Apa dampak dari KEMACETAN terhadap Bahan Bakar minyak

Kemacetan, Kerugian finansial, Bahan Bakar Minyak, Volume lalu lintas.

Azmi Choerul Maptuhi, Ida Farida, and Adi Susetyaningsih, “Kerugian Finansial Akibat Kemacetan Ditinjau Dari Bahan Bakar Minyak Di Kabupaten Garut”, Jurnal Konstruksi, vol. 16, no. 2, pp. 9 - 22, Jun. 2018.

[1] Agyapong, F., & Ojo, T. K. (2018). Managing traffic congestion in the Accra Central Market, Ghana. Jurnal Of Urban Management, 85-96. [2] Alamsyah, A. A. (2008). Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. Malang: Universitas Muhamamadiyah Malang. [3] Andriansyah, D. (2015). Manajemen Transportasi Dalam Kajian Dan Teori. Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. [4] Departemen Pekerjaan Umum (2005). Pedoman Konsturksi Dan Bangunan Pd T-15-2005-B Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Bagian I : Biaya Tidak Tetap. [5] Direktorat Jendral Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta : Bina Jalan Kota (Binkot). [6] Fahrudin (2014). Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan Pada Jalan Patimura Kabupaten Seleman. Jurnal Transportasi, 15-16. [7] Putranto, P. L. (2016). Rekayasa Lalu Lintas Edisi 3. Jakarta Barat: PT.Indeks. [8] Sugiyanto, G. (2007). Kajian Penerapan “Congestion Charging” untuk Meningkatkan Penggunaan Angkutan Umum. Program Magister Teknik Sipil Bidang Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Bandung. [9] Susilo, P. B. (2015). Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. Jakarta: Universitas Trisakti. [10] Tamin, O. Z. (2008). Perencanaan,Pemodelan, & Rekayasa Transportasi. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Apa dampak dari KEMACETAN terhadap Bahan Bakar minyak

Sejumlah kendaraan terjebak macet di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Senin, 8 Juni 2020. Pada hari pertama perkantoran di DKI Jakarta beroperasi, lalu lintas di sejumlah jalan di DKI Jakarta terpantau padat hingga terjadi kemacetan Kemacetan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek atau BPTJ mencatat kerugian akibat pemborosan bahan bakar minyak atau BBM di enam kota metropolitan, termasuk Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, mencapai Rp 71,4 triliun per tahun. Data itu mengacu pada studi Bank Dunia terhadap beberapa kota di Indonesia pada 2019.

“Pemborosan BBM juga mengakibatkan enam juta orang kehilangan waktu per jam dalam sehari di enam kota metropolitan,” ujar Kepala BPTJ Polana Banguningsih Pramesti dalam webinar pada Rabu, 28 April 2021.

Pemborosan BBM disebabkan oleh tingginya tingkat kemacetan serta tidak tertatanya sistem transportasi publik yang baik. Dari total pergerakan lalu-lintas di enam kota metropolitan--termasuk kendaraan pribadi, setidaknya 2,2 juta liter bahan bakar terbuang setiap hari.

Selain kerugian dari sisi ekonomi, Polana mengatakan kemacetan menyebabkan tercemarnya lingkungan. Saat ini, transportasi menjadi penyumbang terbesar kedua untuk emisi gas rumah kaca yang berasal dri sektor energi.

Untuk menata sistem transportasi publik, khususnya di Kota Bogor dengan tingkat kemacetan tinggi, Polana mengatakan pemerintah akan menyediakan layanan dengan skema buy the service atau BTS. Skema BTS memungkinkan pemerintah melakukan pembelian pelayanan kepada pihak operator angkutan umum.

Dengan skema BTS, pemerintah akan memberikan subsidi 100 persen untuk biaya operasional kendaraan yang digunakan untuk mengangkut penumpang. Polana menyebutkan BTS memberikan manfaat bagi penumpang, seperti adanya standarisasi pelayanan minimum yang akan menarik masyarakat untuk beralih ke transportasi massal.

<!--more-->

“Dengan berkurangnya kendaraan pribadi, waktu tempuh akan berkurang. BTS juga akan memberikan kepastian jaminan pelayanan karena jadwal transportasi akan ter-schedule dengan baik,” ujarnya.

Untuk melaksanakan program BTS, pemerintah bakal bekerja sama dengan pihak ketiga, yakni operator angkutan umum, melalui sistem lelang. Pemerintah akan menunjuk manajemen pengelola. Setelah itu, pemerintah menggelontorkan biaya subsidi untuk angkutan umum tersebut. “Pada pelaksanaannya, pengemudi dan operator akan diawasi oleh kami,” ujar Polana.

Selain lonjakan konsumsi BBM akibat kemacetan lalu lintas, PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat ini menyatakan tetap mengantisipasi potensi kenaikan konsumsi energi, baik BBM maupun elpiji, meskipun pemerintah telah memberlakukan larangan mudik.

“Kami berkomitmen melayani kebutuhan energi, agar masyarakat dapat menikmati Ramadhan dan Idul Fitri dengan tenang. Untuk itu, Pertamina membentuk Tim Satgas Pengendalian dan Pemantauan Kelancaran Penyaluran BBM, Avtur dan LPG yang bekerja di seluruh wilayah Tanah Air,” ujar SVP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto dalam keterangan tertulis, Senin, 26 April 2021.

Untuk gasoline, Pertamina melakukan antisipasi kenaikan hingga 8 persen dari rerata normal sebesar 84 ribu Kilo Liter (KL) per hari. Prediksi kenaikan tipis terjadi pada Gasoil yakni 2 persen dari rerata normal sebesar 38 ribu KL per hari.

Selain BBM, konsumsi LPG diprediksi naik mencapai 5,4 persen dari kondisi normal sebesar 25 ribu Metrik Ton/hari. Berbeda dengan produk lainnya, untuk Avtur diperkirakan turun 3,8 persen dari rerata normal sebesar 6 ribu KL per hari.

Baca: Menteri ESDM: RI Berencana Setop Impor BBM dan LPG pada 2030

Lihat Juga

  • ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA BANDAR LAMPUNG oleh: RAMADHON, AHMAD RIZKY, et al.

    Terbitan: (2019)

  • ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT LALU LINTAS PADA JALAN KOLONEL H BURLIAN DI KOTA PALEMBANG oleh: JULIANSYAH, MUHAMMAD, et al.

    Terbitan: (2018)

  • REKAYASA LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT TUGU GAJAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG UNTUK MENGURANGI TINGKAT EMISI GAS BUANG KENDARAAN oleh: MARLY, FEBRY FITRIA, et al.

    Terbitan: (2018)

  • PENGARUH PENGGUNAAN MATERIAL DAUR ULANG (RECYCLING) JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON LAPIS AUS MENGGUNAKAN BAHAN PEREMAJA MINYAK JELANTAH DAN MINYAK GORENG oleh: NAZILA, SUNIA, et al.

    Terbitan: (2018)

  • PENGALIHAN RUTE PEMBEBANAN LALU LINTAS KENDARAAN BERAT UNTUK MENGURANGI TINGKAT EMISI DIBUNDARAN BEREGAM MUARA BELITI JALAN H.M SOEHARTO – JALAN RAYA LINTAS SUMATERA LUBUK LINGGAU oleh: KARTIKA, CAHYANING, et al.

    Terbitan: (2018)

© 2022 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Daftar Isi:

  • Menurut Mirna (2011), kemacetan menimbulkan dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi di kota Medan, seperti biaya bahan bakar, biaya kehilangan nilai waktu, biaya kehilangan potensi ekonomi dan transaksi tertunda. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup warga kota Medan. Kondisi ini membuat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat karena mesin menyala lebih lama sehingga pengendara harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk pembelian BBM. Masyarakat yang bekerja juga kehilangan jam kerja mereka karena terlambat masuk kantor sehingga akhirnya pendapatan mereka juga turut berkurang. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analisis data deskriptif yaitu menjabarkan semua data keterangan yang diperoleh baik dalam bentuk persentase, rata-rata, grafik dan lain-lain. Adapun sampel penelitian ini adalah seluruh objek wisata pantai di kabupaten Serdang Bedagai. Dan sampel penelitian ini adalah 90 orang pengguna jalan raya yang melintasi Jl. K.L. Yossudarso Simpang Glugur Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dampak yang dirasakan pengguna jalan saat terjadi kemacetan lalu lintas di Jl. K.L. Yossudarso Simpang Glugur antara lain: berdampak kepada sosial pengguna jalan raya berupa terganggunya kesehatan pengguna jalan raya, stres, dan sebagainya, sedangkan dampak ekonominya yaitu berupa terbuangnya waktu yang dimiliki oleh pengguna jalan raya, boros bensin, dan akhirnya akan mengurangi pendapatan pengguna jalan raya. Besarnya pengeluaran BBM pengguna jalan bila terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena kemacetan di Jl. K.L. Yossudarso Simpang Glugur per harinya adalah Rp 519.578.302,4 yang berarti potensi ekonomi yang hilang dari penggunan BBM akibat kemacetan di area tersebut mencapai Rp.1.558.734.907 per bulan. Besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang akibat kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jl. K.L. Yossudarso Simpang Glugur antara lain untuk pengendara mobil adalah Rp 1.137, pengguna sepeda motor adalah Rp 6.309, sedangkan pengguna angkutan umum sebesar Rp 1.807 sehingga total pendapatan yang hilang dari seluruh pengguna jalan akibat kemacetan adalah Rp 9.253. Jika nilai tersebut dikalikan dengan jumlah angkatan kerja di kota Medan yang berjumlah 959.309 jiwa, maka kerugian hilangnya pendapatan akibat kemacetan mencapai Rp 8.876.486.177,00 setiap harinya.