Perubahan pasar tradisional ke pasar modern disebabkan oleh

kota surabaya digambarkan pada peta a dengan skala 1:75.000.oleh karena akan digunakan sebagai peta dasar arahan pembangunan, skala peta akan diubah m … enjadi 1:250.000.dengan demikian peta a akan mengalami perbesaran...a. dua kalib. tiga kalic. empat kalid. lima kali7.Fungsi dan syarat pada peta sebagai berikut. 1)menyajikan data tentang potensi suatu wilayah2) menggambarkan Bentuk-bentuk permukaanbumi3)jarak di peta sama dengan jarak di lapangan setelah dikalikan dengan skala4)menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. 5)bidang yang digambarkan setelah di hitung dengan skala akan sama dengan keadaan sebenarnya.syarat-syarat peta yang baik ditunjukan pada nomor...a. 1,4,5b. 1,2 dan 3c. 2,4,5d. 3,4,5​

5. Potensi keberagaman budaya dalam bidang pariwisata dapat dijadikan sebagai objek dan tujuan wisata sehingga bisa menghasilkan​

penguapan dengan membentukan awan tebal dapat menyebabkan terjadinya​

sebutkan 5 contoh makanan yang dikukus tanpa dibungkus​

Amatilah gambar dibawah ini !Ceritakan gambar tersebut kemudian buatlah pertanyaan dengan kalimat pertanyaan (apa, siapa,dimana,kapan,bagaimana,mengap … a) masing masing gambar minimal 3 pertanyaanTolong bantu jawab ya​

cari nama-nama bulan dalam bahasa Inggris dan artinya​

Sebuah logam massanya 180 gr dengan volume 65 cm3. Berapakah massajenis logam tersebut dan jenis logamnya apa?​

tlg dijawab y kkk......​

1. memiliki rata rata temperatur yg tinggi sepanjang tahun pernyataan diatas akibat letak astronomis Indonesia ditunjukkan oleh nomor​

hewan Mollusca mempunyai pelindung tubuh yang disebut​

Di Indonesia, konon pasar tradisional telah ada sejak zaman kerajaan Kutai Kertanegara pada abad ke 5 Masehi.

Dalam Indonesian Heritage, Ancient History (1996), dituliskan bahwa catatan pertama mengenai eksistensi pasar tradisional ditemukan pada abad ke-10. Catatan yang dimaksud adalah prasasti masa kerajaan Mpu Sindok yang menyebut pasar tradional dengan istilah Pkan.

Pasar tradisional dalam awal-awal keberadaannya memiliki peranan yang penting dalam perkembangan wilayah dan terbentuknya kota. Sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat, pasar tradisional telah mendorong tumbuhnya pemukiman-pemukiman dan aktivitas sosial-ekonomi lainnya di sekitar pasar tersebut, dan pada tahap selanjutnya berkembang menjadi pusat pemerintahan.

Pasar tradisional berawal dari sistem barter (pertukaran) barang sehari-hari yang dilakukan masyarakat setempat dengan para pelaut Tiongkok.

Sejak saat itu juga, pasar tradisional menjadi tonggak dalam memajukan dan menggerakan ekonomi kerakyatan serta menjadi miniatur kehidupan sosial, budaya, bahkan politik suatu masyarakat. Dalam perkembangan pasar tradisional, perempuan memiliki peran yang signifikan. Konstruksi gender yang melekat pada perempuan melatarbelakangi lahirnya berbagai peran penting tersebut, baik sebagai pembeli, penjual, maupun sebagai produsen yang memasok barang ke pasar.

Stamford Raffles mendokumentasikan dalam karyanya yang terkenal berjudul History of Java bahwa dalam budaya Jawa hanya perempuan yang pergi dan melakukan aktivitas di pasar. Menurutnya, laki-laki memiliki kapasitas yang lemah dalam pengelolaan keuangan sehingga perempuan mengambil alih peran mengatur belanja rumah tangga.

Selain itu, Anthony Reid juga menuliskan peran perempuan di pasar tradisional dalam bukunya Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 dengan mengutip seorang panglima Armada Portugis yang singgah di Maluku pada masa awal kolonialisme di Indonesia bahwa perempuan dalam perniagaan bertindak sebagai penjual dan pembeli serta mengembangkan budaya tawar menawar.

Peran tersebut, hingga saat ini, praktis tidak bergeser.

Bahkan perempuan memegang kendali terhadap keberlangsungan pasar tradisional. Mulai dari penentuan harga, jenis barang yang dijual, hingga pada ke mana barang tersebut akan didistribusikan, serta aktivitas lainnya. Secara kuantitas, meski tidak ada angka yang pasti, perempuan merupakan mayoritas dan menempati seluruh lapisan struktur di pasar tradisional, dari yang terendah hingga tertinggi, termasuk perempuan produsen yang menggunakan pasar tradisional untuk memasarkan hasil produksinya.

Berbeda dengan laki-laki yang secara kuantitas tidak banyak dan lebih berperan sebagai buruh penyedia jasa di pasar tradisional. Oleh karena itu, menjamurnya pasar modern menjadi ancaman tersendiri, baik bagi perempuan maupun bagi ekonomi kerakyatan secara umum.

Selain itu, pasar modern yang identik dengan minimnya interaksi juga dapat mencerabut masyarakat dari tradisi budayanya digantikan dengan gaya hidup individualistik yang tidak sesuai dengan corak masyarakat.

Di mana budaya tutur atau budaya penyampaian pesan dari mulut ke mulut melalui proses interaksi telah lama digunakan untuk menjaga tradisi dan pengetahuan lokal yang ada. Dan lagi-lagi peran perempuan tidak bisa dipandang remeh dalam proses tersebut. Sehingga bukan tidak mungkin jika kehadiran pasar modern juga akan berkontribusi pada hilangnya tradisi dan pengetahuan yang telah berkembang, termasuk tradisi yang berangkat dari pengalaman dan pengetahuan perempuan.

Di tengah era globalisasi dimana masyarakat dibuat candu dengan cara hidup praktis, pasar modern tentu lebih mendapatkan tempat sehingga pembangunannya juga lebih diprioritaskan. Argumentasi tersebut dapat dibuktikan dengan data yang menyebutkan bahwa pertumbuhan pasar modern jauh lebih tinggi hingga mencapai 31,4% dibandingkan dengan pasar tradisional yang bahkan kurang dari 0%, yakni -8,1% (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia, 2011).

Bahkan dalam kurun waktu 2007-2011, 3.800 pasar tradisional yang tersebar diberbagai wilayah lenyap (Kementerian Perdagangan, 2011) dialihfungsi menjadi pasar modern yang dimonopoli oleh perusahaan retail raksasa maupun infrastruktur lain yang juga melibatkan perusahaan. Belum lagi pasar tradisional juga mulai ditinggalkan karena masifnya kehadiran minimarket yang lebih dekat dengan konsumen dan tersebar hampir di setiap wilayah. Melihat fakta masifnya pembangunan pasar modern, angka tersebut masih sangat mungkin bertambah lebih besar di tahun 2019.

Perebutan ruang antara pasar tradisional dan pasar modern menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Pemerintah bukan tidak menyadari fungsi pasar tradisional sebagai penggerak ekonomi kerakyatan di mana puluhan juta orang, termasuk perempuan, menggantungkan hidupnya di sana. Namun sebagai pemegang otoritas politik, pemerintah kerap tidak menunjukan keberpihakannya.

Akhirnya, perempuan sebagai pelaku utama di pasar tradisional juga menjadi entitas yang paling rentan menjadi korban pemiskinan akibat kehilangan ruang yang menjadi sumber kehidupannya. Belum lagi ditambah lapisan beban lain yang diemban perempuan akibat konstruksi sosial yang langgeng.

Untuk mengentaskan permasalahan tersebut, diperlukan langkah afirmatif yang serius dari pemerintah. Pembatasan pembangunan pasar modern harus segera dimulai. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan penataan pasar tradisional agar dapat kembali diminati konsumen. Tentu upaya tersebut harus dilakukan dengan melibatkan secara aktif seluruh pelaku dalam pasar tradisional, termasuk perempuan.

Tahukah anda faktor yang menyebankan terjadinya trasformasi pasar tradisional menjadi pasar online? apa dampak yang di timbulkan? Serta bagaimana cara mengatasinya? Kita tidak bisa memungkiri bahwa perkembangan terknologi yang semakin pesat membawa banyak perubahan di dalam kehidupan manusia, tak terkecuali di sektor perdagangan.

Istilah jualan online sudah tidak asing lagi di dengar oleh telinga masyarakat Indonesia, terlebih lagi pada masa pandemi COVID-19 yang melanda tanah air bahkan sampai ke seluruh dunia. Akibat penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai daerah.

PromosiRekomendasi Merek Jeans Terbaik Pria & Wanita, Murah Banget!

Masyarakat mau tidak mau harus beraktifitas dari rumah, hal ini mengakibatkan omzet para pedagang tradisional menjadi menurun yang di akibatkan oleh jarangnya masyarakat pergi ke pasar. Namun dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, masyarakat saat ini mulai melakukan transaksi perdagangan menggunakan virtual atau biasa dikenal dengan istilah jual beli online. fenomena ini juga mengubah cara masyarakat bertransaksi yang awalnya menggunakan uang tunai sekarang lebih sering menggunakan uang elektronik.

Kegiatan jual beli online ini secara tidak langsung mengikis keberadaan para pedagang tradisional, hal ini di karenakan minat konsumen untuk berbelanja online lebih tinggi dari pada berbelanja di pasar tradisional. Kemudahaan serta kenyamanan dalam kegiatan transaksi jual beli online menjadi paktor pendorong masyaraakat lebih memilih berbelanja online ketimbang berbelanja di pasar tradisional.

Di sisi lain, kekhawatiran masyarakat untuk keluar rumah turut memukul denyut nadi pasar tradisional. Menurut Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 69,43% responden mengaku khawatir atau sangat khawatir keluar rumah dan 20,69% cukup khawatir keluar rumah, hal ini semakin mempersulit keberadaan pasar tradisional sebagai tempat transaksi jual beli masyarakat.

Perubahan ini membawa berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif di dalam kehidupan masyarakat. Dampak positif yang di timbulkan oleh transpormasi pasar tradisional menjadi pasar online yaitu mempermudah transaksi masyarakat yang pada awalnya harus pergi kepasar kini bisa di lakukan hanya di rumah saja.

Proses transaksi tidak harus menggunakan uang tunai kini bisa melakukan uang elektronik setra dapat membatasi intraksi antar masyaraakat guna memutus mata rantai penyebaran virus yang sedang melanda tanah air saat ini.

Kemudahan transaksi melalui kegiatan jual beli online tidak selamanya membawa dampak positif, karena dibalik kemudahan tersebut selalu ada dampak negatif di baliknya seperti maraknya penipuan yang terjadi pada saat transaksi contohnya barang yang tidak sesuai dengan gambar baik dari segi kualitas,ukuran,bentuk barang, dan lain sebagainya.

Perubahan pasar tradisional ke pasar modern disebabkan oleh

Terkikisnya eksistensi pasar tradisional sebagai tempat transaksi barang dan sekligus sebagai ladang mata pencaharian masyarakat yang belum terlalu mengenal teknologi setra dapat menghilangkan sumber mata pencaharian masyarakat yang ada di pasar tersebut seperti para tukang angkut barang.

Perubahan seperti ini sebenarnya bisa saja terjadi karna pemikiran masyarakat yang semakin berkembang serta pemanfaatan teknologi yang sangat baik, persaingan di sektor perdagangan juga sudah biasa terjadi, karna setiap pedagang pasti membuat berbagai strategi pemasaran agar barang yang di jual laku di pasaran tak terkecuali memanfaatkan teknologi yang ada.

Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya uang elektronik lebih sering di gunakan dari pada uang kertas. Adaptasi dengan berbagai kemajuan dan perubahan yang ada merupakan hal penting yang bisa di lakukan oleh masyarakat khususnya bagi para pelaku usaha agar tidak kalah saing dalam mengenbangkan usahanya, pemanpaatan teknologi yang sangat baik adalah kunci untuk memajukan usaya yang ada, karna pada sekarang ini para konsumen akan lebih memilih berbelanja dengan cara yang mudah, hemat waktu, terjangkau dan yang pastinya kekinian.

Kemauan para pelaku usaha untuk mencoba membuat trobosan baru merupakan salah satu cara meningkatkan omzet penjualannya. Lagipula kita tidak bisa menyalahkan perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, yang bisa kita lakukan adalah mencetuskan ide-ide baru yang lebih kreatif dan lebih inovatif agar para pelaku usaha tidak kalah dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.

Jika hanya mengandalkan cara berbisnis yang biasa-biasa saja, maka tidak menutup kemungkinan para pelaku usaha akan kalah dalam persaingan di dunia bisnis. Walaupun kita sering mendengar istilah “rezeki sudah ada yang atur” namun jika tidak di barengi dengan usaha maka tetap saja akan kalah dalam persaingan, karna yang lebih inovatif, menarik, dan kreatif akan lebih banyak peminatnya dari pada yang biasa-biasa saja.

Jangan menyalahkan perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang menyebabkan usaha yang anda geluti kalah bersaing di dunia bisnis namun carilah ide-ide baru yang lebih menarik, kreatif serta inovatif agar usaha anda bisa bersaing di dunia bisnis.

Lalu apakah keberadaan uang kertas akan terkikis akibat masyarakat lebih sering menggunakan uang elektronik? Jika di perhatikan lebih seksama memang pada saat sekarang ini masyarakat lebih sering menggunakaan uang elektronik namun itu tidaklah berpengaruh terlalu besar ke pada penggunaan uang kertas, hal ini di karnakan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan uang kertas sebagai alat transaksi walaupun itu pada saat bertransaksi di pasar online (jual beli online), karna di pasar online juga menerapkan system COD atau bayar di tempat (menggunakan uang kertas), jadi keberadaan uang kertas tidak akan terkikis oleh adanya uang elektronik.

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini". Klik link https://t.me/soloposdotcom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.