Perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al Quran seperti kurma yang tidak

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مثَلُ المؤمن الذي يقرأ القرآن مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ: ريحها طيب وطعمها طيب، ومَثَل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمَثَلِ التمرة: لا ريح لها وطعمها حُلْوٌ، وَمَثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانَة: ريحها طيب وطعمها مُرٌّ، وَمَثَل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحَنْظَلَةِ: ليس لها ريح وطعمها مُرٌّ».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Abu Mūsa Al-Asy'ari -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Nabi - ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Perumpamaan Mukmin yang membaca Al-Qur`ān seperti buah utrujah (sejenis jeruk), baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan Mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti buah kurma, tidak berbau tetapi manis rasanya. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`ān seperti raiḥānah (sejenis kemangi), baunya harum tapi pahit rasanya. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti hanẓalah (sejenis labu pahit), tidak berbau dan pahit rasanya."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

"Perumpamaan seorang Mukmin yang membaca Al-Qur`ān," yakni, sifatnya yang mengagumkan memiliki kedudukan sehubungan hatinya yang baik karena keteguhan iman, kesenangannya membaca Al-Qur`ān, senangnya orang-orang kepada suaranya, mereka memperoleh pahala dengan menyimaknya dan belajar darinya. Orang Mukmin yang membaca Al-Qur`ān sarat dengan kebaikan dalam dirinya dan pada orang lain. Hal ini diungkapkan dengan sabdanya, "Yaqra`u" (membaca) untuk menunjukkan pengulangan dan terus-menerus dalam membaca sehingga menjadi kebiasaan dan kulturnya. Sabda beliau, "Seperti utrujah, aromanya harum dan rasanya enak." Dengan demikian orang-orang merasakan nikmat dengan rasanya dan senang dengan aromanya. Dikhususkannya buah ini karena ia termasuk buah paling favorit yang ada di seluruh negara, disertai dengan ciri-ciri khusus yang ada padanya beserta penampilannya yang menarik, rasanya yang enak, sentuhannya yang lembut. Dan "perumpamaan Mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān seperti buah kurma, tidak beraroma tapi manis rasanya". Kandungan imannya seperti kandungan manis pada kurma, yang menyatukannya adalah karena keduanya merupakan hal batin. Tidak adanya aroma pada kurma membuat orang tidak menciumnya, dan karena tidak terdengar bacaan dari orang mukmin tersebut sehingga orang-orang tidak mendapatkan kesenangan mendengarkan bacaannya. Orang Mukmin yang membaca Alquran jauh lebih utama dari orang Mukmin yang tidak membaca Al-Qur`ān. Yang dimaksud tidak membacanya adalah tidak mempelajarinya. "Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`ān," dari segi kekosong batinnya dari keimanan tetapi orang senang mendengarkan bacaan Al-Qur`ānnya. Sebab, orang munafik itu buruk dan tidak ada kebaikan pada dirinya, -orang munafik adalah orang yang memperlihatkan bahwa dirinya muslim, tetapi hatinya kafir-. Kita berlindung kepada Allah darinya. Ada juga orang munafik yang membaca Al-Qur`ān dengan bacaan yang baik, tartil dan dengan tajwid, tetapi mereka itu orang-orang munafik. Kitab berlindung kepada Allah darinya. Sabdanya, "seperti raihanah, aromanya harum tapi pahit rasanya." Aromanya yang harum menyerupai bacaannya, dan rasanya pahit menyerupai kekafirannya. Hal ini disebabkan iktikadnya yang buruk dan niatnya yang rusak. Sabdanya, "Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`ān," dari segi batinnya kosong dari iman, dan lahirnya kosong dari berbagai manfaat disertai campur-baurnya dengan bahaya. Sabdanya, "seperti hanẓalah, tidak berbau dan pahit rasanya." Tidak adanya bau pada hanẓalah menyerupai tidak ada aroma pada diri orang tersebut karena tidak membaca Al-Qur`ān. Pada dirinya tidak ada sedikit pun Al-Qur`ān yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Tidak adanya rasa manisnya menyerupai tidak adanya iman padanya. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberikan perumpamaan orang Mukmin dan orang munafik, dan menjelaskan pembagian manusia berkaitan dengan Kitabullah -'azza wa jalla-. Oleh sebab itu, saudaraku orang Islam, berusahalah menjadi orang Mukmin yang membaca Al-Qur`ān dengan tilawah yang benar sehingga menjadi seperti utrujah, aromanya harum dan rasanya manis. Hanya Allah Pemberi taufik.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Sinhala Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 2

عن كعب بن عجرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مُعَقِّباتٌ لا يخيب قائلهنَّ -أو فاعلهنَّ- دُبُرَ كل صلاة مكتوبة: ثلاث وثلاثون تسبيحة، وثلاث وثلاثون تحميدة، وأربع وثلاثون تكبيرة».
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Ka'ab bin 'Ujrah -raḍiyallāhu 'anhu- dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ada beberapa amalan pengiring yang barangsiapa mengucapkannya atau melakukannya setelah usai salat wajib maka dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Hadis ini menunjukkan disyariatkannya mengucapkan zikir-zikir tersebut setelah salat wajib. Hikmahnya adalah bahwa di waktu-waktu salat wajib pintu-pintu (langit) dibuka dan amal-amal diangkat, sehingga zikir di saat itu lebih bisa diharapkan pahalanya dan lebih besar ganjarannya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Uyghur Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 3

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مِنَ القُرْآنِ سُورَةٌ ثَلاثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ، وَهِي: تبارك الذي بيده الملك». وفي رواية أبي داود: «تشفع».
[حسن] - [رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- bersabda, “Di antara kandungan Al-Qur`ān ada surah berjumlah 30 ayat yang dapat memberi syafaat bagi seseorang hingga dosanya diampuni”. Yaitu surah "Tabārakallażi biyadihil-mulk". Dalam riwayat Abu Daud; "...akan memberikan syafaat..."
Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- menjelaskan bahwa ada salah satu surah dalam Al-Qur`ān yang terdiri dari 30 ayat, ia bisa memberi syafaat / pertolongan kepada seseorang hingga Allah memberikan ampunan padanya; di mana orang tersebut selalu rutin membaca dan memperhatikan surah ini. Ketika ia meninggal dunia, surah ini memberikan syafaat padanya lalu ia pun terhindarkan dari azab-Nya. Di awal hadis ini, Rasulullah sengaja tidak menyebutkan nama surah tersebut, lalu beliau menyebut namanya di penghujung hadis; dengan tujuan agar lebih mempertegas kemuliaan dan keagungannya dan agar membuat (setiap Muslim) lebih konsisten dalam membacanya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...

Page 4

عن بريدة بن الحصيب رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «من تَرَكَ صلاةَ العصرِ فقد حَبِطَ عَمَلُهُ».
[صحيح] - [رواه البخاري]
المزيــد ...

...

Buraidah bin Al-Ḥuṣaib -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- bersabda, “Siapa yang meninggalkan salat Asar, maka gugurlah amalnya.”
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari

Uraian

Hadis ini memberi penjelasan tentang hukuman bagi orang yang meninggalkan salat Asar dengan sengaja. Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- mengkhususkan salat Asar karena ia merupakan salat yang rentan ditunda dan dilalaikan manusia karena lelah setelah bekerja sepanjang hari. Juga karena meninggalkan salat Asar lebih buruk daripada meninggalkan salat lainnya, karena salat Asar adalah salat Al-Wusṭā (salat pilihan) yang ada perintah khusus untuk konsisten melaksanakannya dalam firman Allah: “Peliharalah salat-salat (fardu) dan salat Al-Wusṭā.” (QS. Al-Baqarah: 238). Hukuman meninggalkan salat Asar adalah terhapusnya amal baiknya sekaligus pahalanya. Sebagian ulama menyatakan bahwa orang yang dimaksud dalam hadis ini adalah orang yang meninggalkan salat Asar dengan keyakinan boleh ditinggalkan, atau karena ia mengingkari kewajibannya, sehingga terhapusnya amal di sini artinya adalah kekafiran. Bahkan sebagian ulama menjadikan hadis ini sebagai dalil bahwa orang yang meninggalkan salat Asar itu telah kafir, karena tiada yang membatalkan amal ibadah kecuali kemurtadan. Sebagian mereka juga menyatakan bahwa maksud ancaman dalam hadis ini hanyalah suatu bentuk kecaman yang keras; bahwa orang yang meninggalkannya seolah menghapus sendiri amal ibadahnya. Kandungan hadis ini merupakan keistimewaan salat Asar di banding salat fardu lainnya, yaitu bahwa siapa yang meninggalkannya maka pahala amalannya akan terhapus, sebab ia adalah jenis salat yang agung.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Indian Sinhala Kurdi Portugis Malayalam Telugu Sawahili Tamil Burma Thailand Jerman

Tampilkan Terjemahan

...

Page 5

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ تعلَّم علْمًا ممَّا يُبْتَغى به وَجْهُ الله عز وجل لا يَتَعلَّمُه إلا لِيُصِيبَ به عَرَضًا من الدنيا، لمْ يَجِدْ عَرْفَ الجنة يومَ القيامة».
[صحيح] - [رواه أبو داود وابن ماجه وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa menuntut ilmu yang seharusnya diniatkan karena Allah -'Azza wa Jalla- namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka dia tidak akan mencium wangi surga pada hari kiamat."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang belajar satu ilmu yang seharusnya dimaksudkan untuk mencari keridaan Allah -berupa ilmu-ilmu syariat dan yang menopangnya berupa ilmu-ilmu bahasa Arab dan sebagainya-, dan ia menghendaki dengan itu mendapat balasan kenikmatan dunia seperti harta benda atau kekuasaan tanpa bertujuan mencari rida Allah dan keselamatan hari akhir, maka sesungguhnya Allah -Ta'ālā- akan menyiksanya pada hari kiamat dengan cara dia tidak mencium wangi surga karena dia mencari dunia dengan amalan akhirat. Terhalangnya dia dari mencium wangi surga sebagai bentuk hiperbol dalam pengharaman dirinya dari masuk surga, sebab orang yang tidak mencium wangi sesuatu tentu saja tidak akan memperoleh sesuatu tersebut. Sabda beliau ini ditafsirkan bila dia memang tidak berhak masuk surga, karena orang yang berdosa urusannya (masuk surga atau nerakanya) dikembalikan kepada Allah -Ta'ālā- sebagaimana urusan pelaku dosa apabila meninggal dunia dalam keadaan beriman.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...

Page 6

عن عثمان بن عفان رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «من توضَّأ فَأَحْسَن الوُضُوءَ، خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُج مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِه».
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Usman bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, “Siapa yang berwudu dan menyempurnakan wudunya, maka dosa-dosanya akan keluar dari tubuhnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.”
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Hadis ini menunjukkan bahwa wudu termasuk ibadah yang paling utama. Di antara keutamaannya yang disebutkan dalam hadis ini adalah bahwa seseorang yang berwudu dan berusaha menyempurnakan wudunya dengan melakukan seluruh sunah dan adab-adabnya, maka wudunya ini menjadi sebab keluarnya dosa-dosa kecil yang terkait dengan hak Allah -Ta'ālā-, sampai-sampai dosa-dosa kecil itu keluar dari tempat yang paling sempit yaitu bagian bawah kuku. Untuk itu, hendaknya seseorang meniatkan wudunya sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah -'Azza wa Jalla-, sembari menghayati bahwa dengan wudu ini ia telah menuruti perintah Allah dalam firman-Nya, “Jika kalian hendak salat maka basuhlah wajah-wajah kalian.” (QS. Al-Mā`idah: 6). Juga hendaknya menghayati bahwa dengan wudu ini ia telah meneladani Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- dalam praktik wudu beliau, dan bahwasanya dengan amalan ini ia menginginkan pahala; dan ia pasti diberikan pahala amalan tersebut sehingga ia memperbagus dan menyempurnakan wudunya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Indian Sinhala Kurdi Portugis Malayalam Telugu Sawahili Tamil Burma Thailand Jerman

Tampilkan Terjemahan

...

Page 7

عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ مِثل وُضوئي هذا، ثم قال: «مَنْ تَوَضَّأ هكَذَا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَكَانَتْ صَلاَتُهُ وَمَشْيُهُ إِلَى المَسْجدِ نَافِلَةً».
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Usman bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, “Saya melihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- berwudu seperti wuduku ini.” Kemudian dia melanjutkan, “Siapa yang berwudu seperti ini niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni; aktifitas salat dan berjalannya menuju masjid terhitung sebagai nāfilah (tambahan pahala) baginya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Hadis ini menjelaskan bahwa setelah Usman bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu- melakukan wudu dengan sempurna maka beliau menuturkan bahwa beliau melihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- berwudu seperti wudunya itu. Kemudian beliau -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- menyatakan bahwa siapa saja yang berwudu seperti wudu tersebut maka Allah akan memberikannya kemuliaan, dan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu terkait dengan hak Allah -Ta'ālā-. Di samping itu aktifitas salat dan perjalanannya menuju masjid terhitung sebagai tambahan pahala yang besar di luar pengampunan dosanya. Adapun praktik wudu yang disebutkan di atas adalah yang diriwayatkan oleh Ḥumrān, mantan budak milik Usman bin 'Affān -raḍiyallāhu 'anhu-; bahwa dia menyaksikan Usman tatkala ia meminta diberikan wadah yang berisi air, lalu beliau menuangkannya di kedua telapak tangannya tiga kali dan membasuh keduanya. Kemudian beliau memasukkan tangan kanannya ke wadah tersebut, lantas berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidungnya serta mengeluarkannya. Lalu membasuh wajahnya tiga kali dan membasuh kedua tangan sampai kedua siku tiga kali. Kemudian mengusap kepalanya. Lantas membasuh kedua kakinya tiga kali.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian

Tampilkan Terjemahan

...

Page 8

عن أبي الدرداء –رضي الله عنه- عن النبي صلى الله عليه وسلم : «مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الكَهْفِ، عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ». وفي رواية: «مِنْ آخِرِ سُورَةِ الكَهْف».
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Abu ad-Dardā` -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Nabi - ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Siapa hafal sepuluh ayat dari awal surah Al-Kahfi, niscaya Dia dilindungi dari Dajal." Dalam riwayat lain, "Dari akhir surah Al-Kahfi."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Siapa hafal di luar kepala sepuluh ayat dari awal surah Al-Kahfi atau dari akhirnya berdasarkan dua riwayat, niscaya Allah -Ta'āla- menjaganya dari kejahatan Dajal sehingga dia tidak akan menguasainya dan membahayakannya dengan izin Allah -Ta'āla-.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Sinhala Uyghur Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 9

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أنه قالَ: "مِن خَيرِ مَعَاشِ النّاسِ لهم رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرسِهِ في سبيلِ اللهِ، يَطيرُ على مَتنِهِ كُلَّما سَمِعَ هَيْعَةً أو فَزعَةً، طَارَ عَليه يَبْتَغِي القَتْلَ، أو المَوتَ مَظانَّه، أو رَجلٌ في غُنَيمَةٍ في رأسِ شَعفَةٍ من هذه الشَّعَفِ، أو بطنِ وادٍ من هذه الأوديةِ، يُقيمُ الصلاةَ، ويُؤتِي الزكاةَ، ويَعبدُ ربَّهُ حتى يَأتِيَه اليقينُ، ليسَ من النَّاسِ إلا في خيرٍ".
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwasanya beliau bersabda, “Di antara sebaik-baik sumber kehidupan manusia adalah seorang pria yang memegang tali kekang kudanya (berjihad) di jalan Allah, ia terbang di atas punggungnya, setiap kali ia mendengar suara atau gemuruh perang, ia terbang di atas punggungnya ketika mendengar panggilan jihad, ia terbang di atas punggungnya karena ingin berperang atau mencari kematian di peperangan; Atau seseorang yang menggembala kambing di puncak gunung yang tinggi, atau di salah satu lembah dari lembah-lembah ini, ia juga menegakkan salat, menunaikan zakat, beribadah kepada Tuhannya hingga kematian menjemputnya, dan tidaklah (ia bersama) manusia melainkan dalam kebaikan.”
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Dalam hadis ini terdapat penjelasan bahwa di antara bentuk pencaharian terbaik bagi manusia adalah orang yang memegang tali kekang kudanya. Dan sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-: “…ia terbang di atas punggungnya, setiap kali ia mendengar suara atau gemuruh perang, ia terbang di atas punggungnya karena ingin berperang atau mencari kematian di medan perang." Maknanya: bahwa ia bersegera naik di atas punggung kudanya, setiap kali ia mendengar suara gemuruh pada saat kedatangan musuh dan suara saat (kaum muslimin) bangkit menghadapi musuh, karena ingin mencari kematian di tempatnya, ia mencari kematian di tempat-tempat yang dia inginkan; karena begitu besar keinginannya meraih mati syahid. Hadis ini juga menunjukkan bahwa menyendiri (uzlah) adalah suatu kebaikan, dan siapa yang tinggal di suatu lembah atau jalan-jalan terpencil, menjauh dari orang banyak, beribadah kepada Allah -'Azza wa Jalla-, tidak (bersinggungan dengan) manusia melainkan dalam kebaikan. Maka ini mengandung kebaikan.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...

Page 10

عن أبي الدرداء رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ سَلَكَ طَريقا يَبْتَغي فيه عِلْما سَهَّل الله له طريقا إلى الجنة، وإنَّ الملائكةَ لَتَضَعُ أجْنِحَتها لطالب العلم رضًا بما يَصنَع، وإنَ العالم لَيَسْتَغْفِرُ له مَنْ في السماوات ومَنْ في الأرض حتى الحيتَانُ في الماء، وفضْلُ العالم على العَابِدِ كَفَضْلِ القمر على سائِرِ الكواكب، وإنَّ العلماء وَرَثَة الأنبياء، وإنَّ الأنبياء لم يَوَرِّثُوا دينارا ولا دِرْهَماً وإنما وَرَّثُوا العلم، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بحَظٍّ وَافِرٍ».
[حسن] - [رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه والدارمي وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Abu Dardā` -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Nabi -ṣallallāhu 'alahi wa sallam-, beliau bersabda, "Siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga. Dan sungguh para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu karena senang dengan perbuatannya. Sesungguhnya orang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh (makhluk) yang berada di langit dan di bumi hingga ikan di air. Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mereka hanya mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagian yang melimpah."
Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Hadis ini secara spesifik menjelaskan keutamaan-keutamaan mencari ilmu: Pertama: Seseorang yang menapaki jalan untuk mencari ilmu atau meneliti keilmuan, meskipun itu dilakukan di dalam rumahnya sendiri maka Allah membalasnya dengan memudahkan jalannya menuju Surga. Menapaki jalan ilmu di sini mencakup jalan yang nyata yang dilewati saat berjalan, juga mencakup jalan maknawi yaitu mencari ilmu dengan jalan bersimpuh di majelis ulama, dan mencarinya di kitab-kitab, karena orang yang menggali buku-buku untuk mengetahui hukum suatu permasalahan agama atau duduk di hadapan seorang sykeh untuk belajar, maka sesungguhnya dia telah termasuk mencari ilmu meskipun dengan cara duduk. Di antara keutamaan yang disebutkan dalam hadis ini adalah bahwa ulama senatiasa didoakan oleh penghuni langit dan penghuni bumi, bahkan ikan-ikan di lautan dan binatang-binatang melata di daratan turut mendoakannya. Di antara keutamaannya juga adalah bahwa para malaikat yang dimuliakan oleh Allah akan meletakkan sayap-sayapnya untuk dilewati pencari ilmu karena senang dengan perbuatan mereka sebagai bentuk tawaduk dan pengagungan terhadap ilmu dan ahli ilmu. Di antaran keutamaan yang disebutkan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- dalam hadis ini: bahwa para ulama adalah ahli waris para Nabi; di mana mereka mewarisi ilmu sekaligus pengamalannya, juga mewarisi aktifitas dakwah mereka kepada Allah -'Azzā wa Jallā- dan misi penjelasan petunjuk kepada manusia agar mereka mendapatkan petunjuk Allah dan agama-Nya. Termasuk keutamaannya juga bahwa kelebihan seorang alim di atas orang ahli ibadah bagaikan kelebihan bulan purnama yang mengalahkan bintang-bintang langit lainnya, karena cahaya yang terpancar dari ibadah dan kesempurnaannya hanya berhenti pada pribadi pelakunya, tidak sampai ke orang lain, sehingga cahayanya laksana cahaya bintang-bintang langit. Adapun cahaya ilmu dan kesempurnaannya, maka bisa sampai ke orang lain sehingga diapun terpancari cahaya. Nabi -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- lalu menjelaskan bahwa para Nabi tidak mewariskan harta dunia untuk generasi sepeninggal mereka, mereka tidak meninggalkan warisan berupa dinar ataupun dirham, namun warisan mereka yang paling agung adalah ilmu; maka barangsiapa yang bisa mengambilnya maka ia telah mengambil suatu bagian yang sempurna sebab ia merupakan warisan yang hakiki lagi bermanfaat. Seseorang tidak boleh mengira bahwa seorang alim yang diutamakan (dalam hadis ini) sama sekali tidak beramal ibadah dan seorang ahli ibadah tersebut sama sekali tidak berilmu, akan tetapi (perbedaan keduanya) adalah ilmu sang alim mengalahkan amalnya dan ibadah sang ahli ibadah mengalahkan ilmunya. Karenanya, ulama disebut pewaris Nabi yang mendapatkan dua kebaikan; ilmu dan amal. Dan juga mendapatkan dua keutamaan; kesempurnaan dan penyempurnaan. Inilah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang arif dan dekat kepada Allah.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...

Page 11

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ سُئِلَ عن عِلْمٍ فَكَتَمَهُ، أُلْجِمَ يوم القيامةِ بِلِجَامٍ مِنْ نارٍ».
[صحيح] - [رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa ditanya tentang suatu ilmu kemudian ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat ia akan dipasangkan kendali dari neraka."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Hadis ini mengandung peringatan keras tentang menyembunyikan ilmu dan bahwasanya orang yang ditanya tentang suatu ilmu yang dibutuhkan oleh penanya dalam urusan agamanya sedangkan yang ditanya harus menjawabnya; lalu dia tidak menerangkan ilmu tersebut dengan tidak memberi jawaban atau dengan melarang pemberian buku, maka Allah -Ta'ālā- menghukumnya pada hari kiamat dengan cara memasukkan tali kendali dari neraka di mulutnya sebagai balasan baginya karena dia mengekang dirinya untuk diam, dan tentunya balasan ini sesuai jenis amal yang dilakukan. Ancaman keras dalam hadis ini ditimpakan kepada orang yang mengetahui bahwa penanya bertanya untuk meminta bimbingan. Adapun jika diketahui bahwa penanya bertanya untuk menguji dan bukan bertujuan untuk meminta bimbingan lalu mengetahuinya dan mengamalkannya; maka orang yang ditanya memiliki dua pilihan antara menjawab dan tidak, sedang dia tidak ditimpakan ancaman yang disebutkan dalam hadis ini.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 12

عن جندب بن سفيان البجلي رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: «مَنْ صلَّى الصبحَ فهو في ذِمَّةِ اللهِ، فانظُرْ يا ابنَ آدمَ، لا يَطْلُبَنَّكَ اللهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيء».
[صحيح] - [رواه مسلم بلفظ: «من صلى الصبح فهو في ذمة الله، فلا يطلبنكم الله من ذمته بشيء فيدركه فيكبه في نار جهنم»، وهذا لفظ أحمد]
المزيــد ...

...

Dari Jundub bin Sufyān Al-Bajalī -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam-, beliau bersabda, “Siapa mengerjakan salat Subuh maka ia berada dalam lindungan Allah, maka perhatikanlah wahai anak Adam! Janganlah kamu (mengganggu orang yang ada dalam jaminan-Nya sehingga) mengakibatkan kamu dituntut oleh Allah dengan sesuatu!”
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ahmad

Uraian

Hadis ini menjelaskan keutamaan salat Subuh; bahwa orang yang melaksanakan salat Subuh berada dalam lindungan Allah, yakni dalam pertolongan dan penjagaan-Nya. Dalam riwayat Abu Nu’aim di kitab Al-Mustakhraj (2/252, no.1467) disebutkan, “secara berjamaah." Kemudian Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- mengancam orang yang menyakiti orang yang telah melaksanakan salat Subuh dengan ancaman, “Jangan sekali-kali Allah menghukummu sebab perlakuanmu menyakiti seseorang yang berada dalam lindungan Allah, karena itu adalah penyebab siksa Allah -Ta'ālā- dan penyebab masuk neraka, semoga Allah melindungi kita darinya." Atau bisa juga bermakna, “Jangan sekali-kali kamu melalaikan salat Subuh!” Atau artinya adalah, “Janganlah melakukan perbuatan buruk sehingga Allah menghukummu karena engkau melanggar janji-Nya!" Hadis ini merupakan dalil bahwa salat Subuh laksana kunci untuk salat-salat yang dilakukan di siang hari, bahkan menjadi kunci bagi segala amal di sepanjang hari. Salat Subuh juga laksana satu perjanjian dengan Allah agar seorang hamba berkomitmen mentaati Rabb-nya -'Azzā wa Jallā- dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian

Tampilkan Terjemahan

...

Page 13

عن عبدالله بن عباس رضي الله عنهما مرفوعاً: «مَن عادَ مَريضا لم يحضُرهُ أجلُه، فقال عنده سَبعَ مراتٍ: أسأل الله العظيم، ربَّ العرشِ العظيم، أن يَشفيك، إلا عافاه الله من ذلك المرض».
[صحيح] - [رواه أبو داود والترمذي وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Abdullah bin Abbas -raḍiyallāhu 'anhumā, "Siaya yang menjenguk orang sakit sebelum ajalnya datang, lalu berdoa di sisinya tujuh kali: 'Aku memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Pemilik 'Arasy yang agung, agar menyembuhkanmu,' niscaya Allah menyembuhkannya dari penyakit tersebut."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi

Uraian

Hadis Ibnu Abbas -raḍiyallāhu 'anhumā- ini menjelaskan bahwa jika seseorang menjenguk orang sakit yang ajalnya belum datang," artinya bukan penyakit yang menyebabkan kematian si penderita, lalu mengucapkan doa, "Aku memohon kepada Allah Yang Mahagung, Pemilik 'Arasy yang agung, agar menyembuhkanmu," sebanyak tujuh kali niscaya Allah menyembuhkannya dari penyakit tersebut." Ini dilakukan jika ajalnya belum tiba, tetapi jika ajal telah tiba maka obat dan bacaan ini tidak berguna baginya. Sebab, Allah -Ta'ālā- telah berfirman, "Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (Al-A'rāf: 34).

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 14

عن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: «مَنْ فَطَّرَ صائمًا، كان له مِثْلُ أجْرِهِ، غَيْرَ أنَّهُ لاَ يُنْقَصُ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ».
[صحيح] - [رواه الترمذي وابن ماجه والنسائي في الكبرى والدارمي وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Zaid bin Khālid Al-Juhanī -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam-, beliau bersabda, “Siapa memberi hidangan buka puasa kepada orang yang berpuasa maka dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.”
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Dalam hadis ini terdapat penjelasan keutamaan memberi iftar (hidangan buka puasa) bagi orang yang berpuasa, serta anjuran dan motivasi untuk melakukannya, dan bahwasanya orang yang melakukannya dituliskan baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa tersebut. Ini merupakan anugerah besar dari Allah untuk hamba-hamba-Nya, karena di dalamnya terdapat spirit tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, memupuk rasa saling cinta dan solidaritas sesama Muslim. Menurut teks hadis ini bahwa seseorang yang memberi hidangan buka puasa, meskipun hanya sebiji kurma maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa. Untuk itu, seharusnya setiap insan berusaha sekuat tenaga memberi hidangan buka puasa kepada orang yang berpuasa sesuai kesanggupannya, apalagi bila mereka memang sangat membutuhkan karena miskin atau karena tidak ada orang lain yang bisa menyiapkan makanan buka puasa bagi mereka.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Sinhala Uyghur Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 15

عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: "من قال حين يسمع المؤذن: أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأنَّ محمداً عبده ورسولُه، رضيتُ بالله رباً وبمحمدٍ رسولاً وبالإسلام دِينا، غُفِرَ له ذَنْبُه".
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Sa'ad bin Abi Waqqāṣ -raḍiyallāhu 'anhu- dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwasannya beliau bersabda, "Siapa yang mendengar muazin lalu mengucapkan, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Aku rida Allah sebagai Rabb, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama, maka dosanya diampuni'."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

"Siapa yang mendengar muazin lalu mengucapkan" yakni, mendengar azannya, "Asyhadu an lā ilāha illallāh waḥdahu," (aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah semata), yakni, aku menetapkan dan mengakui serta memberitahukan bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah. Ucapannya, "Lā syarīka lahu" (tidak ada sekutu bagi-Nya) merupakan tambahan penguat. "Wa anna muḥammadan 'abduhu (sesungguhnya Muhammad hamba-Nya)" didahulukan untuk memperlihatkan penghambaan dan kerendahan hati. Ucapannya, "wa rasūluhu" (dan Rasul-Nya) ditampilkan untuk menceritakan kenikmatan. "Raḍītu billāhi rabban (aku rida Allah sebagai Rabb)", yakni, dengan rubūbiyyah-Nya, ulūhiyyah-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Ucapannya, "Wa bi muḥammadin rasūlan" (dan Muhammad sebagai Rasul) yakni, dengan segala apa yang dibawanya dan disampaikan kepada kami. Ucapannya, "Wa bil islāmi (dan dengan Islam)" yakni, dengan seluruh hukum Islam berupa perintah-perintah dan larangan-larangan. Ucapannya, "dīnan (sebagai agama kami)" yakni, secara keyakinan dan ketundukan. Ucapannya, "gufira lahu żanbuhu (maka dosanya diampuni)" yakni, dari dosa-dosa kecil. Zikir ini diucapkan ketika muazin mengumandangkan, "Asyhadu an lā ilāha illallāhu, asyhadu anna Muḥammadan rasūlullāh" dan bisa juga diucapkan setelah azan karena hadis tersebut mengandung dua kemungkinan.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 16

عن أبي سعيد الخدري وأبي هريرة رضي الله عنهما أَنهُما شَهِدَا عَلَى رسول اللَّه -صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم- أَنه قالَ: «من قال: لا إله إلا الله والله أكبر، صَدَّقه ربه، فقال: لا إله إلا أنا وأنا أكبر. وإذا قال: لا إله إلا الله وحده لا شريك له، قال: يقول: لا إله إلا أنا وَحدِي لا شريك لي. وإذا قال: لا إله إلا الله له الملك وله الحمد، قال: لا إله إلا أنا لي الملك ولي الحمد. وإذا قال: لا إله إلا الله ولا حول ولا قوة إلا بالله، قال: لا إله إلا أنا ولا حول ولا قوة إلا بي» وكان يقول: «من قالها في مرضه ثم مات لم تَطْعَمْهُ النار».
[صحيح] - [رواه الترمذي وابن ماجه. ملحوظة: ذكر النووي الحديث بتغيير يسير في لفظه عما في كتب التخريج المسندة، كما أن للحديث عدة ألفاظ]
المزيــد ...

...

Dari Abu Sa'īd Al-Khudri dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā-, keduanya bersaksi terhadap Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Siapa mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan Allah Mahabesar.' Tuhannya pun membenarkannya lalu berfirman, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku dan Aku Maha Besar.' Jika orang itu mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya.' Nabi bersabda, "Allah berfirman, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Ku.' Jika orang itu mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian.' Allah berfirman, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, milik-Ku kerajaan dan bagi-Ku segala pujian.' Jika orang itu mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali dari Allah.' Allah pun berfirman, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali dari-Ku.' Nabi bersabda, "Siapa mengucapkan zikir ini ketika sakit lalu ia meninggal dunia, niscaya api neraka tidak akan melahapnya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'īd Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhumā- dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bahwa Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- membenarkan seorang hamba ketika mengucapkan, "Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah." Allah berfirman, "Sesungguhnya tidak ada Tuhan yang hak selain Aku dan Aku Mahabesar." Jika hamba itu mengucapkan, "Allah Maha Besar dan tidak ada daya serta kekuatan selain dari Allah," demikian pula Allah membenarkannya. " Barangsiapa mengucapkan ini, "Tidak ada tuhan yang haq selain Allah dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali dari Allah," lalu ia meninggal dunia beserta zikir yang lainnya, maka sesungguhnya ia tidak akan terkena api neraka," yakni, hal itu menjadi sebab terhalangnya manusia dari api neraka. Hendaknya manusia menghafal zikir ini dan sering mengucapkannya saat dalam kondisi sakit sehingga dengan izin Allah -Ta'ālā-, ia wafat dalam kebaikan, in syā`a Allah -Ta'ālā.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...

Page 17

عن أبي مسعود البدري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخر سُورَةِ البَقَرَةِ في لَيْلَةٍ كَفَتَاه».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Abu Mas'ūd Al-Badriy -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah pada suatu malam, niscaya kedua ayat itu telah cukup (sebagai penjaga) baginya."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberitahukan bahwa siapa saja yang membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah di malam hari sebelum ia tidur maka Allah akan mencukupkannya (menjaganya) dari keburukan dan bahaya. Dikatakan juga bahwa makna dari "telah cukup baginya" yakni dua ayat itu sudah cukup baginya sebagai (pengganti) salat malam, atau cukup baginya sebagai (pengganti) wirid malam, atau bisa juga bermakna bahwa keduanya adalah batas kadar bacaan yang paling minimal dalam salat malam. Ada juga yang memaknainya dengan makna selain ini. Adapun semua makna yang disebutkan di atas maka semuanya benar karena sesuai cakupan lafal hadis.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Indian Sinhala Uyghur Kurdi Hausa Portugis Malayalam Telugu Sawahili Tamil Burma Thailand Jerman

Tampilkan Terjemahan

...

Page 18

عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ كِتاب الله فَلَهُ حَسَنَة، والحَسَنَة بِعَشْرِ أمْثَالِها، لا أقول: ألم حَرفٌ، ولكِنْ: ألِفٌ حَرْفٌ، ولاَمٌ حَرْفٌ، ومِيمٌ حَرْفٌ».
[صحيح] - [رواه الترمذي]
المزيــد ...

...

Ibnu Mas’ūd -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur`ān) maka baginya satu pahala kebaikan, dan satu pahala kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, aku tidak mengatakan bahwa alif lām mīm itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lām satu huruf, dan mīm satu huruf.”
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi

Uraian

Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan di dalam hadis ini bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa setiap muslim yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur`ān) maka pahalanya dari setiap satu huruf adalah sepuluh kebaikan. Sabda beliau, "Aku tidak mengatakan alif lām mīm satu huruf", yakni aku tidak mengatakan bahwa huruf yang tiga itu dihitung satu huruf, namun alif satu huruf, lām satu huruf, dan mīm satu huruf. Sehingga, orang yang membacanya diberi pahala tiga puluh pahala kebaikan. Ini merupakan kenikmatan yang agung dan pahala yang besar, maka sudah sepantasnya bagi setiap orang untuk memperbanyak membaca Kitab Allah -'Azza wa Jalla-.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Indian Sinhala Kurdi Portugis Malayalam Telugu Sawahili Tamil Burma Thailand Jerman

Tampilkan Terjemahan

...

Page 19

عن أبي لبابة بشير بن عبد المنذر رضي الله عنه : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَن لَم يَتَغنَّ بِالقُرآنِ فَليسَ مِنَّا».
[صحيح] - [رواه أبو داود]
المزيــد ...

...

Dari Abu Lubābah Basyīr bin 'Abdil-Munżir -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang tidak memperindah suaranya membaca Al-Qur`ān, maka bukan termasuk golongan kami."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Abu Daud

Uraian

Dalam hadis ini Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menganjurkan kita untuk memperindah suara ketika membaca Al-Qur`ān. Kata ini (at-Tagannī) memiliki dua makna, yang pertama: siapa yang tidak memperindah suaranya dengan Al-Qur`ān (saat membacanya) maka ia bukan termasuk orang yang menapaki petunjuk dan jalan kami. Makna yang kedua, yakni: siapa yang tidak mencukupkan diri dengannya (Al-Qur`ān), di mana ia mencari petunjuk dari selain Al-Qur`ān maka ia bukan golongan kami. Tentunya tidak diragukan lagi bahwa siapa yang mencari petunjuk dari selain Al-Qur`ān maka Allah akan menyesatkannya -wal 'iyāżu billāh (kita berlindung kepada Allah)-. Hadis ini menunjukkan bahwa seharusnya setiap insan memperindah suaranya saat membaca Al-Qur`ān dan mencukupkan diri dengannya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Sinhala Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 20

عن شداد بن أوس رضي الله عنه قال: حفِظتُ من رسول الله صلى الله عليه وسلم اثنتين قال: «إن الله مُحسنٌ يحبُّ الإحسانَ إلى كلِّ شيء، فإذا قتلتم فأحسِنوا القِتْلة، وإذا ذبحتم فأحسنوا الذَّبحَ، وليُحِدَّ أحدُكم شَفْرَتَه، وليُرِح ذبيحتَه».
[صحيح] - [رواه عبد الرزاق، وأصل الحديث في صحيح مسلم، ولفظه: «إن الله كتب الإحسان على كل شيء...» الحديث]
المزيــد ...

...

Dari Syaddād bin Aus -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Aku menghafal dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dua hal, beliau bersabda, 'Sesungguhnya Allah Mahabaik dan mencintai kebaikan dalam segala sesuatu, maka jika kalian membunuh (perang) perbaikilah cara kalian membunuh, dan jika kalian menyembelih maka perbaikilah cara kalian menyembelih, dan hendaklah seseorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan hewan sembelihannya'."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Abdurrazzāq

Uraian

Syaddād bin Aus -raḍiyallāhu 'anhu- mengabarkan bahwa beliau mempelajari dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dua hal. Pertama, sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Sesungguhnya Allah Maha Baik dan mencintai kebaikan kepada segala sesuatu", maka diantara nama-nama Allah adalah Al-Muḥsin, yaitu: Yang memberi karunia, Pemberi nikmat, maha Pengasih dan Penyantun. Allah yang maha Suci suka memberikan karunia, nikmat, rahmat dan kasih sayang kepada segala sesuatu. Adapun perkara kedua merupakan hasil dari perkara pertama, yaitu sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Jika kalian membunuh maka perbaikilah cara kalian membunuh dan jika kalian menyembelih maka perbaikilah cara kalian menyembelih, dan hendaklah seseorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan hewan sembelihannya". Maksudnya: jika kalian ingin membunuh jiwa yang dibolehkan untuk dibunuh seperti orang kafir harbi, orang murtad, membunuh pembunuh (kisas) atau lainnya, maka wajib bagi kalian memperbaiki cara dan bentuk pembunuhan tersebut. Begitu juga jika kalian menyembelih hewan, maka kalian wajib memperbaiki cara menyembelih dengan memudahkan sembelihan, menajamkan pisau, menyegerakan sembelihan dan sebagainya. Juga disunnahkan untuk tidak mengasah pisau di depan hewan sembelihan, dan tidak menyembelih di hadapan hewan lain, serta tidak menyeretnya menuju tempat penyembelihan.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Hausa

Tampilkan Terjemahan

...

Page 21

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «قال الله: كذَّبني ابنُ آدم ولم يكن له ذلك، وشتمني ولم يكن له ذلك، فأمَّا تكذيبُه إيَّايَ فقوله: لن يعيدَني، كما بدأني، وليس أولُ الخلق بأهونَ عليَّ من إعادتِه، وأما شتمُه إيَّايَ فقوله: اتَّخذَ اللهُ ولدًا، وأنا الأحدُ الصمد، لم ألِدْ ولم أولَد، ولم يكن لي كُفْؤًا أحدٌ».
[صحيح] - [رواه البخاري]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', Allah -Ta'ālā- berfirman, "Anak adam mendustakan-Ku padahal itu tidak boleh baginya, anak adam menghina-Ku padahal itu tidak boleh baginya. Adapun pendustaannya kepada-Ku yaitu perkataannya: Allah tidak akan membangkitkanku sebagaimana Ia menciptakanku, padahal tidaklah awal penciptaan lebih mudah bagi-Ku dari membangkitkan. Adapun penghinaannya kepada-Ku yaitu perkataannya: Allah mengambil anak, padahal Aku Maha Esa dan Akulah tempat bergantung, aku tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu apapun yang setara dengan-Ku.
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari

Uraian

Ini adalah hadis Qudsi yang mana Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menceritakan dari Rabbnya -'Azza wa Jall-a bahwasanya Dia berfirman, "Anak Adam mendustakan-Ku padahal hal tersebut tidak boleh baginya". Maksudnya: Aku didustakan oleh segolongan anak Adam, dan yang dimaksud adalah orang-orang yang mengingkari kebangkitan seperti kaum musyrik Arab dan selainnya dari para penyembah berhala dan orang-orang Nasrani -sebagaimana akan disebutkan pada potongan hadis ini- padahal tidak pantas bagi mereka mendustakan Allah, dan tidak pantas Allah didustakan. "Dan anak Adam menghina-Ku padahal itu tidak boleh baginya". Menghina adalah mensifati sesuatu yang mengandung perendahan dan pengurangan. Maksudnya adalah sebagian anak Adam mensifati Allah dengan sesuatu yang mengandung pengurangan, yaitu mereka menetapkan bahwa Allah mempunyai anak -sebagaimana yang akan disebutkan-, padahal tidak pantas bagi mereka menghina Allah, dan Allah tidak pantas untuk dihina. Kemudian Allah merinci apa yang telah Dia sebutkan secara global dengan mengatakan, "Adapun pendustaannya kepadaku adalah perkataannya: Dia tidak akan membangkitkanku sebagaimana Da menciptakanku". Maksudnya: adapun pendustaan hamba kepada Rabbnya adalah persangkaan dia bahwasanya Allah tidak akan menghidupkannya setelah kematiannya sebagaimana Allah menciptkannya awal mula dari sesuatu yang tidak ada, dan ini adalah kekufuran dan pendustaan. Kemudian Allah membantah mereka dengan firman-Nya, "Dan tidaklah awal penciptaan lebih ringan bagiku dari membangkitkan". Maksudnya: dan tidaklah awal penciptaan dari tidak ada lebih mudah bagiku dari menghidupkan setelah kematian, akan tetapi keduanya sama saja dalam kekuasaanku, bahkan biasanya mengembalikan lebih mudah dikarenakan adanya asal bangunan dan sisanya. Adapun perkataan Allah, "Adapun penghinaannya kepadaku adalah perkataannya: Allah mengambil anak". Maksudnya: mereka meyakini bahwa Allah mempunyai anak (Orang Yahudi mengatakan bahwa Uzair adalah putra Allah dan orang Nasrani mengatakan bahwa Al-Masīh adalah anak Allah), dan orang (musyrik) Arab mengatakan bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Ini adalah penghinaan dan perendahan kepada Allah, juga bentuk penyamaan Allah dengan makhluk-Nya. Kemudian Allah membantahnya dengan firman-Nya, "Aku adalah Al-Ahad", Yang Satu dan tidak ada yang menyamaiku dalam zat dan sifat, Yang Suci dari segala kekurangan dan mempunyai segala sifat-sifat yang sempurna. "Aṣ-Ṣamad", yang tidak butuh kepada siapapun dan segala sesuatu butuh kepada-Nya, yang sempurna dalam segala bentuk kemuliaan. "Aku tidak beranak", maksudnya: aku bukanlah bapak dari seorangpun. "Aku tidak diperanakkan", maksudnya: dan aku bukan anak dari seorangpun, karena Dia adalah yang pertama dan tidak ada permulaannya dan yang terakhir yang tidak ada ujungnya. "Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Ku", maksudnya: dan tidak ada yang seperti dan serupa dengan-Ku. Peniadaan sesuatu yang setara dengannya mencakup peniadaan bapak, anak, pasangan dan lain-lain.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 22

عن أنس بن مالك رضي الله عنه مرفوعاً: «وكَّلَ اللهُ بالرَّحِم مَلَكًا، فيقول: أيْ ربِّ نُطْفة، أيْ ربِّ عَلَقة، أيْ ربِّ مُضْغة، فإذا أراد اللهُ أن يقضيَ خَلْقَها، قال: أيْ ربِّ، أذكرٌ أم أنثى، أشقيٌّ أم سعيدٌ، فما الرزق؟ فما الأَجَل؟ فيكتب كذلك في بطن أُمِّه».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', Allah menugaskan untuk rahim satu malaikat, ia berkata, "Wahai Rabbku! Ini adalah setetes mani. Wahai Rabbku! Ini adalah segumpal darah. Wahai Rabbku! Ini adalah segumpal daging. Ketika llah ingin menakdirkan penciptaannya, malaikat berkata, "Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan? Sengsara atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Kapan ajalnya? Kemudian semua itu akan ditulis saat di perut ibunya."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- menugaskan untuk rahim satu malaikat, maksudnya: Allah -Ta'ālā- menjadikan satu malaikat dari sekian banyak malaikat untuk bertugas mengatur urusan rahim, yaitu tempat tumbuhnya bayi dalam perut ibunya. Lantas ia berkata: "Wahai Rabbku! Setetes mani", maksudnya: wahai Rabbku ini adalah setetes mani. Setetes mani ini adalah air mani seorang laki-laki. Begitu juga kalimat setelahnya, yaitu, "Wahai Rabbku! segumpal darah", maksudnya: wahai Rabbku ini adalah segumpal darah, dan segumpal darah adalah darah yang kental. Kemudian malaikat berkata: "Wahai Rabbku! Segumpal daging", maksudnya: wahai Rabbku ini adalah segumpal daging, maksudnya adalah sepotong daging. Dalam riwayat lain dijelaskan bahwasa masa setiap bagian ini adalah empat puluh hari. Kemudian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ketika Allah ingin menakdirkan penciptaannya", maksudnya: segumpal darah karena ia adalah tingkatan terakhir. Adapun maksud dari "qaḍa' (takdir)" disini adalah pelaksanaan penciptaannya dengan tiupan ruh kepadanya, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat lain. Itu terjadi setelah berlalu seratus dua puluh hari. Malaikat berkata, "Wahai Rabbku laki-laki atau perempuan?" Maksudnya: wahai Rabbku apakah dia laki-laki sehingga aku akan menulisnya atau perempuan? "Dia sengsara atau bahagia?" Maksudnya: apakah dia akan sengsara dan termasuk penghuni neraka sehingga aku tulis demikian atau bahagia dan termasuk penghuni surga untuk aku tulis seperti itu? "Bagaimana rezekinya?" Maksudnya: sedikit atau banyak? Berapa jumlahnya? "Kapan ajalnya?" Maksudnya: berapa umurnya? Panjang atau pendek? "Maka semua itu akan ditulis ketika berada di perut ibunya." Maksudnya: semua yang disebutkan itu akan ditulis sebagaimana yang Allah perintahkan, ketika sang anak masih dalam perut ibunya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 23

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذا أراد اللهُ بقومٍ عذابًا، أصابَ العذابُ من كان فيهم، ثم بُعِثوا على أعمالهم».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jika Allah hendak menimpakan azab kepada satu kaum, maka azab itu menimpa semua orang yang ada di tengah-tengah mereka. Setelah itu mereka dibangkitkan sesuai amalannya."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa Allah -'Azza wa Jalla- jika hendak menimpakan azab kepada satu kaum, yakni, ketika Allah hendak menyiksa satu kaum sebagai azab atas amal buruk mereka. "maka azab itu menimpa semua orang yang ada di tengah-tengah mereka." Yakni orang-orang yang ada di tengah-tengah mereka yang tidak sependapat dengan mereka. Allah membinasakan seluruh manusia ketika muncul kemungkaran dan kemaksiatan yang dilakukan secara terang-terangan. "Setelah itu mereka dibangkitkan sesuai amalannya." Yakni, setiap orang dibangkitkan sesuai dengan amalnya. Jika amalnya saleh, maka dia akan mendapatkan kesalehan, dan jika buruk, maka akhirnya adalah keburukan. Azab ini menjadi penyucian bagi orang-orang saleh dan pembalasan terhadap orang-orang fasik. Allah membangkitkan mereka sesuai dengan amalan mereka adalah keputusan yang adil, karena amal-amal saleh mereka hanya akan dibalas di akhirat. Adapun di dunia, apa pun ujian yang menimpanya, hanyalah untuk menghapus amal buruk yang telah mereka lakukan. Dengan demikian, azab yang dikirimkan Allah di dunia terhadap orang-orang yang berlaku zalim ini akan menimpa semua orang yang ada bersama mereka dan tidak mengingkari perbuatan mereka. Ini sebagai balasan bagi mereka atas sikap mereka. Selanjutnya pada hari kiamat kelak, masing-masing dibangkitkan dan diberi balasan sesuai amalnya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Kurdi Hausa

Tampilkan Terjemahan

...

Page 24

عن ابن عباس رضي الله عنهما موقوفًا عليه: «الكُرسِيُّ مَوْضِع القَدَمَين، والعَرْش لا يَقْدِرُ أحدٌ قَدْرَه».
[صحيح موقوفًا على ابن عباس -رضي الله عنهما] - [رواه عبد الله بن أحمد في السنة، وابن خزيمة في التوحيد]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Abbas -raḍiyallāhu 'anhuma- secara mauqūf sampai di dia, "Kursi adalah tempat kedua kaki dan 'Arsy tidak ada seorang pun yang mampu mengukurnya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab at-Tauḥīd

Uraian

"Kursi adalah tempat kedua kaki," Yakni, kursi yang disandarkan oleh Allah kepada diri-Nya, yaitu tempat kedua kaki Allah -Ta'ālā-. Makna yang dituturkan oleh Ibnu Abbas -raḍiyallāhu 'anhu-ma tentang kursi adalah pendapat yang popular di kalangan Ahlussunah dan itu yang tercatat darinya. Adapun yang diriwayatkan darinya bahwa kursi adalah ilmu, maka pendapat itu tidak benar. Demikian juga apa yang diriwayatkan dari Al-Hasan bahwa kursi adalah 'Arsy adalah lemah dan tidak benar "dan 'Arsy tidak ada seorang pun yang mampu mengukurnya." Yakni 'Arsy tempat Allah -Ta'ālā- bersemayam di atasnya adalah makhluk yang besar. Adapun ukuran bobot dan luasnya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah -Ta'ālā-.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Uyghur Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 25

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم ، يقول: «إنَّ قلوبَ بني آدم كلَّها بين إصبعين من أصابعِ الرحَّمن، كقلبٍ واحدٍ، يُصَرِّفُه حيث يشاء» ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «اللهم مُصَرِّفَ القلوبِ صَرِّفْ قلوبَنا على طاعتك».
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Abdullah bin Amru bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhuma-, ia mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya hati anak-anak Adam itu seluruhnya ada di antara dua jari-jari Allah Yang Maha Pengasih seperti satu hati. Dia memalingkannya ke arah yang dikehendaki-Nya." Selanjutnya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ya Allah, Żat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami atas ketaatan-Mu."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- memalingkan hati hamba-hamba-Nya dan lainnya kepada apa yang dikehendaki-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang mencegah-Nya dari itu dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari apa yang dikehendaki-Nya. Hati manusia seluruhnya di antara jari-jari Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-. Dia mengarahkannya kepada apa yang dikehendaki-Nya atas hamba sesuai dengan takdir yang telah ditetapkan Allah untuknya. Selanjutnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdoa,"Ya Allah, Żat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami dalam ketaatan-Mu." Yakni, wahai Żat yang membolak-balikkan hati dan mengarahkannya ke mana saja yang dikehendaki-Nya, arahkanlah hati kami kepada ketaatan-Mu dan teguhkan hati kami dalam ketaatan ini. Di sini tidak boleh menakwilkan jari-jari kepada makna kekuatan, kemampuan dan sebagainya. Tetapi harus menetapkannya sebagai salah satu sifat Allah -Ta'ālā- tanpa taḥrīf (merekayasa perubahan), ta'ṭīl (pengosongan) dan tanpa takyīf (mempertanyakan kaifiyatnya), dan tanpa tamṡīl (menyerupakannya).

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Portugis

Tampilkan Terjemahan

...

Page 26

عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال: احتَبسَ عنَّا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم ذات غداة من صلاة الصُّبح حتى كِدْنا نتراءى عينَ الشمس، فخرج سريعًا فثوَّب بالصلاة، فصلَّى رسول الله صلى الله عليه وسلم وتجوَّز في صلاته، فلمَّا سلَّم دعا بصوته فقال لنا: «على مَصَافِّكم كما أنتم» ثم انْفَتَل إلينا فقال: «أمَا إني سأحدِّثكم ما حبسني عنكم الغداة: إني قمتُ من الليل فتوضَّأت فصلَّيتُ ما قُدِّر لي فنعَستُ في صلاتي فاستثقلتُ، فإذا أنا بربي تبارك وتعالى في أحسن صورة، فقال: يا محمد قلت: لبَّيك ربِّ، قال: فيمَ يختصم الملأُ الأعلى؟ قلتُ: لا أدري ربِّ، قالها ثلاثا قال: «فرأيتُه وضع كفِّه بين كتفيَّ حتى وجدتُ بَردَ أنامله بين ثدييَّ، فتجلَّى لي كلُّ شيء وعرفتُ، فقال: يا محمد، قلتُ: لبَّيك ربِّ، قال: فيمَ يختصم الملأُ الأعلى؟ قلتُ: في الكَفَّارات، قال: ما هن؟ قلتُ: مشيُ الأقدام إلى الجماعات، والجلوسُ في المساجد بعد الصلوات، وإسباغُ الوضوء في المكروهات، قال: ثم فيمَ؟ قلت: إطعامُ الطعام، ولِينُ الكلام، والصلاةُ بالليل والناس نِيام. قال: سَلْ. قلت: اللهم إني أسألك فِعْلَ الخيرات، وتَرْكَ المنكرات، وحبَّ المساكين، وأن تغفر لي وترحمني، وإذا أردتَ فتنةً في قوم فتوفَّني غير مفتون، وأسألُك حبَّك وحبَّ مَن يحبُّك، وحبَّ عَمَلٍ يُقرِّب إلى حبِّك»، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إنها حقٌّ فادرسوها ثم تعلَّموها».
[صحيح] - [رواه الترمذي وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Mu'āż bin Jabal -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Suatu pagi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tertahan melakukan salat Subuh, hingga hampir saja kami melihat matahari. Tiba-tiba beliau keluar dengan tergesa-gesa lalu melaksanakan salat sunah sebelum salat wajib. Beliau melaksanakan salat dan menunaikan sekedar yang wajib saja. Usai mengucapkan salam, beliau memanggil lalu berkata kepada kami, "Tetaplah kalian di saf kalian semula." Selanjutnya beliau berpaling kepada kami lalu bersabda, "Sesungguhnya aku akan menceritakan kepada kalian apa yang telah menahanku dari kalian pagi ini. Tadi malam aku bangun lalu berwudu dan melaksanakan salat semampuku. Tiba-tiba aku merasakan kantuk dalam salatku, hingga terasa berat (dan tertidur). Tiba-tiba aku melihat Rabbku -Tabāraka wa Ta'ālā- dalam wujud-Nya yang paling indah. Dia berfirman, "Wahai Muhammad!" Aku menjawab, "Aku memenuhi seruan-Mu, wahai Rabbku." Dia bertanya, "Apa yang diperselisihkan oleh Al-Mala`ul A'la?" Aku menjawab, "Aku tidak tahu, wahai Rabbku." Dia bertanya seperti itu tiga kali." Beliau bersabda, "Aku lihat Allah meletakkan telapak tangan-Nya di pundakku hingga aku merasakan dingin jari-jari-Nya di antara dadaku hingga segala sesuatu tampak untukku dan aku pun tahu. Allah berfirman, "Wahai Muhammad!" Aku menjawab, "Aku memenuhi seruan-Mu, wahai Rabbku."Apa yang diperselisihkan oleh Al-Mala`ul A'la?" Aku menjawab, "Tentang kaftarāt." Allah bertanya, "Apa kaftarāt itu?" Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju salat jamaah, duduk di masjid setelah salat dan menyempurnakan wudu di waktu-waktu yang tidak disukai." Allah bertanya lagi, "Lantas apa lagi?" Aku menjawab, "Memberi makan, perkataan yang lembut dan salat di malam hari ketika manusia tidur." Allah berfirman, "Mintalah!" Aku menjawab, "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kemudahan melakukan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin dan Engkau mengampuni serta merahmatiku. Jika Engkau menghendaki adanya fitnah pada suatu kaum, maka wafatkanlah aku tanpa tertimpa fitnah. Aku juga memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang yang mencintai-Mu, dan mencintai amalan yang dapat mendekatkanku kepada cinta-Mu." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Sesungguhnya itu suatu kebenaran, karena itu pelajari lalu dalami (maknanya)!"
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi

Uraian

Mu'aż bin Jabal -raḍiyallāhu 'anhu- mengabarkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- suatu hari terlambat keluar menuju para sahabat untuk salat Subuh hingga matahari hampir terbit. Tiba-tiba beliau keluar dengan tergesa-gesa lalu memerintahkan untuk mengumandangkan iqamah. Lantas beliau mengimami mereka salat dan meringankannya. Usai salat, beliau memerintahkan para sahabat agar tetap berada di saf mereka masing-masing. Lantas beliau mengabarkan kepada mereka sebab keterlambatannya melakukan salat fajar, bahwasannya beliau bangun untuk mendirikan salat malam, lalu beliau berwudu dan melakukan salat beberapa rakaat sesuai kehendak Allah. Tiba-tiba beliau tertidur saat salat dan bermimpi melihat Rabbnya dalam wujud yang paling indah. Allah bertanya kepada beliau, "Apa yang diperbincangkan oleh para malaikat yang dekat dengan-Nya?" Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab, "Aku tidak tahu." Pertanyaan dan jawaban ini terulang tiga kali. Selanjutnya Allah -Subḥanāhu wa Ta'ālā- meletakkan telapak tangannya di antara pundak Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- hingga beliau merasakan dinginnya jari-jari Allah -Ta'ālā- di dadanya. Deskripsi Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tentang Rabbnya -'Azza wa Jalla- sebagaimana disifatinya adalah haq dan benar, harus diimani dan dibenarkan sebagaimana Allah -'Azza wa Jalla- mensifati diri-Nya disertai penafian penyerupaan-Nya (dengan makhluk). Orang yang merasakan kesulitan dalam memahami hal itu dan merasa samar baginya, hendaknya dia mengatakan sebagaimana Allah -Ta'ālā- memuji orang-orang yang dalam ilmunya dan mengabarkan tentang mereka bahwa mereka mengatakan tentang ayat-ayat yang mutasyābih, "Kami beriman kepadanya (Alquran), semuanya dari sisi Rabb kami." Dia tidak diberi beban dengan sesuatu yang tidak diketahuinya karena hal itu ditakutkan akan membinasakannya. Setiap kali orang-orang mukmin mendengar perkataan seperti itu, mereka berkata, "Inilah yang diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada kami. Maha Benar Allah dan Rasul-Nya." Hal itu menambah iman dan penyerahan diri mereka. Ketika Allah -Subḥanāhu wa Ta'ālā- meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua pundak Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka terbukalah baginya segala sesuatu dan mengetahui jawaban. Beliau bersabda, "Para malaikat itu berbincang-bincang, mendiskusikan dan berselisih mengenai amalan yang dapat menghapus kesalahan." Perselisihan mereka ini merupakan sikap bersegera yang mereka lakukan dalam menetapkan amalan-amalan itu dan membawanya naik ke langit atau mereka membicarakan keutamaan dan kemuliaannya. Amalan itu adalah berjalan menuju salat jamaah, duduk di masjid setelah selesai salat untuk zikir, membaca (Alquran), mendengarkan ilmu dan mengajarkannya, menyempurnakan wudu, dan menyampaikan (air wudhu) ke tempat-tempat yang disyariatkan dalam berbagai situasi di mana jiwa tidak suka untuk berwudu saat itu, seperti cuaca yang sangat dingin. Kemudian Allah berfirman kepada beliau, "Selanjutnya apa yang diperselisihkan oleh para malaikat yang dekat dengan-Nya?" Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab, "Memberi makan kepada manusia, berbicara kepada manusia dengan perkataan yang baik dan lembut, salat malam saat orang tidur." Allah -Subḥanāhu wa Ta'ālā- berfirman kepada beliau, "Mintalah kepada-Ku sesukamu." Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memohon kepada-Nya agar memberinya taufik untuk melaksanakan segala kebaikan dan meninggalkan segala keburukan, menjadikannya cinta kepada orang-orang miskin dan fakir, mengampuni dan merahmatinya. Dan apabila Allah hendak menimpakan fitnah kepada suatu kaum dan menyesatkan mereka dari kebenaran, hendaknya Dia mewafatkan beliau tanpa terkena fitnah dan tidak sesat, serta menganugerahkan kepada beliau agar dapat mencintai-Nya, mencintai orang yang mencintai-Nya, dan mencintai segala amalan yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Kemudian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan kepada para sahabatnya bahwa mimpi ini benar dan memerintahkan mereka agar mempelajarinya dan mendalami makna-makna dan hukum-hukumnya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Orang Vietnam Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA