Agar tidak terjadi konflik masyarakat harus bisa melakukan

Konflik dapat terjadi pada siapapun juga baik dalam hubungan, pertemanan, keluarga, pekerjaan ataupun lingkungan. Sayangnya, tak semua orang dapat mengatasi konflik yang tengah dialaminya dengan baik. Lantas, bagaimana cara mengatasi konflik yang sebaiknya dilakukan?

18 Feb 2020|Dina Rahmawati

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Menggunakan kepala dingin merupakan salah satu cara mengatasi konflik dengan baik

Adu argumen dengan pasangan, bertengkar dengan saudara kandung, atau saling menjatuhkan dengan rekan sejawat merupakan contoh konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Konflik dapat terjadi dalam hubungan pertemanan, keluarga, pekerjaan, ataupun lingkungan. Jika dibiarkan berlarut-larut, konflik dapat meluas dan menyebabkan berbagai masalah yang membahayakan, seperti kekerasan hingga pelaporan pada pihak berwajib. Lantas, bagaimana cara mengatasi konflik dengan baik?

Cara mengatasi konflik

Setiap orang tentu pernah mengalami konflik, entah itu bersifat sementara ataupun berlangsung lama. Mengatasi konflik pun bukanlah perkara yang mudah karena keegoisan masing-masing pihak dan saling menganggap dirinya benar satu sama lain seringkali membuat konflik sulit dihentikan. Apalagi jika konflik terus berlanjut melalui adu mulut bahkan kekerasan. Manusia juga terkadang mengatasi konflik dengan mengutamakan kehendak orang lain di atas kehendak dirinya sendiri atau memprioritaskan kehendaknya sendiri daripada kehendak orang lain. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan dalam sebuah hubungan. Adapun cara mengatasi konflik yang sebaiknya dilakukan, yaitu:Fokuskan diri Anda untuk menyelesaikan konflik. Jangan terpaku pada kemenangan dalam beradu argumen atau siapa yang paling benar karena akan sulit diselesaikan. Fokuskan tujuan Anda dalam mengatasi konflik agar bisa diselesaikan secara damai.Menggunakan kepala dingin ketika mengatasi konflik merupakan hal utama yang harus Anda lakukan. Hal ini dapat membantu Anda mengendalikan emosi sehingga memperburuk konflik yang tengah berlangsung.Hal ini memang cukup sulit dilakukan, namun bersikap tetap tenang sangat penting untuk menemukan solusi dari persoalan yang tengah dialami. Mengambil napas dalam-dalam, berjalan-jalan sejenak, dan meregangkan otot dapat membantu Anda merasa tenang sehingga mampu berpikir jernih.Dengan kepala dingin, Anda dapat mulai berdiskusi bersama orang yang terlibat langsung dalam konflik. Pilihlah tempat yang netral dan lokasi yang nyaman, agar Anda bisa merundingkan persoalan yang terjadi dengan baik. Dalam diskusi tersebut, Anda bersama orang yang berkonflik dapat memaparkan sudut pandang dan keinginan masing-masing. Namun, pastikan menggunakan kata-kata yang baik dalam bertutur kata. Jangan sampai ucapan Anda malah membuat konflik semakin meruncing. 

Baca Juga

Memahami Middle Child Syndrome dan Ciri-cirinya pada AnakGrafologi Adalah Ilmu Membaca Karakter dari Tulisan, Ini PenjelasannyaKenali Tanda-Tanda Pria Serius dalam Hubungan Jarak Jauh (LDR)Ketika mengalami konflik, Anda mungkin membawa masalah lain yang tak terkait dengan persoalan yang ada pada diskusi. Hal ini bisa membuat pihak yang berkonflik dengan Anda merasa diserang, dan tak akan menciptakan solusi untuk konflik ini. Oleh sebab itu, penting untuk memperjelas masalah yang perlu dibahas dan hanya boleh membahas masalah itu saja. Jika masalah lain juga perlu diatasi, maka Anda harus meluangkan waktu lain untuk membahasnya.Berilah kesempatan bagi pihak yang berkonflik dengan Anda untuk mengutarakan bagaimana dirinya melihat persoalan yang ada, bagaimana perasaannya tentang hal itu, dan bagaimana pendapatnya dalam menyelesaikan konflik ini. Ketika orang tersebut berbicara, jangan menyela dan tunggu giliran Anda. Mendengarkan dapat membuat Anda terhubung lebih dalam dengan emosi Anda sendiri maupun orang lain. Jika ketika berdiskusi, Anda atau pihak lain bisa saja tersulut emosinya. Oleh karena itu, sebaiknya beristirahatlah sejenak. Meninggalkan diskusi selama beberapa waktu memungkinkan kedua pihak untuk memikirkan masalah dengan baik, dan berkumpul kembali setelah lebih tenang guna menyelesaikan konflik yang terjadi.Menyelesaikan konflik tak mungkin terjadi jika Anda dan pihak yang berkonflik tidak mau saling memaafkan. Lepaskanlah rasa kesal, dendam, dan amarah yang ada dalam diri Anda. Minta atau berilah maaf pada “lawan” Anda tersebut sehingga konflik bisa benar-benar tuntas.Setelah sama-sama mengutarakan sudut pandang masing-masing, Anda bersama pihak yang berkonflik harus menentukan kesepakatan dalam mengatasi konflik. Tentukan kesepakatan yang adil dan tak merugikan salah satu pihak. Kesepakatan yang ditentukan mungkin berkaitan dengan apa yang harus dilakukan atau diberikan untuk menyudahi persoalan yang ada. Anda dapat berkompromi dalam menentukan hal ini. Jika tidak mencapai kesepakatan, mungkin diperlukan pihak ketiga untuk menengahi konflik ini. Tak semua orang memiliki cara yang sama dalam mengatasi konflik yang dimilikinya. Namun jika Anda tengah memiliki konflik, maka tak ada salahnya untuk mencoba berbagai cara di atas. Menyampaikan emosi, pikiran, dan kebutuhan satu sama lain secara jujur dan terbuka dapat membantu Anda menyelesaikan konflik dengan damai.

Baca Juga

Obsessive Love Disorder atau Terobsesi dengan Orang yang Dicintai, Kenali Tanda-tandanyaMengenal 5 Macam Logical Fallacy beserta Contohnya dalam Dunia KesehatanCara Mudah Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

kesehatan mentalberpikir positifmenjalin hubungan

Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/emotional-health/managing-conflict.aspxDiakses pada 17 Februari 2020Help Guide. https://www.helpguide.org/articles/relationships-communication/conflict-resolution-skills.htmDiakses pada 17 Februari 2020Sane. https://www.sane.org/information-stories/the-sane-blog/wellbeing/how-to-manage-conflict

Diakses pada 17 Februari 2020

Baik sesekali maupun sering, setiap individu pasti pernah merasa hilang ingatan. Hilang ingatan bisa terjadi secara sementara hingga permanen. Penyebabnya bisa karena stres hingga gejala Alzheimer.

16 Apr 2021|Azelia Trifiana

Kenapa saya jomblo? Pertanyaan tersebut mungkin seringkali terbersit pada diri sendiri. Jika Anda terus bertanya-tanya alasan kenapa saya jomblo dan sulit mencari pacar, cobalah introspeksi diri terlebih dulu dengan menemukan jawabannya dalam artikel berikut ini.

16 Nov 2020|Annisa Amalia Ikhsania

Terdapat beberapa pertanyaan untuk pacar yang bisa membantu Anda untuk mengetahui watak pasangan. Komunikasi ini penting dilakukan untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak dinginkan terjadi.

16 Jan 2021|Bayu Galih Permana

Dijawab Oleh dr. Veranita

Dijawab Oleh dr. Lizsa Oktavyanti

Agar tidak terjadi konflik masyarakat harus bisa melakukan

Squad, konflik adalah bagian dari dinamika sosial yang selalu melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang semakin parah menjadi kekerasan. Nah, di artikel kali ini kita akan membahas cara mengatasi konflik di masyarakat. Simak baik-baik ya. 

Pada umumnya masyarakat memiliki sistem atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam masyarakat itu sendiri. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat (safety valve), yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Pakar sosiologi Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai solusi yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan dalam suatu masyarakat.

Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsiliasi, mediasi, dan arbitrasi.

Konsiliasi disini didefinisikan sebagai bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu untuk memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai. Kemudian, pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pendapatnya mengenai cara terbaik dalam menyelesaikan konflik mereka.

Terakhir, arbitrasi umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan terbaik untuk menyelesaikan konflik.

Georg Simmel menyatakan bahwa ada cara lain yang dapat digunakan dalam upaya menyelesaikan konflik, yakni:

  • Kemenangan suatu pihak atas pihak lain.
  • Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya, perundingan di Helsinki, Finlandia yang menyelesaikan masalah GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dengan Republik Indonesia. Di perundingan tersebut, mencapai kesepatakan bahwa Nangroe Aceh Darussalam masih menjadi bagian dari Republik Indonesia.
  • Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan.
  • Saling memaafkan satu pihak dengan pihak yang lain.
  • Kesepakatan untuk tidak berkonflik.

Agar tidak terjadi konflik masyarakat harus bisa melakukan

Ternyata, ada beberapa cara penyelesaian konflik yang bisa dilakukan untuk menghentikan kekerasan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain perdamaian melalui kekuatan, pendekatan pola kontrol hukum, serta keamanan bersama dan konflik tanpa kekerasan. Upaya-upaya ini dilakukan dari konflik zaman dahulu hingga saat ini untuk mencapai kehidupan sosial yang stabil dan perdamaian dalam setiap masyarakat.

  • Baca Juga: Penyebab Konflik Sosial di Masyarakat

Salah satu penyelesaian konflik yang sering digunakan adalah dengan menghadirkan pihak ketiga atau disebut dengan mediasiDalam setiap usaha mediasi, kita membutuhkan mediator atau pihak netral yang bisa menengahi kedua belah pihak yang berkonflik. Mediator haruslah bersikap terbuka, tidak sewenang-wenang, dan mengambil keputusan yang menguntungkan kedua pihak. 

Kalau kamu berminat untuk menjadi mediator, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, ini dia:

  1. adil dan bertanggung jawab.
  2. Mampu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
  3. Memiliki sikap menghormati dan mengerti berbagai perbedaan pendapat.
  4. Memiliki keinginan untuk berbagi dan ikut merasakan.
  5. Memfokuskan diri pada persoalan, bukan kesalahan.

Selain itu, mediator memiliki beberapa tugas yang harus dilakukannya ketika mediasi. Tugas-tugas tersebut adalah:

Agar tidak terjadi konflik masyarakat harus bisa melakukan

Nah, Squad itu tadi pembahasan tentang cara mengatasi konflik di masyarakat. Apakah kamu masih bingung belajar Sosiologi? Jangan khawatir, kamu bisa les privat bareng guru-guru yang berkualitas. Pesan guru privat favoritmu dan tentukan jadwal les sesuka kamu hanya di Ruangguru Privat.

Agar tidak terjadi konflik masyarakat harus bisa melakukan

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Artikel diperbarui pada 24 November 2020.