Apa akibatnya jika tidak ada lingkungan yang asri dan terawat bagi makhluk hidup?

Oleh: Bintang MN. Siapapun kita tentunya sangat mendambakan kehidupan dengan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan lingkungan bersih, kita dapat menikmati kehidupan yang lebih baik seperti layaknya hidup di daerah pedesaan. Terus terang harus diakui bahwa kondisi lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan kebersihan akan membawa sejumlah dampak buruk seperti penyakit dan bahkan sampai pada bencana alam. Oleh sebab itu, maka menjadi sangat penting untuk selalu menjaga lingkungan agar selalu bersih sepanjang hari demi mewujudkan kehidupan yang benar-benar asri. Memelihara lingkungan secara baik dan benar juga akan membawa dampak yang dapat membuat kita hidup betah di tempat tinggal kita sendiri. Oleh karena itulah, maka menjadi sangat penting untuk selalu mengkampanyekan pola hidup yang bersih demi kehidupan yang lebih baik.

Salah satu dampak dari kondisi hidup yang tidak bersih serta tidak terawat adalah bahwa lingkungan sekitar akan rentan dengan musibah banjir. Oleh karena itu, maka dampak bencana banjir bisa dikurangi apabila masyarakat aktif berperan serta dalamnya. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh masyarakat, yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat, buanglah sampah pada tempatnya. Ingat, sungai bukan tempat sampah. Perilaku membuang sampah di sungai harus dihentikan karena bisa menyebabkan banjir. Selain itu, perlu juga dicatat agar tidak membangun rumah dibantaran sungai, masyarakat justru harus  membersihkan sungai secara teratur. Kemudian hal yang tidak kalah penting adalah meletakkan dokumen penting secara benar. Sewaktu-waktu terjadi banjir harus diselamatkan. Selain itu, kenali tanda-tanda terjadinya bencana banjir.

Untuk menyelesaikan masalah dalam lingkungan sekitar, ada banyak cara yang dapat dilakukan. Ini dapat terlaksana apabila kita memiliki keinginan tersebut. Untuk membuat lingkungan yang kotor menjadi bersih dan sehat, maka harus rutin membersihkannya. Pekarangan rumah yang kotor diakibatkan sampah, dapat kita cegah dengan cara setiap hari kita harus menyapunya. Menyapu yang baik adalah dilakukan pada pagi hari sebelum beraktivitas dan sore sebelum mandi. Kita harus menyapu sampah di pekarangan rumah hingga bersih. Setelah itu jangan lupa untuk membuangnya di tempat sampah. Tetapi lebih baik langsung dibakar saja sehingga sampah tidak menumpuk yang bisa menjadi sarang lalat.

Apabila sampah tersebut berupa benda yang tidak dapat dibakar, misalnya sampah kaleng kita dapat mengumpulkannya. Bila dimungkinkan sampah kaleng tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Jika tidak bisa, dikarenakan lokasi TPS yang jauh dari rumah, kita dapat menggali lubang dan mengubur sampah tersebut. Hal ini diperlukan mengingat kaleng dapat menampung air, sehingga apabila tidak dibuang akan menjadi tempat nyamuk untuk bertelur. Sampah dapur yang sering dihasilkan oleh wanita harus cepat ditindaklanjuti. Maksudnya apabila setelah mereka selesai masak, sampah-sampahnya harus dengan cepat dikumpulkan dan dibuang. Kita mengetahui bahwa sampah dapur adalah berupa sampah organik, sehingga apabila tidak cepat dibuang akan segera busuk. Contohnya adalah isi perut ikan, apabila tidak segera dibuang akan menghasilkan bau busuk yang tidak sedap.

Sampah dapur juga yang tidak cepat dibuang akan menyebabkan banyaknya lalat yang berkerumunan di sampah tersebut dan bisa membawa penyakit. Untuk sampah yang berada di dalam rumah, sebaiknya kita membersihkannya setiap hari. Setiap ada sampah yang ada di dalam rumah harus langsung kita buang. Setiap pagi dan sore kita harus menyapu lantai rumah atau bahkan mengepelnya. Sawang-sawang yang berada di dek rumah harus dibersihkan. Apabila sawang tersebut telah bertumpuk, maka dengan segera dibersihkan agar dek rumah tidak berdebu.Yang jelas untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, kita harus memiliki keinginan dan siap untuk membersihkan lingkungan tersebut.

Sumber Bencana

Lingkungan yang tidak bersih adalah merupakan salah satu sumber bencana. Oleh sebab itu, dalam rangka mengurangi resiko bencana, maka kiranya perlu dipikirkan untuk selalu membuat lingkungan bersih. Sejak akhir dekade 1990-an banyak kalangan kian menyadari perlunya memikirkan kembali pengurangan risiko bencana ke dalam pembangunan yakni dengan memasukkan pertimbangan-pertimbangan risiko bencana alam ke dalam kerangka strategis jangka menengah dan struktur-struktur kelembagaan, ke dalam kebijakan dan strategi negara dan sektoral serta ke dalam perancangan proyek di negara-negara rawan bahaya.

Upaya untuk menganalisis lebih jauh risiko bencana harus mencakup analisis bagaimana potensi bahaya dapat mempengaruhi kinerja kebijakan, program dan proyek, dan analisis bagaimana kebijakan, program dan proyek tersebut berdampak pada kerentanan terhadap bahaya alam. Analisis ini harus ditindaklanjuti dengan mengambil tindakan yang perlu untuk mengurangi kerentanan, dengan menempatkan pengurangan risiko sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan dan bukan sebagai tujuan itu sendiri. Perubahan dari cara pandang lama yang telah mengakar bahwa bencana adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, tak terhindarkan dan harus ditangani oleh para ahli tanggap darurat, sedikit banyak mencerminkan meningkatnya pemahaman akan bencana sebagai masalah pembangunan yang masih harus diatasi.

Program pembangunan tidak dengan sendirinya mengurangi kerentanan terhadap bahaya alam. Sebaliknya, program pembangunan tanpa disadari dapat melahirkan bentuk-bentuk kerentanan baru atau memperburuk kerentanan yang telah ada, terkadang dengan konsekuensi yang tragis. Peningkatan pemahaman ini berjalan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya penanggulangan kemiskinan. Telah lama diakui umum bahwa salah satu dimensi kemiskinan yang mendasar adalah keterpaparan terhadap risiko dan kemungkinan hilangnya pendapatan, termasuk yang diakibatkan oleh bahaya alam. Pemahaman akan hal ini telah mendorong adanya perhatian yang lebih besar pada analisis bentuk-bentuk dan penyebab mendasar kerentanan dan kegiatan-kegiatan terkait yang dapat memperkuat ketangguhan dalam menghadapi bahaya.

Kian besarnya perhatian pada upaya pengarusutamaan risiko juga dipengaruhi oleh terus meningkatnya kerugian yang ditimbulkan oleh bencana, yang terutama diakibatkan oleh meningkatnya kerentanan aset ekonomi dan sosial serta kesejahteraan dan penghidupan masyarakat terhadap bahaya alam.

Menurut salah satu majalah kebencanaan nasional menyebutkan antara tahun 1950 dan 1990-an, kerugian nyata yang diakibatkan oleh bencana secara global dilaporkan telah meningkat 15 kali lipat, sementara jumlah orang yang terkena dampak bencana naik drastis dari 1,6 milyar dalam kurun waktu antara 1984-1993 menjadi hampir 2,6 milyar orang dalam dasawarsa berikutnya. Selama tahun-tahun belakangan ini bencana-bencana besar terjadi susul-menyusul dan menimbulkan korban jiwa manusia dan kerugian ekonomi yang amat besar.

Kian lama kian disadari bahwa bencana memang merupakan ancaman yang serius bagi pembangunan berkelanjutan, upaya penanggulangan kemiskinan dan pencapaian sejumlah tujuan dari tujuan-tujuan pembangunan di era millennium ini. Oleh karenanya, maka menjadi penting bagi kita untuk berperan aktif dalam mengurangi resiko bencana, paling tidak cara itu dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan menciptakan lingkungan untuk selalu bersih. Semoga kita menyadarinya. ***

ilustrasi sampah plastik. youmatter.world

JATENG | 13 Juli 2021 11:45 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Sebagaimana kita tahu, lingkungan yang kotor dapat memicu berbagai penyakit berbahaya. Maka dari itu, upaya menjaga kebersihan lingkungan perlu dilakukan agar terhindar dari berbagai penyakit dan bencana alam.

Salah satu contoh paling sederhana yang bisa dilakukan agar lingkungan tetap bersih dan sehat adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan membiasakan menjaga kebersihan rumah dan halaman, membuat kita menjadi lebih terbiasa untuk membersihkan lingkungan lainnya.

Tidak hanya membahayakan manusia, lingkungan yang tidak sehat juga bisa mengancam makhluk hidup lainnya, seperti hewan dan tumbuhan. Untuk itu, sudah seharusnya kita membiasakan pola hidup bersih dan sehat, seperti rutin membersihkan selokan, menanam pohon di sekitar rumah, dan lain sebagainya.

Lantas, apa sebenarnya penyebab lingkungan tidak sehat? Simak ulasannya yang dirangkum dari Liputan6.com:

2 dari 4 halaman

©2019 Merdeka.com/Pixabay

Menjaga kelestarian lingkungan menjadi salah satu tugas wajib setiap manusia. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia, hewan, tumbuhan. Jika tidak dirawat dengan baik, akan terjadi kerusakan pada alam dan bisa mengancam setiap makhluk hidup.

Banyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam. Adapun penyebab lingkungan tidak sehat secara umum adalah sebagai berikut:

Kualitas Udara Buruk

Salah satu penyebab lingkungan tidak sehat adalah memiliki udara yang buruk. Suatu wilayah dapat dikatakan tidak sehat apabila udara di sekitar tersebut berwarna putih maupun hitam.

Umumnya, udara buruk ini dihasilkan oleh pabrik, asap kendaraan, pengolahan limbah, dan lainnya. Hal ini sangat mencemari udara sehingga kerap menimbulkan bau dan menjadikan udara tidak segar. Tentu saja hal ini bisa meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan menyebabkan infeksi paru-paru.

Selain itu, seseorang yang biasa menghirup udara buruk juga berisiko mengalami penyakit batuk dan iritasi tenggorokan. Umumnya, keluhan ini berlangsung hanya beberapa jam. Namun, efeknya bagi sistem pernapasan bisa berlangsung lama meski gejala sudah menghilang.

Membuang Sampah Sembarangan

Tak hanya menjadi penyebab lingkungan tidak sehat, membuang sampah sembarangan juga bisa menghambat aliran sungai, yang akhirnya memicu banjir bandang. Ketika sampah-sampah tersangkut, aliran sungai akan berhenti dan volumenya akan semakin membesar. Hal inilah yang berpotensi menimbulkan tekanan sangat besar.

3 dari 4 halaman

©2020 Merdeka.com

Penyebab lingkungan tidak sehat selanjutnya, yaitu sungai yang kotor dan tidak terawat dengan baik. Biasanya, sungai kotor ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penumpukan sampah dari limbah rumah tangga, limbah pabrik, dan pertanian. Jika kondisi ini tidak segera dibersihkan, akan menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat.

Selain tidak sedap dipandang, sungai yang kotor juga bisa menimbulkan berbagai penyakit, seperti gatal-gatal dan diare. Untuk itu, menjaga kebersihan sungai sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.

Tidak Ada Pengolahan Limbah

Tidak ada pengolahan limbah di lingkungan sekitar juga bisa mengakibatkan penumpukan sampah. Adanya penumpukan berbagai jenis sampah tersebut, tentu membuat lingkungan menjadi tidak sehat dan bisa menimbulkan berbagai penyakit.

Maka dari itu, sangat penting untuk memilah jenis sampah dan membuat tempat pengolahan limbah. Dengan begitu, limbah tersebut dapat dikelola dengan baik dan mengurangi penumpukan sampah di lingkungan sekitar.

4 dari 4 halaman

pinterest.com

Pisahkan Jenis Sampah

Sampah menjadi salah satu penyebab lingkungan tidak sehat. Seperti yang sudah diketahui, sampai saat ini penumpukan sampah di Indonesia masih menjadi masalah utama adanya pencemaran lingkungan. Bahkan, Indonesia dijuluki sebagai pembuang sampah plastik ke laut terbesar di dunia setelah China. Oleh karena itu, sudah seharusnya sebagai warga negara harus mengetahui jenis sampah dan cara pengelolaannya yang baik.

Adapun jenis sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sampah sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah, botol, kertas, plastik mainan, dan gelas minuman. Jenis sampah ini juga bisa disebut sebagai limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan yang bukan berasal dari alam (bahan hayati), melainkan barang yang buatan manusia.

Sedangkan, sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang biasa dijadikan pupuk kompos. Jenis sampah ini berlawanan dengan sampah anorganik karena sangat mudah membusuk. Beberapa contoh jenis sampah organik antara lain sisa makanan, sayuran, daun-daun, dan lain sebagainya.

Rutin Membersihkan Selokan

Membersihkan selokan secara rutin juga menjadi salah satu cara menjaga kebersihan lingkungan yang sangat efektif. Rutin melakukan kegiatan gotong royong atau kerja bakti membersihkan selokan dengan lingkungan sekitar, mampu mencegah banjir dan nyamuk demam berdarah. Oleh karena itu, sebaiknya membuat program kerja bakti seminggu satu kali agar terhindar dari banjir.

Menanam Pohon

Cara menjaga kebersihan lingkungan selanjutnya, yaitu melakukan penghijauan atau menanam pohon. Tanaman hijau di sekitar rumah berperan penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan terhindar dari banjir.

Tanaman akan menancapkan akarnya ke dalam tanah. Sehingga, lubang yang dihasilkan akar tersebut menjadi jalur air untuk masuk ke dalam tanah lebih jauh. Dengan adanya tanaman di sekitar rumah, dapat melancarkan penyerapan air hujan, yang akan menjauhkan lingkungan dari banjir.

(mdk/jen)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA