Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Banyak kegiatan bermanfaat yang bisa Anda lakukan tatkala senggang. Misalnya saja membuat kerajinan kayu yang nantinya bisa dijual di toko-toko. Tertarik melakukannya? Silahkan simak penjelasan cara membuat kerajinan kayu berikut ini lengkap dengan alat dan bahan yang direkomendasikan!

Membuat Figura

Alat dan Bahan:

  1. Ranting kayu
  2. Lem kayu Crossbond
  3. Karton bekas
  4. Cat kayu BioColours water based (disarankan water based agar tidak menimbulkan bau).
  5. Tripleks
  6. Kuas

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Cara Membuat Kerajinan Kayu Figura

  1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Potong ranting dengan panjang sesuai ukuran figura yang Anda inginkan.
  3. Cat ranting sesuai warna yang Anda inginkan dengan cat BioColours water based.
  4. Biarkan kering dulu.-Siapkan tripleks sesuai bentuk dan ukuran figura.
  5. Gunakan Crossbond untuk merekatkan ranting kayu pada tripleks di bagian pinggirnya.
  6. Tunggu sampai kering.

Mudah bukan? Berikut ini contoh figura cantik dari ranting pohon yang bisa Anda tiru.

Baca Juga : cara membuat prakarya dari daun kering

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Membuat Tempat Pensil

Alat dan Bahan

  1. Ranting kayu-Lem kayu Crossbond
  2. Karton bekas tissue berbentuk silinder
  3. Cat kayu BioColours water based (disarankan water based agar tidak menimbulkan bau).
  4. Paku kecil
  5. Palu
  6. Tripleks
  7. Kuas

Cara Membuat Kerajinan Kayu Tempat Pensil

  1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Potong ranting dengan panjang sesuai ukuran tempat pensil yang Anda inginkan.
  3. Cat ranting sesuai warna yang Anda inginkan dengan cat BioColours water based.
  4. Biarkan kering dulu.-Siapkan tatakan kayu, paku.
  5. Gunakan Crossbond untuk merekatkan ranting kayu pada karton tissue.
  6. Tunggu sampai kering.

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:

Baca Juga : ide kerajinan kotak tisu dari kayu dan cara membuatnya

Kedua cara di atas bisa diterapkan untuk membuat berbagai bentuk kerajinan dari kayu lainnya. Misalnya membuat gelas hias dengan ranting kayu, lukisan timbul dari kayu, dan masih banyak lagi.

Baca Juga : tips membuat kerajinan dari bambu tempat pensil

Intinya Anda harus cermat dan tidak pantang menyerah bila benar-benar ingin membuat produk ini. Apalagi bila Anda berminat untuk melakukan kegiatan ini sebagai salah satu cara mencari uang.

Jangan khawatir. Kesempatan terbuka bagi Anda bila Anda benar-benar berusaha dan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas!

Proses pembuatan kerajinan dari limbah bahan kayu dilakukan dengan cara:
Pekerja menunjukkan kerajinan perhiasan perak yang siap dijual di HS Silver, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Hasil kerajinan perak menjadi pilihan utama bagi wisatawan untuk membeli suvenir. ANTARA FOTO/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta -Kerajinan bahan keras bisa menjadi salah satu bisnis yang cukup menjanjikan dan menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Salah satu kerajinan keras yang terkenal di Indonesia adalah rotan atau mebel.

Kini kerajinan tersebut sudah cukup terkenal di kancah internasional.

Dikutip dari jurnal Manfaat Pembelajaran “Prakarya dan Kewirausahaan” dalam Penumbuhan Sikap Wirausaha Siswa SMAN 1 Cimahi (2015) karya Vinny Fardila, pengertian dari kerajinan bahan keras adalah segala bentuk produk kerajinan yang terbuat dari bahan dasar bersifat keras.

Bahan dasar dari kerajinan keras terbagi dua, alam atau buatan. Kerajinan bahan keras alami adalah produk kerajinan yang bahan dasarnya bersifat keras dan diambil dari alam, seperti kayu, batu, rotan, bambu, dan lainnya.

Sedangkan kerajinan bahan keras buatan merupakan produk kerajinan yang dibuat dari bahan keras, namun sifatnya dibuatbdahulu seperti besi, logam, tembaga, dan kaca.

Ada 4 teknik pembuatan yang sering digunakan dalam mengolah kerajinan bahan keras, yaitu:

1. Teknik ukir

Melansir dari Analisis Keterkaitan Ragam Teknik Ukir Tatah Tembaga terhadap Kemungkinan Bentuk yang Dihasilkan dalam Pertimbangan Desain (2019) karya Said F. Nasrullah dan Andry Masri, teknik ukir merupakan teknik pembuatan kerajinan yang dilakukan dengan menggoreskan, memahat, mencungkil bagian dari bahan dasar untuk membentuk pola yang diinginkan. Teknik ini cocok diterapkan pada bahan keras, seperti kayu dan batu.

2. Teknik anyam

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, teknik anyam yaitu teknik pembuatan kerajinan yang dilakukan dengan menyilangkan atau menggabungkan bahan anyaman sampai membentuk pola kerajinan yang diinginkan. Jenis teknik ini cocok diterapkan pada bahan bambu dan rotan.

3. Teknik ukir tekan

Teknik membuat hiasan yang dilakukan di atas permukaan pelat dengan cara ditekan menggunakan alat khusus. Jenis teknik ini cocok diterapkan di kerajinan bahan keras buatan, seperti logam dan tembaga. Alat yang dibutuhkan dalam teknik ukir tekan diantaranya bambu dan kayu.

4. Teknik pahat

Teknik pahat merupakan teknik pembuatan kerajinan yang dilakukan dengan mengurangi atau membuang bahan yang tidak digunakan secara perlahan hingga membentuk pola bentuk kerajinan. Biasanya teknik ini digunakan dengan memakai alat martil, pahat, kikir, dan lainnya. Teknik pahat cocok diterapkan pada bahan kayu.

WINDA OKTAVIA
Baca : Atribut Budaya Masyarakat Papua, Begini Cara Pembuatan Noken

Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu

Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir.

a. Penyiapan bahan

Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu.

b. Penyiapan alat

Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam.

c. Membuat Rancangan/Gambar Kerja

Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif geometris dan penerapannya.

d. Menyiapkan Pola

Prinsip penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang dari ketentuan.

e. Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan

Setelah proses memola selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.

f. Menyekrol (krawangan)

Menyekrol adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau tidak.

g. Memahat Awal (getak’i)

Permulaan pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel terkelupas, motifnya tidak hilang.

h. Memahat Bagian Dasaran (lemahan)

Memahat pada dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif yang lain.

i. Membentuk ukiran

Proses ini merupakan proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik.

j. Memberi Benangan (Coretan) pada Motif

Membuat garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan gambar, sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya.

k. Mengampelas (menghaluskan)

Pengampelasan dilakukan setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat penggunaan kertas ampelas yang kasar.

l. Finishing

Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik kuas dan oles. Jika proses finishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.