[22:35] 1 Full Life : AHLI TAURAT Nas : Mat 22:35 Seorang "ahli Taurat" (Yun. _nomikos_) adalah seseorang yang menafsirkan dan mengajarkan hukum Taurat Musa.
SEBUAH JAWABAN YANG MEMILIKI RELEVANSI SAMPAI HARI INI (Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA – Kamis, 17 Agustus 2017)
Bacaan Pertama: Sir 10:1-8; Mazmur Tanggapan: Mzm 101:1-3,6-7; Bacaan Kedua: 1Ptr 2:13-17 “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:21) Jawaban Yesus kepada orang-orang Farisi yang munafik (kali ini didukung oleh sejumlah pendukung raja Herodes), yang senantiasa mencoba untuk menjebak-Nya ini merupakan sebuah jawaban yang memiliki relevansi sampai pada hari ini, khususnya dalam kehidupan bernegara. Jadi, memang cocok untuk menjadi bacaan Injil pada Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia ini. Di sini orang-orang Farisi dan kaum Herodian berupaya menjebak Yesus ke dalam suatu kontroversi atau katakanlah polemik politis. Kenyataan bahwa orang-orang Farisi (anti pemerintahan Roma) dan kaum Herodian (pendukung raja Herodes; pro pemerintahan Roma) bergabung menunjukkan bahwa memang ada “udang di balik batu” yang tersirat dalam pertanyaan mereka kepada Yesus. Yesus berhasil menghindar dari “jebakan” para lawan-Nya itu. Dia tidak menampilkan diri sebagai seorang revolusioner politik (misalnya secara eksplisit menolak pajak kepada Kaisar), melainkan mengulangi pesan dasar dari misi-Nya: “(Berikanlah) kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat 22:21). Dalam pernyataan Yesus ini tersirat adanya masalah hak dan kewajiban, tidak sekadar hak. Hak dan kewajiban memang seyogianya berjalan seiring, seperti layaknya sisi yang berlainan dari sebuah uang logam yang sama. Kaisar (baca: Pemerintah) memang berhak menuntut sejumlah hal dari rakyat yang dipimpinnya, berupa pajak sampai kepada keikutsertaan mereka dalam pembelaan negara dan bangsa. Namun di lain pihak, Kaisar juga mempunyai kewajiban untuk mengurus negara dan mengusahakan kesejahteraan bagi rakyatnya dalam arti seluas-luasnya. Apa yang menjadi hak Kaisar sebagai penguasa/pengurus negara dan bangsa, menjadi kewajiban bagi rakyatnya. Juga sebaliknya: hak rakyatlah untuk mempunyai pemerintahan yang kompeten, memperhatikan keadilan sosial dll. yang merupakan kewajiban Kaisar. Kita sebagai orang Kristiani tidak hanya wajib membayar pajak kepada Kaisar, melainkan juga melibatkan diri dalam banyak aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial dll., termasuk membawa perdamaian dalam masyarakat. Umat Kristiani bukanlah musuh negara, melainkan warga-warga negara yang penuh tanggung jawab. Sebagai umat yang beriman (saya tidak mengatakan “umat yang beragama”) kepada “Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat”, dengan hati yang dipenuhi dan dibimbing oleh Roh Kudus, mereka melakukan kewajiban-kewajiban mereka sebagai warganegara tidak karena terpaksa atau dipaksa-dipaksa, atau apabila ditekan oleh “teror” dari segala arah, atau apabila diamat-amati serta diancam dengan hukuman-hukuman, melainkan atas dasar kesadaran batin. Mengapa? Karena karena dalam diri penguasa dan kekuasaan yang sah, mereka melihat para pemimpin yang dihendaki Allah guna mencapai kesejahteraan umum. Bagian akhir jawaban Yesus sangat mendalam dan tepat mengenai hal yang paling menentukan: “(Berikanlah) kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Para lawan Yesus yang munafik, yang berpura-pura jujur dan penuh tanggung jawab itu justru tidak mau tunduk kepada Tuhan (Kyrios) segala kaisar. Mereka tidak mau mempercayai sabda Allah, tidak mau taat kepada kehendak-Nya, tidak mau memuji kemuliaan-Nya. Pertanyaan pura-pura mereka merupakan bukti dari ketidaktaatan mereka. Manusia harus memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah. Dan segala sesuatu adalah milik Allah, sebab sebagai makhluk ciptaan, manusia itu adalah milik sang Pencipta, dan sebagai yang tertebus dengan darah Kristus, dia menjadi milik sang Penebus. Kehidupan manusia berasal dari Allah, demikian pula kehendak bebasnya dan juga rahmat yang diterimanya. Demikian pula cintakasihnya yang juga berasal dari Allah sendiri yang adalah KASIH. Maka, segala sesuatu yang diberikan manusia kepada Allah hanyalah pemulangan kembali milik Allah saja. Oleh karena itu penyerahan diri kepada Allah bagi umat Kristiani bukan hanya merupakan kewajiban, melainkan karya cintakasih yang rela dan gembira. Siapa yang memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik-Nya, demi Allah juga dapat memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar. Akan tetapi, siapa yang memberikan kepada Kaisar apa yang tidak menjadi kepunyaannya, siapa yang mendewa-dewakan pimpinan pemerintahan, yang baginya kekuasaan negara adalah yang tertinggi, yang melihat tujuan terakhir dalam politik dan kebesaran nasional, dia itu menolak memberikan kepada Allah apa yang menjadi kepunyaan-Nya. Hanya sikap yang tepat terhadap Allah sajalah yang akan mendatangkan keserasian dalam seluruh kehidupan seseorang. Maka jawaban Yesus terhadap pertanyaan menjebak para musuhnya adalah menyingsingnya fajar keseluruhan tata ciptaan, sebab semua garis bertemu pada suatu titik tertinggi, dan dari titik tertinggi tadi, jadi dari Allah, segala sesuatu diterangi. Pendewaan manusia dan negara dapat dipandang sebagai penyembahan berhala. Dan penyembahan berhala adalah pekerjaan Iblis. Siapa yang melakukan penyembahan berhala akan jatuh ke dalam kekuasaan Iblis. DOA: Bapa surgawi, Engkau memanggil setiap orang kepada kemerdekaan dalam Yesus Kristus, Putera-Mu. Maka pada hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ini kami mohon kepada-Mu: lindungilah tanah air kami, agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa. Anugerahkanlah kepada bangsa kami kemerdekaan sejati, agar di seluruh wilayahnya berkuasalah keadilan dan damai sejahtera, perikemanusiaan, kerukunan dan cintakasih yang sejati. Amin. Catatan: Bacalah tulisan berjudul “BERIKANLAH KEPADA KAISAR APA YANG MENJADI HAKNYA” (bacaan tanggal 17-8-17), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 17-08 PERMENUNGAN ALKITABIAH AGUSTUS 2017. (Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2011) Cilandak, 15 Agustus 2017 Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Finance / 5 March 2018Kalangan Sendiri
Di Indonesia, pajak menjadi sumber pendapatan terbesar negara yang dialokasikan untuk pembangunan di seluruh daerah dan wilayah di tanah air. Itu sebabnya, pemerintah menetapkan kewajiban membayar pajak kepada setiap warga negara yang sudah memenuhi syarat untuk membayar pajak. Kewajiban pembayaran pajak ini pun sudah diatur dalam Undang-Undang (UU). Dengan ini diharapkan warga negaranya taat membayar pajak. Mungkin banyak juga pembayar pajak yang komplain dan menolak membayar pajak karena alasan kalau ‘negara toh nggak memakai uang pajak’ sesuai sasarannya. Toh ada banyak pejabat yang korupsi dan memakai uang negara dengan semena-mena. Apakah ini bisa jadi alasan untuk kita tidak membayar pajak? Mari membahas pajak dari sisi alkitabiahnya lebih dulu. Dalm Perjanjian Baru (PB) Yesus banyak kali menghadapi diskusi atau pertanyaan seputar pajak. Ada banyak ayat-ayat Alkitab yang menuliskan soal membayar pajak. Salah satu diantaranya ada di Matius 22: 17-21 ketika orang Farisi bertanya kepada Yesus sebuah pertanyaan. “Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?.... Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."” (ayat 17 & 21) Sekalipun pemerintah kita mungkin melakukan hal yang kurang pantas atas uang negara. Tapi Yesus sendiri menekankan supaya kita, sebagai warga negara, harus patuh kepada pemerintah. Di Roma 13: 1-7 dituliskan bagaimana kita harus tunduk kepada pemerintah yang diatas kita. Kita hanya punya satu alasan untuk tidak mematuhi pemerintah apabila pemerintah menyuruh warga negara melakukan sesuatu yang dilarang di Alkitab. Di dalam Alkitab, tak ada larangan untuk membayar pajak. Justru sebaliknya, Alkitab mendorong kita untuk menjadi warga negara yang baik, salah satunya dengan membayar pajak. Baca Juga : Jadi Kontroversi, Benarkah Selebaran Berjudul ‘Yesus Juga Membayar Pajak’ Dibuat Oleh Ditjen Pajak? Ditawari Sosialisasi Pajak ke Gereja, Sri Mulyani Takut Jemaat Kabur Apa sih manfaat membayar pajak? Secara umum, pajak ditujukan untuk memungkinkan berjalannya kesejahteraan masyarakat di segala aspek. Ya, dana pemasukan dari pajak mungkin tidak selalu digunakan sesuai tujuannya karena bisa jadi disalahgunakan oleh pemerintah atau digunakan untuk kepentingan tertentu saja. Tapi bagaimanapun, kita harusnya tidak fokus pada hal itu. Inilah yang disampaikan Yesus kepada orang-orang Farisi. Kita tahu kalau dimasa itu Kaisar sendiri bukanlah pemerintah yang baik dan jujur. Begitu pula saat Paulus menyarankan orang Romawi untuk membayar pajak kepada Nero, kaisar Romawi yang notabene adalah pemimpin yang sangat jahat. Tapi Yesus dan Paulus tetap mendorong setiap warga negara membayar pajak Sebagai orang-orang percaya, kita tahu kalau segaal sesuatu yang kita miliki sumbernya dari Tuhan. Kita adalah para hamba yang diperintahkan untuk menginvestasikan uang dan sumber daya kita untuk memperoleh harta yang kekal. Kita diminta untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita (1 Timotius 5: 8) dan menjadi orang yang murah hati (2 Korintus 9: 6-8). Kita juga diminta untuk mampu menyimpan (Amsal 6: 6-8) dan mengeluarkan uang kita untuk diserahkan kepada Tuhan sebagai ucapan syukur (Yakobus 1: 17; Kolose 3: 17). Membayar pajak adalah kewajiban warga negara dan orang-orang Kristen dipanggil untuk menjadi warga negara yang baik selama di bumi. Hal ini kita lakukan karena kita adalah warga negara kerajaan Allah yang sudah tahu kebenaran (Filipi 3: 20). Ada beberapa ayat Alkitab yang bicara soal pajak, diantaranya: Roma 13: 7 “Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai…” Lukas 20: 24 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Markus 12: 17 “Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.” Jadi, bagi kamu yang sudah memenuhi syarat untuk membayar pajak renungkanlah artikel ini. Jangan pernah mencuri apa yang sudah jadi hak orang lain (dalam hal ini negara) karena saat kita taat kepada pemerintah, itu artinya kita sudah mencerminkan diri kita sebagai orang percaya. Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com 1pajak bayar pajak alkitabiah ayat alkitab membayar pajak pembayaran pajak |