PERUMPAMAAN TENTANG UANG MINA (Bacaan Injil Misa Kudus, – PW S. Elisabet dr Hungaria, Ratu – Pelindung OFS – Rabu, 17 November 2021) Keluarga Besar Fransiskan: Pesta S. Elisabet dr Hungaria FSE [Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabet]: HR S. Elisabet dr Hungaria, Pelindung Tarekat Sementara mereka mendengarkan hal-hal itu, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Lalu Ia berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi, orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Setelah dinobatkan menjadi raja, ketika ia kembali ia menyuruh memanggil hamba-hambanya yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam hal yang sangat kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Lalu hamba yang lain datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut kepada Tuan, karena Tuan orang yang kejam; Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku orang yang keras yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kau kaumasukkan ke bank (orang yang menjalankan uang)? Jadi, pada waktu aku kembali, aku dapat mengambilnya dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari dia dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai supuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, juga apa yang ada padanya akan diambil. Akan tetapi, semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. (Luk 19:11-28) Bacaan Pertama: 2Mak 7:1,20-31; Mazmur Tanggapan: Mzm 17:1,5-6,8b,15 Apabila seseorang bertanya kepada anda pada hari ini, “Apakah anda pikir anda adalah orang yang paling penting di dunia pada hari ini?”, apakah jawaban anda? Sebagian besar orang tentunya akan menjawab, “Tidak!” Tidakkah anda menyadari bahwa Yesus dalam bacaan Injil hari ini berkata: “Anda salah, sahabat-Ku. Anda sangat salah!” Tidakkah anda mengetahui bahwa di mana-mana dalam Kitab Suci, teristimewa dalam keempat kitab Injil, Tuhan Yesus terus mengatakan bahwa masing-masing kita adalah seorang pribadi yang penting di mata-Nya. Perumpamaan Yesus tentang uang mina ini dapat dikatakan merupakan versi Lukas dari “Perumpamaan tentang Talenta” karena serupa (tetapi tak sama) dengan yang terdapat dalam Injil Matius (Mat 25:14-30). Inilah pesan dari perumpamaan Yesus pada hari ini: Orang yang menyimpan uang mina yang diberikan sang Tuan kepadanya dalam sapu tangannya terlalu memandang rendah dirinya sendiri. Seakan-akan ia mengatakan, “Setiap orang mengetahui bahwa diriku tidaklah penting, jadi apa artinya dengan sedikit uang mina/talenta yang kumiliki? Biarlah orang-orang pintar itu yang menjalankan dunia kalau mereka merasa mampu melakukannya. Bakat-bakat yang kumiliki tidak pantaslah untuk diperhitungkan.” Dan Yesus mengatakan dalam perumpamaan, “Tuhan tidak dapat dikecohkan dengan hal itu. Dia mengetahui sekali apa yang anda dapat atau tidak dapat lakukan. Ada banyak hal yang anda dapat lakukan dengan berbagai karunia serta talenta yang diberikan Allah kepada anda, dan jangan coba untuk menipu diri anda sendiri. Kita tidak dapat membodohi Allah, sebab itu mengapa kita harus membodohi diri kita sendiri? Apalagi kita juga mengetahui bahwa Dia akan meminta pertanggungan-jawaban dari kita sehubungan dengan bagaimana caranya kita menggunakan setiap anugerah-Nya kepada kita masing-masing. Barangkali kita berpikir bahwa diri kita tidak penting karena kita tidak yakin apa yang sebenarnya penting. Oleh karena itu, marilah kita menghadap Pribadi yang paling penting dalam sejarah. Marilah kita bertanya kepada-Nya apakah yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang pribadi yang sungguh-sungguh penting. Pribadi yang paling penting itu adalah Yesus, dan ia bersabda: “Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat 23:11). Yang dimaksudkan Yesus di sini adalah: “Apa yang anda lakukan demi cintakasih kepada Allah dan sesamamu, itulah yang sungguh penting.” DOA: Bapa surgawi, Engkaulah Allah, Pencipta langit dan bumi. Engkau telah membuat kami menjadi anak-anak-Mu dan juga saudari-saudara dari Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Apa lagi yang dibutuhkan oleh kami? Menjadi anak-anak-Mu dan saudari-saudara Yesus Kristus sudah cukuplah untuk membuat diri kami masing-masing merasa penting. Ajarlah kami untuk hidup sebagai anak-anak-Mu yang sejati, yang mengakui pentingnya diri kami sebagai anggota-anggota keluarga-Mu. Amin. Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 19:11-28), bacalah tulisan yang berjudul “INILAH MASA BAGI KITA UNTUK SETIA DALAM HAL-HAL KECIL” (bacaan tanggal 17-11-21) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 21-11 PERMENUNGAN ALKITABIAH NOVEMBER 2021. (Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2012) Untuk lebih mengenal S. Elisabet dr Hungaria, bacalah tulisan-tulisan tentang orang kudus ini yang terdapat dalam situs/blog PAX ET BONUM; kategori: ORANG-ORANG KUDUS FRANSISKAN. Cilandak, 16 November 2021 [Peringatan Fakultatif S. Margarita dr Skotlandia; Peringatan Fakultatif S. Gertrudis, Perawan] Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Yesus menceritakan dua perumpamaan tentang hamba yang dipercayakan uang, yaitu perumpamaan tentang talenta di Matius 25 dan perumpamaan uang mina di Lukas 19. Dalam kedua perumpamaan diceritakan tentang seorang tuan/bangsawan yang akan pergi mengadakan perjalanan dan mempercayakan pelayan/hambanya sejumlah kekayaan. Dalam kedua cerita sang tuan kembali dan memuji hamba yang mendapat hasil dari investasi mereka. Dan di kedua cerita ada hamba yang bikin tuannya tidak senang karena tak melakukan apa-apa sehingga akhirnya kehilangan apa yang telah diberikan padanya. Jika di perumpamaan tentang talenta ada tiga orang hamba yang masing-masing dipercayakan 1, 2 dan 5 talenta; maka di perumpamaan tentang uang mina ada 10 hamba yang masing-masing diberi 1 mina. Penghargaan yang diterima hamba di perumpamaan talenta adalah identik untuk hamba 1 dan 2. Sementara penghargaan yang diterima hamba di perumpamaan uang mina sifatnya proporsional sesuai dengan besarnya keuntungan yang diperoleh. Kedua cerita mirip tapi berbeda. Dalam perumpamaan uang mina, hamba yang setia diberi penghargaan sesuai dengan apa yang dihasilkannya. Hamba yang berhasil melipatgandakan 1 mina menjadi 10, diberi kuasa atas 10 kota. Ini dia inti dari perumpamaan tersebut, Jawabnya: Aku berkata kepadamu: “Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.” Artinya apa? “Yesus bilang akan ada upah sesuai dengan jerih payah kita. Layani Dia dengan setia maka kamu akan diangkat-Nya jadi walikota di sorga” kata pengkhotbah injil perbuatan. Interpretasi perbuatan-sentris seperti ini tak diragukan lagi bertentangan dengan interpretasi orang-orang yang percaya kasih karunia. “Semua kita terima karena kasih karunia, bukan karena usaha. Yesus-lah satu-satunya upah kita.” Tapi Yesus sendiri bicara tentang menyimpan harta di sorga dan rasul kasih karunia bilang kita akan menerima upah perbuatan kita (1 Korintus 3:18). Jadi yang mana? Kasih karunia? Perbuatan? Kasih karunia plus perbuatan? UPAH DI SORGA Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.” Yesus sedang mengatakan, “Jika kamu memberikan secara cuma-cuma apa yang telah kamu terima secara cuma-cuma (cinta kasih dan kasih karunia), maka itu akan kembali padamu berkali lipat ganda secara eksponensial.” Jika Anda hidup dalam Yesus dan Injil-Nya, maka keluarga rohani Anda akan bertumbuh dan terus bertumbuh bahkan setelah Anda meninggalkan dunia. Saat Anda ‘memakai’ kasih karunia, membiarkannya bekerja dengan berinvestasi dalam kehidupan orang lain, kasih karunia itu bertumbuh dan berkembang. Itu menghasilkan buah berbiji yang bijinya pada gilirannya akan menghasilkan buah lagi, begitu seterusnya. Anda punya anak rohani, anak rohani Anda punya anak rohani, anaknya punya anak lagi dan seterusnya. Dalam hidup Anda di dunia ini mungkin Anda tak melihat buah-buah kemurahan hati Anda. Tapi suatu hari nanti pasti Anda akan melihatnya dan pada hari itu Anda akan berbagi kebahagiaan dengan sang Tuan. BAGAIMANA DENGAN ‘KOTA’? Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota 10 kota? Wow, upah yang luarbiasa! Itu upah yang terlalu besar. Dan yang lebih luar biasa lagi, si hamba bahkan tidak melakukan apapun kecuali menjalankan uang itu. Artinya apa? Yesus sedang mengatakan, “Kamu bakal terkejut jika kamu tahu apa dampak yang kamu sebabkan dalam hidup orang lain. Kamu tak akan menyangka berapa orang yang hidupnya telah kamu sentuh.” KETURUNAN PAULUS Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Paulus sedang mengatakan, “Kamu itu anak-anakku secara rohani. Aku akan bersama-sama kamu menghabiskan kekekalan.” Amsal 17:6 katakan anak dari anak kita adalah mahkota bagi orang tua. Jadi mahkota atau upah Paulus bukan hanya jemaat Tesalonika yang secara personal dia bawa mengenal Kristus (berapa? 20 orang, 50?), tapi juga setiap orang yang masing-masing jemaat ini bawa, dan seterusnya. Berapa orang menurut Anda yang telah diberkati oleh pesan-pesan kasih karunia Paulus selama belasan abad ini? Pasti jutaan, bahkan ratusan juta orang. Suatu hari Anda dan saya akan berbaris untuk bilang ‘terimakasih’ pada Paulus. Antriannya pasti akan panjang sekali. BENIH SUBUR KASIH KARUNIA Anda lihat kan bagaimana benih kasih karunia menghasilkan buah, yang mengandung benih yang akan menghasilkan buah, dan seterusnya, setelah kita meninggal dunia? Itu karena kasih karunia adalah benih yang subur dan penuh potensi. Bayangkan jika dulu Paulus mengubur apa yang Allah berikan padanya. Bayangkan, ketimbang berjalan menyusuri pantai laut Mediterania untuk mengabarkan Injil, dia fokus pada bisnis pembuatan kemah? Tidak ada yang salah dengan pekerjaan bikin kemah. Jika Anda berprofesi sebagai pembuat kemah, jadilah pembuat kemah terbaik yang Anda bisa. Jadilah pembuat kemah bagi Yesus. Tapi jika yang Anda lakukan hanya ‘membuat kemah’ dan tak pernah menggulirkan kasih karunia yang telah Anda terima, jangan harap Anda akan menerima upah ‘satu kota’ berisi orang yang bersyukur oleh karena Anda mereka mengenal kasih karunia. Jangan kubur kasih karunia yang telah Allah beri. Pakailah itu dan nantikan upah luarbiasa menanti Anda! [Paul Ellis : The Parable of the Minas (Luke 19:11-27); 28 May 2015] http://escapetoreality.org/2015/05/28/the-parable-of-the-minas-luke-1911-27/ |