Sebutkan dan jelaskan jenis Model E- Learning dari segi lingkup area penerapan jaringan

       Dengan lahirnya konsep, gagasan, dan penerapan teknologi pembelajaran berbasis informasi dengan e-learning, secara garis besar akan memberikan enam aspek yang berpotensi dapat meningkatkan prestasi belajar, yaitu sebagai berikut: 1. Globalisasi informasi 2. Mobiltias 3. Real Time Feed Back 4. Kombinasi 5. Updatable 6. Stimulus Dari sisi penerapan e-learning disekolah, dapat dibedakan menjadi tiga model, yaitu sebagai berikut: 1. Pelengkap atau Adjunct 2. Kombinasi atau Blended (Mixed) 3. Daring penuh atau Fully Online Ditinjau dari segi lingkup area penerapan jaringan, model e-learning dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni sebagai berikut. 1. Intranet     Server e-learning berada dalam sebuah jaringan lokal,tidak di-publish menggunakan IP publik hanya dapat diakses dari dalam jaringan privat. 2. Internet     Server e-learning telah disetel menggunakan IP publik dan di-publish di jaringan internet baik menggunakan server cloud atau dedicated server.

 Apabila dilihat dari perkembangan teknologi yang diusung, pembelajaran berbasis dunia maya atau e-learning, dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.


1. LMS (Learning Management System)               LMS adalah salah satu aplikasi yang memungkinkan perusahaan, sekolah, institut pendidikan setaraf perguruan tinggi, atau sebuah organisasi sosial untuk dapat mengelola, mendokumentasikan, melacak, dan membuat laporan penyampaian program pendidikan, serta pelatihan menggunakan media jaringan (daring). Versi MLS dibedakan menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut.

a. LMS bersifat open source seoerti Dokeos, dotLRN, ATutor, Freestyle Learning, Moodle, OpenACS, LON-CAPA, OpenUSS, Spaghetti Learning, dan Sakai.


b. LMS bersifat propietary atau berbayar, misalnya SAP Enterprise Learning, IntraLearn, Blackboard, ApexLearning, dan Saba Software.

2. LCMS atau Learning Content Menagement System

            LCMS merupakan teknologi lanjutan dari LMS. Perbedaan utama dibandingkan dengan LMS adalah kemampuannya untuk membuat konten, memperbarui, mempublikasikan, serta melalukan manajemen konten tersebut.

3. SLN (Social Learning Network)


            Secara prinsip, teknologi yang diusung oleh LCMS sudah mewakili kebutuhsn mendasar dalam pembelajaran, baik dari ketersediaan pengelolaan materi, diskusi, unggah soal, dan tracking penilaian.            Teknologi SLN dapat diterapkan pada berbagai kondisi, antara lain sebagai berikut. 1. Dakam pembelajaran secara formal. 2. Dimanfaatkan oleh para siswa yang melakukan pembelajaran secara informal melalui sebuah diskusi. 3. Dapat dikoneksikan dengan beberapa situs media sosial.           Ada beberapa tujuan yang diharapkan dari implementasi e-learning, yaitu sebagai berikut. 1. Memudahkan siswa dan guru untuk melakukan pembelajaran kapan saja dan dimana saja. 2. Meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. 3. Mendorong siswa dan guru untuk lebih kreatif serta lebih interaktif. 4. Menstimulasi minat dan daya konsentrasi belajar siswa. 5. Memaksimalkan potensi dan kemampuan pribadi siswa maupun guru.         Berikut beberapa manfaat yang diperoleh ketika menerapkan aplikasi e-learning dalam pembelajaran lingkungan pendidikan. 1. Materi pembelajaran yang diakses siswa lebih beraneka ragam dan lebih variatif. 2. Pembelajaran dapat menyesuaikan dengan kompetensi dan keperluan siswa. 3. Lebih efektif. 4. Hemat biaya. 5. Siswa tidak memiliki ketergantungan pada buku teks pelajaran.       Beberapa kelemahan yang dimiliki teknologi e-learning sebagai berikut. 1. Siswa dan guru harus memiliki koneksi jaringan internet. 2. Pembelajaran bersifat mandiri dan individual. 3. Kecenderungan pembelajaran bersifat individu dapat berdampak pada kurangnya interaksi sosial. 4. Tidak semua golongan usia siswa dapat diimplementasikan e-learning. 5. Memerlukan perangkat keras dan dukungan software yang memadai.

Perkembangan dunia teknologi digital berdampak pada dunia pendidikan di dunia. Termasuk pula di Indonesia. Salah satunya adalah munculnya metode pembelajaran elearning atau pembelajaran elektronik yang berbasis daring. Penerapan elearning sendiri sudah populer sejak beberapa tahun belakangan dan mulai diterapkan di beberapa institusi serta perusahaan di tanah air.

Pada dasarnya elearning merupakan konsep atau metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital. Di samping itu, para pakar pendidikan mendefinisikan elearning sebagai proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip pembelajaran yang dipadu dengan teknologi. Atau dengan kata lain, sistem pembelajaran tidak menitikberatkan pada pertemuan tatap muka langsung antara peserta pelatihan dan pengajar di dalam kelas. Melainkan, melalui proses digital yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja.

Karakteristik eLearning

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dari elearning. Karakteristik pertama, apabila kita merujuk dari segi epistimologi atau bahasa secara harfiah dari elearning sendiri yang berarti pembelajaran elektronik atau online maka bisa dikatakan metode ini memanfaatkan jasa teknologi elektronik dan digital.

Karakteristik berikutnya dari elearning adalah mengenai bahan ajarnya. Bahan ajar dalam elearning biasanya berupa bahan ajar yang bersifat mandiri dalam bentuk digital. Kemudian, bahan tersebut disimpan dalam sebuah sistem komputasi. Artinya, bisa diakses oleh para pengajar maupun peserta pelatihan di mana saja dan kapan saja. Tidak hanya itu saja, karakteristik elearning dapat memanfaatkan jadwal pembelajaran, membuat kurikulum dan sistem administrasi pendidikan yang bisa diakses setiap saat melalui jaringan komputer.

Manfaat eLearning untuk Anda

Dampak dan manfaat e-learning dapat dirasakan oleh semua pihak. Terlebih lagi untuk organisasi besar dan perusahaan. Di antaranya adalah memberikan kemudahan bagi para peserta pelatihan dalam mendapatkan materi yang optimal. Sementara bagi para pengelola pembelajaran, manfaat e-learning dapat memantau perkembangan peserta dengan mudah dan cepat.

1. Menunjang proses pembelajaran

Peserta pelatihan dapat mengakses materi e-learning dengan mudah, semua materi yang dibagikan tersebut berbentuk digital. Hal ini akan memberikan dampak yang sangat positif bagi para peserta. Mereka bisa mengakses materi dengan mudah, di mana saja dan kapan saja dan memilih materi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing individu.

Baca juga : Sistem eLearning Demi Efektivitas Pelatihan di Masa Pandemi

2. Waktu belajar yang lebih fleksibel

Para peserta pelatihan juga seringkali kesulitan dalam menentukan waktu belajar yang tepat. Terlebih jika mereka harus memilah-milah materi apa yang harus dipelajari dengan cara konvensional. Dengan adanya elearning, maka peserta dapat dengan fleksibel menentukan waktu belajar mereka. Sebab, metode elearning dilengkapi dengan berbagai ragam fitur yang bisa digunakan.

Kemudian, elearning memberikan kemudahan pula dalam hal akses. Di sini baik para pengajar maupun peserta dapat berinteraksi secara intens di mana saja dan kapan saja. Peserta bahkan dengan mudah mengulang materi pembelajaran ketika mereka belum memahaminya dengan baik.

3. Dapat memonitor performa

Bagi para pengajar, keberadaan elearning juga bisa digunakan dalam melacak atau memonitor perkembangan peserta pelatihan. Khususnya dalam pencapaian terhadap materi yang diberikan. Di sini baik para pengajar maupun pengelola pembelajaran dapat menemukan sebuah solusi bersama terjadi masalah dalam proses belajar mengajar. Misalnya saja, ketika ada peserta yang tidak berhasil dalam satu ujian, maka di sini pengajar bisa menawarkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta tersebut.

Pada elearning juga tersedia fitur pelaporan dan analisa mengenai apa kesulitan yang dihadapi para peserta. Dari sinilah nantinya para pengajar dapat mengevaluasi apa saja yang perlu diperbaiki dan diterapkan kepada para peserta mengenai metode yang tepat.

4. Menghemat biaya pembelajaran

Manfaat terakhir yang bisa didapatkan ketika menggunakan elearning adalah menghemat dari segi biaya. Bagi institusi atau perusahaan, manfaat yang bisa dirasakan adalah dapat mengurangi biaya pelatihan. Sebab semuanya dilakukan secara online sehingga dapat meminimalisir biaya tambahan lainnya yang diperlukan seperti layaknya kelas konvensional. Contohnya seperti biaya sewa ruang kelas, akomodasi maupun mencetak materi pembelajaran, karena semua  materi tersedia dalam bentuk digital.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa elearning dapat memberikan manfaat terbaik bagi para peserta maupun para pengajar.

E-learning adalah sistem pembelajaran berbasis TIK yang dapat digunakan untuk mengganti sistem tatap muka menggunakan peralatan digital seperti komputer,laptop, dan ponsel.
Secara garis besar E-learning memberikan enam aspek yang berpotensi dapat meningkatkan prestasi belajar yaitu: 1. globalisasi informasi

Kemudahan dalam pengaksesan informasi oleh siswa maupun guru melalui internet akan sangat membantu dalam pencarian dan menambah ilmu pengetahuan.

2. mobilitas

Dengan E-learning , siswa dapat mengakses materi, menjawab soal dan belajar kapanpun dan dimana saja selama terkoneksi dengan jaringan internet menggunakan  perangkat digital.

3. real time feed back

Guru dapat dengan mudah membua kelas maya, mengunggah soal, penilaian dan forum diskusi yang secara otomatis dapat dilihat dan dioperasikan oleh siswa.

4. kombinasi

e-learning dapat dikolaborasikan dengan sistem pembelajaran konvensional sebagai pelengkap.

5. updatable

Keunggulan dari pembelajaran secra e-learning yaitu tidak mnegharuskan guru dan siswa berada dalam ruang dan waktu yang sama.

6. stimulus

Berbagai fitur menarik, tampilan GUI yang indah, kombinasi warna yang kontras, animasi, konten konten pembelajaran yang telah mendukung beraneka ragam file (teks,gmabar,audio,video, atau format file lainnya), serta kemudahan dalam penjadwalan pembelajaran maupun mengerjakan soal

Model E-learning dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai pelengkap atau adjunct, . kombinasi atau blended(mixed), daring penuh atau fully online. a. pelengkap (adjunct)

e-learning diterapkan sebagai pelengkap pembelajaran konvensional, contohnya gurh menyampaikan mata pelajaran secara tatap langsung atau tatap muka, selanjutnya siswa diminta menjawab soal yang disimpan dalam server e-learning dengan IP address //server-smk.sch.id dengan batas waktu tertentu. Implementasi e-learning bukan merupakan keharusan, tetapi lebih cenderung sebagai tambahan atau pelengkap, sehingga frekuensi penerapannya tidak terlalu  sering.

b. kombinasi(blended/mixed) frekuensi penerapan ini lebih banyak dibandingkan dengan model adjunct sehingga dapat dikategorikan sebagai pelengkap (pengayaan) dan pengganti pelajaran. Misalnya guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengakses dan memahami materi pada alamat url //server-smk.sch.id/materi-java-1.pdf. Setelah itu guru mendemokan teknik pemrograman  Java dengan  materi operasi aritmetika. Selanjutnya guru mengunggahkan soal pilihan ganda dan siswa mulai mngerjakan soal tersebut secara  online. c. daring penuh(fully online)

pada model ini e-learning dilakukan penuh, artinya guru tidak bertatap muka kepada siswa , jadi materi materi pembelajaran diunggah ke server oleh guru. Kemudian siswa akan mengakses, mengunduh dan mempelajarinya. Biasanya guru akan memberikan rangkaian tugas secara berurutan dengan penjadwalan dan batas waktu tertentu untuk pengerjaan.

Ditinjau dari segi lingkup, model E-learning dikategorikan menjadi 2 yaitu: 1. intranet

Server e-learning berada dalam sebuah jaringan lokal, tidak di-publish menggunakan IP publik hanya dapat diakses dalam jaringan privat. Contohnya lingkungan sekolah dengan lingkunagn laboraturiom, siswa dan guru yang hendak menggunakan fasilitas intranet harus berada diarea lingkungan server.

2. internet.

Server e-learning telah disetel menggunakan IP publik dan di-publish dijaringan internet baik menggunakan server cloud atau dedicated server. Setiap guru dan siswa yang hendak melakukan pembelajaran, selama terkoneksi dengan internet maka dapat dilakukan dimana saja.

Dari perkembangan teknologi yang diusung , dapat dikelompokan menjadi bebarapa macam yaitu: 1. LMS (learning management system)

LMS adalah salah satu aplikasi yang memungkinkan perusahaan, sekolah, institut pendidikan setaraf perguruan tinggi, aatu sebuah organisasi sesuai untuk dapat mengelola , mendokumentasikan , melacak, dan membuat laporan penyampaian program pendidikan, serta pelatihan menggunakan media jaringan atau daring. Versi LMS ada dua tipe yaitu:

a. LMS bersifat open source seperti Dokeos, dotLRN, Atutor,dll b. LMS bersifat proprietary atau berbayar seperti SAP Enterprise Learning, IntraLearn,dll 2. LCMS (learning content management system)

LCMS merupakan kelanjutan dari LMS yang memiliki kelebihan untuk membuat konten, memperbarui, mempublikasikan, serta melakukan manajemen konten tersebut, memonitoring, penyediaan data, dan laporan lebih rinci . Disamping itu LCMS juga mendukung fitur format data  seperti audio,video, animasi, gambar dll

Perbedaan LMS dan LCMS antara lain: -LMS 1. Tugas pembelajaran 2.perencanaan pembelajaran secara individu 3.pengelompokan pembelajaran berdasarkan kompetensi,peran pekerjaan, dan sertifikasi 4.penugasan dalam bentuk konten 5. Pengelolaan kelas baik secara fisik maupun virtual 6. Manajemen kompetensi dan sertifikasi -LCMS 1. Pembuatan konten secara mandiri 2. Kolaborasi author 3.  pembelajaran lebih sederhana efektif efisien dapat dilakukan remedy hingga mendukung sistem pembelajaran yang lebih kompleks dibandingkan LMS 4. berbagai media content dan library document 5.  ketersediaan template konten yang akan ditampilkan dalam pembelajaran 6.  Tersedianya alur kerja dan dashboard management serta review kinerja 7.  dukungan terhadap multibahasa dengan defaut bahasa tertentu 8.  mendukung sistem pembelajaran berbasis kompetensi dan sertifikasi 9.  Tersedianya repository objek pembelajaran secara online 10.  Tersedianya API (application programming interface) untuk mengelola konten pembelajaran 3. SLN ( social learning network)              secara prinsip, teknologi yang diusung oleh lcms sudah mewakili kebutuhan mendasar dalam pembelajaran baik dari ketersediaan pengelolaan materi, diskusi, tugas sosial dan tracking penilaian. namun pola hubungan sosial yang melibatkan interaksi secara kemasyarakatan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan antara guru dengan guru belum terjalin dengan baik. SLN merupakan versi lanjutan dari teknologi LCMS dengan menambahkan fitur kolaborasi diskusi dan analisis hubungan sosial diharapkan akan memperbaiki dan menstimulasi siswa untuk lebih aktif berkolaborasi,meningkatkan potensi hubungan sosial dalam rangka perbaikan mutu pendidikan, serta memiliki kemampuan kognitif. Konsep ini sering disebut sebagai CSSL (computer supported social learning) yang mendorong para penggunanya untuk lebih belajar secara aktif dengan memanfaatkan teknologi e-learning berdasarkan para penggunanya yang lain dengan konsep hubungan dan kepedulian sosial. dengan demikian, teknologi SLN dapat diterapkan pada berbagai kondisi antara lain dalam pembelajaran secara formal,  dimanfaatkan oleh para siswa yang melakukan pembelajaran secara informal melalui sebuah diskusi,  dan dapat dikoneksikan dengan berbagai situs media sosial.  Adapun tujuan E-learning  yaituu 1 memudahkan siswa dan guru untuk melakukan pembelajaran kapan saja dan dimana saja 2 meningkatkan efisiensi waktu dan biaya 3  mendorong siswa dan guru untuk lebih kreatif serta lebih interaktif dengan pengembangan teknologi informasi 4 menstimulasi minat dan daya konsentrasi belajar siswa 5  memaksimalkan potensi dan kemampuan pribadi siswa maupun guru Meskipun tidak melakukan pembelajaran secara tatap muka.  beberapa manfaat yang diperoleh ketika menerapkan aplikasi e-learning dalam pembelajaran di lingkungan pendidikan antara lain  1 materi pembelajaran yang diakses oleh siswa lebih beraneka ragam dan lebih variatif 2 Pembelajaran dapat menyesuaikan dengan kompetensi dan keperluan siswa 3 lebih efektif karena siswa dapat belajar mengerjakan tugas berinteraksi dan berdiskusi secara selama terkoneksi dengan internet 4 hemat biaya karena tidak terlalu banyak menggunakan kertas 5 siswa tidak memiliki ketergantungan pada buku teks pembelajaran 6 banyak informasi dan wawasan pengetahuan yang beranekaragam membuat Siswa lebih cerdas dalam menganalisis informasi 7 pembelajaran bersifat fleksibel karena dapat belajar tanpa terbatas oleh ruang dan waktu 8 hasil evakuasi dapat dilihat secara otomatis 9 memungkinkan kolaborasi pembelajaran di luar ruang kelas 10 update teknologi informasi  disisi lain penerapan teknologi e-learning memiliki beberapa kelemahan antara lain 1 siswa dan guru harus memiliki koneksi jaringan internet untuk dapat mengakses e-learning 2 pembelajaran yang bersifat Mandiri dan individual mengakibatkan lamanya pemahaman yang diperoleh dan kemungkinan munculnya perbedaan persepsi antar siswa 3 kecenderungan pembelajaran bersifat individu dapat berdampak pada kurangnya interaksi sosial 4 tidak semua golongan usia siswa dapat diimplementasikan e-learning contohnya anak SD dan TK boleh memiliki kesadaran dan pengetahuan yang memadai 5 memerlukan perangkat keras dengan dukungan software yang memadai

DAFTAR PUSTAKA


Novianto Andi. 2018. Simulasi dan Komunikaai Digital. Solo:Erlangga.

Page 2

Teknologi memiliki efek yang sangat besar pada hampir semua segi kehidupan kita, salah satunya di bidang pendidikan. Selama beberapa tahun terakhir, E-Learning telah berkembang dengan cepat berkat manfaatnya yang luar biasa bagi para siswa dan tenaga pendidik.

E-Learning memberikan siswa akses mudah ke pendidikan di mana pun mereka berada. Selain itu, E-Learning juga menawarkan proses pembelajaran optimal yang  sesuai dengan setiap kebutuhan siswa.

Berikut ini adalah beberapa manfaat lain E-Learning yang perlu Anda ketahui.

1. Pengalaman Belajar yang Lebih Praktis dan Menyenangkan

Belajar di kelas terkadang bisa membosankan dan membuat siswa stres sehingga materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar menjadi tidak efektif. Tetapi, melalui E-Learning, proses belajar menjadi lebih fleksibel dan nyaman sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Siswa dapat mengakses materi E-Learning nya kapan pun dan di mana pun menggunakan berbagai jenis gadget yang mereka miliki. Mereka dapat mengulang materi apa pun sesuka hati jika mereka belum benar-benar memahaminya. Siswa juga dapat memilih materi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

2. Pendekatan yang Lebih Personal ke Setiap Siswa

Kita semua tahu bahwa sulit bagi seorang pengajar untuk memenuhi kebutuhan unik setiap siswa, apalagi ketika ada banyak siswa dalam satu kelas. E-Learning memungkinkan pengajar untuk beralih dari model pembelajaran “satu untuk semua” ke model pembelajaran yang terfokus pada kebutuhan setiap siswa. Dengan sistem pembelajaran yang bertahap dan dan format konten yang beragam, pengajar dapat memberikan pengalaman belajar yang unik dan personal, yang tidak dapat dilakukan di kelas tradisional.

3. Performa Siswa Dapat Dimonitor dengan Lebih Mudah

E-Learning memberikan kemampuan bagi pengajar untuk melacak kemajuan siswa dan memastikan bahwa mereka memenuhi pencapaian kinerja mereka. Misalnya, jika siswa tidak berhasil lulus dalam ujian online mereka, maka pengajar dapat menawarkan mereka metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan kepribadian mereka sehingga mereka akan lebih mudah menyerap materi pembelajaran dan pada akhirnya meningkatkan performa belajar mereka.

Sistem E-Learning yang canggih menyediakan fitur alat pelaporan dan analisis yang juga memungkinkan pengajar untuk menentukan area E-Learning mana yang masih kurang dan mana yang sudah sangat baik. Jika misalnya ada banyak siswa Anda yang kesulitan dalam menguasai materi pembelajaran tertentu misalnya, maka pengajar dapat mengevaluasinya dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

4. Menghemat Biaya Pembelajaran

E-Learning memungkinkan lembaga pendidikan untuk mengurangi biaya tenaga pengajar, peralatan kelas, penyewaan situs pelatihan online, dan percetakan buku. Lembaga pendidikan tidak perlu menghadirkan tenaga pengajar yang berbeda untuk setiap kelas, mencetak ratusan buku, dan merenovasi ruangan kelas.

5. Database Siswa yang Terpusat

Seluruh informasi detail mengenai siswa disimpan dalam satu sistem terpusat secara aman. Sekolah dapat menentukan siapa saja yang bisa mengakses data siswa. Biodata, kelas yang diikuti, tugas dan ujian yang diselesaikan, status pembayaran mereka, dan berbagai aktivitas pembelajaran mereka, semuanya dapat dengan mudah dipantau dalam satu layar

Video yang berhubungan