Salah satu ciri pubertas pada wanita adalah terjadinya siklus bulanan yang disebut

Proses menstruasi adalah luruhnya dinding rahim yang dipersiapkan untuk kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, wanita akan mengalami proses menstruasi setiap bulannya. Namun, tiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda.

Proses menstruasi merupakan sebuah siklus. Siklus menstruasi umumnya terjadi selama 28–35 hari, dihitung dari hari pertama keluarnya darah menstruasi saat ini hingga hari pertama keluar darah mens pada siklus haid selanjutnya.

Salah satu ciri pubertas pada wanita adalah terjadinya siklus bulanan yang disebut

Namun, tidak semua wanita memiliki panjang siklus menstruasi yang sama. Siklus menstruasi bisa datang lebih cepat atau justru lebih lambat, tergantung pada kondisi masing-masing wanita.

Memahami Proses Menstruasi

Secara umum, proses menstruasi terbagi menjadi empat fase, yaitu:

1. Fase menstruasi

Jika pada fase menstruasi tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, lapisan dinding rahim (endometrium) yang mengandung pembuluh darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir akan luruh dan keluar melalui vagina.

Fase menstruasi dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan bisa berlangsung selama 4–7 hari. ­­­­­Pada fase ini, wanita biasanya akan merasakan nyeri di perut dan punggung bagian bawah karena rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan endometrium atau dinding rahim.

2. Fase folikular

Fase folikular berlangsung sejak hari pertama menstruasi hingga memasuki fase ovulasi. Pada fase ini, ovarium atau indung telur akan memproduksi folikel yang berisi sel telur.

Seiring dengan pertumbuhan folikel ovarium, dinding endometrium yang sudah meluruh akan menebal kembali untuk “menyambut” sel telur yang diharapkan sudah dibuahi sperma.

3. Fase ovulasi

Fase ovulasi dikenal juga dengan masa subur wanita. Pada fase ini, folikel yang diproduksi ovarium akan melepaskan sel telur untuk dibuahi. Sel telur yang telah matang akan bergerak melalui tuba fallopi dan menuju ke rahim. Sel telur ini hanya akan bertahan selama 24 jam.

Jika tidak dibuahi sperma, sel telur akan mati. Sementara itu, sel telur yang dibuahi sperma akan membentuk janin. Fase ovulasi biasanya terjadi sekitar 2 minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai.

4. Fase luteal

Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur akan berubah membentuk struktur yang disebut korpus luteum. Korpus luteum ini akan memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim.

Fase luteal dikenal juga sebagai fase pramenstruasi. Pada fase ini, wanita biasanya akan merasakan sejumlah gejala, seperti nyeri payudara, muncul jerawat, badan terasa lemas, dan menjadi mudah marah atau emosional.

Fase luteal dapat berlangsung selama 11–17 hari, tetapi rata-rata wanita mengalami fase ini selama 14 hari.

Proses menstruasi akan terus berputar dan berakhir ketika seorang wanita sudah memasuki masa menopause. Biasanya, menopause terjadi saat wanita berusia 40 tahun ke atas.

Hormon yang Memengaruhi Proses Menstruasi

Proses menstruasi dipengaruhi oleh beberapa hormon, antara lain:

1. Hormon estrogen

Hormon estrogen berperan penting dalam pembentukan fisik dan organ reproduksi wanita, misalnya dalam menumbuhkan kelenjar payudara dan rambut di sekitar organ intim, serta mengatur siklus menstruasi. Kadar hormon estrogen akan meningkat selama fase folikular dan menurun pada fase luteal.

2. Hormon progesteron

Hormon progesteron akan diproduksi setelah wanita melewati fase ovulasi. Salah satu fungsi hormon progesteron adalah merangsang lapisan dinding rahim untuk menebal dan siap menerima sel telur yang telah dibuahi.

Kadar hormon progesteron akan mengalami penurunan pada fase folikular dan peningkatan pada fase luteal.

3. Gonadotrophin-releasing hormone (GnRh)

Gonadotrophin-releasing hormone (GnRh) diproduksi di dalam otak bagian hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar pituitari agar mengeluarkan follicle stimulating hormone dan luteinizing hormone.

4. Follicle stimulating hormone (FSH)

Hormon ini berperan dalam merangsang produksi sel telur. Dalam siklus menstruasi, kadar hormon ini akan meningkat sebelum sel telur dilepaskan oleh ovarium.

5. Luteinizing hormone (LH)

Hormon ini berfungsi merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur selama ovulasi. Jika sel telur bertemu sperma dan dibuahi, hormon ini akan merangsang korpus luteum untuk memproduksi hormon progesteron.

Proses menstruasi yang normal akan terjadi dengan melalui fase-fase seperti di atas dan berlangsung secara teratur setiap bulannya. Jika proses menstruasi Anda tidak berjalan normal atau ada gangguan saat menstruasi, Anda dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter guna mendapat penanganan yang sesuai.

Salah satu ciri pubertas pada wanita adalah terjadinya siklus bulanan yang disebut
Ilustrasi remaja olahraga. ©Shutterstock.com/2xSamara.com

JATIM | 13 Desember 2021 15:01 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Pubertas adalah masa yang akan dialami oleh semua orang dalam perkembangan dirinya. Pubertas yang terjadi di masa remaja biasanya diikuti oleh sejumlah tanda atau ciri-ciri yang cukup menonjol, terutama yang berkaitan dengan bentuk fisik. Namun perlu juga diketahui bahwa ciri-ciri pubertas bagi anak perempuan berbeda dengan anak laki-laki.

Profesor James M. Tanner, seorang ahli perkembangan anak, adalah orang pertama yang mengidentifikasi tahap-tahap pubertas. Tahapan tersebut ini dikenal sebagai tahap Tanner atau peringkat kematangan seksual. Tahap Tanner berfungsi sebagai panduan umum untuk perkembangan fisik remaja, meskipun setiap individu pasti memiliki jadwal pubertas yang berbeda-beda.

Bagi anak perempuan, Anda sebagai orangtua harus ikut mendampingi mereka dan memberikan penjelasan mengenai perubahan-perubahan fisik serta emosional yang sedang mereka rasakan .Anda dapat membantu putri Anda menavigasi fase puber dengan mempelajari tentang perubahan ini dan memulai percakapan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pubertas secara lebih awal, terutama ciri-cirinya.

Dilansir dari lamankidshealth.org danhealthychildren.org, berikut ini adalah uraian selengkapnya mengenai ciri-ciri pubertas bagi anak perempuan yang perlu diketahui.

2 dari 4 halaman

Masa puber umumnya dimulai lebih awal bagi anak perempuan, yakni di antara umur 8 hingga 13 tahun. Bagi kebanyakan anak perempuan, bukti atau ciri-ciri pertama pubertas adalah perkembangan payudara, tetapi bisa juga pertumbuhan rambut kemaluan.

Saat payudaranya mulai tumbuh, seorang gadis pada awalnya akan memiliki benjolan kecil, keras, lembut (disebut tunas) di bawah satu atau kedua puting; jaringan payudara akan menjadi lebih besar dan teksturnya menjadi kurang kencang selama satu atau dua tahun ke depan.

Rambut gelap, kasar, dan keriting juga akan muncul di labianya (lipatan kulit di sekitar vagina), dan kemudian, rambut serupa akan mulai tumbuh di bawah lengannya (ketiak). Tanda-tanda pubertas pertama diikuti 1 atau 2 tahun kemudian dengan lonjakan pertumbuhan yang nyata.

Tubuhnya akan mulai menumpuk lemak, terutama di payudara dan di sekitar pinggul dan paha, menonjolkan konturnya sebagai seorang wanita. Lengan, tangan, dan kakinya juga akan bertambah besar.

Puncak dari ciri-ciri pubertas bagi anak perempuan adalah datangnya haid pertama (menstruasi). Tergantung pada usia di mana mereka memulai perkembangan pubertas, anak perempuan biasanya mendapatkan menstruasi pertama di antara usia 9 hingga 16 tahun.

3 dari 4 halaman

Mengacu pada Tahap Tanner, berikut ini adalah ciri-ciri pubertas bagi anak perempuan yang umum terjadi;

Tahap 1

Tanner tahap 1 menggambarkan penampilan anak sebelum tanda-tanda fisik pubertas muncul. Menjelang akhir tahap 1, otak baru mulai mengirim sinyal ke tubuh untuk bersiap menghadapi perubahan. Hipotalamus mulai melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GnRH). GnRH berjalan ke kelenjar pituitari, yang merupakan area kecil di bawah otak yang membuat hormon yang mengontrol kelenjar lain dalam tubuh.

Kelenjar pituitari juga membuat dua hormon lain: luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Sinyal awal ini biasanya dimulai setelah ulang tahun ke-8 anak perempuan dan setelah ulang tahun ke-9 atau ke-10 anak laki-laki. Tidak ada perubahan fisik yang nyata untuk anak laki-laki atau perempuan pada tahap ini.

Tahap 2

Tahap 2 menandai awal perkembangan fisik. Hormon mulai mengirim sinyal ke seluruh tubuh. Pubertas biasanya dimulai antara usia 9 hingga 11 tahun. Ciri-ciri pubertas bagi anak perempuan yang pertama adalah pertumbuhan payudara yang disebut “tunas”, yang mulai terbentuk di bawah puting. Fase pertumbuhan ini biasanya disertai rasa gatal atau lunak, dan merupakan hal yang normal.

Ukuran payudara yang berbeda dan tumbuh pada tingkat yang berbeda adalah hal yang umum. Jadi, wajar jika satu kuncup tampak lebih besar dari yang lain. Area yang lebih gelap di sekitar puting susu (areola) juga akan melebar. Selain itu, rahim juga mulai membesar, dan sejumlah kecil rambut kemaluan mulai tumbuh di bibir vulva.

Tahap 3

Pada tahap 3 ini, perubahan fisik akan semakin terlihat. Perubahan fisik pada anak perempuan biasanya dimulai setelah usia 12 tahun. Perubahan ini meliputi:

  • "Bunga" payudara terus tumbuh dan berkembang.
  • Rambut kemaluan menjadi lebih tebal dan keriting.
  • Rambut mulai terbentuk di bawah ketiak.
  • Tanda-tanda pertama jerawat mungkin muncul di wajah dan punggung.
  • Tingkat pertumbuhan untuk tinggi badan dimulai (sekitar 3,2 inci per tahun).
  • Pinggul dan paha mulai menumpuk lemak.

Tahap 4

Pubertas akan berjalan lancar selama tahap 4. Baik anak laki-laki maupun perempuan akan melihat banyak perubahan. Pada anak perempuan, tahap 4 biasanya dimulai sekitar usia 13 tahun. Perubahan meliputi:

  • Payudara mengambil bentuk yang lebih penuh, melewati tahap kuncup.
  • Banyak gadis mendapatkan menstruasi pertama mereka, biasanya antara usia 12 dan 14, tetapi itu bisa terjadi lebih awal.
  • Pertumbuhan tinggi akan melambat menjadi sekitar 2 hingga 3 inci per tahun.
  • Rambut kemaluan semakin tebal.

Tahap 5

Tahap 5 adalah tahap terakhir yang menandai akhir dari pematangan fisik remaja. Pada anak perempuan, tahap 5 biasanya terjadi sekitar usia 15 tahun. Perubahannya meliputi:

  • Payudara mencapai perkiraan ukuran dan bentuk dewasa. Meski demikian, payudara dapat terus berubah hingga usia 18 tahun.
  • Haid menjadi teratur setelah enam bulan sampai dua tahun.
  • Anak perempuan mencapai tinggi dewasa satu sampai dua tahun setelah menstruasi pertama mereka.
  • Rambut kemaluan mengisi untuk mencapai paha bagian dalam.
  • Organ reproduksi dan alat kelamin sudah berkembang sempurna.
  • Pinggul, paha, dan bokong terisi penuh.

4 dari 4 halaman

Selain ciri-ciri khusus pubertas bagi anak perempuan yang telah disebutkan di atas, ada juga beberapa ciri pubertas lain yang dapat menghampiri baik remaja perempuan maupun laki-laki. Ciri-ciri tersebut adalah pertumbuhan jerawat dan munculnya bau badan.

Jerawat bisa menjadi masalah baik bagi anak laki-laki dan perempuan. Perubahan hormon menyebabkan minyak menumpuk di kulit dan menyumbat pori-pori. Para remaja dapat mengembangkan jerawat di wajah, punggung, atau dada. Beberapa remaja akan memiliki jerawat yang lebih buruk daripada yang lain terutama jika mereka memiliki riwayat berjerawat dalam keluarganya.

Umumnya, mereka dapat mengobati jerawat dengan membersihkan daerah yang berjerawat secara teratur dengan sabun yang lembut. Dan ada juga krim dan salep yang dijual bebas (OTC) untuk membantu mengendalikan jerawat. Untuk jerawat yang lebih parah, Anda sebagai orangtua dapat mempertimbangkan untuk membawa anak Anda ke dokter kulit. Dokter dapat merekomendasikan perawatan resep yang lebih kuat.

Selain jerawat, kelenjar keringat yang lebih besar juga berkembang selama masa pubertas. Untuk mencegah bau badan, bicarakan dengan anak tentang pilihan deodoran dan pastikan mereka mandi secara teratur, terutama setelah aktivitas fisik yang intens untuk mencegah bau badan menempel dan mengganggu.

(mdk/edl)