jenisnya. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetic yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubh manusia. Beberapa isltilah yang serin digunakan dalam bidang genetika ini seperti gen, genotif, fenotif, resesif, dominant, alela, homozigot, heterozigot, hendaknya sudah diketahui dan dipahami. Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Gen sebagai factor keturunan disimpan dalam kromosom. Pasangan kromosom homolog mempunyai ukuran sama panjang, dan padanya berderet pasangan lokus gen-gen yang bersesuaian. Gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dan sepadan, memiliki tugas atau pekerjaan sama atau hampir sama atau berlawanan untuk satu tugas tertentu. Pasangan gen-gen tersebut dinamakan alela. Mendel adalah nama tokoh genetika yang diakui sebagai penemu hokum-hukum hereditas atau pewarisan sifat-sifat menurun. Nama lengkap Mendel adalah Gregor Johann Mendel, anak dari seorang petani di Moravia utara. Pada saat pendapat beliau diakui kebenarannya, beliau sudah wafat, sebab pada waktu diterbitkannya buku yang memuat pendapat beliau pada tahun 1866, dunia ilmu pengetahuan memang belu dapat menunjukkan bentuk maupun susunan sifat keturunan yang oleh Mendel disebut sebagai factor penentu. Hukum Mendel I menyatakan pemisahan gen se alel. Dalam bahasa Ingris disebut “ Segregetion of allelia genes “. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembuatan atau pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu sel tersebut. Dalam hal ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda atau monohibrid. Monohibrid adalah suatu persilangan pembastaran dengan satu sifat beda. Dalam percobaan Mendel yaitu persilangan antara kacang ercis yang tinggi dan kacang ercis yang rendah menghasilkan perbandinga dimana yang tinggi lebih banyak jumlahnya daripada yang rendah menghasilkan perbandingan sebesar 3 : 1 dan perbandingan genotif 1 : 2 : 1. Hukum Mendel II yaitu pengelompokkan gen secara bebas berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealela secara bebas pergi ke masing-masing kutub secara meiosis. Pembuktian hokum ini dipakai pada dihibrid. Dihibrid adalah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda. Untuk membuktikan, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda. Pembastaran pada tanaman ini diperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1. HASIL PENGAMATAN
Ratio fenotip = Merah : Putih = ……………… : ……………… Ratio Genotif = MM : Mm : mm = ………… : …………: ………………. Persilangan Dihibrid
Ratio Fenotif = Bulat-kuning : Bulat-hijau : Keriput-kuning : Keriput-hijau Ratio genotif = BBKK : BbKK : BBKk : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk ANALISIS DATA Persilangan monohibrid adalah persilanganantara dua individu yang mempunyai satu sifat beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental yanag memiliki sifat fenotif putih (mm), dimana sifat merah dominan terhadap sifat putih. Menurut hukum Mendel I, suatu persilangan monohibrid akan menghasilkan ratio fenotif 3 : 1. Mendel menyusun hipotesis dalam menerangkan hukum hereditas yaitu jika dominansi tampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotif 3 : 1 dan memperlihatkan perbandingan genotif 1 : 2 : 1 (Putra, Ramadhani dan Tati Subahar, 200:hal 196). Pada Persilangan Dihibrid, perbandingan rasio fenotif yang tepat, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Percobaan Mendel sendiri, dimana untuk mendapatkan rasio fenotif 9 : 3 : 3 : 1 untuk perkawinan dihibrid, Mendel menggunakan sampel sebanyak 556 kacang ercis. Di samping sedikitnya kancing yang dipasangkan, ketidaksesuaian hasil yang didapat juga dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan pada saat pengambilan kancing. Menurut hukum Mendel II, suatu persilangan dihibrid akan menghasilkan ratio fenotifnya 9 : 3 : 3 : 1. Hukum Mendel II menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu pembentukan gamet- gamet. Oleh karena itu pada percobaan persilangan dihibrid yang dilakukan itu telah terjadi 4 macam pengelompokkan dari dua pasang gen, yaitu :
Dari hasil pengamatan pada percobaan persilangan monohibrid dan dihibrid , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
VII.DAFTAR PUSTAKA Halang, Bunda & Muhammad Zaini. 2015. Penuntun Praktikum Genetika. PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin. Suryo. 1994. Genetika Manusia. UGM Press. Yogyakarta. |