Sebutkan tata cara mandi yang baik dan benar

3 menit

Niat dan tata cara mandi wajib atau mandi junub mesti dipahami oleh setiap muslim yang taat.

Pasalnya, seorang muslim harus bisa membersihkan atau menyucikan diri mereka dari hadas besar.

Melansir dari tirto.id, junub adalah situasi ketika seseorang mengalami satu dari dua hal.

Hal yang pertama adalah keluarnya air mani dari organ intim laki-laki atau perempuan, baik dikeluarkan secara sengaja atau tidak.

Kedua adalah jimak atau berhubungan badan, walaupun tidak mengeluarkan air mandi.

Nah, di bawah ini adalah cara mandi wajib yang harus diketahui.

Niat dan Doa Mandi Wajib atau Mandi Junub

Sebutkan tata cara mandi yang baik dan benar

1. Niat dan Doa Mandi Wajib setelah Haid

Setiap perempuan yang sudah dewasa dan belum mengalami menopause pasti mengalami menstruasi atau haid setiap bulannya.

Setiap masa haid berakhir, setiap wanita harus melakukan mandi besar atau mandi junub agar dapat kembali beribadah.

Berikut adalah niat dan doa setelah haid:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf’i hadatsil haidil lillahi Ta’aala.

“Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.”

2. Niat dan Doa secara Umum

Berikut adalah niat dan doa yang dapat menghilangkan hadas besar bagi laki-laki dan perempuan:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf ‘il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta’aala.

“Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala.”

3. Niat dan Doa setelah Nifas

Nifas adalah situasi di mana rahim perempuan mengeluarkan darah karena atau setelah melahirkan.

Selama kurang lebih 40 hari, masa di mana darah nifas keluar, perempuan dilarang untuk salat dan puasa.

Berikut adalah niat dan doa setelah nifas:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf’i hadatsin nifaasi lillahi Ta’aala.

“Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta’ala.”

Adab dan Tata Cara Mandi Wajib

Sebutkan tata cara mandi yang baik dan benar

Tata cara mandi wajib atau mandi junub dijelaskan secara terperinci mulai dari awal masuk hingga keluar kamar mandi.

Berikut adalah cara mandi wajib yang harus diketahui:

  1. Baca niat mandi junub atau mandi wajib.
  2. Ambil air dan basuh tangan hingga 3 kali.
  3. Bersihkan semua najis yang menempel di badan.
  4. Ambil wudu seperti hendak salat termasuk doa-doanya.
  5. Mulai mandi besar dengan cara mengguyur kepala sebanyak 3 kali.
  6. Guyur badan sebelah kanan dan kiri, masing-masing 3 kali.
  7. Saat melakukan mandi wajib ini, pastikan semua bagian tubuh serta lipatan yang tersembunyi ikut dibersihkan.

Satu hal yang tidak dilupakan adalah mengguyur badan bagian belakang sebanyak 3 kali serta menyela-nyela rambut dan jenggot (jika punya).

Pastikan air mengalir ke lipatan-lipatan kulit serta pangkal rambut.

Selain itu, usahakan agar tangan menyentuh kemaluan ketika melakukan tata cara mandi wajib di atas.

Namun, jika tersentuh, ambillah kembali air wudu.

Dari semua langkah-langkah di atas, hal yang wajib untuk dilakukan adalah membersihkan najis dan menyiramkan air ke seluruh badan.

Sisanya adalah sunah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tidak boleh dianggap sepele.

Tata Cara Mandi Besar Pria

Terdapat beberapa anjuran tata cara mandi besar yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Salah satu yang khususkan untuk pria adalah menyela pangkal rambut.

Berikut adalah urutan tata cara mandi junub yang dirunutkan menurut hadis Al Bukhari:

  1. Basuh tangan.
  2. Pancurkan air dengan tangan kanan ke atas tangan sebelahnya, lalu basuh kemaluan.
  3. Berwudu seperti saat akan salat.
  4. Basuh rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga menyeluruh.
  5. Basuh kepala 3 kali.
  6. Basuh semua anggota badan.
  7. Basuh kedua kaki.

Tata Cara Mandi Besar Perempuan

Tata cara untuk perempuan sebenarnya sama saja, bahkan jalinan rambut pun tak perlu dibuka.

Hal tersebut sesuai dengan rujukan HR At-Tirmidzi yang berbunyi, “Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, ‘Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran.'”

Sesuai dengan riwayat tersebut, berikut adalah tata cara mandi junub untuk perempuan:

  1. Baca niat.
  2. Bersihkan telapak tangan (3 kali), lalu bersihkan dubur dan kemaluan (bersihkan dengan tangan kiri).
  3. Bersihkan tangan untuk membersihkan kemaluan dengan menggosoknya menggunakan sabun atau tanah.
  4. Lakukan wudu seperti akan salat.
  5. Basuh kepala 3 kali dengan cara diguyur.
  6. Guyur tubuh  dengan air, mulai dari sisi kanan hingga ke kiri.

Tata Cara Mandi Besar setelah Berhubungan Badan

Sebutkan tata cara mandi yang baik dan benar

Hadas besar bisa disebabkan oleh beberapa penyebab, meliputi mimpi basah, keluarnya air mani, hingga hubungan badan antara suami-istri.

Untuk menyucikan diri dari hadas besar, seseorang harus mempraktikkan tata cara mandi wajib.

Hal pertama yang harus dilakukan sebelumnya adalah membaca niatnya.

“BISMILLAHIRAHMANIRAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.

Setelah itu, kamu bisa langsung melakukan ritual mandi wajib yang sudah disebutkan sebelumnya.

Tata Cara Mandi Wajib setelah Nifas

Berikut adalah niat yang harus dibacakan sebelum kamu memulai ritual mandi wajib:

“BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”

Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala.”

Setelah membaca niat, ikuti tata cara mandi junub untuk perempuan.

Penting untuk diperhatikan, kamu tidak perlu menyela pangkal rambut, cukup guyurlah dengan air bersih sebanyak 3 kali.

Kondisi yang Mewajibkan Seseorang Mandi Junub

  1. Ejakulasi
  2. Berhubungan seksual
  3. Melahirkan
  4. Berhentinya darah nifas
  5. Selesainya masa haid

***

Itulah adab, niat, dan tata cara mandi wajib atau mandi junub yang wajib diketahui oleh semua muslim.

Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan dapat dipahami dengan mudah, ya.

Baca artikel menarik dan terbaru lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Ingin miliki rumah masa depan seperti di Podomoro River View?

Temukan beragam pilihan rumah hanya di situs properti 99.co dan Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu.

Alhamdulillah.

Pertama:

Cara mandi yang telah anda sebutkan adalah benar dan sah, alhamdulillah. Akan tetapi, anda meninggalkan  beberapa sunah yang tidak berpengaruh bagi keabsahan mandi anda.

Penjelasannya adalah bahwa mandi junub itu ada yang sempurna dan ada yang sekedar sah.

Adapun yang sekedar sah, maka cukup bagi seseorang melakukan yang wajib saja tanpa melakukan perkara-perkara sunah. Cukup baginya niat bersuci, kemudian meratakan siraan air ke seluruh tubuh dengan berbagai cara, apakah di bawah pancuran atau berendam di laut atau bak mandi atau berenang dan semacamnya, disertai dengan berkumur dan memasukkan air ke hidung.

Adapun mandi yang sempurna adalah dengan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yaitu dengan melakukan seluruh sunah-sunah mandi.

Syekh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sifat-sifat mandi. Maka dia menjawab;

Tata cara mandi itu ada dua; Cara yang wajib, yaitu dengan menyiram air secara merata ke seluruh tubuh, termasuk di dalamnya berkumur dan menghisap air ke hidung. Jika dia telah menyiramkan air ke seluruh tubuh, dengan cara apapun, maka terangkatlah hadats besar darinya dan sempurnalah kesuciannya. Berdasarkan firman Allah Ta'ala,

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا  (سورة المائدة: 6)

"Dan jika kamu junub Maka mandilah,." (QS. Al-Maidah: 6)

Kedua: Cara yang sempurna. Yaitu dengan cara mandi sebagaimana mandinya Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Jika dia ingin mandi junub, maka dia harus mencuci kedua telapak tangannya, kemudian membersihkan kemaluannya dan kotoran  junub, kemudian berwudhu secara sempurna, lalu membasuh kepalanya sebanyak tiga kali, kemudian menyiram seluruh tubuhnya yang lain. Inilah tata cara mandi yang sempurn." (Fatawa Arkanul Islam, hal. 248)

Kedua: Tidak ada perbedaan antara mandi junub dan mandi haidh. Hanya saja, dalam mandi haidh disunahkan lebih kuat menekan-nekan bagian rambutnya dari mandi junub. Disunahkan pula bagi wanita untuk mengenakan wewangian di tempat keluarnya darah untuk menghilangkan aroma tak sedap.

Imam Muslim (no. 332) meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anhu bahwa Asma radhiallahu anha bertanya kepad Rasulullah shallallahu alaih wa sallam tentang mandi haidh. Maka beliau bersabda,

تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا ، فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا ، حَتَّى تَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ ، ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا ، فَقَالَتْ أَسْمَاءُ : وَكَيْفَ تَطَهَّرُ بِهَا ؟ فَقَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ ! تَطَهَّرِينَ بِهَا ! فَقَالَتْ عَائِشَةُ كَأَنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ : تَتَبَّعِينَ أَثَرَ الدَّمِ

"Hendaknya salah seorang dari kalian menyiapkan air dan sidr. Lalu bersuci (berwudhu) dengan baik. Kemudian tuangkan air di kepalanya dan diurut-urut dengan kuat hingga masuk ke pangkal rambut. Kemudian tuangkan air di atasnya. Kemudian ambil kapas yang telah diberi minyak kesturi, lalu sucikanlah dengannya. Asma berkata, 'Bagaimana bersucinya?' Beliau berkata, 'Subhaanalah, bersucilah dengannya! Aisyah berkata, 'Tampaknya beliau suaranya pelan, maksudnya adalah bersihkan bekas tempat keluar darah." 

Kemudian Asma juga bertanya tentang mandi junub. Maka beliau bersabda, "Engkau ambil air, hendaknya engkau bersuci dengan baik. Kemudian tuangkan air di atas kepala lalu dipijit-pijit hingga sampai dasar kepala, kemudian tuangkan air."

Aisyah berkata, 

نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ ، لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّين

"Sebaik-baik wanita, wanita adalah wanita Anshar, rasa malu mereka tidak menghalangi mereka untuk memahami agama."

Rasulullah shallallahu alaihi wa slalam membedakan antara mandi haid dan mandi junub, dalam masalah memijit rambut dan menggunakan wewangian.

Ketiga:

Membaca tasmiah (bismillah) saat mulai berwudhu dan mandi adalah sunah berdasarkan pendapat jumhur ulama. Bahkan ulama di kalangan mazhab Hambali menyatakan wajib.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah, "Tasmiah menurut mazhab (hambali) adalah wajib seperti wudhu, tidak ada nash dalam masalah ini, akan tetapi mereka berkata, diwajibkan dalam wudhu, maka saat mandi junub lebih utama (kewajibannya), karena dia adalah suci dari hadats besar.

Yang benar adalah bahwa tasmiah bukan merupakan kewajiban, tidak dalam berwudhu, tidak pula dalam mandi. (Asy-Syarh Al-Mumti) 

Keempat:

Berkumur dan menghisap ke hidung harus dilakukan dalam mandi, sebagaimana dinyatakan dalam mazhab Hanafi dan Hambali.

An-Nawawi rahimahullah berkata saat menjelaskan perbedaan ini, "Mazhab para ulama dalam berkumur dan menghisap air ke hidung ada empat;

Pertama: Keduanya nerupakan sunah dalam berwudhu dan mandi, ini merupakan pendapat dalam mazhab kami (Syafii).

Kedua: Keduanya wajib dalam wudhu dan mandi dan merupakan syarat sahnya, ini pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad.

Ketiga: Keduanya wajib saat mandi, tidak dalam wudhu, ini merupakan salah satu pendapat Abu Hanifah dan murid-muridnya.

Keempat: Menghisap air ke hidung adalah wajib dalam berwudhu dan mandi, akan tetapi berkumur tidak wajib. Ini termasuk salah satu pendapat Ahmad. Ibnu Munzir berkata, saya berpendapat demikian." (Al-Majmu, 1/400)

Yang kuat adalah pendapat kedua, yaitu diwajibkannya berkumur dan menghisap air ke hidung saat mandi dan menjadi syarat sahnya.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahulillah berkata, "Di anara ulama ada yang berpendapat bahwa mandi tidak sah kecuali dengan keduanya (berkumur dan menghisap air ke hidung) seperti berwudhu. Adapula yang berpendapat, sah walaupun tanpa keduanya.

Yang benar adalah pendapat pertama, berdasarkan firman Allah Ta'ala,

فاطَّهَّروا   (سورة المائدة: 6)

"Hendaklah kalian bersuci (mandi)." (QS. Al-Maidah: 6)

Ini mencakup seluruh badan, sedangkan bagian dalam hidung dan mulut adalah termasuk badan yang wajib disucikan. Karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan keduanya dalam berwudhu, karena keduanya masuk dalam firman-Nya,

فاغسلوا وجوهكم  (سورة المائدة: 6)

"Basuhlah wajah kalian." (QS. Al-Maidah: 6)

Jika keduanya dianggap termasuk dalam membasuh wajah dan sehingga wajib disucikan dalam berwudhu, maka diapun termasuk yang harus dilakukan saat mandi junub, karena bersuci dalam hal tersebut lebih utama." (Asy-Syarh Al-Mumti)

Kelima: Jika sebelumnya anda tidak berkumur dan menghisap air ke hidung dalam mandi karena tidak mengetahui ilmunya, atau bersandar kepada mazhab tertentu yang menyatakant tidak wajib, maka mandi junub anda sah dan shalat yang dilakukan berdasarkan hal itu juga dianggap sah. Anda tidak harus mengulanginya lagi, karena perbedaan pendapat para ulama seputar hukum berkumur dan menghisap air ke hidung tergolong perbedaan yang kuat, sebagaiman telah disebutkan.

Semoga Allah memberi taufiq kepada semua.

Wallahua'lam.