Sebutkan apa yang terjadi apabila hidup kita tidak dipimpin oleh Roh

Oleh: Herlina Rosenda Flory (Mahasiswa STT Soteria Purwokerto)

ABSTRAK

Hidup dipimpin oleh Roh Kudus adalah hidup yang dipenuhi oleh Roh Kudus dalam artian orang percaya terus menerus berjalan dalam Roh. Paulus memberi perintah kepada kita melalui surat Galatia 5:16-26 ini bahwa kita harus memberi diri kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Karena bagi Paulus hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti hidup yang sesuai dengan kehendak Allah serta dapat melakukan kebenaran yang telah dinyatakan melalui anak tunggal yaitu Kristus. Hidup dipimpin oleh Roh Kudus ini didefinisikan dengan tiga teori. Pertama, menurut John Bevere dan Addison Bevere yang mengatakan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus akan menyatakan seluruh kebenaran Allah kepada kita. Sebab itu penting bagi kita untuk mengundang Roh Kudus itu hadir di dalam diri kita. Kedua, menurut Elmer L. Towns yang mengatakan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus akan menjadikan kita kudus di hadapan Allah serta berada dalam keadaan sempurna di hadapan Allah. Ketiga, Menurut J. Wesley Brill yang mengatakan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus mengajak serta memimpin kita dalam kesucian.

Kata Kunci: Roh Kudus, Keinginan Daging, Pertobatan, Hati (Batin), Buah Roh.

PENDAHULUAN

                 Jurnal ini adalah sebuah ulasan tentang Hidup dipimpin oleh Roh Kudus yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam Galatia 5:16-26. Siapa itu Rasul Paulus? Rasul Paulus adalah salah satu Rasul Kristus yang dipimpin oleh Roh Kudus setelah dia mengalami pertobatan. Sebelum Paulus bertobat, Paulus adalah salah satu Rasul yang memiliki jiwa semangat dalam menganiaya jemaat Kristus yang ada di Yerusalem. Dengan memasuki rumah demi rumah untuk membunuh dan menyeret laki-laki dan perempuan ke penjara Paulus lakukan semuanya ini karena dia benci terhadap orang-orang yang menjadi pengikut Kristus. Tetapi, setelah dia mengenal Kristus, dia adalah salah satu Rasul yang memiliki semangat (antusias) untuk pergi memberitakan injil Kristus. Tak disangkali ternyata setelah pertobatan Paulus, banyak orang yang dia menangkan untuk ikut bersama dengan Kristus.

                 Siapa Roh Kudus? Roh Kudus adalah Roh Allah, yaitu prinsip hidup dan kuasa Allah yang memiliki titik kesadaran/Hypostasis yang berada di dalam dan keluar dari dalam diri Allah sendiri. Maka Dia disebut sebagai Roh yang kekal. Karena Dia juga mempunyai kodrat yang identik dengan Allah, yaitu kodrat Allah “Allah ada di dalam kita, yaitu Roh (1 Yohanes. 3:24)”. Dan Roh Kudus ini adalah Hypostasis ketiga di dalam diri Allah yang Esa “Tritunggal Mahakudus tersebut”. Jadi Roh Kudus yang sejak kekal hanya “keluar dari Sang Bapa” itu sesudah kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus, yaitu sesudah adanya “waktu” dicurahkan kepada manusia melalui Yesus Kristus, sehingga Ia juga disebut sebagai Roh Yesus, Roh Kristus, Roh Yesus Kristus dan Roh Anak-Nya. Roh Allah ini disebut “Sang pemberi hidup” karena melalui Roh-Nya inilah Allah memberikan kehidupan pada alam semesta ini.[1]

                 Bagi Paulus Roh Kudus adalah faktor yang sangat penting bagi seluruh kehidupan Kristiani.[2] Sehingga Paulus menggambarkan bahwa Roh Kudus adalah awal permulaan kehidupan Kristiani pada saat pertobatan (Efesus. 4:23-24). Roh Kudus adalah kepala yang memimpin jemaat ke dalam segenap kehendak Allah (1 Korintus. 6:19). Sehingga mereka yang sungguh-sungguh percaya dipersatukan dengan kepala, yaitu Yesus Kristus. Dan jemaat yang sejati itu dikepalai oleh Roh Kudus serta dipimpin oleh-Nya.[3] Arti dari kata jemaat yang dimaksudkan oleh Allah bukanlah mengkristenkan segenap dunia, melainkan untuk mengabarkan injil kepada segenap dunia serta memilih satu kaum bagi Kristus yang menjadi milik-Nya, yang terdiri atas segala bangsa di dunia ini.[4] Sehingga melalui hal ini, jemaat itu dapat melakukan dan menggenapkan maksud Allah dengan pimpinan Roh Kudus (Efesus. 4:11-12).

                 Peran utama Roh Kudus dalam Proses Keselamatan kita adalah menyatukan kita dengan Kristus. Paulus mengungkapkan Pemikiran ini dengan cara yang paling jelas dalam 1 Korintus. 12:13, “Sebab dalam dengan satu Roh, kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. Dan jelas dari konteks sebelumnya bahwa tubuh yang satu ini adalah Kristus. Dengan kata lain, Paulus merujuk seluruh kehidupan baru ini, baik dalam hal sumbernya maupun realisasinya serta pengkomunikasiannya, kepada Roh Kudus, yaitu merupakan pekerjaan, kuasa dan Karunia-Nya.[5] Roh Kudus memberikan arti hidup kepada kehidupan manusia. Roh Kudus menunjukkan kepada kita melalui Firman Yesus bahwa kita harus memusatkan kehidupan kita pada tujuan-tujuan rohani karena kepribadian manusia terutama berpusat atau bersifat rohani. Tujuan hidup dalam kerohanian itu agar mengurangi banyak hal yang dapat menimbulkan tekanan. Juga tujuan rohani itu membimbing semua tanggapan dan tindakan yang membingungkan. Sehingga dari fakta-fakta yang membingungkan menjadi mudah dimengerti melalui kehidupan rohani.[6]

METODOLOGI

                 Jurnal ini adalah suatu ulasan atau Review Skripsi tentang hidup dipimpin oleh Roh Kudus menurut surat Galatia 5:16-26. Dalam penulisan ini, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Pertama, dengan menggunakan teori para penafsir Alkitab khususnya dalam surat Galatia 5:16-26 dan untuk menemukan maksud dari penulisan Paulus dalam ayat ini peneliti melihat ada beberapa teori dari tokoh-tokoh yang menuliskan apa yang dimaksud dengan pimpinan Roh Kudus yaitu menurut Teori John Bevere dan Addison Bevere, Elmer L. Towns, J. Wesley Brill. Kedua, Peneliti menganalisis data melalui analisis teks untuk membuat temuan konsep Hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Ketiga, peneliti membuat konsep hidup dipimpin oleh Roh Kudus menurut surat Paulus dalam Galatia 5:16-26 serta peneliti menuliskan kesimpulan dan implikasi untuk menjadi sebuah pengetahuan yang bisa diterapkan. Konsep ini terdiri atas sebuah ide utama dan beberapa ide-ide pendukung.

ANALISIS DAN HASIL 

  1. Mengapa hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus?

Keinginan daging

                Manusia yang merupakan gambar Allah memiliki Roh (spirit atau pneuma) dan jiwa (soul atau psyche) sebagai satu kesatuan, dan tubuh (soma). Soul manusia yang berasal dari nafas atau Roh Allah sifatnya seperti Allah Trinitas yaitu memiliki Nous (seperti Allah Bapa), Logos (seperti Firman Allah), dan Pneuma (seperti Roh Allah). Logos adalah reason atau pikiran manusia yang bekerja memerintah otak dan dari otak memerintah anggota tubuh manusia. Tubuh ini memiliki keinginan atau kebutuhannya seperti makan, sex, pakaian, materi atau uang untuk melindungi tubuh, istirahat, refreshing, dan sebagainya. Keinginan tubuh atau daging ini sebetulnya normal atau baik karena memang dirancang oleh Allah demikian. Namun, karena semua manusia telah jatuh dalam dosa (Roma 3:23) sehingga keinginan daging ini melanggar hukum Allah (1 Yohanes 3:4).[7]

                 Perbuatan dosa ini berasal dari keinginan daging dan dosa ini tersimpan menjadi sebuah id yang tersimpan di dalam lemari batin kita. Sementara di dalam setiap hati manusia tertulis hukum Allah walaupun dia tidak mempelajari hukum itu seperti hukum Taurat (Roma 2:14-16) maupun dia mempelajari hukum itu.[8] Tubuh dengan segala macam keinginannya merupakan hasil kerja biologis yang dirancang Allah. Keinginan makan karena rasa lapar, seks, rasa aman, damai, indah, dihargai, bersosial, dan sebagainya adalah kerja tubuh dan roh kita. Keinginan itu adalah baik namun rentan terhadap serangan Iblis yang membuat keinginan itu menjadi nafsu atau keinginan daging (lust EPITHUMIA) yang jika dibuahi akan melahirkan dosa (Yakobus 1:14-15). Tubuh atau daging itu selalu lemah sedangkan roh memang penurut (Matius 26:41) sehingga roh ini harus tumbuh semakin dewasa yang dihidupi oleh Roh Kudus (Galatia 5:16).[9]

                 Tubuh memang dikuasai hukum dosa dan menjadi tawanannya (Roma 7:23). Sebab itu, kita harus melatih tubuh dan menguasainya (1 Korintus 9:27) dengan menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah (Roma 6:11-13) melalui penyaliban keinginan daging dan segala hawa nafsunya (Galatia 5:24). Roh kita yang telah lahir baru harus tumbuh dewasa sehingga NOUS (akal budi) dan Kardia (Hati) di dalam roh itu melatih tubuh kita dan sekaligus menjadi guardian atau penjaga tubuh kita dari dosa. Pertobatan sehari-hari dengan tangisan air mata membersihkan akal budi dan hati kita dari kekotoran dosa sehingga tubuh ini kembali suci.[10]

                 Sarkikos anthropos adalah manusia kedagingan atau manusia duniawi (man of flesh) yang hidupnya ada pada level kedagingan yakni dikuasai nafsu dan dosa (empowered by the flesh, sin, and lust). Seperti apa kata Alkitab tentang manusia kedagingan ini? Mereka terjual di bawah dosa (Roma 7:14), masih bayi dalam Kristus yang tidak bisa makan makanan keras (1 Korintus 3:1-2) sehingga kelakuan mereka seperti anak kecil yang gampang iri hati, perselisihan, dan perpecahan (1 Korintus 3:3-4). Sarkikos anthropos adalah orang percaya namun masih hidup di bawah dosa, yang masih hidup menurut nafsu dagingnya bukan dipimpin oleh Roh (Galatia 5:16-21) sehingga kata Rasul Paulus mereka adalah bayi dalam Kristus yang hidupnya menurut cara daging atau nafsu duniawi.

                 Seperti kata Anthony Coniaris, “To be mature in Christ means in its negative aspect to put away childish things: self-centeredness, insistence on having one’s own way, anger, blaming others, envy, jealousy. To be a mature Christian in its positive aspect means to be more and more like Christ. Merely growing up is not enough. We are to grow up into something that is perfectly mature, and that for us Christians, is Christ. “Be ye perfect as I am perfect,” said Jesus. Lecomte du Nouy, the French physicist, once wrote, “The perfect man is not a myth: he has lived in Christ.” To be mature is to grow by the power of the Holy Spirit more and more like unto that perfect man: Jesus. “That you may grow up in all things into Him who is the head, even Christ” (EFesus 4:15). To be mature in Christ is part of what it means to be spiritual. It is a life-long task that is accomplished by the Holy Spirit through daily repentance.”[11]

                 Rasul Paulus menyatakan, “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat” (Galatia 5:16-18). Orang yang menyerahkan hidupnya agar dipimpin oleh Roh Kudus adalah mereka menyadari bahwa hanya dengan dipimpin oleh Roh Kudus kita mampu untuk menyalibkan keinginan daging kita yang walaupun keinginan daging bertentangan dengan keinginan Roh.

Menjadi Milik Kristus Yesus

                 Unsur dasar dalam pengalaman perubahan hidup (pertobatan) ialah iman. Bila kita sungguh-sungguh bertobat, berarti kita harus percaya kepada Tuhan Yesus. Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa semua orang yang menerima-Nya di beri-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yohanes 1:12) dalam ayat ini dibahas tentang segi percaya dan menerima dari pertobatan. Pada waktu kita berbalik dari dosa dan memilih untuk percaya kepada Allah berarti kita telah menaruh kepercayaan penuh pada Tuhan Yesus untuk memperoleh pengampunan serta mendapat perubahan besar yang dikerjakan dalam hati kita oleh Roh Kudus.[12] Iman adalah suatu bagian yang sungguh penting dalam kehidupan Kristen. Dalam Ibrani 11:1 memberikan kita uraian tentang salah satu efek iman dengan menentukan perbuatan baik. Tindakan sukarela dan sikap seseorang yang olehnya ia menaruhkan kepercayaan penuh pada suatu obyek yang dipercayainya, serta mengizinkan obyek tersebut menentukan tindakan-tindakannya dan dalam bidang kerohanian obyek yang dipercayai itu ialah Allah, dan tindakan sukarela itu disebabkan oleh mendengar dan mempercayai Firman Allah.[13]

                 Suatu hubungan yang hidup dengan Yesus Kristus akan menghasilkan keinginan untuk bertumbuh dalam iman. Kedua belas murid Yesus menyadari bahwa untuk memiliki kasih dan belas kasihan ilahi, mereka memerlukan kemampuan rohani yang lebih besar untuk melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Ketika Paulus menulis kepada jemaat di Korintus, ia menyatakan pengharapan agar iman mereka bertumbuh sehingga Allah dapat melakukan pekerjaan yang lebih besar di tengah-tengah mereka (2 Korintus 10:16). Juga dalam surat kirimannya yang pertama kepada jemaat di tesalonika ia berdoa memohon suatu kesempatan untuk melayani mereka lagi untuk melengkapi apa yang masih kurang pada iman mereka (1 Tesalonika 3:9, 10). Akan tetapi ketika Paulus menulis surat kirimannya yang kedua kepada mereka di Tesalonika, ia dapat bersyukur kepada Allah karena mereka makin bertambah (1 Tesalonika 1:3).[14]

                 Orang percaya tidak dapat kehilangan anugerah ketika dia berada di dalam Kristus. Dalam kata-kata Paulus, Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus. 5:17). Jadi semua orang yang terhubung dengan Kristus tidak akan dapat dipisahkan sebab Kristus telah menderita bagi kita dengan membayar kita dengan darah-Nya yang mahal juga telah menebus kita melalui Roh-Nya sehingga Kristus tidak akan membiarkan kita pergi. Orang-orang percaya dicangkokkan ke dalam Kristus, sama seperti ranting dari pokok anggur yang lama di cangkokkan ke dalam pokok anggur yang baru.[15]

                 Orang-orang yang percaya disatukan dengan Kristus hal ini dapat dibandingkan dengan tubuh yang adalah kepala dari tubuh rohani gereja-Nya dan orang-orang yang percaya secara pribadi adalah para anggota-Nya. Sebagaimana kepala memerintah tubuh, begitu pula umat Allah dituntun oleh Kristus yang dimana sebagai pengantara dalam doa-Nya (Yoh. 17:12) adalah mustahil bagi kita yang oleh iman berada di dalam Kristus untuk binasa. Artinya sangatlah tidak mungkin jika kita percaya atau hidup di dalam Kristus kemudian kita memperoleh hasil kebinasaan kekal. Sebab hanya Kristuslah satu-satunya sumber kehidupan kekal yang akan kita peroleh.[16]

                 Rasul Paulus menuliskan ada empat ciri orang yang mengakui dan hidup seperti orang yang bersekutu di dalam Kristus. Pertama, kita akan membangun hidup dengan dasar yang teguh dasar yang teguh itu adalah berakar atau tertanam kuat di dalam fondasi yang tertancap sangat dalam sehingga menjadi milik Kristus Yesus sendiri. Kedua, kita akan bertumbuh dengan dasar yang teguh yaitu bertumbuh semakin dewasa dengan topangan atau fondasi yang kuat di dalam Kristus. Ketiga, semakin menaruh kepercayaan kepada Kristus tentunya tidak lepas dari berbagai badai walaupun kesulitan dan penderitaan terjadi. Keempat, bersyukur selalu ketika kita hidup bersekutu di dalam Kristus.[17]

  1. Apa maksud dengan hidup dipimpin oleh Roh Kudus?

Roh Kudus membimbing hati atau batin

                 Hati adalah ruangan Maha Kudus manusia, dari sinilah pemurnian dari hati. Itu adalah suatu hal yang sangat penting sekali. Karena Allah tidak pernah puas dengan kasih yang setengah hati atau yang sebagian-sebagian. Dia menginginkan agar kita mengasihiNya dengan “segenap hati kita” (Ulangan 6:5). Suatu kasih yang sepenuh hati adalah kasih yang membersihkan hati dari kenajisan-kenajisan dosa, dengan meninggalkan ilah-ilah palsu dan berhala-berhala (1 Tesalonika 1:9) serta menguduskan hati tadi sebagai suatu ruangan Kudus bagi Allah sendiri saja.

                 Orang yang murni hatinya adalah orang yang sudah dibersihkan/dimurnikan. Ada suatu pemurnian/pembersihan awal ketika kita mengakui Kristus sebagai Tuhan dan dibabtiskan melalui air (yaitu air babtisan) dan Roh, melalui karya Roh Kudus, (Yohanes. 3:5-6) yang bekerja ketika sakramen dilaksanakan, yang dinyatakan dalam sakramen Khrisma (1 Yohanes. 2:27, 2 Korintus. 1:20,21; 1 Samuel 16:13). Kemurnian tidak dapat terjadi oleh usaha manusia. Pada kenyataannya, nabi Yehezkiel mendengar Allah berkata,” Kamu akan Kuberikan hati yang baru dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yehezkiel. 36:26.) Kemurnian semacam itu dihasilkan hanya oleh menjadi suatuciptaan baru didalam Kristus (2 Korintus. 5:17) melalui manusia lama kita dikuburkan dalam babtisan dan manusia baru muncul, bersama kebangkitan Kristus (Kolose. 2:11-12) serta melalui pertobatan sehari-hari. Inilah ketika Allah memberikan kita suatu” hati yang baru,” suatu “hati nurani yang baik” (1 Petrus. 3:21).

                 Ada juga suatu pembersihan yang sedang berlangsung, secara terus menerus yang dihasilkan oleh pertobatan sehari-hari dan pengakuan dosa-dosa kita, melalui air mata pertobatan. Kapan saja kita berdosa, kita bertobat dan berdoa bersama Daud: Mazmur 51:12-13, “Jadikanlah hatiku tahir ya Allah dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang Kudus dari padaku.[18] Hidup oleh Roh adalah selalu menuruti hasrat atau gairah roh yang dihasilkan dari hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Orang yang hidup oleh Roh adalah mereka memiliki pikiran dan perasaan yang seirama dengan Roh Kudus, karena Roh yang dituruti tersebut adalah hasrat atau gairah dari Roh Kudus. Jadi kalau dikatakan hidup menurut roh, maksudnya bukan hidup menurut Roh Kudus, tetapi hidup menurut hasrat atau gairah yang telah terbangun dari hasil perjuangan hidup dalam pimpinan Roh Kudus.[19]

  1. Bagaimana agar dipimpin oleh Roh Kudus?

Menyalibkan keinginan daging

                 Mengikuti Kristus berarti bertumbuh ke arah Dia yang kita wujudkan dalam 2 hal yaitu tidak berjalan dalam kegelapan (melawan atau mematikan nafsu daging dan dosa) dan berjalan dalam terang seperti Kristus. Apa artinya tidak berjalan dalam kegelapan? Kita tidak memikirkan dan melakukan hal-hal yang bukan berasal dari Allah. Hal-hal yang berasal Allah pastilah memiliki terang kehidupan. Sebaliknya semua yang ada di dalam dunia yakni keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup berasal dari dunia bukan berasal dari Allah (1 Yohanes 2:16). Hal-hal itulah kegelapan yang harus kita lawan dengan cara kita memiliki atau mengambil terang itu.

                 Rasul Paulus menyatakan kita harus menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Galatia 5:24) sebab hawa nafsu itu memiliki daya yang kuat untuk menyeret dan memikat kita (Yakobus 1:14) dan jikalau kita terseret dan terpikat oleh keinginan daging itu maka keinginan itu akan dibuahi dan melahirkan dosa atau perbuatan yang gelap (Yakabus 1:15). Menyalibkan keinginan daging berarti mematikan dalam diri kita segala sesuatu yang duniawi (Kolose 3:5) yang bukan berasal dari Allah seperti hawa nafsu yang jika dibuahi akan melahirkan dosa. Kita diperintah untuk melatih dan menguasai tubuh atau daging ini yang penuh dengan hawa nafsu (1 Korintus 9:27) yakni perbuatan asketis. Asketis ini lebih tepatnya adalah bentuk penyerahan anggota-anggota tubuh ini kepada Allah bukan kepada dosa sebagai senjata-senjata kebenaran (Roma 6:13).[20]

                 Selain melawan dan mematikan segala sesuatu yang dari dunia, kita juga diperintahkan untuk berjalan dalam terang. Kita adalah terang dunia kata Yesus (Matius 5:14) sebab kita mengikuti Yesus yang adalah terang dunia (Yohanes 8:12). Sebagai terang dunia ini berarti kita melakukan hal-hal yang berasal dari Bapa yang adalah terang. Hal-hal yang berasal dari Allah adalah kontras dengan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup yaitu keinginan Roh, pembaruan akal budi (NOUS) sebagai mata rohani kita, dan kerendahan hati seperti Kristus yang mengosongkan diri itu. Rasul Paulus menyuruh kita untuk mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran serta pengampunan (Kolose 3:12-13). Kebajikan-kebajikan itu akan disempurnakan oleh kasih (Kolose 3:14) dan kasih sebagai puncak dari iman dan perbuatan-perbuatan baik kita (2 Petrus 1:5-7) sehingga kita akan dibuat berhasil dalam pengenalan kita akan Kristus (2 Petrus 1:8).[21]

                 Galatia 5:24, menyalibkan berarti mematikan segala keinginan karena ketika keinginan ini di buahi ini akan menjadi dosa; Kolose 3:5, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi yaitu nafsu daging; Roma 6:12-13 menyerahkan seluruh anggota tubuh kita kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Galatia 5:16 keinginan daging adalah hasil dari kerja tubuh kita. Roma 8 hukum Roh yang akan mematikan perbuatan-perbuatan keinginan daging kita. Ini semua adalah salah satu perintah dari Rasul Paulus bagi kita untuk supaya dapat menyalibkan keinginan daging dengan tidak menuruti hawa nafsu daging yaitu penting bagi kita untuk dapat menyerahkan seluruh tubuh kita kepada Allah.

Tidak hidup dibawah kuasa dosa atau kuasa hukum Taurat

                 Hukum dosa adalah hukum yang mengakibatkan kita mengalami kekalahan dan kehancuran rohani. Kita semua memiliki keinginan untuk berbuat dosa karena daging kita memiliki keinginan untuk berbuat dosa. Dalam Roma 8:14-15 Paulus berkata bahwa hukum taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Bahkan Paulus berkata kepada jemaat di Roma bahwa sampai dia menulis surat ini dia masih merasakan tentang peperangan daging dan Roh dalam hidupnya dan kadang-kadang dia terperangkap dalam ketegangan karena dia melakukan hal-hal yang bagi dia sebenarnya tidak harus dia lakukan.[22]

                 Untuk mematikan kuasa dosa (daging) salah satu cara yaitu kita harus mengatakan bahwa “Hari ini kamu akan mati kelaparan” sebab, penyebab dari daging menguasai kita karena kita sering memberi daging makan sehingga dia menguasai tubuh kita. Dan untuk mematikan kuasa daging ini kita tidak hanya berkata demikian, namun kita harus perlu pertolongan, perlu orang-orang yang ada di sekitar kita untuk dapat menghentikan saat kita ingin memberi makan untuk memuaskan daging kita. Berapa banyakpun makanan yang kita berikan kepada daging, itu tidak akan pernah puas sebab itu, Apapun yang terjadi kita harus biarkan daging kita untuk menderita kelaparan sampai kedagingan kita mati.[23]

                 Penebusan memenuhi kebutuhan yang timbul karena perhambaan manusia kepada dosa. Penebusan berbicara tentang kelepasan dari kejahatan tertentu dengan jalan membayar harganya agar supaya kita dibebaskan dari dosa dan hukumannya. Harga itulah kematian juruselamat kita yang mengerjakan pendamaian (Ibrani 9:15) Ia telah mati untuk membebaskan kita dari dosa dan Iblis yang artinya Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat dengan menjadi kutuk karena kita (Galatia. 3:13). Tanpa adanya kelepasan dari kutuk ini kita tidak akan memperoleh keselamatan karena disamping kelepasan dari kutuk taurat, kita pun telah dibebaskan dari perhambaan kepada taurat dan dari melaksanakan hukum taurat sebagai suatu syarat untuk diterima oleh Allah.[24]

                 Salah satu cara untuk supaya kita tidak lagi dikuasai oleh dosa adalah kita harus mampu menyelidiki diri sendiri setiap hari dan dapat dipadukan dengan pertobatan kita. Karena pengakuan dosa adalah merupakan persiapan yang terbaik yang dapat kita lakukan bagi Kedatangan Kristus yang Kedua, yaitu sewaktu Ia datang untuk menghakimi dunia. Sungguhlah “Dia tak akan menyelidiki kita jika kita telah menguji/menyelidiki diri kita sendiri.

                 Menurut para Bapa dari Philokalia dosa itu bukan untuk dihancurkan tetapi untuk ditebus dengan energi (daya kekuatan) kita dengan diarahkan kepada Allah. Untuk menguasai dosa, kita harus bergumul melawan pemikiran-pemikiran/angan-angan (logismoi), karena pemikiran atau angan-anganlah yang membangkitkan dosa. Pemikiran atau angan-angan adalah benih dari dosa yaitu dorongan-dorongan gerak hasrat dalam hati, yang jika tidak dilawan, akan mencengkeram batin dan pikiran serta menguasainya. Untuk berperang melawan pemikiran-pemikiran seperti itu orang perlu untuk mempraktekkan keberjaga-jagaan (nepsis) dan hidup doa yang mendalam.[25]

Buah Roh

                 Buah Roh adalah hasil dari hubungan manusia dan Allah secara personal intim sehingga mampu menghasilkan buah Roh. Buah Roh itu dilepaskan masuk lansung ke dalam roh kita, bukan ke dalam jiwa kita sehingga dimana emosi di rasakan namun buah Roh ini adalah di mana kita dapat merasakan berbagai macam perasaan yang baik di antaranya adalah Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri dan kita akan lihat berikut apa yang di maksud dari kesembilan buah Roh ini.

                Kasih

                 Buah Roh yang paling utama ketika orang percaya adalah kasih dan damai sejahtera. Ditegaskan secara paradox buah kasih, sukacita dan damai sejahtera dalam konteks penderitaan dan kesengsaraan. Realitasnya merupakan peringatan pedih bahwa zaman yang akan datang belum sempurna, karena kasih Allah belum di nyatakan bagi orang-orang percaya di tengah-tengah kesengsaraan zaman itu.

                 Kata Kasih dalam bahasa Yunani adalah avga,ph “agape” berarti orang selalu penuh dengan kasih dan kasih agape ini adalah kasih dari Allah yang di berikan kepada manusia. Kalau kita lihat dalam terjemahan New King James kata kasih adalah kata dalam bentuk tunggal yang di haruskan bagi kita untuk tetap melakukan dan diwujud nyatakan melalui tindakan kita setiap hari. Kasih yang Paulus bicarakan sebagai buah Roh adalah kasih “agape” kasih Allah, bentuk kasih tertinggi yang ada, dan yang menarik, kasih ini hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada hubungannya dengan perasaan atau kasih sayang. Kasih ini telah diartikan sebagai mencari kesejahteraan atau kebaikan dari yang lain, bahkan meskipun tidak ada kasih sayang yang di rasakan sebuah parafrasa dari Happiness Explained oleh Bob Rigdon mengatakan bahwa Yesus tetap menunjukkan kasih jenis ini dengan berada di kayu salib dan mati meskipun Dia tidak merasa ingin melakukannya. Meskipun ini bertentangan dengan perasaan-Nya sendiri tentang salib namun jenis kasih inilah yang Allah tempatkan dalam diri kita dengan memampukan kita untuk mengasihi musuh kita.[26]

                 Kasih yang dimaksudkan oleh Paulus adalah kita dapat mengasihi saudara-saudara kita dan kasih akan semua orang (2 Petrus 1:7) di dalam Kristus dan saling menasihati terhadap satu dengan yang lain. Kasih menjadi terutama dari buah Roh karena kasih sangat penting. Sebab Allah menebus dosa kita dengan kasih-Nya yang begitu besar (Yohanes. 3:16) Allah mengasihi kita bukan karena kita telah sempurna dan bukan juga karena kita telah menjadi kudus di hadapan-Nya. Tetapi Allah mengasihi kita dengan kasih-Nya yang tanpa melihat rupa juga tanpa memandang kita dengan kekayaan. Tapi Allah mengasihi kita karena kita adalah ciptaan Dia yang sempurna karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27).

                Sukacita

                 Kata Sukacita dalam bahasa Yunani adalah cara “Cara” dalam Terjemahan New King James adalah “Joy” artinya “kegembiraan, kesenangan” ini sebagai suatu keharusan bagi kita untuk kita tetap bersukacita di dalam Kristus. Kata sukacita seorang tokoh alkitab Nehemia menjelaskan bahwa sukacita yang berasal dari Allah dapat membuat kita menjadi kuat (Nehemia. 8:10-12). Karena sukacita ini tidak bergantung pada situasi dan kondisi seperti yang telah dibuktikan oleh banyak orang, bahwa sangatlah mungkin untuk bersukacita di tengah-tengah pencobaan. Sebab ketika kita mengalami pencobaan hati dan pikiran kita hanya terarah dan fokusnya hanya ke atas yaitu hanya kepada Allah bukan di dunia ini. Ketika kita merasa sukacita yang dari Allah semua masalah kita alami akan meredup dalam waktu sekejap sebab sukacita Allah telah menjadi bagian dalam hidup kita melalui Yesus.[27]

                 Sukacita bagi Paulus adalah salah satu sikap dari ucapan syukur dia. Dalam Surat 1 Timotius 1:12-14 adalah salah satu ucapan syukur Paulus yang dia ucapkan kepada Tuhan dengan penuh sukacita. Dalam 1 Tesalonika 5:16 Paulus juga mengatakan bahwa bersukacitalah senantiasa. Sukacita yang di ungkapkan oleh Paulus bukanlah hanya ketika dia mengalami kesenangan saja, tetapi dalam penderitaan yang dialami oleh dia pun dia mengatakan bahwa dia tetap bersukacita di dalam Kristus. Petrus juga mengungkapkan bahwa sebaiknya kita juga patut untuk bersukacita terhadap bagian yang telah kita dapatkan yaitu penderitaan Kristus (1 Petrus 4:13). Dalam Filipi 4:4 Paulus mengatakan bahwa kita harus tetap bersukacita di dalam Tuhan karena hanya melalui sukacita kita mendapatkan kehidupan yang baik di dalam Kristus yang adalah sumber sukacita kita.

                 Bersenang-senang bukan berarti bersukacita dan bersukacita bukan berarti bersenang-senang. Jika kita bersenang-senang tetapi tidak bersukacita, maka kita tidak berbeda dari orang dunia dan jikalau kita bersukacita menurut kehendak Tuhan, maka kualitas sukacita kita sangatlah berbeda dari kesenangan orang dunia. Sukacita merupakan suatu emosi kesukaan yang sudah dikuduskan oleh Tuhan sukacita Kristen adalah sukacita yang kudus. Istilah rejoice berbeda dari istilah happiness karena hanya ada satu sukacita yaitu sukacita dari orang Kristen sejati. Paulus menulis satu surat yang disebut sebagai “Kitab sukacita” yaitu kitab Filipi. Kenapa padahal Paulus menulis surat ini dia berada di penjara? Karena sukacita Paulus telah di kuduskan di dalam Tuhan sehingga sukacita ini terjadi tanpa bisa dipengaruhi oleh lingkungan.[28]

                Damai sejahtera

                 Kata Damai Sejahtera dalam bahasa Yunani sebagai kata eivrh,nh( “Eirene” artinya “Peace” yaitu Perdamaian, atau damai sejahtera yang mencakup arti sebagai kesejahteraan dan termasuk di dalamnya adalah ketenangan, keamanan, kemerdekaan, dari pemeliharaan dan kepercayaan, ini adalah sama seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada para murid-Nya, dan ini berbeda dari damai sejahtera yang ditawarkan dunia, yang hanya merupakan ketiadaan masalah. Juga suatu pemberitahuan dari Yesaya bagi kita bahwa ketika pikiran kita tertuju kepada Allah dan kita memiliki iman di dalam Dia, maka kita akan menikmati damai sejahtera yang sempurna (Yes. 26:3).[29]

                 Damai sejahtera adalah salah satu hasil dari buah Roh sehingga manusia yang bertumbuh akan menghasilkan buah Roh yaitu damai. Sedangkan dalam Galatia 5:22 kata damai sejahtera berhubungan dengan buah Roh. Damai adalah bagian dari buah Roh sehingga damai sejahtera merupakan pekerjaan Roh Kudus untuk hidup damai. Dalam Roma 8:6 juga dijelaskan bahwa damai sejahtera berhubungan dengan buah Roh. Karena keinginan Roh membawa kepada hidup dan damai sejahtera.

                 Dalam surat 2 Korintus 13:11 menjelaskan tentang kata damai sejahtera yang berhubungan dengan sikap dan tingkah laku jemaat di korintus. Damai sejahtera ini menunjukkan tentang kerukunan jemaat dalam sebuah kelompok atau komunitas agar menciptakan damai sejahtera yaitu ketika sehati sepikir dalam menentukan sebuah keputusan yang sama. Di jelaskan dalam Efesus 4:3 tentang makna damai sejahtera yaitu ketika jemaat Efesus satu dalam ikatan Roh. Di maksudkan dalam teks ini adalah tentang bagaimana Allah mengikat umat-Nya di dalam suatu ikatan Roh untuk mempersatukan jemaat dan Allah. Maksud dari ikatan Roh adalah tentang bagaimana Allah memberikan Roh Kudus untuk menyatukan setiap orang percaya agar mempunyai keyakinan dan pikiran yang sama dengan berbagai pemikiran manusia. [30]

                 Kesabaran

                 Kata kesabaran dalam bahasa Yunani adalah makroqumi,a “Makrotumia” yang artinya “Long-suffering” yaitu kalau kita lihat dari Terjemahan New King James  adalah “penderitaan”. Jadi yang dimaksudkan oleh Paulus dengan kesabaran adalah bukan sabar ketika orang mencoba untuk menjatuhkan kita. Tetapi yang dimaksudkan oleh Paulus dengan kesabaran adalah sabar terhadap penderitaan ketika kita mengalaminya. Kesabaran seperti yang telah diterjemahkan dalam beberapa terjemahan adalah “kapasitas ketabahan hati” kesabaran tidaklah pasif seperti yang dipikirkan oleh banyak orang, melainkan aktif. Kesabaran sebenarnya adalah iman yang ditopang dalam jangka waktu yang lama. Kita menunjukkan kesabaran ketika kita dengan aktif percaya pada manifestasi janji Allah melawan rintangan yang ada, tanpa peduli seberapa lama hal itu terjadi. Kesabaran dilepaskan dari dalam Roh kita ke dalam jiwa kita dengan merenungkan Firman karena alkitab juga memberikan kita harapan sehingga kesabaran ini menjadi hasil dari pengharapan kita.[31]

                 Kesabaran yang di artikan oleh Rasul Paulus dari buah Roh ini adalah ketenangan hati yang kita lakukan ketika kita menghadapi segala hal apapun itu. Karena hanya dengan sifat tenanglah kita mampu untuk melewati semua hal yang mungkin saja menghambat perjalanan pertumbuhan iman kita. Dalam 2 Korintus 6:4 Paulus menuliskan dalam surat ini untuk menunjukkan kepada kita dengan mengatakan bahwa ketika kita yang adalah pelayan Allah pada saat menghadapi penderitaan, kesesakan dan kesukaran kita harus menghadapinya dengan sabar/sifat yang tenang. Karena hanya dengan sifat tenanglah menunjukkan bahwa kita sebagai pelayan Allah pasti bisa untuk melalui semua hal yang terjadi dalam hidup kita.

                 Dalam surat 2 Korintus 12:12 hal ini menggambarkan kepada kita sebagai Pelayan Allah bahwa untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa kita adalah seorang pelayan Allah bukan melalui perkataan tetapi untuk membuktikkan bahwa kita adalah seorang pelayan Allah hanyalah dengan sabar dalam menghadapi segala hal. Jadi kesabaran dalam diri kita sangatlah penting bagi Paulus, karena kesabaran ini adalah salah satu cara bagi kita sebagai pelayan Allah untuk mampu menghadapi segala hal yang ada di depan kita baik yang sudah terjadi maupun yang nantinya akan terjadi. Dengan sabar dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang nantinya akan menjadi percaya kepada Allah sama halnya dengan kita yang sekarang sudah percaya kepada-Nya (1 Timotius. 1:16) Dengan kesabaran Allah lah sehingga kita dapat di selamatkan.

                 Kemurahan 

                 Kata kemurahan jika di tinjau dari teks aslinya adalah crhsto,thj adalah Kindness” artinya kebaikan hati, berbuat jasa terhadap seseorang. Sebab itu Paulus memerintahkan kepada kita supaya tiap-tiap kita memiliki kemurahan hati di dalam diri kita masing-masing. Sebab kemurahan hati adalah salah satu sifat yang di kehendaki oleh Allah bahkan pernah menjadi teladan bagi kita sebab itu setidaknya kita yang adalah orang yang percaya kepada-Nya memiliki kemurahan hati di dalam diri kita.

                 Kemurahan adalah kebaikan hati yang ada di dalam diri/hati seseorang. Paulus mengatakan bahwa Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini karena itu kami tidak tawar hati (2 Korintus 4:1). Jadi Paulus pun menyadari bahwa mereka menerima pelayanan atau melakukan pelayanan itu bukan karena usaha mereka sendiri tapi itu semua karena kemurahan dari pada Allah itu sendiri. Karena mereka telah menerima pelayanan itu dari kemurahan Allah maka mereka tidak menjadi tawar hati. 2 Korintus 8:2 meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Jadi dalam hal kemurahan pun Paulus dan jemaat yang di layani melimpah walaupun mereka itu miskin namun dari kemiskinan mereka tidaklah dapat menutupi kemurahan mereka.

                 Kolose 3:12 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran” Kemurahan ternyata telah menjadi bagian dalam kehidupan mereka untuk mereka lakukan terus menerus tanpa berhenti. Paulus memerintahkan untuk supaya kita dapat mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran ternyata bukan hanya kemurahan hati saja, tetapi penting bagi kita untuk juga mengenakan belas kasihan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sama halnya dengan surat Paulus untuk jemaat di Galatia 5:22 kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan ternyata hal ini pun penting bagi kita untuk mengenakannya.

                 Kebaikan

                 Kata kebaikan dalam teks Yunani adalah avgaqwsu,nh “goodness” yang artinya kebaikan, kebajikan. Kebaikan merupakan salah satu sifat yang seharusnya dimiliki oleh semua manusia terutama orang percaya. Namun dari semua yang kita temukan di dunia ini ternyata tidak semua orang memiliki sifat ini sebab kebanyakan orang memiliki gengsi yang lebih tinggi dalam hal berbuat baik sehingga bagi mereka berbuat baik itu tidak menguntungkan sebab dalam kebaikan juga kesabaran kita diuji.

                 Kesabaran merupakan sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku. Filipi 4:5 “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang Tuhan sudah dekat!” ini adalah salah satu perintah dari Paulus supaya kebaikan hati kita dapat di ketahui oleh semua orang sebab Tuhan sudah dekat. Jadi hal ini juga adalah salah satu teguran sekaligus salah satu perintah bagi kita untuk supaya masing-masing kita orang percaya maupun yang belum percaya kepada Allah untuk menyelidi diri kita melalui kebaikan hati kita. Jika memang di antara kita belum melakukan perbuatan baik Paulus memerintahkan supaya kita dapat melakukan perbuatan baik tersebut sebab untuk apa kita tidak melakukannya jika itu tidak menguntungkan bagi kita sebab itu perlu bagi kita untuk melakukan kebaikan di antara orang-orang yang ada di sekitar kita.

                 Efesus 2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Jika sebelum Allah menunjukkan kasih karunia-Nya kepada kita perlu bagi kita untuk melakukan suatu perbuatan baik yang juga mendatangkan kebaikan bagi kita karena ketika kita melakukan perbuatan baik maka kasih karunia Allah akan dilimpahkan kepada kita yaitu kekayaan yang ditunjukkan dengan kebaikan-Nya kepada kita. Dalam melakukan perbuatan baik akan ada Roh Kudus yang juga turut menolong kita untuk melakukannya supaya setelah kita melakukan perbuatan baik itu tidak merugikan bagi kita melainkan mendatangkan keuntungan karena kita akhirnya dapat hidup bersama-sama dengan Allah yang adalah sumber kebaikan.

                 Kesetiaan

                 Kata kesetiaan dalam bahasa Yunani adalah pi,stij Terjemahan New King James “Faithfulness” yang hanya memiliki satu arti kata yaitu kesetiaan. Kesetiaan adalah keteguhan hati/ketaatan yang kita lakukan melalui kehidupan jasmani atau rohani kita setiap hari. Surat 2 Timotius 2:22 “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”. Perintah bagi kita dari Rasul Paulus bahwa kita harus menjauhi diri kita dari nafsu orang muda yang di maksud dengan nafsu orang muda disini adalah nafsu duniawi yang membuat kita jatuh dan hubungan kita terputus dengan Allah. Sehingga dari kejatuhan kita inilah membuat kita tidak lagi setia kepada Allah yang adalah sumber kesetiaan kita.

                 Keteguhan hati kita ketika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh, Roh Kudus akan menolong dan memimpin kita untuk tetap teguh di dalam Kristus. Kesetiaan kalau kita tetap pertahankan akan memberikan suatu makna bagi hidup kita. Kita tidak akan menemukan makna kehidupan kita jika kita tidak setia terhadap apa yang kita sudah mulai untuk mengerjakannya. Surat 1 Timotius 4:12 “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”. Jadi Paulus memerintahkan untuk kita sebagai anak mudah harus jadi teladan dalam segala hal termaksud dalam kesetiaan kita.

                 Kelemahlembutan

                 Lemah lembut berasal dari kata Yunani prau<thj “Prautes” artinya “gentleness” yang berarti kelembutan, kerendahan hati, perhatian, tidak kasar. Orang yang lemah lembut adalah orang yang kepribadiannya sudah di ubah oleh Tuhan sehingga menjadi lembut hati. Orang yang lemah lembut adalah orang yang memiliki pribadi untuk rela menderita. Orang yang lemah lembut juga memiliki pribadi yang terbuka terhadap teguran Tuhan serta tidak menyalahkan orang tetapi terbuka terhadap teguran Firman Tuhan dan menerima kebenaran sebagai kebenaran.

                 Orang yang lemah lembut memiliki pribadi yang mudah di bentuk serta mereka tidak menuntut terhadap sesuatu (Yakobus 4:1-2, 3:16). Orang yang lemah lembut adalah responnya terhadap situasi selalu pro aktif. misalnya, ketika dia di sakiti ada tiga tanggapan yang di lakukan yang Pertama, Sikap Pasif yaitu ketika di sakiti dia hanya diam. Kedua, sikap Reaktif yang meresponi sesuai yang di alaminya tidak menambahkan dengan apa yang di alaminya. Ketiga, Sikap Proaktif merespon positif apa yang di alaminya karena setiap masalah jika di responi dengan positif pasti akan menjadi mudah untuk di selesaikannya. Kolose 3:12 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah kelemahlembutan sebagai ketopong kehidupan kita.

                 Kelemahlembutan dan kebaikan berhubungan erat dan kedua hal ini sering dianggap sebagai sifat yang lemah. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian sebab kelemahlembutan sebenarnya adalah kebaikan yang dilatih tanpa ada kekasaran atau kekerasan dan kata Yunani yang digunakan memiliki arti moral yang unggul dalam karakter atau sikap, kebajikan atau kebaikan. Jika keduanya berhubungan erat yaitu kelemahlembutan dan kebaikan berarti menunjukkan sifat kita menjadi lembut dan baik (1 Korintus 4:21) Dan termasuk di dalamnya adalah kerendahan hati dan penundukkan diri juga Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai Pribadi yang lemah lembut (Matius. 11:29) juga Yesus mengatakan bahwa orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi (Matius. 5:5).[32]

                 Penguasaan diri

                 Kata Penguasaan diri dalam bahasa yunani adalah evgkra,teia artinya Self-control yang berarti penguasaan, pembatasan, mengendalikan, menahan. Ini semua Paulus perintahkan kepada kita supaya kita dapat mengontrol diri kita sepenuhnya dalam segala hal maupun dalam situasi apapun yang kita alami terlebih ketika kita mengalami situasi yang tidak baik. Dalam menghadapi situasi/kondisi yang kurang baik paling di butuhkan disini adalah dapat menahan diri atau membatasi diri kita agar hal-hal yang tidak di kehendaki oleh Allah tidak terjadi apalagi yang keluar dari dalam diri kita.

                 Amsal 16:32 dengan jelas menyatakan bahwa orang yang sabar melebihi pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota. Jadi jelas bahwa orang yang dapat menguasai dirinya berarti memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari orang yang sabar; 2 Timotius 4:5 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu”. Jadi yang paling penting dalam segala hal yang harus di kuasai adalah pikiran (2 Korintus 10:5b), lidah atau ucapan (Amsal 21:23) juga Yakobus mengatakan bahwa lidah walaupun dalah satu anggota kecil dari tubuh kita namun dapat membakar hutan yang besar dan mata (Matius 6:22-23). Orang yang tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya (Amsal 25:28). 1 Petrus 4:7a mengatakan bahwa “kesudahan segala sesuatu sudah dekat karena itu kuasailah dirimu”. Kita semua tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal jadi buat apa kita mengejar sesuatu yang tidak kekal.

                 Penguasaan diri sangatlah penting bagi kita sebab itu Paulus memerintahkan kepada kita untuk dapat menguasi diri atau mengendalikan diri kita dari segala hal supaya tubuh kita tidak di kuasai oleh keinginan duniawi yang hanya bersifat sementara yang akhirnya hanya membawa kepada kebinasaan. Sebab itu kita perlu untuk memberi diri kita di pimpin oleh Roh Kudus karena ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus kita dapat berjalan di dalam Roh yang menghasilkan kehidupan yang kekal di dalam Kristus. Penguasaan diri ini adalah sifat Allah yang paling berharga karena Allah tidak pernah membuat diri-Nya lepas kendali dan karena ini adalah karakteristik ilahi yang memanifestasikan dirinya dalam diri kita lebih lagi dengan tujuan supaya kita dapat mengendalikan emosi dan tingkah laku kita.[33]

KESIMPULAN 

                 Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah hidup yang dapat berjalan dalam Roh dan hidup yang selalu mengikuti keinginan Roh. Orang yang dapat hidup menurut keinginan Roh Kudus berarti mereka yang ingin hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus. Hidup yang melakukan kehendak Allah adalah hidup yang mendapatkan keuntungan sebab hanya di dalam Dialah kita dapat memperoleh segala-galanya termaksud kehidupan kita selama di bumi. Berikut ada enam point Hidup dipimpin oleh Roh Kudus yang di alami oleh orang percaya.

                 Pertama, Mengapa hidup dipimpin oleh Roh Kudus? Karena ada keinginan daging. Keinginan daging ini ada karena kita tidak memberi diri kita dipimpin oleh Roh Kudus. Keinginan daging telah membuat jiwa dan Roh kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi sebab itu sangat penting bagi kita untuk menyerahkan diri kita agar dapat dipimpin oleh Roh Kudus. Kita adalah gambar dan rupa Allah yang telah diciptakan atau di buatkan melalui nafas-Nya sebab itu, tubuh, jiwa dan Roh kita telah menyatu dengan Allah. Ciri manusia yang hidup didalam keinginan daging adalah orang yang hanya mencukupkan diri dengan hidupnya yang hanya berpusat pada dirinya sendiri.

                 Kedua, Mengapa hidup dipimpin oleh Roh Kudus? Karena kita telah menjadi milik Kristus Yesus. Orang yang telah menjadi milik Kristus berarti hidupnya tidak lagi dikuasai oleh keinginan daging. Sebab orang yang telah menjadi milik Kristus hidupnya telah dipimpin oleh Roh Kudus. Menjadi milik berarti seluruh hidupnya di kendalikan oleh orang yang telah memiliki atau mendapatkan. Dan itu berarti kita yang telah menjadi milik Kristus Yesus ini hidup kita akan di kendalikan oleh Kristus baik itu keinginan hawa nafsu yang ada di dalam diri kita itu dibawah kuasa dan di bawah kendali Kristus. Juga orang yang telah menjadi milik Kristus Yesus berarti hidupnya telah dipimpin oleh Roh Kudus.

                 Ketiga, Apa maksud dengan hidup dipimpin oleh Roh Kudus? Roh Kudus membimbing hati atau batin. Maksudnya, supaya ketika batin kita mau dikuasai oleh keinginan daging Roh Kudus yang akan mengingatkan kita melalui hati kita untuk supaya kita tidak terus-menerus di perbudak oleh keinginan daging. Roh Kudus membimbing hati karena hati adalah pusat dimana segala kejahatan manusia yang di lakukan. Sebab itu Roh Kudus membimbing hati kita agar kita dapat memurnikan hati kita karena hanya lewat hatilah pemurnian jiwa ini dapat dilakukan.

                 Keempat, Bagaimana agar dipimpin oleh Roh Kudus? Menyalibkan keinginan daging. Dengan menyalibkan keinginan daging berarti semua nafsu/keinginan daging dengan segala perbuatan nafsu kita di matikan. Agar kita dipimpin oleh Roh Kudus, fase pertama yang harus kita lakukan adalah menyalibkan keinginan daging.

Kelima, Apa hasilnya ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus? Tidak hidup di bawah hukum taurat. Ketika kita memberi diri kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka hidup kita tidak lagi di kuasai oleh hukum taurat melainkan yang kita lakukan hanyalah menuruti apa yang menjadi kehendak Allah. Ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus berarti hidup kita sepenuhnya hanya di kuasai oleh Roh Kudus dan akhirnya kita akan memperoleh hidup dari Roh. Keingian daging dan segala hawa nafsu akan dikalahkan ketika hidup kita sepenuhnya hanya dipimpin oleh Roh Kudus.

                 Keenam, Apa hasilnya ketika dipimpin oleh Roh Kudus? Menghasilkan buah Roh. Keutuhan atau keseluruhan hidup kita akan berbuahkan perbuatan baik jika kita hidup oleh Roh. Menghasilkan buah Roh berarti menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Buah Roh yang dimaksudkan disini adalah Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan yang terakhir adalah Penguasaan diri. Dari semua ini adalah hasil dari pimpinan Roh Kudus yang menjadikan hidup kita sepenuhnya tinggal di dalam Roh. Dari kesembilan buah Roh ini adalah hasil dari kita hidup dengan menuruti keinginan Roh yang dapat memberi kehidupan bagi setiap kita.

[1] Daniel B Byantoro, Aku percaya Pengakuan Iman Nikea Gereja Ortodox Indonesia, 2016, 81.

[2] Gordon D. Fee, Paulus Roh Kudus dan Umat Allah (Malang: Gandum Mas, 2005), 121.

[3] J. Wesley Brill, Dasar yang teguh (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 238.

[4] J. Wesley Brill, Dasar yang teguh, 239.

[5] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah (Surabaya: Momentum, 2001), 48.

[6] W. Curry Mavis, Peranan Roh Kudus dalam kehidupan Kristen (Malang: Gandung Mas, 1977), 56.

[7] Hendi, Inspirasi Kalbu 2 (Yogyakarta: LeutikaPrio, 2018), 148.

[8] Hendi, Inspirasi Kalbu 2, 149.

[9] Hendi, Inspirasi Batin (Yogyakarta: LeutikaPrio, 2017), 40.

[10] Hendi, Inspirasi Batin, 42.

[11] Hendi, Inspirasi Kalbu 2, 62.

[12] David D. Duncan, Hidup Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 1985), 60.

[13] David D. Duncan, Hidup Dalam Kristus, 65.

[14] David D. Duncan, Hidup Dalam Kristus, 72.

[15] G. J. Baan, Tulip (Surabaya: Momentum, 2012), 175.

[16] G. J. Baan, Tulip, 176.

[17] Hendi, Lima puluh buah pikiran, 5.

[18] Js. Makarios, Philokalia, 28.

[19] Dapat dilihat di http://www.rehobot.org/beranda_renungan/dipimpin-roh-kudus-dan-hidup-menurut-roh/; internet; di akses 27 juli 2018.

[20] Hendi, Inspirasi Kalbu 2, 88.

[21] Hendi, Inspirasi Kalbu 2, 87.

[22] Tony Evans, Kembali Kepada Kasih Mula-mula (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1996), 118.

[23] Tony Evans, Kembali Kepada Kasih Mula-mula, 134.

[24] David D. Duncan, Hidup Dalam Kristus, 28.

[25] Js. Maximos, Philokalia, 10.

[26] Andrew Wommack, Pedang Roh (The Sword Of The Spirit) (Europe: Light-Publising, 2011), 71.

[27] Andrew Wommack, Pedang Roh, 72.

[28] Stephen Tong, Pengudusan Emosi (Surabaya: Momentum, 2011), 42.

[29] Andrew Wommack, Pedang Roh, 72.

[30] Dewi Purwaningtyas, Skripsi Konsep Damai Sejahtera Menurut Paulus Bagi Gereja Masa Kini, 2017, 49.

[31] Andrew Wommack, Pedang Roh, 73.

[32] Andrew Wommack, Pedang Roh, 73.

[33] Andrew Wommack, Pedang Roh, 74.

DAFTAR PUSTAKA

Byantoro, Arkhimandrite Daniel B. Aku percaya penjelasan Pengakuan Iman Nikea Gereja Ortodox Indonesia, 2016.

Brill, Wesley J. Dasar yang teguh. Bandung: Kalam Hidup, 2015.

Baan, G. J. Tulip. Surabaya: Momentum, 2012.

Duncan, David D. Hidup Dalam Kristus. Malang: Gandum Mas, 1985.

Evans, Tony. Kembali Kepada Kasih Mula-mula. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1996.

Fee, Gordon D. Paulus Roh Kudus dan Umat Allah. Malang: Gandum Mas, 2005.

Hoekema, Anthony A. Diselamatkan oleh Anugerah. Surabaya: Momentum, 2001.

Hendi. Inspirasi Kalbu 2. Yogyakarta: LeutikaPrio, 2018.

Hendi, Inspirasi Batin. Yogyakarta: LeutikaPrio, 2017.

Hendi. 50 Buah Pikiran Sebuah Kajian Teks Perjanjian Baru. Yogyakarta: LeutikaPrio, 2015.

Js. Makarios. The Philokalia.

Mavis, W. Curry. Peranan Roh Kudus dalam kehidupan Kristen. Malang: Gandung Mas, 1977.

Purwaningtyas, Dewi. Konsep Damai Sejahtera Menurut Paulus Bagi Gereja Masa Kini, 2017.

Tong, Stephen. Pengudusan Emosi. Surabaya: Momentum, 2011.

Wommack, Andrew. Pedang Roh (The Sword Of The Spirit). Europe: Light-Publising, 2011.

Sumber Internet

Dapat dilihat di http://www.rehobot.org/beranda_renungan/dipimpin-roh-kudus-dan-hidup-menurut-roh/; internet; di akses 27 juli 2018.