Siapakah nama sahabat Nabi dari kaum Anshar yang dipersaudarakan Rasulullah dengan Abdurrahman bin Auf?

Jakarta, CNN Indonesia --

Tidak semua teman dari Nabi Muhammad SAW dapat disebut sebagai sahabat Nabi. Definisi dari sahabat Nabi Muhammadseringkali salah tafsir karena banyak yang mengira bahwa dengan mengenal saja sudah cukup untuk menjadi sahabat Nabi.

Dalam buku"Al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah", Ibnu Hajar al-Asqalani(w. 852 H/1449 M) dijelaskan maksud 'sahabat Nabi' adalah orang yang sudah pernah berjumpa langsung.

Selain itu, orang-orang yang menjadi sahabat Nabi ini sudah lebih dulu hidup bersamanya sampai ikut berhijrah serta turut berjuang dan bukan hanya sesekali menemui Nabi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lihat juga:
10 Sahabat Nabi Muhammad yang Dijamin Masuk Surga

Ada banyak nama yang telah ditetapkan sebagai sahabat Nabi Muhammad. Mereka diketahui dari berbagai kasta dan mazhab tertentu. Nama-nama sahabat Nabi Muhammad akan dibahas dalam artikel ini.

Mereka yang menjadi sahabat Nabi merupakan orang-orang adil dan sudah disebut namanya oleh Allah dalam Alquran, serta mendapat pujian di beberapa surah Alquran.

Kasta Sahabat Nabi

Siapakah nama sahabat Nabi dari kaum Anshar yang dipersaudarakan Rasulullah dengan Abdurrahman bin Auf?
Foto: Diolah dari Istock
Ilustrasi kasta sahabat nabi. Sahabat Nabi merupakan orang-orang adil dan sudah disebut namanya oleh Allah dalam Al-Quran

Menurut imam ulama hadis yaitu Al-Hakim yang menyusun kitab Al-Mustadrak pada zamannya menjelaskan, bahwa kelompok sahabat Nabi terdiriatas 12 kasta yaitu:

  1. Sahabat Khulafa'ur Rasyidin
  2. Sahabat yang Masuk Islam di Mekkah
  3. Sahabat yang Ikut Berhijrah
  4. Sahabat Kaum Anshar dalam Bai'at Aqabah Pertama
  5. Sahabat Kaum Anshar dalam Bai'at Aqabah Kedua
  6. Sahabat Kaum Muhajirin
  7. Sahabat dalam Perang Badar
  8. Sahabat yang Berhijrah antara Perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah
  9. Sahabat yang Ikut Baiat Ridwan
  10. Sahabat yang Masuk Islam Pasca Perjanjian Hudaibiyyah
  11. Sahabat yang Masuk Islam Pasca Fathu Mekah
  12. Sahabat Anak-anak yang Melihat Nabi setelah Fathu Makkah

Bahkan, ada tiga kasta tertentu dengan status istimewa atau yang lebih tinggi dan diperkirakan jumlahnya lebih dari seratus, yaitu sahabat dengan banyak fatwa, sahabat pertengahan dalam fatwa, dan sahabat dengan sedikit fatwa.

Menurut Ka'ab bin Malik RA,nama-nama sahabat Nabi Muhammad sangat banyak dan tersebar hingga ke berbagai negara, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki.

Lihat juga:
4 Sifat Terpuji Nabi dan Rasul yang Patut Dicontoh

Penjelasan Ka'ab tersebut tertulis dalam hadis berikut:

"Dan kaum Muslimin yang saat itu beserta Rasulullah amatlah banyak, yang tidak mungkin menghimpun mereka buku besar atau dokumen". Hadis Riwayat Al-Bukhari (4418) dan Imam Muslim (2769), dan Al-Hafidh Abu Zar'ah (Guru dari Imam Muslim) mengatakan jumlah sahabat Nabi mencapai 114.000 orang. Diriwayatkan Al-Khuthaib Al-Baghdadi di kitab Al-Jami (2/293).

Karena jumlahnya yang banyak, urutan dari nama sahabat Nabi tersebut tidak dapat dirinci satu per satu.

Beberapa di antaranya sempat ditulis Ibnu Hisyam yaitu seseorang yang memperbaiki biografi Muhammad. Ibnu menulis 40 nama pemeluk Islam pertama (as-sabiqun al-awwalun) yaitu:

  • Khadijah binti Khuwailid
  • Zaid bin Haritsah
  • Ali bin Abi Thalib
  • Abu Bakar Al-Shiddiq
  • Bilal bin Rabah
  • Ummu Aiman
  • Hamzah bin Abdul Muthalib
  • Abbas bin Abdul Muthalib
  • Abdullah bin Abdul-Asad
  • Ubay bin Ka'ab
  • Abdullah bin Rawahah
  • Abdullah bin Mas'ud
  • Mus'ab bin Umair
  • Mua'dz bin Jabal
  • Aisyah
  • Umar bin Khattab
  • Utsman bin Affan
  • Arwa' binti Kuraiz
  • Zubair bin Awwam bin Khuwailid
  • Abdurrahman bin Auf
  • Sa'ad bin Abi Waqqas
  • Thalhah bin Ubaidillah
  • Abdullah bin Zubair
  • Miqdad bin Aswad
  • Utsman bin Mazh'un
  • Sa'id bin Zaid
  • Abu Ubaidah bin al-Jarrah
  • Waraqah bin Naufal
  • Abu Dzar Al-Ghiffari
  • Umar bin Anbasah
  • Sa'id bin Al-Ash
  • Abu Salamah bin Abdul Asad
  • Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
  • Yasir bin Amir
  • Ammar bin Yasir
  • Sumayyah binti Khayyat
  • Amir bin Fuhairah
  • Ja'far bin Abi Thalib'
  • Khabbab bin 'Art
  • Ubaidah bin Harits
  • Ummu al-Fadl Lubaba
  • Shafiyyah binti Abdul Muthalib
  • Asma' binti Abu Bakar
  • Fatimah bin Khattab
  • Suhayb Ar-Rummi
  • Qudamah bin Mazh'Jun

40 nama tersebut memang tidak berurutan karena secara pribadi mereka memiliki sejarah perjalanan masing-masing dalam memeluk agama Islam.

Kemudian, ke-40 orang itu juga berasal dari berbagai kaum di antaranya Muhajirin, Anshar, dan masih banyak lagi.

Lihat juga:
7 Mukjizat Nabi-nabi Beserta Hikmahnya

Bahkan profesi para pemeluk Islam pertama ini sangat beragam, mulai dari golongan orang miskin hingga kaya, budak sampai majikan.

Untuk itu, nama-nama sahabat Nabi Muhammad di atas memang tidak ditulis menyeluruh, namun mereka merupakan orang-orang terdekat Nabi yang juga mendapat jaminan surga Allah.

(avd/fjr)



[Gambas:Video CNN]

Abdurrahman bin Auf berterima kasih tawaran harta dan wanita dari kaum Anshar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sa'ad Ibn Rabiah adalah seorang Anshar di Madinah yang kaya raya di masanya. Sa'ad dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW dengan Abdurrahman bin Auf seorang Muhajirin dari Makkah saat awal-awal hijrah dari Makkah ke Madinah.

Dikisahkan Rafy Sapuri dalam bukunya Kisah-Kisah Teladan, suatu ketika Sa'ad berkata kepada Abdurrahman.

"Aku adalah orang terkaya dari kaum Anshar. Aku akan membagi separuh hartaku kepadamu. Aku juga memiliki dua Istri maka pilihlah mana yang paling menarik untukmu di antara keduanya. Sebutkan namanya, maka aku akan menalaknya. Jika Idahnya sudah habis, nikahilah dia," katanya.

Tawaran itu itu di tolak dengan lembut oleh Abdurrahman. Ia berkata.

"Semoga Allah memberkahimu atas keluarga dan hartamu," katanya.

Abdurrahman tak memanfaatkan tawaran istimewa itu dengan menerimanya tanpa kerja keras. Ia malah meminta tunjukan di mana lokasi pasar.

"Cukuplah engkau tunjukkan kepadaku di manakah pasar kalian berada," katanya.

Lalu kaum Anshar menunjukkan kepada Abdurrahman pasar Bani Qainuqa. Begitulah, akhirnya Abdurrahman selalu kembali dari pasar itu dengan membawa keuntungan dari berjualan minyak samin dan keju.

"Sungguh, rasa kesetiakawanan yang dimiliki kaum Anshar begitu mengagumkan," kata Rafy.

Menurutnya, sulit mencari bandingannya dalam lembaran-lembaran sejarah manapun bahwa akan ada solidaritas persahabatan dan kebersamaan seperti yang kaum Anshar lakukan. Bahkan, atas semua yang telah diberikan, mereka tidak menuntut kembal.

"Hal itu terbukti saat pasukan Rasulullah SAW berhasil mengusir bani Nadhir dari Madinah tetapi kaum Anshar tidak mendapat bagian dari rampasan perang sedikitpun," katanya.

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

IBNU Ishaq menuturkan: Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam mempersatukan sahabat Muhajirin dengan sahabat Anshar dalam ikatan persaudaraan. Beliau bersabda, “Bersaudaralah kalian karena Allah; dua bersaudara, dua bersaudara.” Beliau mengangkat tangan Ali bin Abu Thalib, kemudian bersabda, “Ini saudaraku.”

Hamzah bin Abdul Muthalib singa Allah, singa Rasul-Nya dan paman beliau. Ia dipersaudarakan dengan Zaid bin Haritsah mantan budak beliau. Hamzah bin Abdul Muthalib berwasiat sesuatu hal kepada Zaid bin Haritsah pada Perang Uhud apabila terjadi sesuatu pada dirinya (yakni meninggal dunia). Ja’far bin Abu Thalib (pemilik dua sayap dan menjadi burung di surga) dipersaudarakan dengan Muadz bin Jabal, saudara Bani Salimah.

BACA JUGA: Lakukan 4 Hal Ini saat Mendengar Saudara Anda Dighibahi

Ibnu Hisyam berkata: Ja’far bin Abu Thalib saat itu sedang berada di Habasyah.

Ibnu Ishaq berkata: Abu Bakar Ash- Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair, saudara Bani Balharits bin Al-Khazraj. Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu dipersaudarakan dengan ‘Itban bin Malik, saudara Bani Salim bin Auf bin Amr bin Auf bin AI-Khazraj. Abu Ubaidah bin Abdullah bin Al Jarrah -ia bernama asli Amir bin Abdullah- dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Muadz bin Nu’man, saudara Bani Abdul Asyhal.

Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ saudara Bani Bal-harits bin Al-Khazraj. Az-Zubair bin Awwam dipersaudarakan dengan Salamah bin Salamah bin Waqs, saudara Bani Abdul Asyhal. Ada juga yang mengatakan bahwa Zubair bin Awwam dipersaudarakan dengan Abdullah bin Mas’iri sekutu Bani Zuhrah. Utsman bin Affan dipersaudarakan dengan Aus bin Tsabit bin AlMundzir, saudara Bani An-Najjar. Thalhah bin Ubaidillah dipersaudarakan dengan Ka’ab bin Malik, saudara Bani Salimah. Sa’id bin Zaid bin Amir bin Nufail dipersaudarakan dengan Ubay bin Ka’ab saudara Bani An-Najjar. Mush’ab bin Umair bin Hasyim dipersaudarakan dengan Abu Ayyub Khalid bin Zaid, saudara Bani An-Najjar. Abu Huzhaifah bin Utbah bin Rabi’ah dipersaudarakan dengan Abbad bin Bisyr bin Waqsy, saudara Bani Abdul Asyhal.

Ammar bin Yasir sekutu Bani Makhzum dipersaudarakan dengan Hudzaifah bin Al-Yaman, saudara Bani Absu sekutu Bani Ab-dul Asyhal. Ada juga yang mengatakan Tsabit bin Qais bin Asy-Syammas saudara Al-Harits bin Al-Khazraj khatib Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dipersaudarakan dengan Ammar bin Yasir.

Abu Dzar yang bernama Barir bin Jinadah AI-Ghifari dipersaudarakan dengan Al-Mundzir bin Amr, saudara Bani Saidah bin Ka’ab bin Al-Khazraj.

Ibnu Hisyam berkata: Aku dengar dari sekian banyak ulama bahwa Abu Dzar adalah Jundab bin Junadah.

Ibnu Ishaq berkata: Hathib bin Abu Balta’ah sekutu Bani Asad bin Abdul Uzza dipersaudarakan dengan Uwaim bin Saidah saudara Bani Amr bin Auf.

Salman Al-Farisi dipersaudarakan dengan Abu Ad-Darda’ Uwaimir bin Tsa’labah, saudara Bani Balharits bin Al-Khazraj.

Ibnu Hisyam berkata: Uwaimir adalah anak Amir. Ada yang mengatakan Uwaimir adalah anak Zaid.

Ibnu Ishaq berkata: Bilal mantan budak Abu Bakar Radhiyallahu An/iuma dan muadzin Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dipersaudarakan dengan Abu Ruwaihah Abdullah bin Abdurrahman Al-Khats’ami, salah seorang Faza’ yang sangat terkenal.

Demikianlah di antara nama-nama yang dipersaudarakan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam.

BACA JUGA: Siapakah Saudara yang dirindukan Nabi?

Ketika Umar bin Khaththab membuat departemen-departemen di Syam, Bilal berangkat ke sana dan menetap di sana sebagai seorang mujahid, Umar bin Khaththab berkata kepada Bilal: “Hai Bilal, engkau dengan siapa ditulis dalam surat persaudaraan itu?”

Bilal menjawab: “Dengan Abu Ruwaihah. Aku akan selalu bersama dengannya selama-lamanya, karena persaudaraan yang telah ditetapkan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam antara aku dengan dia.”

Umar bin Khaththab pun menggabungkan Bilal kepada Abu Ruwaihah dan menggabungkan departemen orang-orang Habasyah ke dalam departemen orang-orang Khatsam, karena kedudukan Bilal di tengah-tengah mereka. []

Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media