Salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan setelah tahun 1908 adalah

Beberapa perjuangan sebelum tahun 1928 adalah perlawanan rakyat Banten, perlawanan Sultan Agung dari Mataram, Perang Diponegoro, dan lain-lain. Sedangkan, beberapa perjuangan sesudah  tahun 1928 adalah perjuangan melewati organisasi nasional, seperti Budi Utomo, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, dan lain-lain.

Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut.

Selama masa penjajahan, bangsa Indonesia melakukan berbagai strategi perlawanan. Namun, terdapat strategi perlawanan yang dilakukan sebelum dan sesudah peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928. Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan puncak dari Pergerakan Nasional yang bermula dengan berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908, sehingga pola perjuangan yang dilakukan berbeda antara sebelum dan sesudah tahun 1908.

Pola perjuangan sebelum tahun 1908, yaitu sebagai berikut. 

  • Berbagai bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia masih bersifat kedaerahan.
  • Perlawanan yang dilakukan tidak dilakukan secara bersama-sama dan serentak.
  • Perlawanan hanya bergantung pada instruksi dan arahan pemimpin, sehingga ketika pemimpin tertangkap maka perlawanan akan tidak berlanjut.
  • Kualitas senjata yang dimiliki rakyat Indonesia tidak sebanding dengan senjata milik Belanda.
  • Rakyat Indonesia yang masih saja berulang kali terjebak politik licik milik Belanda (Politik adu domba).
  • Adanya beberapa masyarakat Indonesia yang khianat terhadap bangsanya sendiri, dimana ia justru membeberkan suatu rahasia perlawanan pimpinannya kepada bangsa Belanda.
  • Belum terciptanya perasaan senasib yang kuat di antara masyarakat Indonesia.
  • Berbagai bentuk perlawanan masih belum terorganisasi secara modern.
  • Masih rendahnya mutu pendidikan dan kesehatan masyarakat Indonesia kala itu.
  • Bentuk-bentuk perlawanan masih menggunakan fisik, belum menggunakan jalur diplomasi.
  • Beberapa bentuk perjuangan pada masa ini adalah perlawanan rakyat Banten, perlawanan Sultan Agung dari Mataram, Perang Diponegoro, dan lain-lain.

Pola perjuangan setelah tahun 1908 adalah sebagai berikut.

  • Berbagai bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia bersifat nasional dan terorganisir.
  • Perlawanan yang diberikan dilakukan secara bersama-sama dan serentak.
  • Perlawanan bersifat kontinyu, sehingga walaupun pemimpin tertangkap, namun perjuangan masih berlangsung.
  • Persenjataan bangsa Indonesia lebih memadai sebab banyak di dapat dari hasil rampasan.
  • Rakyat Indonesia sudah lebih bisa menerima keberagaman, sehingga tidak mudah di adu domba.
  • Pengkhianatan terhadap bangsa sendiri sudah mulai berkurang dibanding sebelum tahun 1908.
  • Perasaan senasib sudah semakin kuat dan besar diakibatkan sudah terlalu lamanya bangsa Indonesia dijajah dengan cara dan metode yang sama.
  • Bentuk perlawan sangat terorganisir secara modern.
  • Mutu pendidikan dan kesehatan sudah jauh lebih baik.
  • Bentuk-bentuk perjuangan lebih mendominasi dengan cara diplomasi.
  • Beberapa perjuangan pada masa ini, seperti Budi Utomo, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, dan lain-lain.

Pada masa sebelum kebangkitan nasional pada tahun 1908, strategi iperjuangan bangsa Indonesia masih bersifat fisik dengan mengangkat senjata dan dipimpin oleh seorang raja, kemudian menonjolkan sifat kedaerahan dimana perlawanannya yang reaktif atau spontan. Contohnya adalah Perang Diponegoro tahun 1825-1830. Namun, seiring dengan masa waktu setelah tahun 1908, maka perjuangan berubah menjadi melalui organisasi, dipimpin oleh kaum terpelajar, menjunjung tinggi rasa kebangsaan (nasional) dengan tujuan yang jelas. Perubahan ini ditandai dengan munculnya organisasi kebangsaan, seperti Budi Utomo, yang didirikan pada tahun 1908. 

Dengan demikian, maka jawaban yang tepat adalah A.

Ditulis Oleh: ADMIN Tanggal: 20 May 2020

Hari ini Rabu Tanggal 20 Mei Tahun 2020 diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia. Tujuan perlunya memperingatiHari Kebangkitan Nasional Tahun 2020 adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan sebagai landasan dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, serta mempererat tali persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Bhineka Tunggal Ika.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional dilatar belakangi oleh berdirinya Organisasi Boedi Oetomo Pada 20 Mei 1908, Boedi Oetomo didirikan oleh sejumlah mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), yaitu Soetomo, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, R Angka Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, R Mas Goembrek, Soeradji Tirtonegoro, dan Soewarno. Gagasan Soetomo mendirikan organisasi ini terinspirasi dari dokter Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa. Boedi Oetomo bertujuan untuk memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, ilmu pengetahuan dan seni budaya bangsa Indonesia, hingga bidang politik.

Dengan didirikanya organisasi ini, menandai perubahan cara perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitu :

  1. Sebelum Tahun 1908, perjuangan melawan penjajah dilakukan dengan perlawanan fisik. Sesudah tahun 1908, perjuangan dilakukan dengan pergerakan politik dan non-fisik melalui organisasi mdoern.
  2. Sebelum tahun 1908, perjuangan bersifat kedaerahan, hanya dilakukan di beberapa wilayah. Sesudah tahun 1908, perjuangan bersifat nasional, dengan tujuan kemerdekaan Indonesia.
  3. Sebelum tahun 1908, perjuangan dipimpin tokoh daerah seperti raja dan bangsawan. Sesudah tahun 1908, perjuangan dipimpin kalangan cerdik cendekia yang memiliki latar belakang pendidikan modern.

Terbentuknya organisasi ini menjadi penanda perjuangan negeri untuk mewujudkan suatu bangsa yang besar dan kuat, bangsa yang bersatu dalam satu kesatua, dan bukan bangsa yang tercerai-berai.

Tema Hari Kebangkitan Nasional di Tahun 2020 adalah “Bangkit Dalam Optimisme Normal Baru”. Peringatan Tahun 2020 ini hendaknya menjadi titik awal membangun kesadaran bergerak bersama mengatasi permasalahan bangsa Indonesia. Peringatan ke-112 Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2020 yang berlangsung dalam situasi pandemi Covid-19 diharapkan dapat menjadi momentum bagi seluruh bangsa Indonesia untuk bangkit dalam optimisme normal baru. Dimaknai sebagai sikap optimis akan keluar sebagai bangsa pemenang. Pemenang dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sekaligus pemenang untuk memulihkan kondisi sosial-ekonomi.

Bagi masyarakat agar tetap mengutamakan kesehatan, tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Terbiasa menerapkan protokol kesehatan, protokol transportasi, dan protokol lainnya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID - 19. Meskipun ada perubahan standar dalam mekanisme beraktivitas. Terlebih peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini bertepatan dengan Bulan Ramadan 1441 Hijriah sesuai dengan semangat kita melawan Covid-19 ini, yaitu berperilaku menahan diri, membersihkan hati, membersihkan diri, untuk kemudian menggapai kemenangan.

Selamat Memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke 112 Tahun 2020. Bangkit Dalam Optimisme Normal Baru !


(ADMIN)

Salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan setelah tahun 1908 adalah

Salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan setelah tahun 1908 adalah
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Tentara Jepang saat mendarat di Pulau Kalimantan.

KOMPAS.com - Bangsa Eropa berdatangan dan menerapkan kolonialisme serta imperialisme untuk mendapatkan kekayaan alam di Indonesia sejak abad ke-17.

Sejak itu, bangsa Indonesia tidak henti melakukan perlawanan guna meraih kemerdekaan dan mengusir penjajah dari Tanah Air.

Rakyat Indonesia menggunakan berbagai cara untuk mengusir penjajah. Namun, hingga 1908, usaha yang dilakukan masih terus menemui kegagalan.

Akhirnya, setelah tahun 1908, rakyat Indonesia melakukan perubahan dalam perjuangannya dan perlahan meraih keberhasilan.

Hal ini karena perbedaan perjuangan Indonesia sebelum dan sesudah tahun 1908, yang dapat dilihat dari pemimpinnya, sifatnya, serta bentuk perlawanannya.

Baca juga: Perjuangan Indonesia Sesudah 1908

Berikut ini ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908.

  • Sifat perjuangan yang diutamakan sebelum tahun 1908 adalah kedaerahan
  • Menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing, golok, dan senjata tradisional lainnya
  • Perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 dipimpin oleh orang-orang yang dianggap berpengaruh, seperti tokoh agama atau bangsawan
  • Masih bersifat sporadis atau musiman
  • Bentuk perlawanan masih menggunakan fisik atau peperangan saja, belum lewat diplomasi
  • Bertujuan mengusir penjajah bukan untuk memerdekakan Indonesia

Bentuk perlawanan tersebut masih belum memberikan hasil yang baik. Bahkan, karena kualitas pendidikan dan kesehatan rakyat Indonesia masih terbilang rendah, mereka jadi mudah dikelabui oleh penjajah.

Menjelang akhir abad ke-19, kehidupan rakyat pribumi justru semakin menderita, terutama setelah Belanda menerapkan kebijakan sistem tanam paksa.

Baca juga: Perjuangan Indonesia Sebelum 1908

Sesudah tahun 1908

Pada 1908, mulai muncul berbagai organisasi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, masa ini dikenal sebagai masa pergerakan nasional.

Rakyat Indonesia tidak lagi melawan penjajah menggunakan cara tradisional, melainkan lewat organisasi yang sudah jauh lebih modern.