Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

KOMPAS.com - Debat adalah pertukaran pendapat mengenai suatu hal. Berikut pengertian, tujuan, manfaat, unsur, struktur, jenis, dan contoh debat:

Saat pemilihan presiden dan wakil presiden, kita pasti melihat masing-masing pasangan calon (paslon) menyampaikan pendapat dalam suatu acara di televisi.

Tayangan tersebut menampilkan para paslon yang saling menyampaikan argumennya terkait suatu hal. Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai debat.

Pengertian debat

Dalam Debat: Berpikir Kritis, Berwawasan Luas, Persuasif, Argumentatif (2018) karya Fegy Lestari, debat adalah aktivitas untuk membahas sesuatu dan mempertahankan pendapat.

Dengan memberikan alasan atau bukti, bahkan meyakinkan orang lain akan kebenaran pendapatnya. Dan kemampuan menggiring orang lain untuk memahami pemikiran mereka.

Baca juga: Fakta dan Opini: Arti dan Ciri-cirinya

Menurut KBBI, debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Tujuan debat

Debat bertujuan untuk menyampaikan dan mempertahankan argumen. Argumen yang berkualitas, disampaikan berdasarkan fakta, bukti, dan pola pikir yang logis.

Manfaat debat

Berinteraksi dengan orang lain yang berbeda argumen memiliki beberapa manfaat. Manfaat debat antara lain:

  • Melatih keberanian mengungkapkan pendapat.
  • Menambah wawasan.
  • Melatih berpikir kritis, logis, dan tangkas.
  • Membantu kita menjadi orang yang lebih peka dan responsif.
  • Memperluas sudut pandang.
  • Memperoleh solusi alternatif yang bervariasi dari sebuah permasalahan.

Baca juga: Pernyataan Posisi, Tahap Argumen, dan Penguatan Pernyataan Posisi

Unsur debat

Unsur-unsur debat antara lain :

  • Mosi: isu, permasalahan, hal, tema, atau topik yang menjadi bahan debat. Mosi biasa berupa satu kalimat utuh, minimal berisi subyek, predikat, dan obyek.
  • Tim afirmatif: kelompok yang setuju dengan gagasan yang terdapat dalam mosi.
  • Tim negatif/oposisi: kelompok lawan afirmasi, tidak setuju dengan gagasan yang terdapat dalam mosi.
  • Tim netral: kelompok yang memberi dukungan untuk dua sisi, baik setuju maupun tidak setuju.
  • Moderator: pemandu atau orang yang memimpin jalannya debat.
  • Notulen: orang yang menuliskan jalannya suatu debat dan mencatat kesimpulan.

Struktur debat

Debat pada dasarnya berangkat dari teks. Seperti teks pada umumnya, debat juga memiliki struktur yang membangun narasi suatu debat. Berikut struktur yang terdapat dalam debat:

  • Pengantar: menjelaskan posisi si penyampai debat mengenai mosi. Apakah afirmasi atau oposisi. Dari penegasan posisi tersebut, debat dapat disampaikan dengan memberi awalan berupa gambaran umum atas topik yang diangkat.
  • Argumen: menjelaskan alasan mengapa setuju atau tidak setuju akan suatu hal. Sertakan fakta dan bukti yang mendukung. Fakta dan bukti tersebut harus sejalan dengan alasan agar argumen menjadi logis.
  • Simpulan: menegaskan kembali posisi si penyampai debat dalam mosi yang diangkat.

Baca juga: Teks Persuasi: Pengertian, Tujuan, Ciri-ciri dan Jenisnya

Terdapat beberapa jenis debat, antara lain:

  • Debat Parlementer atau Majelis

Debat yang biasanya terjadi di tatanan eksekutif, yudikatif, atau legislatif suatu negara. Debat jenis ini biasa membahas undang-undang, kebijakan, atau hal-hal terkait ketatanegaraan.

  • Debat Pemeriksaan Ulangan

Debat yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran. Argumen yang disampaikan dimaksudkan untuk memeriksa atau mereka ulang.

Debat jenis ini mengandung banyak pertanyaan agar dapat mempertahankan posisi masing-masing. Jenis debat ini biasa ditemui dalam persidangan, antara jaksa dan pengacara.

  • Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan

Debat yang terdiri dari dua kubu yang saling beradu argumen membahas suatu hal. Tidak seperti kedua jenis sebelumnya, debat jenis ini lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan.

Baca juga: Struktur Teks Persuasi

Contoh debat

Saya setuju agar Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) segera disahkan. Budaya patriarki begitu mengakar kuat di Indonesia, sehingga perempuan menjadi kelompok yang rentan mendapat kekerasan atau pelecehan.

Di dalam Catatan Tahunan Komisi Nasional Perempuan tertulis pada 2019 terdapat 406.178 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 348.466 kasus. Mirisnya, negara belum memiliki regulasi yang mengatur perlindungan terhadap korban.

Korban dan seluruh perempuan di Indonesia perlu dilindungi negara melalui jaminan konstitusi. Kita tidak bisa terus membiarkan kekerasan seksual menjangkiti negara. Maka saya sangat setuju agar RUU PKS segera disahkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ketika menghadapi suatu misteri atau masalah, ada dua metode penalaran yang sangat umum digunakan: deduktif dan induktif. Kira-kira, apa ya perbedaannya?

Coba lihat gambar di bawah ini. Apakah ada tokoh detektif yang elo kenali?

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Kira-kira, apa sih hal pertama yang muncul di pikiran elo ketika melihat mereka? Kalo gue, langsung ingat betapa briliannya mereka ketika memecahkan misteri atau kasus yang begitu membingungkan.

Kok bisa ya mereka menemukan jawaban dari kasus-kasus yang mereka temui? Seruwet apapun, pasti ketemu aja penjelasannya.

Kalo diperhatikan, mereka selalu melakukan observasi terhadap tempat kejadian, mencari informasi lebih lanjut tentang latar belakang tokoh, dan menggunakan pengetahuan umum mereka. 

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Nah, ketika mereka menganalisis dan kemudian menggunakan pikiran mereka untuk memproses kejadian dan kemungkinan yang ada, mereka sedang menggunakan penalaran.

Umumnya, penalaran dibagi menjadi dua, yakni penalaran deduktif dan induktif. 

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat
 Loading ...

Kali ini, kita akan bahas dua metode penalaran tersebut. Penasaran gimana pembahasannya? Check it out!

Apa itu Penalaran?

Sebelum kita bahas lebih dalam soal penalaran deduktif dan induktif, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan penalaran?

Penalaran sendiri merupakan aktivitas kognitif untuk menilai atau menarik kesimpulan tertentu berdasarkan suatu informasi yang kita dapatkan, dengan menggunakan kaidah logika. 

Untuk elo yang mau tahu lebih banyak tentang logika, bisa cek nih video Zenius berikut: 

Nah, penalaran logis sendiri umumnya dibagi menjadi dua, yakni penalaran deduktif dan induktif

Dua-duanya merupakan cara berpikir logis atau bernalar dengan pendekatan yang berbeda. Yuk, kita cari tahu perbedaannya dengan membahas dua metode tersebut.

Apa itu Penalaran Deduktif?

Simpelnya, penalaran deduktif merupakan pengambilan kesimpulan secara logis berdasarkan premis-premis yang ada.

Premis di sini merupakan asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan yang dianggap benar. Berikut ini contoh pengambilan kesimpulan dari premis-premis secara deduktif.

Menurut penalaran deduktif, jika premis-premis yang disediakan benar, maka kesimpulannya pasti benar atau valid.

Jadi, kalo ternyata kesimpulannya gak benar atau gak valid, berarti ada yang salah sama premis-premisnya.

Premis 1: Setiap hewan adalah makhluk hidup.

Premis 2: Anjing adalah hewan.

Maka, anjing adalah makhluk hidup.

Kalo dilihat lagi, sebenarnya ada pola dalam penalaran deduktif. Coba lihat dari contoh tadi di bawah ini.

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Setiap hewan (A) adalah makhluk hidup (B).  → A=B

Setiap anjing (C) adalah hewan (A). → C=A

Maka, anjing adalah makhluk hidup. → Maka, C=B

Wah, menarik banget ya, Sobat Zenius. Elo ada contoh penalaran deduktif lain gak? Kalo ada, coba share  ya di kolom komentar.

Sejarah penalaran deduktif dapat dilacak hingga zaman dulu banget, ketika Aristoteles banyak berkarya. 

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Filsuf Yunani ini tercatat banyak mendokumentasi penalaran deduktif di abad ke-4 sebelum masehi. 

Nah, Aristoteles dikenal sebagai Bapak Penalaran Deduktif (bahasa Inggris: Father of Deductive Reasoning), karena ia orang pertama yang mengembangkan sistem formal penalaran tersebut.

Ia mengamati bahwa sebenarnya validitas deduktif bisa dilihat dari struktur yang tadi kita sudah bahas. Berikut ini contoh paling klasik yang dibuat Aristoteles.

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Premis 1: All men are mortal. (Semua manusia bisa mati)

Premis 2: Socrates is a man. (Socrates adalah manusia)

Therefore, Socrates is mortal. (Maka, Socrates bisa mati)

Sebagai catatan, mortal memiliki arti fana, gak abadi, dan bisa mati.

Oke, itulah pembahasan singkat tentang penalaran deduktif. Sekarang, kita lanjut ke penalaran induktif yuk. 

Apa itu Penalaran Induktif?

Ada satu kata yang lekat banget sama penalaran induktif: generalisasi.

Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif mengambil kesimpulan dari premis-premis umum (pengamatan, data, fakta) lalu kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat spesifik (hipotesis). 

Contohnya, elo mengamati bahwa udara di Pantai Kuta panas, udara di Pantai Ancol panas, dan udara di Pantai Pasir Putih juga panas.

Maka, elo menyimpulkan bahwa udara di pantai itu panas. Sebenarnya, penalaran induktif memiliki beberapa bentuk seperti generalisasi, analogi, dan hubungan kausal.

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Kalo Bapak Penalaran Deduktif itu Aristoteles, siapa ya Bapak Penalaran Induktif? Kenalin, ini Francis Bacon.

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Francis Bacon merupakan filsuf asal Inggris yang juga dikenal sebagai Bapak Empirisme berkat karyanya dalam mengembangkan metode ilmiah.

Ia mengemukakan bahwa dengan melakukan penalaran induktif dan mengobservasi alam dengan hati-hati, kita bisa memahami berbagai kemungkinan pengetahuan ilmiah.

Menurutnya, kita bisa menguji dan memperkuat hipotesis dengan melakukan observasi, pengukuran, dan eksperimen.

Itulah pembahasan singkat mengenai penalaran induktif. Apakah elo ada pertanyaan? Kalo ada, boleh banget ya elo tulis di kolom komentar.

Perbedaan Penalaran Deduktif dan Induktif

Sobat Zenius, dengan pembahasan di atas, apakah elo sekarang sudah bisa menarik kesimpulan apa perbedaan penalaran deduktif dan induktif?

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Secara singkat, bisa dibilang kalo deduktif itu berangkat dari premis umum ke kesimpulan yang spesifik, sedangkan induktif mulai dari premis spesifik ke kesimpulan umum (generalisasi).

Selain itu, kesimpulan dari deduktif haruslah valid atau benar. Sedangkan, kesimpulan dari induktif memiliki kemungkinan benar karena sains bisa berubah dan terus berkembang.

Kebetulan banget nih, ada video menarik yang membahas soal perbedaan dua metode penalaran tersebut.

Langsung aja ya klik di sini. Eh, tapi pastikan elo login melalui akun Zenius dan refresh halaman elo supaya bisa akses videonya ya.

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Penutup

Bagaimana Sobat Zenius, apakah elo ada pertanyaan seputar topik kita kali ini? Atau mungkin elo punya ide untuk artikel selanjutnya? 

Oh iya, gue juga mau ingetin kalau elo pingin belajar lebih efisien dan tetep asik, berlangganan paket belajar Zenius bisa jadi salah satu solusinya! Klik aja gambar di bawah ini untuk info lengkapnya!

Sebutkan tiga cara untuk dapat menarik kesimpulan hasil debat

Kalo elo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!

Referensi

https://www.livescience.com/21569-deduction-vs-induction.html

https://thedailycoach.substack.com/p/the-power-of-inductive-reasoning

https://www.dictionary.com/e/inductive-vs-deductive/

https://lib-dbserver.princeton.edu/visual_materials/maps/websites/thematic-maps/bacon/bacon.html

https://whatis.techtarget.com/definition/deductive-reasoning

https://medium.com/@daniellekkincaid/the-sherlock-holmes-conundrum-or-the-difference-between-deductive-and-inductive-reasoning-ec1eb2686112

https://iep.utm.edu/aristotl/

https://examples.yourdictionary.com/examples-of-inductive-reasoning.html