Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Sejarah Agresi Militer Belanda 1 dan 2 (Latar Belakang, Peristiwa, & Tujuan) – Berikut ini terdapat sejarah lengkap mengenai agresi militer Belanda pertama dan kedua.

Setelah Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya, Belanda ingin kembali menguasi Indonesia. Dengan diboncengi oleh pihak sekutu, Inggris, Belanda melakukan penyerangan-penyerangan terhadap Negara Indonesia.

Latar belakang

Agresi Militer Belanda 1 dilatar belakangi oleh Belanda yang tidak menerima hasil Perundingan Linggajati yang telah disepakati bersama pada tanggal 25 Maret 1947. Atas dasar tersebut, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melakukan agresi militer pertamanya dengan menggempur Indonesia.

Tujuan Agresi Militer Belanda 1

Agresi militer pertama yang dilakukan oleh Belanda mengandung beberapa misi yang harus mereka selesaikan. Adapun tujuan dari agresi militer ini adalah sebaga berikut:

1. Bidang Politik

Mengepung ibu kota RI dan menghapus RI dari peta (menghilangkan de facto RI).

2. Bidang Ekonomi

Merebut daerah-daerah penting, seperti Jawa Barat dan Timur sebagai penghasil bahan makanan, Sumatera sebagai wilayah perkebunan dan pertambangan.

3. Bidang Militer

Menghancurkan Tentara Negara Indonesia (TNI).

Sejarah Agresi Militer Belanda 1

Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menggempur Indonesia dengan menyerang Pulau Jawa dan Sumatra. Pasukan TNI yang dikejutkan dengan serangan tersebut, terpencar-pencar dan mundur ke daerah pinggiran untuk membangun daerah pertahanan baru. Pasukan TNI selanjutnya membatasi pergerakan pasukan Belanda dengan taktik perang gerilya. Dengan taktik ini, Pasukan TNI berhasil mempersulit Belanda.

Meskipun Belanda berhasil menduduki beberapa kota-kota penting, akan tetapi justru hal ini membuat posisi Republik Indonesia naik di mata dunia. Banyak negara-negara yang simpati dengan Republik Indonesia, seperti Liga Arab yang akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia sejak 18 November 1946.

Agresi militer yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia memunculkan permusuhan negara-negara Liga Arab terhadap Belanda. Dengan demikian, kedudukan Republik Indonesia di Timur Tengah secara politik meningkat.

Dewan Keamanan PBB pun ikut campur dalam masalah ini, dan membentuk Komisi Tiga Negara untuk menyelesaikan konflik ini melalui serangkaian perundingan, seperti Perundingan Renville dan Perundingan Kaliurang. Akan tetapi, perundingan-perundingan tersebut tetap tidak diindahkan oleh Belanda.

[sc:ads]

Kegagalan PBB dalam menyelesaikan konflik antara Belanda-Indonesia melalui jalan perundingan menyebabkan Belanda tetap bersikeras untuk menguasai Republik Indonesia. Oleh karena itu, Belanda melancarkan agresi militernya yang kedua.

Latar Belakang

Agresi militer Belanda 2 dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan mereka terhadap pejanjian Renvile yang telah disepakati. Mereka menolak adanya pembagian kekuasaan dan tetap ingin menguasai Republik Indonesia seutuhnya.

Sejarah Agresi Militer 2

Pada tanggal 19 Desember 1948, tepat pukul 06.00, Belanda melancarkan serangannya ke Ibu Kota Indonesia pada saat itu, Yogyakarta. Dalam peristiwa ini, Belanda menangkap dan menawan pimpinan- pimpinan RI, seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden) dan beberapa menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim.

Presiden Soekarno dan Moh. Hatta kemudian diasingkan di Bangka. Jatuhnya Yogyakarta, dan ditawannya beberapa pimpinan RI membuat Belanda merasa telah menguasai Indonesia dan segera membentuk Pemerintah Federal.

Akan tetapi, sebelum Belanda membentuk Pemerintahan Federal, Ir. Soekarno meminta Syarifudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Selanjutnya, Pada tanggal 19 Desember 1948 Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berhasil dibentuk di Bukittinggi, Sumatera.

Sementara itu Belanda terus menambah pasukannya ke wilayah RI untuk menunjukan bahwa mereka telah menguasai Indonesia. Namun pada kenyataannya, Belanda hanya menguasai wilayah perkotaan dan jalan raya, sementara itu Pemerintahan RI masih terus berlangsung hingga di wilayah pedesaan.

Rakyat dan TNI bersatu berperang melawan Belanda menggunakan siasat gerilya. TNI yang berada di bawah pimpinan Jenderal Sudirman melancarkan serangan terhadap Belanda dan merusak fasilitas-fasilitas penting, seperti: memutus kawat-kawat telepon, jalan-jalan kereta api, dan menghancurkan jembatan agar Belanda tidak dapat menggunakannya.

Meskipun Jenderal Sudirman sedang berada dalam keadaan sakit, Beliau masih sanggup berperang dengan bergerilya di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan menempuh perjalanan dari Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan Kediri.

Pada tanggal 23 Desember 1948, Pemerintah Darurat RI mengirimkan perintah Kepada wakil RI di PBB untuk menyampaikan bahwa pemerintah RI bersedia untuk penghentian peperangan dan mengadakan perundingan.

Namun, Belanda tidak mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari 1949 untuk menghentikan perang. Mereka pula menyakini bahwa RI telah hilang. Akan tetapi, TNI dan rakyat melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk membuktikan bahwa RI masih ada dan TNI masih kuat.

Serangan ini berhasil memukul Belanda keluar dari Yogyakarta. Meskipun Yogyakarta hanya berhasil dikuasai selama 6 jam, kenyataan ini membuktikan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap berjalan.

Jum'at, 27 Agustus 2021 - 08:18 WIB

Iring-iringan truk infanteri saat Agresi Militer Belanda 1. FOTO/WIKIPEDIA/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Militaire_kolonne_tijdens_de_eerste_politionele_actie_TMnr

JAKARTA - Pertempuran demi pertempuran tak hanya dilalui bangsa Indonesia saat berjuang merebut kemerdekaan, tapi juga setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Penjajah Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia melalui berbagai cara, salah satunya adalah Agresi Militer Belanda 1 .Agresi ini dipimpin Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook dari 21 Juli hingga 5 Agustus 1947. Tujuan utamanya adalah Belanda ingin merebut kembali daerah-daerah di Pulau Jawa dan Sumatera yang memiliki perkebunan dan kaya sumber daya alam, terutama minyak. Operasi militer Belanda ini melanggar perjanjian Linggarjati yang mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.Agresi Militer Belanda I dimulai dari masuknya pasukan Sekutu ke wilayah Indonesia melalui Sabang, Aceh pada 23 Agustus 1945. Ikut membonceng dalam rombongan itu, NICA (Netherlands Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda pimpinan van Mook yang membawa misi menjalankan pidato Ratu Wilhelmina terkait konsepsi kenegaraan di Indonesia. Pidato yang disampaikan pada 6 Desember 1942 melalui siaran radio itu menyebutkan bahwa di kemudian hari akan dibentuk sebuah persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan Kerajaan Belanda.

Baca juga: Urutan Kepangkatan Prajurit TNI di Tiga Matra AD, AL dan AU

Dalam prosesnya, kemudian digelarlah perundingan Linggarjati antara pihak Belanda yang diwakili van Mook dan dari pihak Indonesia, Soetan Sjahrir, Mohammad Roem, Susanto Tirtoprojo, dan AK Gani. Perundingan menghasilkan 17 kesepakatan, di antaranya Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.Namun, perjanjian itu tak mulus. Pada 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum agar Indonesia menarik mundur pasukan sejauh 10 km dari garis demarkasi. Jelas, perintah itu ditolak, sehingga pada 20 Juli 1947, van Mook mengumumkan melalui radio bahwa Belanda tidak lagi terikat hasil Perundingan Linggarjati. Beberapa setelah, meletuskan Agresi Militer Belanda 1.Pasukan Belanda serentak melancarkan serangan ke daerah-daerah yang dikuasai Indonesia, tapi fokusnya di Sumatera, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sasaran utamanya serangan ini adalah daerah perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pantai utara Jawa di Jateng, dan perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula di Jatim.

Baca juga: Robert Walter Monginsidi, Namanya Bagaikan Hantu yang Ditakuti Pasukan Belanda


Page 2

Terpopuler

1

BREAKING NEWS! Kombes Pol Budhi Herdi Dicopot dari Kapolres Jaksel

3

Lulus Pendidikan Komando, 149 Prajurit TNI Sandang Baret Merah Kopassus

"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Serangan Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini merupakan bagian dari Gerakan Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini diasumsikan merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

Latar belakangan

Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum agar RI menarik mundur pasukan sejauh 10 kilometer. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.

Tujuan utama serangan Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan kawasan yang memiliki sumber kekuatan dunia, terutama minyak. Namun sbg kedok sebagai dunia internasional, Belanda menamakan serangan militer ini sbg Gerakan Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sbg urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Linggarjati. Pada masa itu banyak tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Dimulainya operasi militer

Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di mana Gubernur Jenderal HJ Van Mook mengumumkan pada wartawan tentang dimulainya Gerakan Polisionil Belanda pertama. Serangan di beberapa kawasan, seperti di Jawa Timur, bahkan telah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis serangan militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda sukses menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sumatera Timur, tujuan mereka adalah kawasan perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, tujuan utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Pada serangan militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang sekarang berpangkat Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian Westerling|pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, sekarang diberi tugas tidak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera Barat.

Serangan tentara Belanda sukses merebut daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.

Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto|Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.

Campur tangan PBB

Republik Indonesia secara resmi mengadukan serangan militer Belanda ke PBB, karena serangan militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.

Belanda ternyata tidak memperhitungkan reaksi keras dari dunia internasional, termasuk Inggris, yang tidak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah serangan militer yang dilancarkan Belanda dibawa masuk ke dalam cara Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang pokoknya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.

Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi menggunakan nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik selang Republik Indonesia dengan Belanda sbg The Indonesian Question.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda kemudiannya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan sebagai menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan sebagai melakukan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik selang Indonesia dan Belanda. Komite ini awalnya hanyalah sbg Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Adil Sebagai Indonesia), dan lebih dikenal sbg Komisi Tiga Negara (KTN), karena benar anggota tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sbg pihak yang netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Lihat juga

  • Serangan Militer Belanda II
  • Gerakan Polisionil

edunitas.com


Page 2

"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Serangan Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini adalah babak dari Gerakan Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini diasumsikan adalah pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

Latar belakangan

Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 kilometer. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.

Tujuan utama serangan Belanda adalah menduduki daerah-daerah perkebunan yang kaya dan kawasan yang mempunyai sumber kekuatan alam, terutama minyak. Namun sbg kedok sbg alam internasional, Belanda menamakan serangan militer ini sbg Gerakan Polisionil, dan mencetuskan aksi ini sbg urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia mencetuskan, bahwa Belanda tak lagi terikat dengan Persetujuan Linggarjati. Pada masa itu banyak tentara Belanda sudah mencapai semakin dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Dimulainya operasi militer

Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di mana Gubernur Jenderal HJ Van Mook mengumumkan pada wartawan tentang dimulainya Gerakan Polisionil Belanda pertama. Serangan di beberapa kawasan, seperti di Jawa Timur, bahkan sudah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis serangan militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda sukses menerobos ke daerah-daerah yang direbut oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sumatera Timur, tujuan mereka adalah kawasan perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, tujuan utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Pada serangan militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian Westerling|pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini diberi tugas tak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera Barat.

Serangan tentara Belanda sukses menduduki daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.

Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto|Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.

Campur tangan PBB

Republik Indonesia secara resmi mengadukan serangan militer Belanda ke PBB, karena serangan militer tersebut dinilai sudah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.

Belanda ternyata tak memperhitungkan reaksi keras dari alam internasional, termasuk Inggris, yang tak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah serangan militer yang dilancarkan Belanda dibawa masuk ke dalam acara Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang intinya menyerukan supaya konflik bersenjata dihentikan.

Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam seluruh resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi memakai nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik sela Republik Indonesia dengan Belanda sbg The Indonesian Question.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akibatnya mencetuskan akan menerima resolusi Dewan Keamanan sbg menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan sbg memperagakan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite calon penengah konflik sela Indonesia dan Belanda. Komite ini awal mulanya hanyalah sbg Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Perbuatan yang berguna Tidak memihak Sbg Indonesia), dan semakin dikenal sbg Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sbg pihak yang netral. Australia diganti oleh Richard C. Kirby, Belgia diganti oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Lihat juga

  • Serangan Militer Belanda II
  • Gerakan Polisionil

edunitas.com


Page 3

"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Serangan Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini adalah babak dari Gerakan Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini diasumsikan adalah pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

Latar belakangan

Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 kilometer. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.

Tujuan utama serangan Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan kawasan yang mempunyai sumber kekuatan alam, terutama minyak. Namun sbg kedok sbg alam internasional, Belanda menamakan serangan militer ini sbg Gerakan Polisionil, dan mencetuskan aksi ini sbg urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia mencetuskan, bahwa Belanda tak lagi terikat dengan Persetujuan Linggarjati. Pada masa itu jumlah tentara Belanda sudah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Dimulainya operasi militer

Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di mana Gubernur Jenderal HJ Van Mook mengumumkan pada wartawan tentang dimulainya Gerakan Polisionil Belanda pertama. Serangan di beberapa kawasan, seperti di Jawa Timur, bahkan sudah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis serangan militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda sukses menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sumatera Timur, tujuan mereka adalah kawasan perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, tujuan utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Pada serangan militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian Westerling|pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini diberi tugas tak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera Barat.

Serangan tentara Belanda sukses merebut daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.

Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto|Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.

Campur tangan PBB

Republik Indonesia secara resmi mengadukan serangan militer Belanda ke PBB, karena serangan militer tersebut dinilai sudah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.

Belanda ternyata tak memperhitungkan reaksi keras dari alam internasional, termasuk Inggris, yang tak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah serangan militer yang dilancarkan Belanda dibawa masuk ke dalam acara Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan supaya konflik bersenjata dihentikan.

Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam seluruh resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi memakai nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik sela Republik Indonesia dengan Belanda sbg The Indonesian Question.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akibatnya mencetuskan akan menerima resolusi Dewan Keamanan sbg menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan sbg melaksanakan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite calon penengah konflik sela Indonesia dan Belanda. Komite ini awal mulanya hanyalah sbg Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Tidak memihak Sbg Indonesia), dan lebih dikenal sbg Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sbg pihak yang netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Lihat juga

  • Serangan Militer Belanda II
  • Gerakan Polisionil

edunitas.com


Page 4

"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Serangan Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini adalah babak dari Gerakan Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini diasumsikan adalah pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

Latar belakangan

Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 kilometer. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.

Tujuan utama serangan Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan kawasan yang mempunyai sumber kekuatan alam, terutama minyak. Namun sbg kedok sbg alam internasional, Belanda menamakan serangan militer ini sbg Gerakan Polisionil, dan mencetuskan aksi ini sbg urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia mencetuskan, bahwa Belanda tak lagi terikat dengan Persetujuan Linggarjati. Pada masa itu jumlah tentara Belanda sudah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Dimulainya operasi militer

Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di mana Gubernur Jenderal HJ Van Mook mengumumkan pada wartawan tentang dimulainya Gerakan Polisionil Belanda pertama. Serangan di beberapa kawasan, seperti di Jawa Timur, bahkan sudah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis serangan militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda sukses menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sumatera Timur, tujuan mereka adalah kawasan perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, tujuan utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Pada serangan militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian Westerling|pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini diberi tugas tak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera Barat.

Serangan tentara Belanda sukses merebut daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.

Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto|Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.

Campur tangan PBB

Republik Indonesia secara resmi mengadukan serangan militer Belanda ke PBB, karena serangan militer tersebut dinilai sudah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.

Belanda ternyata tak memperhitungkan reaksi keras dari alam internasional, termasuk Inggris, yang tak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah serangan militer yang dilancarkan Belanda dibawa masuk ke dalam acara Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan supaya konflik bersenjata dihentikan.

Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam seluruh resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi memakai nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik sela Republik Indonesia dengan Belanda sbg The Indonesian Question.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akibatnya mencetuskan akan menerima resolusi Dewan Keamanan sbg menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan sbg melaksanakan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite calon penengah konflik sela Indonesia dan Belanda. Komite ini awal mulanya hanyalah sbg Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Tidak memihak Sbg Indonesia), dan lebih dikenal sbg Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sbg pihak yang netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Lihat juga

  • Serangan Militer Belanda II
  • Gerakan Polisionil

edunitas.com


Page 5

"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Serangan Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini adalah babak dari Gerakan Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini diasumsikan adalah pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

Latar belakangan

Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 kilometer. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.

Tujuan utama serangan Belanda adalah menduduki daerah-daerah perkebunan yang kaya dan kawasan yang mempunyai sumber kekuatan alam, terutama minyak. Namun sbg kedok sbg alam internasional, Belanda menamakan serangan militer ini sbg Gerakan Polisionil, dan mencetuskan aksi ini sbg urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia mencetuskan, bahwa Belanda tak lagi terikat dengan Persetujuan Linggarjati. Pada masa itu banyak tentara Belanda sudah mencapai semakin dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Dimulainya operasi militer

Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di mana Gubernur Jenderal HJ Van Mook mengumumkan pada wartawan tentang dimulainya Gerakan Polisionil Belanda pertama. Serangan di beberapa kawasan, seperti di Jawa Timur, bahkan sudah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis serangan militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda sukses menerobos ke daerah-daerah yang direbut oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sumatera Timur, tujuan mereka adalah kawasan perkebunan tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, tujuan utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Pada serangan militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus, yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian Westerling|pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini diberi tugas tak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera Barat.

Serangan tentara Belanda sukses menduduki daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.

Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto|Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo.

Campur tangan PBB

Republik Indonesia secara resmi mengadukan serangan militer Belanda ke PBB, karena serangan militer tersebut dinilai sudah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.

Belanda ternyata tak memperhitungkan reaksi keras dari alam internasional, termasuk Inggris, yang tak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah serangan militer yang dilancarkan Belanda dibawa masuk ke dalam acara Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang intinya menyerukan supaya konflik bersenjata dihentikan.

Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hal ini terbukti dalam seluruh resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi memakai nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 August 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik sela Republik Indonesia dengan Belanda sbg The Indonesian Question.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akibatnya mencetuskan akan menerima resolusi Dewan Keamanan sbg menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan sbg memperagakan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite calon penengah konflik sela Indonesia dan Belanda. Komite ini awal mulanya hanyalah sbg Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Perbuatan yang berguna Tidak memihak Sbg Indonesia), dan semakin dikenal sbg Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sbg pihak yang netral. Australia diganti oleh Richard C. Kirby, Belgia diganti oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Lihat juga

  • Serangan Militer Belanda II
  • Gerakan Polisionil

edunitas.com


Page 6

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, center, of studies, kelas, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, center, of studies, kelas, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 8

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, pusat ilmu, pengetahuan yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu pengetahuan, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 9

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, pusat ilmu, pengetahuan yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu pengetahuan, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 10

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 11

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 12

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 13

Mauritius merupakan sebuah negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika berkampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih bisa dibedakan dari gunung-gunung yang lain Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya merupakan Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting yang lain merupakan Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang baik. Saluran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius merupakan seorang Presiden dengan masa posisi lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 yang lain dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga dijadikan ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, persangkaan usia penduduk meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 usaha dagang/jasa offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius merupakan bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang sejak yang belakang sekali 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total penduduk. Populasi yang lain merupakan ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas penduduk Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang yang lain Kristen (28%) dan Islam (17%).

Tipu daya budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius dijadikan negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas paling terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung yang dulunya tidak diketahui. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada yang belakang sekali 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau hewan peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Tautan luar


edunitas.com


Page 14

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, mauritania center of, studies


Page 15

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi, mauritania center of, studies


Page 16

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 17

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 18

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 19

Mauritius yaitu suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 kilometer sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 kilometer sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius yaitu bagian dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut ketika Lempeng Afrika memainkan usaha menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tak lagi giat dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli sedang dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon kebanyakan terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya yaitu Port Louis di bagian barat laut. Kota-kota penting lainnya yaitu Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian direbut oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius yaitu negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang patut. Arus investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius yaitu seorang Presiden dengan masa jabatan lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melewati hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung untuk hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi untuk 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini yaitu dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah mengembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah sampai menjadi ekonomi dengan pendapatan sedang yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada kebanyakan periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh karena itu, anggaran usia warga meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur pulih.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan beliau mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, kebanyakannya yaitu usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis sedang sering dituturkan. Bahasa Kreol yang berasal dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah mengembang sejak pengahabisan 1960-an dan tak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan.

Bahasa Urdu dipakai oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total warga. Populasi lainnya yaitu ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas warga Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan yang lainnya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Aturan sejak dahulu kala istiadat

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam kebudayaannya. Misalnya, masakan khas Mauritius yaitu campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia karena jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Ketika ditemukan, Pulau Mauritius yaitu habitat untuk spesies burung yang dulunya tak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) karena dodo tak kelihatan terlalu terang. Namun, pada pengahabisan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo sedang disuguhkan sbg suporter simbol negara.

Pranala luar


edunitas.com


Page 20

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, pusat, ilmu pengetahuan yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, ilmu pengetahuan


Page 21

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, pusat, ilmu pengetahuan yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, ilmu pengetahuan


Page 22

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, center, of studies yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, of studies


Page 23

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar nouakchott, bahasa, resmi arab resmi, bagian barat, laut, afrika pesisirnya menghadap, ke samudra, faso, burundi chad djibouti, eritrea ethiopia, gabon, gambia, plaza de, soberan a, r, union sahara barat, saint helena, center, of studies yordania, pengamat liga, arab, anggota aljazair arab, saudi mauritania, of studies


Page 24


Page 25

Tags (tagged): mauritania, unkris, salah kota, terbesar, nouakchott bahasa resmi, arab resmi, bagian, barat laut afrika, pesisirnya menghadap, ke, samudra, faso burundi, chad djibouti, eritrea, ethiopia gabon gambia, plaza de, soberan, a r union, sahara barat, saint, helena, center of, studies yordania, pengamat, liga arab anggota, aljazair arab, saudi


Page 26

Mauritius adalah suatu negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega. Mauritius termasuk dalam Kepulauan Mascarene, beserta Pulau Reunion milik Perancis 200 km sebelah barat daya Mauritius.

Geografi

Tujuan agresi Militer Belanda 1 di Bidang politik

Bersama dengan Reunion dan Rodrigues, Mauritius merupakan bidang dari Kepulauan Mascarene. Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan vulkanis bawah laut saat Lempeng Afrika mengadakan kampanye menuju titik panas (hotspot) Reunion. Mauritius dan Rodrigues terbentuk 8-10 juta tahun lalu. Kedua gunung itu tidak lagi aktif dan titik panas tersebut sekarang berdiam di bawah Reunion. Pulau Mauritius sendiri terbentuk di sekeliling plato tengah, dengan puncak tertinggi Piton de la Riviere Noire (828 m). Di sekeliling plato, krater yang asli masih dapat dibedakan dari gunung-gunung lainnya Cuaca tropis di Mauritius dipengaruhi oleh angin dari arah tenggara; musim dingin dari Mei-November dan musim panas dari November-Mei. Angin siklon biasanya terjadi selama November-April. Ibu kota dan juga kota terbesarnya adalah Port Louis di bidang barat laut. Kota-kota penting lainnya adalah Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.

Sejarah

Pulau Mauritius ditemukan oleh bangsa Portugal tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638. Belanda menamakannya "Mauritius" untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang masa zaman ke-18 lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kesudahan diduduki oleh Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.

Kemerdekaan diraih tahun 1968 dengan pemerintahan republik yang masuk dalam himpunan Persemakmuran tahun 1992. Mauritius merupakan negara demokrasi yang relatif stabil dengan pemilihan umum reguler dan catatan hak asasi manusia yang adun. Aliran investasi asing ke Mauritus yang cukup banyak menjadikannya salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Politik

Kepala negara Mauritius adalah seorang Presiden dengan masa letak lima tahun yang dipilih dengan Majelis Nasional, parlemen unikameral Mauritius. Dari total 66 anggota parlemen, 62 orang dipilih melalui hasil suara terbanyak dan 4 lainnya dipilih untuk mewakili etnik minoritas, tergantung kepada hasil pemilu. Parlemen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.

Pembagian administratif

Pulau Mauritius terbagi kepada 9 distrik:

  • Black River
  • Flacq
  • Grand Port
  • Moka
  • Pamplemousses
  • Plaines Wilhems
  • Distrik Port Louis
  • Riviere du Rempart
  • Savanne

Ketiga pulau berikut ini merupakan dependensi milik Mauritius:

  • Kepulauan Agalega
  • Cargados Carajos
  • Rodrigues

Ekonomi

Selama kemerdekaan pada 1968, Mauritius telah berkembang dari ekonomi berbasis agraris yang pendapatannya rendah hingga menjadi ekonomi dengan pendapatan masih yang bervariasi sektor pertumbuhannya seperti industri, finansial dan pariwisata. Pada biasanya periode, pertumbuhan tahunan mencapai 5%-6%. Oleh sebab itu, persangkaan usia masyarakat meningkat, tingkat kematian balita menurun dan infrastruktur membaik.

Gula tebu ditanam di 90% lahan pertanian dan ia mencakup 25% dari pendapatan ekspor. Namun pada 1999, suatu rekor kemarau merusakkan lahan tebu. Strategi pembangunan berpusat pada masuknya investasi asing. Mauritius telah menarik sedikitnya 9.000 bisnis offshore, biasanyanya merupakan usaha di India dan Afrika Selatan. Investasi di sektor perbankan telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Tingkat pengangguran mencapai level 7,6% pada 2004.

Demografi

Dua bahasa resmi Mauritius adalah bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu semenjak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering diceritakan. Bahasa Kreol yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggris, Portugis dan Hindi juga sering diceritakan oleh warga Mauritius. Bahasa Kreol tertulis telah berkembang semenjak kesudahan 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga diceritakan.

Bahasa Urdu digunakan oleh pekerja keturunan India yang dibawa ke sana oleh Britania Raya. Ras Indo-Mauritius mencakup sekitar 70% dari total masyarakat. Populasi lainnya adalah ras Afrika, Prancis, Tionghoa atau ras campuran.

Mayoritas masyarakat Mauritius beragama Hindu (50%), sedangkan lainnyanya Kristen (28%) dan Islam (17%).

Cara melakukan sesuatu budi

Sejarah kolonial Mauritius yang beragam tercermin dalam hukum budaya istiadatnya. Misalnya, masakan khas Mauritius merupakan campuran dari resep Belanda, Perancis, India dan Kreol.

Pada 1847, Mauritius menjadi negara kelima di dunia yang mengeluarkan perangko. Dua tipe perangko yang dikeluarkan waktu itu, yakni Red Penny dan Blue Penny, probabilitas sangat terkenal di dunia sebab jarang ditemukan sehingga harganya mahal.

Saat ditemukan, Pulau Mauritius merupakan habitat untuk spesies burung yang dulunya tidak dikenal. Bangsa Portugal menamakannya dodo (simpleton) sebab dodo tidak kelihatan terlalu terang. Namun, pada kesudahan 1681, semua burung dodo telah dibunuh oleh penghuni pulau atau binatang peliharaan mereka. Burung dodo masih disuguhkan sebagai suporter lambang negara.

Tautan luar


edunitas.com