Ondel-Ondel (Foto:Antara/Pradita Utama) Show medcom.id, Jakarta: Hampir semua warga Jakarta mengetahui rupa ondel-ondel, tapi belum banyak yang menyadari makna dari simbol-simbol yang melekat padanya. Ondel-ondel adalah pasangan boneka raksasa yang kerap diarak masyarakat Betawi pada momen tertentu. Menariknya, meski berpasangan, rupa wajah ondel-ondel memiliki dua warna kontras. Ondel-ondel pria berwarna merah, sedangkan ondel-ondel perempuan memiliki wajah berwarna putih. "Banyak yang bilang ondel-ondel itu tradisi masyarakat agraris Betawi, pra-Islam. Ondel-ondel dipakai saat panen dan sebagai simbol tolak bala," kisah sejarawan J.J Rizal kepada Metrotvnews.com di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014). Menurut pria yang mendalami sejarah kebudayaan Betawi itu, karakter yang dibangun dalam ondel-ondel mewakili dua unsur kehidupan, baik dan buruk. "Kalau wajah yang satu merah satu putih itu karena menyimbolkan kekuatan jahat dan baik. Yang laki-laki digambarkan jahat, yang perempuan digambarkan baik. Ondel-ondel harus sepasang karena bersifat menawarkan (keseimbangan), ada baik ada buruk," tambah Rizal. Ondel-ondel telah menjadi ikon kota Jakarta. Ondel-ondel diarak bukan hanya saat panen, tapi juga menyemarakkan acara budaya yang tersebar di antero Jakarta. Bahkan, dijadikan sarana mengamen oleh segelintir warga. Editor : Rosa Anggreati
Ondel ondel, salah satu bentuk pertunjukan budaya masyarakat Betawi. JAKARTA, KOMPAS.com - Ondel ondel sudah tidak asing lagi bagi warga Jakarta. Ondel ondel selama ini dikenal sebagai ikon Jakarta dan bagian dari kebudayaan yang dilestarikan. Tahukah Anda bahwa ada dua jenis ondel-ondel yakni ondel ondel laki-laki dan perempuan? Warna ondel ondel laki-laki dan perempuan juga berbeda satu sama lain. Dilansir dari Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, warna ondel ondel laki-laki adalah merah. Warna merah melambangkan semangat dan keberanian. Hal ini berhubungan dengan fungsi awal ondel-ondel untuk mengusir roh jahat. Baca juga: Asal Usul Nama Kota Depok Sedangkan warna ondel ondel perempuan adalah putih yang melambangkan kebaikan dan kesucian. Hal ini berhubungan dengan sifat keibuan yang lembut. Tinggi ondel ondel laki-laki dan perempuan umumnya sekitar 2,5 meter dengan lebar sekitar 80 sentimeter. Boneka raksasa ini terbuat dari anyaman bambu sehingga mudah dipikul oleh pemerannya dan diselubungi oleh pakaian. Sementara itu, bagian kepala ondel-ondel dibuat menyerupai topek yang dihiasi rambut dari bahan ijuk. Untuk mengiringi ondel-ondel, dibutuhkan sekitar 7 orang pemain musik, 2 orang sebagai pemeran ondel-ondel, dan 2-4 orang cadangan yang memainkan ondel-ondel secara bergantian. Boneka raksasa khas Betawi ini awalnya berfungsi sebagai penolak bala. Itulah sebabnya, wujud ondel ondel terlihat menyeramkan. Ondel-ondel awalnya disebut barongan, namun tak ada yang mengetahui pasti arti kata tersebut. Sejarah kemunculan ondel ondel juga masih misteri. Boneka raksasa itu diyakini sudah ada sebelum Vereenigde Oostindische Compagnie masuk ke Indonesia. Baca juga: Kilas Balik Peristiwa Tanjung Priok September 1984 Kini, ondel ondel sering dijadikan hiasan di jalan-jalan protokol, hotel, maupun gedung perkantoran khususnya ketika menyambut hari ulang tahun Jakarta. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya
Kali ini kita akan membahas mengenai ondel-ondel, berikut pembahasannya. Ondel-ondel adalah boneka besar menyerupai manusia yang bisa dipakai dan digerakan oleh orang di dalamnya untuk pertunjukan rakyat Betawi dalam pesta-pesta rakyat. Orang-orangan dalam ukuran besar terbuat dari bahan ringan yang digerak-gerakan oleh orang yang berada di dalamnya (biasanya digunakan dalam arak-arakan pengantin, pawai dan sebagainya. Sejarah Ondel-ondelOndel-ondel sudah dikenal masyarakat Betawi sejak tahun 1600-an. Nama ondel-ondel ternyata berasal dari kata ‘gondel-gondel’ yang memiliki arti menggantung atau bergandul. Kata tersebut didasari oleh gerakan ondel-ondel yang terlihat berayun ketika berjalan. Ada juga yang berpendapat boneka ini dikenal dengan nama Barongan. Konon nama tersebut berasal dari kata “barengan”. Karena pengarakan boneka yang dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama. Seiring waktu, nama Barongan berganti menjadi ondel-ondel. Seniman Betawi kenamaan Benyamin Sueb yang memiliki peran penting dalam pergantian nama tersebut lewat lagunya yang berjudul Ondel-Ondel yang bercerita tentang tingkah polah boneka tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat Betawi jaman dulu, fungsi ondel-ondel adalah sebagai pengusir bala. Dalam pembuatannya ada ritual tertentu yang harus dilakukan yaitu dengan menyiapkan sesaji seperti kemenyan dan kembang tujuh rupa. Tujuannya agar pembuatan ondel-ondel berjalan lancar tanpa dirasuki oleh roh jahat. Ritual dan keadaan seperti itu berlangsung cukup lama. Sampai sekitar tahun 1980. Namun antara tahun 1966-1977, fungsi ondel-ondel digeser oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Ondel-ondel ditetapkan sebagai boneka khas Betawi. Sejak saat itu sudah tidak ada lagi tradisi mengarak ondel-ondel keliling kampung untuk menolak bala. Dan sekarang ondel-ondel digunakan sebagai penyemarak pesta rakyat, penyambutan tamu kehormatan, arak-arakan pengantin dan acara pernikahan atau khitanan. Sebagai warga Jakarta atau Betawi, terus jaga keberadaan ondel-ondel sebagai bagian dari kebudayaan Betawi hingga saat ini. Ciri-ciri Ondel-Ondel
Alat Musik Pengiring Ondel-Ondel
Pementasan Ondel-Ondel juga bisa diiringi oleh pertunjukan Pencak Silat Betawi. Jakarta - Ondel-ondel adalah budaya tak terpisahkan dari adat Betawi, sekaligus menjadi ikon kota Jakarta. Boneka raksasa ini semakin dikenal masyarakat luas saat almarhum Benyamin Sueb membuat lagu berjudul Ondel-ondel. Bagi warga Jakarta, biasanya sudah tidak asing dengan ondel-ondel sebagai kesenian khas daerah. Ondel-ondel akan banyak ditemukan di jalan-jalan, gedung, hotel, tempat makan, ataupun tempat pertunjukan terutama di hari perayaan tertentu. Bagaimana sejarah, bentuk, dan makna ondel-ondel? Sejarah Ondel-OndelAda beberapa versi berbeda mengenai asal-usul Ondel-ondel , namun belum ada informasi pasti tentang siapa penciptanya dan kapan diciptakan. Melansir dari laman Kemendikbud, ini beberapa sejarah Ondel-ondel di Jakarta. Secara historis, ondel-ondel disebut sudah ada sebelum 1600 Masehi. Penjelasan ini ditulis pedagang dari Inggris bernama W. Scot dalam buku perjalanannya. Dalam catatannya, Scot mengaku melihat ada kebudayaan unik berbentuk boneka raksasa yang dipertunjukkan masyarakat Sunda Kelapa dalam upacara adat. Meski namanya tidak disebut, jenisnya diyakini mirip ondel-ondel. Ada buku perjalanan lain yang menuliskan soal ondel-ondel yang ditulis E.R. Scidmore dari Amerika. Scidmore adalah wisatawan yang datang ke Jawa. Ia tinggal cukup lama di Batavia pada akhir abad 19. Dalam bukunya, Java, The Garden of The East, Scidmore menyebutkan ada seni jalanan berupa tarian boneka raksasa yang diarak ramai-ramai oleh masyarakat di Batavia. Sementara menurut cerita turun-temurun sesepuh di Betawi, ondel-ondel sudah ada sejak zaman nenek moyang. Dulu ondel-ondel dibuat untuk upacara tolak balak. Upacara tolak balak diadakan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang perkampungan atau gangguan roh halus yang gentayangan. Saat ini, ondel-ondel masih sering digunakan untuk meramaikan pesta rakyat, pernikahan, atau penyambutan tamu terhormat, misalnya saat peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Pertunjukan Ondel-OndelOndel-ondel berbentuk boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu, dan dihiasi pakaian serta aksesoris yang menyerupai manusia. Dalam pertunjukan, boneka ini digerakkan dari dalam oleh seseorang yang biasanya laki-laki karena beban yang cukup berat. Umumnya, boneka ondel-ondel dibuat berpasangan, layaknya pengantin laki-laki dan perempuan dengan pakaian yang indah. Ondel-ondel lelaki dibuat berwarna merah, melambangkan semangat dan keberanian. Ondel-ondel perempuan berwarna putih yang menandakan kesucian dan kebaikan. Tinggi ondel-ondel adalah sekitar 2,5 meter dengan lebar 80 sentimeter, maka wajar jika memiliki berat 20-25 kg. Boneka ini dibuat dari anyaman bambu agar saat dipikul lebih ringan. Bagian kepalanya mirip topeng yang diberi ijuk sebagai rambut, atau hiasan kepala runcing khas Melayu yang disebut kembang kelapa. Pakaian ondel-ondel lelaki biasanya berwarna gelap, sedangkan untuk perempuan memakai warna cerah motif polos atau kembang-kembang, dan keduanya memakai selendang. Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi dengan berbagai kesenian lainnya. Seperti musik yang biasa mengiringi adalah tanjidor, gambang kromong, musik rebana, gendang pencak, dan lain-lain. Makna Ondel-OndelTelah diwariskan turun-temurun, kebudayaan ini mengandung simbol dan makna yang mendalam. Topeng ondel-ondel lelaki warna merah memiliki arti laki-laki harus pemberani dan gagah perkasa, sementara topeng perempuan mengandung arti harus menjaga kesucian. Kembang kelapa di atas kepala ondel-ondel berarti kekuatan. Pohon kelapa memiliki akar kuat yang semua unsur tubuhnya bisa dimanfaatkan. Sepasang ondel-ondel juga punya nama yaitu Kobar untuk laki-laki dan Borah untuk perempuan. Kobar menyimbolkan manusia harus mencari nafkah di dunia, sedangkan Borah adalah simbol akhirat, yaitu manusia harus selalu berbuat baik dan ingat kepada Tuhan. Beberapa wujud ondel-ondel ada yang menyeramkan dengan rambut gimbal dan gigi bertaring. Ini dimaksudkan agar roh jahat takut dengan wajah raksasa yang menyeramkan, sehingga tidak mengganggu manusia. Selain itu, dulunya banyak sesajen dan upacara sebelum pertunjukan ondel-ondel dengan maksud mengusir roh jahat serta filosofi kehidupan. Saat ini memang pertunjukkan ondel-ondel menjadi lebih sedikit karena generasi modern lebih menyukai hiburan seperti film atau band. Meski begitu, di Jakarta masih sering dijumpai ondel-ondel, baik untuk keperluan hiburan, perayaan, atau sekedar pajangan. (pal/pal) |