Sebutkan judul dongeng yang pernah kamu baca minimal 3 judul

Jakarta -

Salah satu jenis dongeng yang digemari oleh anak-anak adalah fabel. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang, di mana binatang-binatang tersebut adalah tokohnya.

Para binatang digambarkan memiliki perilaku layaknya manusia, Bunda. Mereka dapat berbicara, bekerja, berpikir, atau melakukan aktivitas manusia. Biasanya, cerita fabel berisi konflik antar tokoh binatang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fabel berasal dari bahasa Inggris, yaitu fable. Fable adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang.

Berbeda dari jenis dongeng lain, fabel memiliki unsur cerita yang jenaka dan kebanyakan ditujukan untuk anak-anak, sehingga alur cerita mulai dari awal, titik klimaks sampai akhir cerita berisi pesan moral baik dan selalu diakhiri secara damai, baik-baik tanpa kekerasan, Bunda.

Berdasarkan jurnal tahun 2014 yang berjudul 'Nilai Edukasi dalam Fabel', fabel dapat membentuk kepribadian anak karena karakter yang diperankan oleh binatang, tanaman, atau benda lainnya dapat diibaratkan sebagai sifat manusia. Sehingga merupakan sarana yang membantu orang tua untuk mendidik dan mewujudkan karakter anak yang lebih baik.

Dongeng anak ini tidak mengandung unsur-unsur magis, khayalan dan angan-angan layaknya dalam mite atau mitos dan legenda, Bunda. Namun, lebih mengedepankan kefaktualan supaya pesan moral dapat dipahami anak-anak.

Sebutkan judul dongeng yang pernah kamu baca minimal 3 judul
ilustrasi mendongeng/ Foto: iStock

Nah, berikut tiga cerita fabel populer yang telah dirangkum dari berbagai sumber:

1. Cerita kancil dan buaya

Kancil merupakan tokoh yang paling populer di antara tokoh dongeng anak Indonesia. Terdapat beberapa fabel yang menceritakan tentang si kancil, seperti kancil dan harimau ataupun kancil dan petani. Namun, salah satu judul yang paling terkenal, yaitu 'Kancil dan Buaya'.

Ini menceritakan tentang seekor kancil yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar wilayahnya sudah habis, si kancil pun bergegas pergi keluar untuk mencari makan. Namun, di tengah jalan, dia harus menyeberangi sungai yang dipenuhi sekumpulan buaya yang lapar.

Dengan kecerdikannya, si kancil menyuruh para buaya untuk berbaris berjajar. Padahal si kancil sedang memperdaya semua buaya tersebut. Pesan moral yang ada pada cerita ini, meskipun kancil binatang kecil, namun jangan pernah meremehkannya karena kecerdikan yang dimilikinya dapat mengalahkan binatang besar dan buas.

2. Cerita kelinci dan kura-kura

Bercerita tentang perlombaan balap antara kelinci yang cepat dan kura-kura yang terkenal lambat. Alkisah, kelinci kerap pamer mempertontonkan keahliannya dalam berlari cepat kepada semua binatang yang ada di hutan.

Suatu ketika, kelinci bertemu kura-kura yang tampak berjalan sangat lambat. Dengan congkak, kelinci mengejek kura-kura karena sangat lambat dan mengajaknya untuk lomba lari.

Keesokan harinya lomba lari antara kura-kura dan kelinci pun dimulai. Dalam sekejap, kelinci dengan cepat berlari dan hilang dari pandangan mata. Sementara, kura-kura terus melangkahkan kakinya perlahan hingga suatu ketika kelinci menyadari bahwa kura-kura sudah tertinggal jauh di belakangnya.

Sang kelinci akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak hingga terlelap. Sedangkan kura-kura tetap berjalan hingga mencapai garis finish.

Saat kelinci terbangun, dia memeriksa ke belakang apakah kura-kura masih berada di sana. Mengetahui, kura-kura sudah tidak ada, kelinci mulai panik dan bergegas menyusul kura-kura, yang ternyata sudah berada di garis finish.

Pesan moral dari cerita ini adalah jangan pernah menganggap remeh orang lain. Sebab, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

3. Cerita beruang dan lebah

Berkisah tentang seekor beruang yang tengah menjelajahi hutan untuk mencari makan. Di tengah pencarian, dia menemukan pohon tumbang, di mana terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu.

Beruang itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tersebut untuk mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Bertepatan dengan itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu.

Mengetahui sarangnya diusik, para lebah mendekati beruang dan menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang batang pohon. Seketika Beruang tersebut menjadi sangat marah, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah.

Tetapi hal itu malah membuat seluruh kawanan lebah yang berada di dalam sarang keluar dan menyerang beruang. Beruang pun akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya dengan cara menyelam ke dalam air sungai.

Pesan moral dari kisah beruang dan lebah ini adalah lebih bijaksana untuk menahan diri ketika ada masalah, ketimbang menambah masalah dengan melampiaskan emosi, Bunda.

Selamat menceritakan fabel ini kepada buah hati ya, Bunda. Dan jangan lupa, beri tahu pesan moral dari cerita ini.

Simak juga Bunda, manfaat berdongeng untuk anak pada video berikut:

(haf/haf)

Sebutkan judul dongeng yang pernah kamu baca minimal 3 judul

ilustrasi buku. /Pixabay/DariuszSankowski

PORTAL JEMBER - Pada buku tematik tema 8 kelas 4 SD dan MI halaman 192 terdapat materi tentang cerita fiksi.

Cerita fiksi adalah cerita khayalan atau tidak nyata yang dibuat berdasarkan imajinasi dan kreativitas dari si penulis cerita.

Contoh cerita fiksi di antaranya: Angsa dan Telur Emas, Balas Budi Singa, Kelinci dan Kura-kura, Semut dan Belalang dan Anak Kambing yang Cerdik.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tematik Tema 7 Kelas 4 SD Sub Tema 1 Halaman 21, 38, 40

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD Subtema 3 Halaman 114, 115, 117, 121, Giat Berusaha Meraih Cita-Cita

>

Dilansir PORTAL JEMBER dari berbagai sumber, berikut 5 contoh judul cerita fiksi beserta tokoh dan sifat para tokoh dalam cerita:

1. Judul Cerita: Balas Budi SingaTokoh yang Ada: Pemuda miskin, singa, raja.

Sifat Tokoh: Pemuda miskin (baik hati dan penyabar), singa (baik dan membalas budi), raja (jahat).

2. Judul Cerita: Kelinci dan Kura-KuraTokoh yang Ada: Kelinci dan kura-Kura.

Sifat Tokoh: Kelinci (sombong), Kura-Kura (sabar dan pantang menyerah).

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD Subtema 3 Halaman 138, 140, 141, 142, 143, Giat Berusaha Meraih Cita-Cita

1. Cerita Rakyat Lutung Kasarung Berasal dari Daerah Kebumen, Jawa Tengah

Cerita lutung kasarung bisa ditemui di daerah Pasundan. Di daerah tersebut tinggal seorang raja yang sangat bijaksana bernama Prabu Tapak Agung. Raja ini mempunyai dua orang anak yang bernama Purbasari dan Purbararang. Di akhir hidup sang ayah, ia berpesan kepada kedua anaknya bahwa ia ingin turun tahta.

Ia meminta Purbasari agar menggantikan kedudukannya sebagai seorang pemimpin di kerajaannya. Kakaknya merasa tidak terima mendengar pesan tersebut karena ia merasa lebih pantas menggantikan ayahnya. Purbararang akhirnya ingin mencelakai adiknya dengan menemui seorang nenek sihir.

Akibat dari nenek sihir tersebut kulit adiknya kini penuh dengan totol-totol berwarna hitam. Keadaan tersebut ia pakai untuk mengasingkan Purbasari ke dalam hutan. Purbasari mempunyai teman yaitu dari hewan-hewan yang tinggal di sana sehingga ia tidak merasa kesepian.

Salah satu hewan yang menemaninya adalah seekor kera yang selalu membawakan buah serta bunga untuk menghiburnya. Kera tersebut pada suatu malam bersemedi. Kemudian secara tiba-tiba muncul air yang membentuk sebuah telaga dengan air yang jernih dan wangi.

Lalu Purbasari diminta mandi di telaga tersebut oleh sang kera. Tubuhnya seketika berubah menjadi seorang putri yang cantik seperti semula. Purbararang pada suatu ketika menjenguk Purbasari. Melihat adiknya sudah kembali cantik membuatnya terkejut. Ia kemudian meminta untuk adu panjang rambut kepada sang adik.

Hasilnya adalah rambut Purbasari ternyata adalah yang lebih panjang. Purbararang juga meminta Purbasari agar mau adu tampan dengan tunangannya. Purbasari kala itu menggandeng seekor kera yang sudah menemaninya hidup di hutan selama ini.

Keajaiban terjadi pada kera yang tiba-tiba berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan. Bahkan ia lebih tampan dibandingkan dengan tunangan Purbararang sehingga adu tampan tunangan dimenangkan oleh Purbasari. Kemudian Purbararang meminta maaf kepada Purbasari dan mengakui kesalahannya.

Setelah itu Purbasari akhirnya menjadi seorang pemimpin kerajaan warisan dari ayahnya yang bijaksana bersama lutung tersebut. Kakaknya juga sudah dimaafkan oleh Purbasari. Ia tidak berniat untuk memberikan hukuman kepada kakaknya tersebut.

Bahkan kata balas dendam pada sang kakak tidak terbesit sedikit pun. Purbasari akhirnya sudah hidup dengan bahagia bersama dengan sang kekasih hatinya.

2. Cerita Rakyat Danau Toba Berasal dari Daerah Sumatera Utara

 Pada zaman dahulu adalah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hldupnya. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki Itu pergi .memancing ikan ke sungai yang berada takjauh dari rumahnya. Setiap kah dua memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. lkan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.

Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tldak berapa lama tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancing itujauh ke tengah sungai. Hati petani itu menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik ikan itu ke sana kemari, barulah pancing itu ditariknya perlahan-lahan. Ketika pancing itu disentakkannya tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar. gelepar di ujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dan mulut ikan itu. Dia tersenyum sambil membayangkan , betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau dipanggang. Ketika meninggalkan sungai pulang ke rumahnya hari sudah mulai senja.

Setibanya di rumah, lelaki tu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya ke dapur. Ketika dia hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu, ternyata kayu bakar di dapur rumahnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya. Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur.

Pada saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan tampak terhampar beberapa keping uang emas. Lelaki itu segera membawa keping uang emas ke dalam kamar.

Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap, di dalam kamar itu berdiri seorang perempuan cantik dengan rambut panjang terurai. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri di hadapannya luar biasa cantiknya.

Karena hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu mengawaninya ke dapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai.

Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak di dapur itu adalah penjelmaan sislknya. Setelah beberapa minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan itu bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya yang menjelma dari ikan. Setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.

Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.

Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.

Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang Untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa lbunya, dengan kesal pergilah dia mengantarkan nasi itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk-pauknya dia makan. Setibanya di ladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa. Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu.

Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan: “Anak yang tak bisa diajar. Tidak tahu diuntung. Dasar keturunan perempuan ikan!”

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan ayahnya kepadanya dia ceritakan pula. Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya itu. Dia berlari-Iari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.

Ketika tampak oleh si ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba di tepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar.

Sesaat kemudian dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. Beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap ke mana-mana dan tergenangiah lembah tempat sungai itu mengalirPak Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama-keiamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba. Sedang Pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.

3. Cerita Rakyat Malin Kundang Berasal dari Daerah Padang Sumatera Barat

Dahulu kala di Padang Sumatra Barat tepatnya di Perkampungan Pantai Air Manis ada seorang janda bernama Mande Rubayah. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Malin sangat disayang oleh ibunya, karena sejak kecil Malin Kundang sudah ditinggal mati oleh ayahnya.

Malin dan ibunya tinggal di perkampungan nelayan. ibunya sudah tua ia hanya bekerja sebagai penjual kue. Pada suatu hari Malin jatuh sakit. Tubuhnya mendadak panas sekali. Mande Rubayah tentu saja sangat bingung. Tidak pernah Malin jatuh sakit seperti ini. Mande Rubayah berusaha sekuatnya untuk mengobati Malin dengan mendatangkan tabib.

Nyawa Malin yang hampir melayang itu akhirnya dapat diselamatkan berkat usaha keras ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya ia makin disayang. Demikianlah Mande Rubayah sangat menyayangi anaknya. Sebaliknya Malin juga amat sayang kepada ibunya.

Ketika sudah dewasa, Malin berpamit kepada ibunya untuk pergi merantau. Pada saat itu memang ada kapal besar yang merapat di Pantai AirManis.

Meski dengan berat hati akhirnya Mande Rubayah mengijinkan anaknya pergi. Malin dibekali dengan nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus.

Hari-han berlalu terasa lambat bagi Mande Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande Rubayah memandang ke laut… Jika ada ombak dan badai besar menghempas ke pantai, dadanya berdebar-debar. la menengadahkan kedua tangannya ke atas sembari berdo’a agar anaknya selamat dalam pelayaran. Jika ada kapal yang datang merapat ia selalu menanyakan kabar tentang anaknya. Tetapi semua awak kapal atau nakhoda tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Malin tak pernah menitipkan barang atau pesan apapun kepada ibunya.

Itulah yang dilakukan Mande Rubayah setiap hari selama bertahuntahun. Tubuhnya semakin tua dimakan usia. Jika berjalan ia mulai terbungkuk-bungkuk.

“Ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang…”rintih Mande Rubayah tiap malam.

Namun hingga berbulan-bulan semenjak ia menerima kabr Malin belum juga datang menengoknya. Namun ia yakin bahwa pada suatu saat Malin pasti akan kembali.

Harapannya terkabul. Pada suatu hari yang cerah dari kejauhan tampak sebuah kapal yang indah berlayar menuju pantai. Kapal itu megah dan bertingkat-tingkat. Orang kampung mengira kapal itu milik seorang sultan atau seorang pangeran. Mereka menyambutnya dengan gembira.

Ketika kapal itu mulai merepat, tampak sepasang muda-mudi berdiri di anjungan. Pakaian mereka berkilauan terkena sinar matahari. Wajah mereka cerah dihiasi senyum. Mereka nampak bahagia karena disambut dengan meriah.

Mande Rubayah ikut berdesakan melihat dan mendekati kapal. Jantungnya berdebaran keras. Dia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalah anak kesayangannya si Malin Kundang.

Belum lagi tetua desa sempat menyambut, ibu Malin terlebih dahulu menghampiri Malin. la langsung memeluk Malin erat-erat. Seolah takut kehilangan anaknya lagi.

“Malin, anakku, ” katanya menahan isak tangis karena gembira. “Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?”

Malin terpana karena dipeluk wanita tua renta yang berpakaian compang-camping itu. Ia tak tercaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Seingat Malin, ibunya adalah seorang wanita berbadan tegar yang kuat menggendongnya ke mana saja. Sebelum dia sempat berpikir dengan tenang, istrinya yang cantik itu meludah sambil berkata,”Cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?”

Mendengar kata-kata istrinya, Malin Kundang mendorong wanita itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah hampir tidak percaya pada perlakuan anaknya, ia jatuh terduduk sambil berkata, “Malin, Malin.

anakku.Aku ini ibumu, Nak!”

Malin Kundang tidak menghiraukan perkataan ibunya. Pikirannya kacau karena ucapan istrinya. Seandainya wanita itu benar ibunya, dia tidak akan mengakuinya. la malu kepada istrinya. Melihat wanita itu beringsut hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata,””Hai, Perempuan tua! Ibuku tidak seperti engkau ! Melarat dan dekil !”

Wanita tua itu terkapar di pasir. Mande Rubayah pingsan dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar,Pantai Air Manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal Malin semakin menjauh. Hatinya perih seperti ditusuk-tusuk. Tangannya ditadahkannya ke langit. Ia kemudian berseru dengan hatinya yang pilu,”Ya, AllahYang Maha Kuasa, kalau dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu, ya Tuhan…!.”

Tidak lama kemudian, cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turtun dengan teramat lebatnya. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba datanglah badai besar. Menghantan kapal Malin Kundang. Disusul sambaran petir yang menggelegar. Seketika kapal itu hancur berkeping-keping. Kemudian terhempas ombak hingga ke pantai.

Ketika matahari pagi memancarkan sinarnya, badai telah reda. Di kaki bukit terlihat kepingan kapai yang telah menjadi batu. itulah kapal Malin Kundang. Tak jauh dari tempat itu nampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon itulah tubuh Malin kundang anak durhaka yang kena kutuk ibunya menjadi batu. Di seIa-sela batu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri. Konon, ikan itu berasal dari serpihan tubuh sang istri yang terus mencari Malin Kundang.

4. Cerita Rakyat Rawa Pening Berasal dari Daerah Jawa Tengah

Zaman dahulu hidup seorang wanita yang bernama Endang di sebuah yaitu Desa Ngasem. Ia sedang dalam keadaan hamil. Namun, yang ia lahirkan bukanlah seorang bayi melainkan seekor naga yang diberi nama Baru Klinting. Ia bisa berbicara seperti halnya manusia biasa.

Suatu ketika, sang anak bertanya tentang keberadaan ayahnya dan sang ibu akhirnya menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Ia diberi klinting sebagai bukti bahwa ia merupakan anak dari ayahnya. Ia segera menemui ayahnya yang sedang melakukan pertapaan. Kemudian, klinting pemberian dari ibunya ia tunjukkan.

Namun, ayahnya masih belum yakin dan menginginkan ia melakukan sesuatu yaitu dengan memintanya melingkari sebuah gunung. Baru Klinting pun akhirnya menunjukkan bahwa ia mampu melakukannya. Mengetahui hal tersebut sang ayah percaya dan mengakuinya sebagai anak. Sang ayah meminta Baru Klinting untuk bertapa.

Suatu waktu, para warga sedang mencari-cari hewan yang bisa dijadikan santapan untuk pesta. Tetapi mereka tidak juga menemukannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk menangkap Baru Klinting yang sedang bertapa dan ingin menjadikannya sebagai santapan pesta.

Arwah dari Baru Klinting berubah menjadi seorang anak kecil yang nampak begitu kumal. Ia datang menuju ke pesta tersebut ingin meminta makanan tapi malah diusir. Kemudian ia bertemu dengan seorang nenek yang sangat baik hati dan mau memberinya makanan.

Ia mempunyai pesan kepada nenek supaya ketika nenek mendengar suara gemuruh segera menyiapkan sebuah lesung. Sesudah itu, ia kembali lagi ke tempat pesta tersebut dan yang terjadi adalah ia diusir lagi. Ia menantang para warga untuk mencabut pedang yang sudah ia tancapkan sebelumnya.

Tidak ada satu orang pun yang bisa mencabut pedang tersebut sampai pada akhirnya ia mencabut pedang tersebut sendiri. Seketika munculah air yang akhirnya menggenangi desa tersebut. Seluruh warga desa ikut tenggelam kecuali seorang nenek yang sudah baik hati menolongnya. Nah, itulah cerita tentang asal mula terbentuknya rawa pening.